Orang dengan gangguan kepribadian borderline dengan perubahan suasana hati yang intens dan merasa tidak yakin tentang cara mereka memandang diri sendiri. Perasaan mereka terhadap orang lain dapat berubah dengan cepat, dan berubah dari sangat dekat menjadi sangat tidak suka. Perubahan perasaan ini dapat menyebabkan hubungan tidak stabil dan penderitaan emosional.
Gangguan Kepribadian Borderline (GKB) adalah suatu kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan fluktuasi suasana hati yang ekstrem, ketidakstabilan dalam hubungan interpersonal, dan impulsif. Penderita GKB mempunyai rasa takut yang sangat besar akan ditinggalkan dan kesulitan mengatur emosinya, terutama kemarahan. Mereka juga cenderung menunjukkan perilaku impulsif dan berbahaya, seperti mengemudi sembarangan dan mengancam akan melukai diri sendiri.
Lansia sering fluktuatif suasana hati yang ekstrem. (Sumber: foto LPC- Lansia) |
Gangguan Kepribadian Borderline (GKB), atau dalam bahasa Inggris "Borderline Personality Disorder" (BPD). GKB adalah gangguan mental yang memengaruhi pola pikiran, emosi, dan perilaku seseorang.
Beberapa ciri utama dari Gangguan Kepribadian Borderline termasuk:
😒 Ketidakstabilan Emosi:
Orang dengan GKB mungkin mengalami perubahan mendadak dalam perasaan mereka terhadap orang lain, diri mereka sendiri, dan dunia di sekitar mereka. Emosi irasional, termasuk kemarahan, ketakutan, kecemasan, kebencian, kesedihan, dan cinta yang tidak terkendali, sering berubah dan tiba-tiba. Perubahan ini biasanya hanya berlangsung beberapa jam dan jarang lebih dari beberapa hari.
😒 Hubungan yang Tidak Stabil:
Mereka cenderung memiliki hubungan interpersonal yang intens, tetapi sering bergejolak dan terasa tidak stabil. Penderita GKB merasa sulit menjaga hubungan pribadi yang sehat karena mereka cenderung mengubah pandangannya terhadap orang lain secara tiba-tiba dan dramatis. Mereka bisa berubah dari mengidealkan orang lain menjadi merendahkan mereka dengan cepat dan sebaliknya. Persahabatan, pernikahan, dan hubungan dengan anggota keluarga mereka sering kali kacau dan tidak stabil.
😒 Identitas yang Tidak Stabil:
Kesulitan dalam merasa memiliki identitas yang tetap atau merasa tidak yakin tentang siapa mereka sebenarnya. Orang dengan GKB sering kali memiliki citra diri yang terdistorsi atau tidak jelas dan sering merasa bersalah atau malu serta menganggap dirinya “buruk”. Mereka mungkin juga mengubah citra diri mereka secara tiba-tiba dan dramatis, yang ditunjukkan dengan tiba-tiba mengubah tujuan, opini, karier, atau teman. Mereka juga cenderung menyabot kemajuan mereka sendiri. Misalnya, mereka mungkin sengaja gagal dalam ujian, merusak hubungan, atau dipecat dari pekerjaan.
😒 Impulsivitas:
Kebiasaan melakukan tindakan impulsif yang mungkin berisiko, seperti penggunaan narkoba, perilaku seksual berisiko, atau pengeluaran uang yang tidak terkendali. Perilaku mengemudi sembrono, berkelahi, berjudi, penggunaan narkoba, makan berlebihan dan/atau aktivitas seksual yang tidak aman sering terjadi pada penderita BPD.
Melakukan tindakan impulsif yang berisiko. (Sumber: foto canva.com) |
😒 Ketakutan akan Pengabaian:
Orang dengan GKB sering sangat takut akan ditolak atau ditinggalkan oleh orang yang mereka cintai. Penderita GKB biasanya merasa tidak nyaman sendirian, ketika merasa ditinggalkan atau diabaikan, mereka akan merasakan ketakutan atau kemarahan yang luar biasa. Mereka mungkin melacak keberadaan orang yang mereka cintai atau menghentikan mereka untuk pergi. Atau mereka mungkin mendorong orang menjauh sebelum menjadi terlalu dekat untuk menghindari penolakan.
😒 Perasaan Kehampaan:
Mereka mungkin merasa hampa atau kosong secara emosional. Banyak penderita GKB merasa sedih, bosan, tidak terpenuhi, atau “kosong”. Perasaan tidak berharga dan membenci diri sendiri juga sering terjadi.
😒 Riwayat Tindakan Yang Merugikan Diri:
Beberapa orang dengan GKB mungkin melakukan tindakan merugikan diri seperti pemotongan diri atau percobaan bunuh diri. Membakar atau melukai dirinya sendiri atau mengancam untuk melakukannya. Mereka mungkin juga memiliki pikiran untuk bunuh diri. Tindakan merusak diri ini biasanya dipicu oleh penolakan, kemungkinan pengabaian, atau kekecewaan terhadap pengasuh atau kekasih.
💬 Gangguan Kepribadian Borderline adalah kondisi yang kompleks dan dapat memengaruhi kehidupan seseorang secara signifikan
Ketidakstabilan dalam hubungan inter personal, dan impulsif (Sumber: foto canva.com ) |
Gangguan Kepribadian Borderline (GKB) adalah kondisi yang kompleks, dan penyebab pastinya tidak dapat diidentifikasi dengan jelas. Namun, ada beberapa faktor risiko yang telah diidentifikasi yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan GKB.
Faktor-faktor risiko GKB ini termasuk:
💧 Faktor Genetik:
Ada bukti bahwa GKB dapat memiliki komponen genetik. Jika Anda memiliki anggota keluarga yang menderita GKB, Anda mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan ini.
💧 Faktor Lingkungan:
Beberapa pengalaman lingkungan selama masa kanak-kanak dan masa remaja dapat meningkatkan risiko GKB, seperti:
💧 Trauma atau Pelecehan:
Pengalaman traumatis seperti pelecehan seksual, fisik, atau emosional selama masa kanak-kanak dapat meningkatkan risiko GKB.
Pengalaman traumatis dapat meningkatkan risiko GKB (Sumber: foto canva.com) |
💧 Ketidakstabilan Keluarga:
Tumbuh dalam keluarga yang tidak stabil, konflik, atau disfungsional dapat memengaruhi perkembangan kepribadian dan meningkatkan risiko GKB.
💧 Kehilangan Orang Tua atau Penolakan:
Kehilangan orang tua karena perceraian, kematian, atau penolakan bisa menjadi faktor risiko.
💧 Faktor Neurobiologis:
Gangguan aktivitas otak atau ketidakseimbangan neurotransmiter tertentu (zat kimia di otak yang mengatur mood dan perilaku) juga dapat memainkan peran dalam perkembangan GKB.
💧 Riwayat Gangguan Jiwa Lainnya:
Jika seseorang memiliki riwayat gangguan jiwa lainnya seperti depresi, kecemasan, atau gangguan makan, risiko mereka untuk mengembangkan GKB juga dapat meningkat.
Riwayat gangguan jiwa dapat meningkatkan GKB. (Sumber: foto canva.com) |
💧 Stres Kronis:
Paparan terus-menerus terhadap stres kronis dalam hidup, termasuk konflik antarpribadi yang berkepanjangan, dapat berkontribusi pada perkembangan GKB.
💧 Kurangnya Dukungan Sosial:
Tidak memiliki sistem dukungan sosial yang kuat atau hubungan yang sehat dengan orang lain dapat meningkatkan risiko GKB.
Pengobatan Gangguan Kepribadian Borderline (GKB) melibatkan pendekatan yang komprehensif dan individual. Terapi psikoterapi adalah komponen utama dalam pengobatan GKB.
Beberapa terapi yang telah terbukti efektif dalam mengelola gejala GKB termasuk:
📼 Terapi Dialektikal Perilaku (Dialectical Behavior Therapy, DBT):
DBT adalah terapi yang paling sering direkomendasikan untuk pengobatan GKB. Terapi ini membantu individu mengatasi impulsivitas, mengelola emosi yang kuat, dan membangun keterampilan interpersonal yang sehat.
📼 Terapi Kognitif Perilaku (Cognitive-Behavioral Therapy, CBT):
CBT dapat membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang tidak sehat yang mungkin berkontribusi pada gejala GKB.
📼 Terapi Psikodinamik:
Terapi ini dapat membantu individu memahami akar masalah emosional mereka dan bekerja melalui konflik emosional yang mungkin mendasari gejala GKB.
📼 Terapi Kelompok:
Terapi dalam kelompok dapat membantu individu dengan GKB berinteraksi dengan orang lain, belajar dari pengalaman orang lain, dan mengembangkan keterampilan sosial yang lebih baik.
📼 Terapi Keterampilan Antarpersonal:
Terapi ini fokus pada pengembangan keterampilan interpersonal yang sehat dan membangun hubungan yang lebih stabil.
📼 Terapi Farmakologi:
Meskipun obat-obatan tidak digunakan sebagai pengobatan utama GKB, mereka kadang-kadang digunakan untuk mengatasi gejala tertentu seperti depresi, kecemasan, atau impulsivitas. Pemilihan obat harus dilakukan oleh seorang psikiater yang berpengalaman.
💬 Selain terapi, manajemen stres dan self-care sangat penting dalam pengobatan GKB. Ini termasuk latihan fisik teratur, pola tidur yang sehat, nutrisi yang baik, dan penghindaran penggunaan alkohol atau obat-obatan.
Pengobatan GKB sering kali memerlukan waktu yang lama dan komitmen yang kuat. Penting untuk bekerja sama dengan seorang profesional kesehatan mental yang memiliki pengalaman dalam merawat GKB. Terapi harus diarahkan oleh tujuan individu dan perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kemajuan yang terjadi.
Sumber:
https://www.nimh.nih.gov/health/topics/borderline-personality-disorder
https://www.nhs.uk/mental-health/conditions/borderline-personality-disorder/overview/
https://www.samhsa.gov/mental-health/borderline-personality-disorder