Urtikaria dikenal sebagai "ruam gatal" atau "ruam biduran," adalah kondisi kulit yang ditandai dengan munculnya bercak merah yang gatal dan meningkat menjadi bengkak. Urtikaria biasanya bersifat sementara dan dapat muncul secara tiba-tiba. Bercak-bercak ini disebut juga sebagai "urtika" atau "papula urtikaria."
Urtikaria atau ruam biduran bersifat sementara. (Sumber: foto pens 49 ceria) |
Urtikaria dibedakan sebagai berikut:
Urtikaria akut, jika ruam hilang sepenuhnya dalam waktu enam minggu (kebanyakan kasus berlangsung 24 hingga 48 jam)
Urtikaria kronis, dalam kasus yang jarang terjadi, di mana ruam tetap ada atau hilang timbul selama lebih dari enam minggu, sering kali selama bertahun-tahun
Urtikaria ditandai dengan kulit muncul bercak merah yang gatal. (Sumber: foto canva.com) |
Gejala utama dari urtikaria adalah:
👉 Ruam kulit:
Bercak merah atau putih yang terasa gatal dan meningkat menjadi bengkak, biasanya berdiameter beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter. Bercak ini dapat muncul di berbagai bagian tubuh.
👉 Gatal:
Gatal yang intens dapat menyertai urtikaria, dan rasa gatal ini dapat sangat mengganggu penderitanya.
Beberapa ciri urtikaria pada lansia:
👆 Bercak Merah yang Gatal:
Lansia yang mengalami urtikaria akan mengalami munculnya bercak merah di kulit yang terasa gatal. Bercak ini dapat berbentuk seperti lepuh atau benjolan dan dapat muncul secara tiba-tiba.
👆 Bengkak:
Bercak-barcak pada kulit biasanya akan meningkat menjadi bengkak. Bengkak ini dapat terjadi di berbagai bagian tubuh.
👆 Ruam Berpindah-pindah:
Ciri khas urtikaria adalah ruam yang berpindah-pindah, artinya bercak-bercak dapat muncul di satu area kulit, menghilang, dan kemudian muncul di area kulit yang lain.
👆 Gatal Intens:
Rasa gatal yang intens seringkali menyertai urtikaria. Gatal ini bisa sangat mengganggu dan dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
👆 Durasi Bervariasi:
Urtikaria bisa bersifat akut (berlangsung kurang dari 6 minggu) atau kronis (berlangsung lebih dari 6 minggu). Pada lansia, urtikaria bisa menjadi masalah yang berulang atau kronis, tetapi juga dapat terjadi secara akut.
Urtikaria dapat dipicu oleh berbagai faktor, dan seseorang yang rentan terhadap urtikaria mungkin mengalami reaksi akibat satu atau lebih faktor berikut:
💩 Alergi:
Alergen seperti makanan tertentu (contohnya, kacang, seafood, telur), obat-obatan (seperti antibiotik atau aspirin), serbuk sari, bulu hewan peliharaan, atau debu dapat menjadi pemicu urtikaria alergi. Ini adalah salah satu penyebab paling umum urtikaria.
Urtikaria karena alergi terhadap makanan tertentu. (Sumber: foto canva.com) |
💩 Faktor Lingkungan:
Faktor lingkungan tertentu seperti cuaca panas dan lembap, suhu dingin, paparan sinar matahari, kelembaban, atau gigitan serangga tertentu (seperti nyamuk atau lebah) dapat memicu urtikaria.
💩 Stres:
Stres fisik atau emosional dapat menjadi pemicu urtikaria pada beberapa individu. Reaksi tubuh terhadap stres dapat menyebabkan pelepasan histamin, yang dapat mengakibatkan bercak kulit dan gatal.
💩 Infeksi:
Beberapa jenis infeksi, seperti infeksi virus atau bakteri, dapat menyebabkan urtikaria. Ini termasuk infeksi seperti pilek, flu, atau infeksi saluran pernapasan atas lainnya.
💩 Autoimun:
Urtikaria autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dirinya sendiri dan dapat menyebabkan urtikaria kronis.
💩 Fisik:
Beberapa individu dapat mengalami urtikaria sebagai respons terhadap rangsangan fisik tertentu, seperti tekanan kulit (urtikaria dermografik), panas (urtikaria panas), atau dingin (urtikaria dingin). Getaran, misalnya akibat jogging atau penggunaan mesin pemotong rumput. Tekanan pada kulit, seperti dari ikat pinggang yang ketat
💩 Makanan atau Minuman:
Beberapa makanan atau minuman tertentu, seperti alkohol, makanan pedas, makanan yang mengandung histamin (seperti anggur merah), atau makanan yang mengandung bahan tambahan tertentu, dapat memicu urtikaria pada beberapa individu.
Makanan tertentu dapat memicu urtikaria pada lansia. (Sumber: foto canva.com) |
💩 Obat-obatan:
Beberapa obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), atau obat penurun tekanan darah, dapat menjadi pemicu urtikaria pada beberapa orang.
Mencegah urtikaria pada lansia dapat melibatkan beberapa langkah untuk mengurangi risiko terjadinya reaksi alergi atau respons kulit yang berlebihan.
Beberapa langkah yang dapat membantu mencegah urtikaria pada lansia:
✂ Identifikasi Pemicu:
Jika seorang lansia memiliki riwayat urtikaria atau alergi tertentu, sangat penting untuk mengidentifikasi pemicu yang memicu reaksi alergi. Ini dapat mencakup makanan, obat-obatan, bahan kimia, atau faktor lingkungan tertentu. Dengan mengetahui pemicu, langkah-langkah dapat diambil untuk menghindarinya.
✂ Hindari Alergen:
Jika pemicu urtikaria telah diidentifikasi, usahakan untuk menghindari paparan terhadap alergen tersebut. Misalnya, jika seseorang alergi terhadap makanan tertentu, hindari makanan tersebut dalam diet mereka.
✂ Gunakan Obat-obatan dengan Hati-hati:
Jika seseorang memerlukan obat-obatan tertentu, seperti antibiotik atau obat lain yang diketahui dapat menyebabkan reaksi alergi pada mereka, berbicaralah dengan dokter atau apoteker tentang opsi pengganti yang lebih aman.
✂ Hindari Paparan Lingkungan Ekstrem:
Faktor lingkungan seperti suhu ekstrem, sinar matahari berlebihan, atau kelembapan yang tinggi dapat memicu urtikaria pada beberapa individu. Usahakan untuk menjaga kenyamanan lingkungan fisik lansia Anda dan hindari paparan yang dapat memicu reaksi.
✂ Kelola Stres:
Stres fisik atau emosional dapat memicu urtikaria pada beberapa orang. Membantu lansia dalam mengelola stres dapat membantu mengurangi risiko munculnya urtikaria. Ini dapat mencakup teknik relaksasi, meditasi, atau olahraga yang ringan.
✂ Lakukan Perawatan Kulit yang Baik:
Menggunakan pelembap kulit secara teratur dapat membantu menjaga kulit tetap sehat dan mengurangi risiko iritasi yang dapat memicu urtikaria.
✂ Pantau Kesehatan:
Lansia yang rentan terhadap urtikaria atau memiliki riwayat alergi harus menjalani pemeriksaan rutin oleh dokter. Ini akan membantu dalam mengidentifikasi dan mengelola gejala secara dini.
Mengobati urtikaria pada lansia melibatkan pendekatan yang sama seperti yang digunakan untuk mengobati urtikaria pada kelompok usia lainnya. Namun, perlu diperhatikan bahwa pengobatan pada lansia harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan mereka yang mungkin berbeda.
Beberapa langkah umum dalam mengobati urtikaria pada lansia:
👳 Konsultasikan dengan Dokter:
Jika seorang lansia mengalami gejala urtikaria, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter atau profesional medis. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat medis, dan mungkin melakukan tes untuk mengidentifikasi penyebab urtikaria.
👳 Antihistamin:
Obat antihistamin sering digunakan sebagai pengobatan pertama untuk mengatasi gejala urtikaria. Antihistamin bekerja dengan mengurangi pelepasan histamin dalam tubuh, yang merupakan penyebab utama gatal dan pembengkakan. Lansia harus mengikuti dosis yang diresepkan oleh dokter mereka, dan perhatikan efek samping yang mungkin terjadi, seperti mengantuk.
👳 Kortikosteroid Topikal:
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan krim atau salep kortikosteroid topikal untuk mengurangi peradangan dan gatal di kulit.
👳 Obat-obatan Tambahan:
Jika antihistamin tidak efektif dalam mengendalikan gejala atau jika urtikaria menjadi kronis, dokter mungkin meresepkan obat-obatan tambahan seperti kortikosteroid oral, antagonis reseptor leukotrien, atau obat imunosupresan dalam kasus yang lebih parah.
👳 Penghindaran Pemicu:
Jika pemicu urtikaria telah diidentifikasi, lansia harus menghindari paparan terhadap pemicu tersebut sebisa mungkin.
👳 Pemantauan Rutin:
Lansia yang mengalami urtikaria perlu dipantau secara rutin oleh dokter mereka untuk memastikan efektivitas pengobatan dan mengidentifikasi perubahan dalam kondisi mereka.
👳 Perubahan Gaya Hidup:
Memperhatikan pola makan sehat, mengelola stres, dan menjaga kesehatan kulit dengan perawatan yang baik dapat membantu mengurangi risiko gejala urtikaria.
👳 Edukasi dan Dukungan Psikologis:
Memberikan edukasi kepada lansia tentang urtikaria dan memberikan dukungan psikologis penting untuk membantu mereka menghadapi kondisi ini secara emosional.
Pengobatan urtikaria harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan riwayat medis individu lansia. Oleh karena itu, selalu penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang sesuai dan mengikuti petunjuk dokter dengan cermat. Jika gejala urtikaria berlanjut atau memburuk, segera konsultasikan dengan dokter untuk penyesuaian perawatan yang dibutuhkan.
Sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4219970
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36649801/
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S2213219823000685
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-hives/symptoms-causes/syc-20352719