Thursday, 31 January 2019

Hati-hati Gejala Penyakit Mental Pada Lansia

Lansia Potensial dan tangguh di LPC
       Bila Anda memiliki ayah, ibu, paman, bibi atau saudara, mungkin juga tetangga yang sudah mulai tua atau memasuki lansia. Tahukah Anda bahwa sekitar 20% orang dewasa berusia 55 atau lebih telah mengalami beberapa jenis masalah kesehatan mental, tetapi mungkin hanya satu dari tiga orang lansia tersebut tidak menerima perawatan.

 Anda mungkin tidak terkejut membaca laporan bahwa masalah kesehatan mental yang paling umum di antara orang tua adalah gangguan kognitif yang parah atau demensia (pikun). Diperkirakan 5 juta orang dewasa berusia 65 dan lebih  saat ini menderita penyakit Alzheimer - sekitar 11% lansia, menurut Asosiasi Alzheimer. Gangguan depresi dan suasana hati juga cukup luas di antara orang dewasa yang lebih tua, dan yang mengganggu, mereka sering tidak terdiagnosis dan tidak diobati .

The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) berpusat di Amerika serikat melaporkan bahwa 5% lansia 65 dan atau lebih tua dilaporkan mengalami depresi saat ini dan sekitar 10,5% didiagnosis depresi pada suatu saat dalam hidup mereka. Sering bersamaan dengan depresi, kecemasan juga merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang lebih umum di kalangan orang tua. 

Gangguan kecemasan mencakup berbagai masalah, mulai dari sindrom penimbunan dan gangguan obsesif-kompulsif hingga fobia dan gangguan stres pasca trauma . Sekitar 7,6% dari mereka yang berusia di atas 65 tahun telah didiagnosis dengan gangguan kecemasan pada beberapa titik dalam hidup mereka, kata CDC. 

Salah satu masalah yang dengan diagnosis dan pengobatan penyakit mental pada lansia adalah kenyataan bahwa orang dewasa yang lebih tua lebih mungkin melaporkan gejala fisik daripada keluhan kejiwaan. Namun, tekanan emosional dan fisik normal yang seiring dengan penuaan menjadi faktor risiko penyakit mental, seperti kecemasan dan depresi.

The Geriatric Mental Health Foundation mendata sejumlah pemicu potensial untuk penyakit mental pada lansia: 

1.Penyalahgunaan alkohol atau zat berbahaya
2.Perubahan lingkungan, seperti pindah ke kehidupan yang dibantu.
3.Penyakit penyebab demensia (misalnya. Penyakit Alzheimer)
4.Penyakit atau kehilangan orang yang dicintai
5.Penyakit jangka panjang (misalnya, Kanker atau penyakit jantung)
6.Interaksi dengan obat
7.Cacat fisik
8.Penyakit fisik yang dapat memengaruhi emosi, daya ingat dan pikiran
9.Pola makan atau gizi buruk

Waspadai 10 Gejala Penyakit Mental di bawah ini, bersama dengan bertambahnya usia orang yang kita kasihi, wajar saja jika beberapa perubahan terjadi. Namun, kelupaan yang teratur adalah satu hal; kehilangan kognitif atau ingatan yang persisten adalah hal lain dan berpotensi serius. 

Hal yang sama berlaku untuk kecemasan ekstrem atau depresi jangka panjang. Anda harus mengawasi tanda-tanda peringatan berikut, yang dapat mengindikasikan masalah kesehatan mental: 
1.Perubahan penampilan atau pakaian, atau masalah mempertahankan rumah atau halaman.
2.Kebingungan, disorientasi, masalah dengan konsentrasi atau pengambilan keputusan.
3.Menurunkan atau menambah nafsu makan; perubahan berat.
4.Suasana hati depresi berlangsung lebih dari dua minggu.
5.Perasaan tidak berharga, rasa bersalah yang tidak pantas, tidak berdaya, pikiran bunuh diri.
6.Kehilangan memori, terutama masalah memori baru atau jangka pendek.
7.Masalah fisik yang tidak dapat dijelaskan: pegal-pegal, sembelit, dll.
8.Penarikan sosial; kehilangan minat pada hal-hal yang dulu menyenangkan.
9.Kesulitan menangani keuangan atau bekerja dengan angka.
10.Kelelahan yang tidak dapat dijelaskan, kehilangan energi atau perubahan tidur.

Jangan ragu mencari bantuan jika orang yang Anda kasihi mengalami salah satu gejala di atas, bawa ke klinik untuk mendapat pengobatan. Ada banyak profesional di luar sana yang bersedia membantu, termasuk dokter keluarga Anda, yang selalu merupakan tempat yang baik untuk memulai. Anda juga dapat berkonsultasi dengan konselor, psikiater geriatri atau psikolog. Bagian yang terpenting adalah tidak menderita sendirian. Dengan upaya gabungan dari pengasuh, keluarga, teman, dan profesional kesehatan mental, Anda dapat membantu menangkal penyakit mental pada orang yang kita cintai yang lebih tua dan memastikan mereka berada di jalur yang benar menuju lansia yang sehat.


(Sumber:Aplaceformom)



Thursday, 24 January 2019

Bisnis Untuk Lansia, Siapa Takut

Bisnis lansia


Usia sudah 70 tahun tetapi tetap semangat dan sukses berwirausaha

           Umur terkadang bisa jadi hambatan seseorang untuk berwirausaha. Merasa terlalu muda, terlalu tua, merasa kurang pengalaman, merasa fisik sudah tidak kuat, pasrah dengan apa yang sudah dimiliki.

Kita sering melihat orang tua dengan usia 40 tahun ke atas merasa minder saat ingin berwirausaha. Entah karena merasa usia mereka yang sudah terlalu tua, takut dikalahkan oleh generasi muda, atau merasa telat memulai.

Jika Anda menemukan orang seperti itu, bergabunglah dengan LPC (Lansia Preneur Community) agar termotivasi, karena orang- orang di bawah ini juga memulai bisnis mereka di usia senja dan sukses.

1. COLONEL SANDERS (KFC)
Kisah Colonel Sanders tentang usahanya menawarkan resep ayam goreng ke restoran-restoran dan ditolak menjadi inspirasi banyak pengusaha. 

Di usia senjanya, yakni 65 tahun, ia baru sukses mendirikan restoran KFC dan resep ayam gorengnya disukai banyak kalangan. Padahal seharusnya di usia tersebut ia sudah harus istirahat di rumah dan menikmati masa tua tapi Colonel Sanders tidak. Ia memantapkan diri untuk membangun bisnis ayam gorengnya hingga sukses.

2. JOHN PEMBERTON (COCA COLA)
Siapa sangka jika formula minuman Coca Cola baru ditemukan saat usia John Pemberton 55 tahun? Usia di mana seharusnya ia pensiun dari dunia kerja!

Jangan dikira setelah formula Coca Cola ditemukan, John Pemberton langsung sukses. Perlu waktu lama dan kerja ekstra keras untuk membuat Coca Cola diterima masyarakat, mengingat Coca Cola adalah jenis minuman baru. Sudah menjadi rahasia umum jika dulu Coca Cola hanya terjual beberapa botol saja di tahun pertama penjualannya.

3. ARIANA HUFFINGTON (HUFFINGTON POST)
Sebagai salah satu media terbesar di Amerika, siapa sangka jika Ariana, si pendiri Huffington Post, baru menuai kesuksesan di usia 54 tahun? Jika di usia tersebut banyak orang yang mulai pensiun, Ariana justru baru berhasil mencicipi manisnya hasil kerja kerasnya selama puluhan tahun.

Ariana memang aktif dalam dunia jurnalistik sejak muda dan sempat mengeluarkan buku best seller. Sempat gagal di dunia politik, Ariana justru baru sukses di usia senja dengan bisnis surat kabarnya.

4. RAY KROC (MC DONALD’S)
Meskipun profesi awalnya adalah penjual susu keliling, tak membuat Ray Kroc minder dan menjadi pengusaha franchise sukses. Pembentukan franchise Mc Donald’s berawal saat ia bertemu Richard dan Maurice Mc Donald yang sedang membuka bisnis restoran ayam di California.

 Ia berhasil membujuk mereka berdua untuk mem-franchisekan restoran mereka. Tepat di usia ke-52 tahun Ray Kroc, Mc Donald’s sukses menjadi franchise restoran ayam yang terkenal di Amerika.

5. ADOLF DASSLER (ADIDAS)
Adolf Dassler juga baru mendulang kesuksesan di usia 49 tahun, tepat setahun sebelum teman-teman seangkatannya memilih untuk pensiun.

Sejak kecil Adolf Dassler memang sudah menyukai pembuatan sepatu. Ia pun berlatih membuat sepatu sejak kecil. Namun siapa sangka kerja kerasnya membutuhkan waktu puluhan tahun untuk membuat brand Adidas sebesar sekarang?

6. SUICHIRO HONDA
Baru mengenyam kesuksesan di usia 42 tahun tak membuat Suichiro Honda patah semangat. Setelah mengalami penolakan besar oleh Toyota, ia pun berinisiatif untuk berbisnis otomotif sendiri. 

Produk utamanya adalah piston dan velg ruji dari logam.Berkutat di industri otomotif tidak mudah. Selain ada raksasa otomotif Jepang bernama Toyota, Suichiro Honda juga harus merelakan masa mudanya habis untuk membangun bisnis dan bekerja.

7. Reid Hoffman (LinkedIn)
Setelah lulus dari Stanford, Reid Hoffman menghabiskan 15 tahun untuk memutuskan apa yang ingin dia lakukan.Awalnya, dia merasa memiliki karakter akademisi dalam dirinya, tapi kemudian dia memutuskan untuk jadi seorang entrepreneur.

Pada 2002,  di usianya yang ke-35, dia mendirikan LinkedIn, sebuah jaringan sosial untuk para profesional. Perusahaan tersebut didirikan dengan uang yang diperolehnya dari penjualan PayPal yang turut dibangunnya.
LinkedIn diresmikan saat ia berusia 43 tahun.

8. Robert Noyce (Intel)
Pria ini merupakan seorang ilmuwan yang sangat rajin seumur hidupnya. Dia mendapatkan gelar sarjana untuk fisika dan matematika dari Grinnell College. 

Dia bahkan memperoleh gelar doktor di bidang fisika dari MIT. Setelah lulus dia bekerja sebagai teknisi riset sebelum akhirnya mendirikan perusahaan Fairchild Semiconductor. Di usianya yang ke-40, dia menjual emasnya dan mendirikan Intel.

9. Thomas Siebel (Siebel)
Thomas Siebel mampu memperoleh gelar untuk sejarah , ilmu komputer, dan bisnis.
 Dia sempat meraih kesuksesan selama bekerja di  Oracle Corporation and Gain Technology, sampai akhirnya saat beranjak 41 tahun dia menemukan keberhasilan lain dengan  Siebel Systems.

Perusahaan yang didirikannya tersebut dominan fokus pada usaha Customer Relationship Management dengan 45% saham di pasar.

10. Dave Duffield ( PeopleSoft)
Profesi sebagai insinyur telah lama dijalani Dave Duffield. Keluarganya mendirikan Cornell's Duffield Haldan dia belajar teknik elektro di Cornell. 

Secara tak diduga, dia justru memperoleh gelar master di bidang administrasi bisnis.Meski setelah kuliah Duffield menciptakan beberapa perusahaan konsultasi dan IT yang terhitung sukses, PeopleSoft yang didirikannya saat berumur 46 tahun merupakan yang paling menonjol.

11. Leo Goodwin (Geico)
Anak dari dokter ini memulai karirnya sebagai seorang akuntan di San Antonio, TexasSambil bekerja sebagai pelaksana kebijakan, dia menyadari sistem asuransi di tempatnya bekerja perlu dibenahi.

Goodwin berpikir kenapa perusahaan-perusahaan tak langsung berhubungan dengan konsumen. Setelah bekerja keras mengumpulkan uang, dia akhirnya mendirikan Geico pada 1936 saat berumur 40 tahun.

Tuesday, 22 January 2019

Kursus Mie Ayam Dan Bakmi Jowo

Mie Ayam Lansia

Banyak sahabat-sahabat  yang ingin memulai belajar menjadi seorang pengusaha, namun banyak  yang takut dan bingung terjun ke dunia bisnis sebab mengira akan mengeluarkan banyak secara percuma.

Alasan seperti itu sudah umum bagi para pemula, namun ada sebuah solusi yang mungkin saat ini menjadi salah satu trend di kalangan masyarakat, yaitu mie ayam dan bakmi  Jowo.

Masakan mie ayam adalah salah satu masakan yang sangat di gemari oleh banyak kalangan masyarakat, bakmi Jowo memiliki penggemarnya sendiri, mulai dari kalangan masyarakat menengah ke bawah hingga menengah atas. 

Boleh dibilang masakan yang simpel tapi sangat lezat ini tidak butuh biaya yang banyak untuk menjadikan sebuah peluang usaha untuk para pengusaha pemula. 

Jika bingung mengawalinya, bergabung dengan komunitas LPC (Lansia Preneur Community), di sini sahabat sahabat akan ikut pelatihan membuat mie ayam dan bakmi Jowo dengan biaya murah dari sahabat LPC yang berpengalaman. 

Ada banyak sekali manfaat yang akan sahabat  dapatkan jika menjadi anggota LPC untuk mengawali langkah sebagai seorang pengusaha sukses, tentunya di bidang kuliner.

Anggota LPC antusias membedah rahasia kelezatan Mie ayam dan bakmi Jowo

Mengikuti pelatihan mie ayam dan bakmi Jowo merupakan pilihan investasi masa depan yang menarik. Pasalnya mie ayam merupakan makanan rakyat yang sangat digemari berbagai kalangan usia.Mie ayam pun cocok untuk dimakan malam maupun siang hari. 

Tak heran jika penjual mie ayam bisa ditemui di mana saja dan kapan saja, bukan hanya di pinggir jalan bahkan tersedia di mall. Penggemar mie ayam pun tak pandang usia, bahkan terkadang mie ayam dijadikan sarapan pagi.

Hanya saja terkadang para calon pengusaha kuliner ragu untuk memulai usaha mie ayam karena terhalang banyak hal baik dari modal, keahlian, dan strategi pasar. Salah satu jenis mie ayam yang digemari masyarakat adalah mie ayam pangsit. 

Pangsit renyah serta gurih menjadi paduan yang sempurna dan lezat. Tak heran jika pelatihan mie sekarang juga diminati banyak calon pelaku usaha. Apakah sahabat salah satunya? Memulai usaha mie ayam tidak hanya menghasilkan rasa yang enak namun juga harus mengerti bagaimana memanfaatkan strategi bisnis dan mempunyai pengetahuan pemasaran.

Solusi terbaik yang bisa kamu ambil adalah mengikuti pelatihan. Karena dengan mengikuti pelatihan, kemampuan dalam menganalisa pasar serta keahlian sahabat  akan teruji. 

Berikut ini adalah kegiatan pelatihan di LPC, tetap semangat sahabat….
Peserta dari LPC ikut meramu Mie ayam dan bakmi Jowo