Sunday, 19 February 2023

Game Over lansia

     Bermain game dapat memberikan manfaat untuk lansia, seperti melatih keterampilan kognitif, meningkatkan kesehatan mental, dan memperbaiki kesehatan fisik. Game juga dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk menjaga koneksi sosial dan terhubung dengan teman dan keluarga.

Namun, seperti halnya dengan aktivitas fisik lainnya, penting untuk memilih game yang tepat dan membatasi durasi bermain. Game yang terlalu rumit atau terlalu intens dapat menimbulkan kecemasan dan stres, sementara bermain game terlalu lama dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada tubuh dan merusak kesehatan fisik. 

Sumber: hybrid.co.id

Game yang cocok untuk lansia adalah game yang dapat membantu melatih kemampuan kognitif mereka, seperti memori, perhatian, dan pemecahan masalah.

Berikut beberapa contoh game yang cocok untuk lansia:

👌 Sudoku: Game ini melatih kemampuan pemecahan masalah dan logika, serta dapat membantu meningkatkan daya ingat.

👌 Catur: Game ini memerlukan strategi dan kemampuan berpikir, serta dapat membantu melatih keterampilan memori dan perhatian.

👌 Puzzle: Berbagai jenis puzzle, seperti puzzle jigsaw dan puzzle logika, dapat membantu melatih kemampuan kognitif dan keterampilan motorik halus.

👌 Game memori: Game yang memerlukan pemilihan dan memori pola, seperti "Simon Says" atau "Memory Match", dapat membantu melatih daya ingat dan perhatian.

👌 Game trivia: Game trivia atau kuis dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan memori tentang berbagai topik.

👌 Game olah raga virtual: Game yang meniru olahraga, seperti tenis atau bowling, dapat membantu melatih keterampilan motorik halus dan koordinasi.

      Penting untuk dicatat bahwa tidak semua game cocok untuk setiap orang, termasuk lansia. Sebaiknya, pilih game yang disesuaikan dengan kemampuan individu dan minat mereka, serta pastikan untuk bermain dalam batas yang sehat dan aman. lansia juga dapat mempertimbangkan bermain game video ringan atau game seluler yang dirancang khusus untuk melatih keterampilan kognitif. 

Syarat-syarat untuk game yang baik bagi lansia adalah sebagai berikut:

Mudah dipahami: 

🎮 Game tersebut harus memiliki aturan yang sederhana dan mudah dipahami oleh lansia. Antarmuka dan instruksi game harus jelas dan intuitif.

🎮 Tidak terlalu menuntut fisik:

Game yang baik untuk lansia sebaiknya tidak memerlukan gerakan fisik yang intens atau cepat. Gerakan yang lebih lambat dan kontrol yang mudah dijangkau akan lebih sesuai.

🎮 Memiliki tingkat kesulitan yang dapat disesuaikan:

Game sebaiknya memiliki tingkat kesulitan yang dapat disesuaikan, sehingga lansia dapat menyesuaikan tantangan sesuai dengan kemampuan mereka. Ini memungkinkan mereka untuk tetap tertantang tanpa merasa terlalu sulit .

🎮 Merangsang kognisi: 

Game tersebut sebaiknya merangsang berbagai keterampilan kognitif seperti memori, pemecahan masalah, pemikiran logis, dan persepsi visual. Game dengan elemen seperti teka-teki, memori, atau strategi dapat membantu melatih keterampilan ini.

🎮 Menyediakan umpan balik yang positif: 

Game yang memberikan umpan balik positif, hadiah, atau penguatan dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan lansia saat bermain. Ini dapat berupa suara atau visual yang menggembirakan saat mencapai tujuan dalam permainan.

🎮 Menyediakan variasi dan keberagaman: 

Game yang menawarkan variasi dan keberagaman dalam tugas atau tantangan akan lebih menarik bagi lansia. Ini membantu mencegah kebosanan dan memastikan adanya stimulus yang beragam untuk otak.

🎮 Mendukung interaksi sosial: 

Beberapa game yang dirancang khusus untuk lansia juga memungkinkan interaksi sosial, baik secara langsung maupun melalui mode multiplayer online. Ini dapat membantu lansia terhubung dengan orang lain dan meningkatkan kesejahteraan sosial mereka.

      Beberapa perusahaan game bahkan telah mengembangkan game khusus untuk lansia dengan kontrol yang lebih mudah dan konten yang lebih ramah bagi lansia. Namun, penting untuk membatasi waktu bermain dan memilih game yang tepat untuk kemampuan individu dan minat mereka.

Ada beberapa situs web yang menyediakan game untuk lansia.

Berikut beberapa contohnya:

💥 Brain Games - situs ini menyediakan berbagai game otak gratis, termasuk game kognitif yang dirancang khusus untuk lansia.

💥 Lumosity - situs ini menawarkan game otak yang dirancang untuk melatih keterampilan kognitif seperti memori, perhatian, dan pemecahan masalah.

💥 AARP Games - situs ini menyediakan berbagai game gratis, termasuk game papan, game kartu, dan teka-teki yang cocok untuk lansia.

💥 SeniorsZen - situs ini menyediakan game olahraga virtual yang dirancang khusus untuk lansia, seperti golf, bowling, dan bola bocce.

💥 Games for the Brain - situs ini menyediakan berbagai game otak gratis, termasuk game kognitif dan game perhatian yang cocok untuk lansia.




Sumber:

https://www.sovahealthcare.co.uk/blog/games-to-help-with-dementia-our-top-5/

https://www.goldencarers.com/games-for-people-living-with-dementia/4779/

https://games.aarp.org/

https://www.brainhq.com/?v4=true&fr=y

https://www.lumosity.com/en/

Popok untuk lansia

          Saat melakukan perjalanan jauh, lansia mungkin akan sulit untuk menemukan toilet secara teratur. Selain itu, perjalanan jauh dapat memperburuk kondisi inkontinensia dan membuat lansia merasa tidak nyaman. Oleh karena itu, menggunakan popok sekali pakai atau kain dapat membantu mengatasi masalah ini dan menjaga kenyamanan selama perjalanan.

Tidak semua lansia membutuhkan popok saat melakukan perjalanan. Namun, jika lansia mengalami inkontinensia atau kesulitan untuk mengontrol kandung kemih mereka, maka menggunakan popok saat melakukan perjalanan dapat membantu menjaga kebersihan dan kenyamanan mereka.

Penyebab Inkontinensia pada lansia

Inkontinensia adalah kondisi di mana seseorang kehilangan kendali atas kandung kemih atau rektum mereka, sehingga menyebabkan kebocoran urine atau tinja. Lansia lebih rentan mengalami inkontinensia karena beberapa alasan, antara lain:

👴 Menurunnya otot-otot panggul: 

Otot-otot panggul dapat melemah seiring bertambahnya usia, terutama pada wanita setelah menopause. Ini dapat menyebabkan kesulitan untuk mengontrol kandung kemih atau rektum.

👴 Kehilangan elastisitas kulit: 

Kulit di sekitar uretra dan anus juga dapat kehilangan elastisitasnya seiring bertambahnya usia, yang dapat menyebabkan kebocoran urine atau tinja.

👴 Penyakit atau kondisi medis:

Beberapa penyakit atau kondisi medis seperti diabetes, stroke, demensia, infeksi saluran kemih, atau operasi panggul dapat menyebabkan inkontinensia.

👴 Efek samping obat-obatan: Beberapa obat-obatan tertentu, seperti diuretik atau obat penenang, dapat menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil atau inkontinensia.

👴 Gaya hidup: Kebiasaan hidup seperti merokok, minum alkohol, atau konsumsi kafein dapat meningkatkan risiko inkontinensia

Sumber: grid.co.id

Pemilihan Popok Lansia

Popok untuk lansia biasanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka yang mungkin mengalami inkontinensia atau kesulitan untuk mengontrol kandung kemih mereka. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika memilih popok untuk lansia adalah:

👵 Jenis popok: 

Ada beberapa jenis popok yang tersedia, termasuk popok sekali pakai, popok kain, dan celana dalam penuh. Popok sekali pakai biasanya lebih mudah digunakan dan lebih nyaman bagi banyak lansia, sementara popok kain dan celana dalam penuh dapat lebih tahan lama dan ramah lingkungan.

👵 Ukuran: 

Popok harus dipilih dengan ukuran yang sesuai agar pas di tubuh lansia dan tidak menyebabkan kebocoran. Beberapa produsen popok memiliki ukuran yang berbeda, jadi pastikan untuk memeriksa petunjuk ukuran pada kemasan.

👵 Kapasitas penyerapan: 

Popok yang baik untuk lansia harus dapat menyerap banyak cairan agar dapat digunakan dalam waktu yang lama dan mencegah kebocoran. Pastikan untuk memeriksa kapasitas penyerapan popok sebelum membelinya.

👵 Kualitas bahan: 

Bahan popok harus nyaman untuk digunakan dan tidak mengiritasi kulit. Pilih popok yang terbuat dari bahan berkualitas tinggi dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

👵 Kemudahan penggunaan: Popok harus mudah digunakan dan diubah oleh lansia atau perawat yang merawat mereka.

      Namun, keputusan untuk menggunakan popok saat melakukan perjalanan sepenuhnya tergantung pada kondisi lansia dan kebutuhan mereka.

Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis terkait sebelum memutuskan untuk menggunakan popok. Selain itu, pastikan untuk membawa popok yang cukup selama perjalanan dan menggantinya secara teratur untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan selama perjalanan.Selamat bersenang-senang bertamasya tanpa repot dengan masalah pipis.



Sumber:

https://nafc.org/preventing-incontinence-before-starts/


Tahun Poltik untuk Lansia

     Tahun 2023 sampai tahun 2024 merupakan tahun yang penuh gejolak politik, para politikus bermanuver dengan strateginya untuk mendapat kemenangan. Semua potensi dikerahkan untuk mencapai tujuan antara lain dengan pemilih lansia.

WHO membagi lanjut usia menurut tingkatan umur lansia, yaitu: 
1) Usia pertengahan (middle age) antara 45-59 tahun 
2) Usia lanjut (elderly) 60-70 tahun
3) Usia lanjut (old) antara 75-90 tahun 
4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun

Undang-undang Kesejahteraan Lansia No.13 tahun 1998, disebutkan, yang termasuk kategori kelompok lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. 

Dalam Undang-undang yang sama, lanjut usia dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu lanjut usia potensial dan lanjut usia tidak potensial. 

Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau
kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan atau Jasa. Sementara lanjut usia tidak potensial adalah
lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya tergantung pada bantuan orang lain. 

Sumber: antaranews


Lansia harus memiliki beberapa sikap agar terjadi peningkatan kesejahteraan lansia :

✌ Sikap lansia dalam pemilihan presiden sebaiknya sama dengan sikap masyarakat pada umumnya, yaitu berdasarkan pada pertimbangan pemilihan calon presiden yang terbaik untuk negara dan masyarakat. Sebagai warga negara yang dewasa, lansia memiliki hak yang sama dengan generasi lainnya dalam memilih pemimpin yang akan memimpin negara. 

✌ Sebagai generasi yang lebih berpengalaman dan lebih banyak mengalami berbagai fase dalam hidup, lansia bisa memberikan kontribusi yang berharga dalam memilih pemimpin yang tepat. Dalam memilih calon presiden, lansia sebaiknya melakukan evaluasi terhadap rekam jejak calon presiden dalam memimpin dan merealisasikan visi dan misinya. 

✌ Lansia juga bisa melihat kemampuan calon presiden dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat yang lebih tua, seperti memberikan akses pelayanan kesehatan yang lebih baik dan memperjuangkan hak-hak sosial ekonomi bagi lansia. ðŸ‘´ðŸ‘µ

✌ Lansia juga cenderung memilih calon presiden yang memperjuangkan hak-hak sosial dan ekonomi bagi lansia, seperti akses pelayanan kesehatan yang lebih baik dan perlindungan bagi warga lanjut usia.

✌ lansia mungkin juga cenderung memilih calon presiden yang memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan generasi muda dan mengupayakan pembangunan yang berkelanjutan bagi masa depan generasi mendatang.

✌ Setiap lansia memiliki pandangan yang berbeda-beda, tergantung pada latar belakang, pengalaman hidup, dan nilai-nilai pribadi masing-masing.

Berikut adalah beberapa aspek mental yang perlu diperhatikan dalam pemilihan:
👳 Keterbukaan:
Lansia perlu memiliki sikap terbuka terhadap informasi baru dan perubahan. Mereka harus siap untuk menerima pembaruan dan mempelajari hal-hal baru yang terkait dengan pemilihan yang mereka hadapi.

👳 Ketegasan: 
Lansia perlu memiliki kejelasan dan ketegasan dalam membuat keputusan. Mereka harus memahami tujuan dan preferensi mereka sendiri, serta mampu mengambil keputusan dengan penuh keyakinan.

👳 Kepercayaan diri:
 Penting bagi lansia untuk memiliki kepercayaan diri dalam kemampuan mereka untuk membuat pilihan yang tepat. Ini melibatkan menghargai pengetahuan, pengalaman, dan intuisi mereka sendiri.

👳 Ketahanan emosional: 
Lansia perlu memiliki ketahanan emosional untuk menghadapi stres atau ketidakpastian yang mungkin timbul selama proses pemilihan. Mereka perlu mampu mengelola emosi mereka dengan baik dan tetap tenang dalam menghadapi situasi yang menantang.

        Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap lansia untuk melakukan penelitian dan evaluasi terhadap calon presiden sebelum membuat keputusan dalam memilih calon presiden yang tepat sesuai dengan nilai-nilai dan kepentingan pribadinya.
Namun, terlepas dari sikap politik pribadi masing-masing, lansia harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.

Setelah pemilihan selesai, lansia sebaiknya tetap mendukung keputusan rakyat dan memperkuat persatuan sebagai satu kesatuan bangsa untuk mencapai kemajuan bersama, khususnya kesejahteraan lansia.

Sumber: