Makan sebelum minum obat berarti Anda harus mengonsumsi makanan terlebih dahulu sebelum mengambil dosis obat tertentu. Biasanya, ini berarti makan makanan lengkap atau setidaknya makanan ringan sekitar 15-30 menit sebelum Anda minum obat.
Obat tertentu direkomendasikan untuk diminum setelah makan karena beberapa alasan yang berkaitan dengan cara kerja obat tersebut di dalam tubuh dan untuk meminimalkan efek samping.
Beberapa alasannya, antara lain:
Mengurangi Iritasi pada Lambung: Beberapa obat, terutama yang bersifat asam atau iritan, dapat menyebabkan iritasi pada lambung jika diminum saat perut kosong. Dengan mengonsumsi obat setelah makan, makanan di lambung membantu melindungi dinding lambung dari iritasi, sehingga mengurangi risiko sakit perut atau gangguan pencernaan.
Meningkatkan Penyerapan Obat: Ada obat yang penyerapannya lebih baik ketika ada makanan di lambung atau usus. Makanan dapat meningkatkan bioavailabilitas obat, yang berarti lebih banyak obat yang masuk ke dalam aliran darah dan menjadi lebih efektif.
Mencegah Efek Samping: Beberapa obat dapat menyebabkan mual atau muntah jika diminum saat perut kosong. Mengonsumsi obat setelah makan dapat membantu mengurangi atau mencegah efek samping tersebut.
Mengoptimalkan Efek Obat: Beberapa obat bekerja lebih baik ketika ada makanan di dalam sistem pencernaan. Misalnya, obat-obatan tertentu untuk diabetes tipe 2 diminum setelah makan karena mereka bekerja untuk mengontrol kadar gula darah yang naik setelah makan.
Keamanan: Beberapa obat bisa menjadi berbahaya jika diminum saat perut kosong, terutama obat yang dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis atau yang bisa mempengaruhi metabolisme tubuh dengan cepat.
Dengan demikian, mengikuti petunjuk waktu konsumsi obat sangat penting untuk memastikan efektivitas dan keamanan obat tersebut. Jika ada ketidakpastian, selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker.
Beberapa jenis obat yang biasanya direkomendasikan untuk diminum setelah makan:
Obat Anti-inflamasi Nonsteroid (NSAID):
- Contoh: Ibuprofen, Aspirin, Naproxen, Diklofenak.
- Alasan: Obat-obat ini dapat mengiritasi lapisan lambung dan meningkatkan risiko perdarahan lambung jika diminum saat perut kosong.
Obat-obatan Kortikosteroid:
- Contoh: Prednison, Deksametason.
- Alasan: Kortikosteroid dapat menyebabkan iritasi lambung dan meningkatkan risiko ulkus (luka pada lambung). Minum setelah makan mengurangi risiko ini.
Obat untuk Diabetes Tipe 2:
- Contoh: Metformin.
- Alasan: Metformin sering direkomendasikan untuk diminum setelah makan untuk mengurangi risiko gangguan pencernaan, seperti mual atau diare.
Obat untuk Menurunkan Tekanan Darah:
- Contoh: Beta-blocker (seperti Atenolol, Metoprolol).
- Alasan: Minum obat ini setelah makan dapat membantu mengurangi efek samping seperti pusing atau tekanan darah rendah yang tiba-tiba.
Obat Penambah Zat Besi:
- Contoh: Tablet zat besi (Ferrous sulfate).
- Alasan: Meskipun zat besi lebih baik diserap saat perut kosong, banyak orang mengalami mual saat meminumnya tanpa makanan, sehingga sering disarankan untuk diminum setelah makan.
Obat untuk Asam Urat:
- Contoh: Allopurinol.
- Alasan: Obat ini dapat menyebabkan iritasi lambung jika diminum saat perut kosong.
Obat Anti-nyeri:
- Contoh: Paracetamol (acetaminophen).
- Alasan: Paracetamol lebih lembut di lambung dibandingkan NSAID, tetapi tetap dianjurkan untuk diminum setelah makan untuk mengurangi potensi iritasi.
Obat untuk Mengatasi Masalah Pencernaan:
- Contoh: Enzim pencernaan (seperti Pancreatin).
- Alasan: Obat ini bekerja dengan makanan, sehingga lebih efektif jika diminum setelah makan.
Petunjuk yang diberikan oleh dokter atau apoteker mengenai waktu minum obat harus selalu diikuti untuk memastikan obat bekerja dengan baik dan mengurangi risiko efek samping.
Beberapa obat bebas yang sering kali disarankan untuk diminum setelah makan:
Ibuprofen: Anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) untuk nyeri dan demam. Bisa mengiritasi lambung jika diminum saat perut kosong.
Aspirin: NSAID untuk mengurangi nyeri dan demam, juga bisa menyebabkan iritasi lambung.
Naproxen: NSAID yang mirip dengan ibuprofen, juga dapat menyebabkan iritasi lambung.
Paracetamol (Acetaminophen): Obat nyeri dan demam yang lebih aman, tetapi tetap dianjurkan diminum setelah makan untuk menghindari ketidaknyamanan perut.
Antasida: Obat untuk mengurangi mulas atau gangguan pencernaan, seringkali lebih efektif jika diminum setelah makan.
Loperamide: Obat untuk diare yang dapat menyebabkan mual jika diminum saat perut kosong.
Cetirizine: Antihistamin untuk alergi yang bisa menyebabkan pusing atau mual jika diminum tanpa makanan.
Diphenhydramine: Antihistamin yang juga digunakan untuk tidur, bisa menyebabkan mual jika diminum tanpa makanan.
Ranitidine (sekarang kurang umum): Dulu digunakan untuk mengurangi asam lambung, sering diminum setelah makan.
Famotidine: Obat untuk mengurangi asam lambung, bisa diminum setelah makan untuk menghindari mual.
Omeprazole: Penghambat pompa proton untuk asam lambung, biasanya diminum sebelum makan, tetapi bisa disarankan setelah makan jika ada risiko iritasi.
Dextromethorphan: Obat batuk yang bisa menyebabkan mual jika diminum saat perut kosong.
Bismuth Subsalicylate (Pepto-Bismol): Obat untuk diare dan gangguan perut, biasanya diminum setelah makan.
Pseudoephedrine: Obat dekongestan yang bisa menyebabkan mual atau sakit kepala jika diminum tanpa makanan.
Chlorpheniramine: Antihistamin yang bisa menyebabkan kantuk dan mual jika diminum tanpa makanan.
Meclizine: Obat untuk mabuk perjalanan yang bisa menyebabkan kantuk dan mual jika diminum tanpa makanan.
Guaifenesin: Ekspektoran untuk batuk berdahak, lebih nyaman diminum setelah makan.
Ferrous sulfate: Suplemen zat besi, sering menyebabkan mual jika diminum tanpa makanan.
Magnesium hydroxide: Digunakan untuk mengatasi sembelit atau mulas, bisa diminum setelah makan untuk kenyamanan.
Multivitamin dengan zat besi: Mengandung zat besi yang bisa menyebabkan mual jika diminum saat perut kosong.
Untuk setiap obat bebas, penting membaca label atau petunjuk yang tertera di kemasan, dan jika ada keraguan, berkonsultasi dengan apoteker atau dokter untuk memastikan cara konsumsi yang benar.
Sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9245166/
https://www.gleneagles.com.sg/health-plus/article/why-medicines-before-after-food
https://www.groupeproxim.ca/en/article/food-drug-interactions#
https://www.goodrx.com/drugs/side-effects/taking-medication-with-food
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557405/
No comments:
Post a Comment