Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mencium bau tertentu, seperti bau asam atau keringat, menurun lebih cepat dibandingkan bau lain seiring bertambahnya usia. Ini bisa membuat senior kurang responsif terhadap bau badan menyengat meskipun orang di sekitar mereka bisa merasakannya dengan jelas.
Seiring bertambah usia, sensitivitas penciuman berkurang. (Sumber: foto dwipatri club) |
Tubuh kita secara alami terbiasa dengan bau diri sendiri. Bahkan pada orang yang lebih muda, otak cenderung "mengabaikan" bau badan yang berasal dari tubuh sendiri setelah terpapar terus-menerus. Pada senior, penurunan kemampuan penciuman memperkuat fenomena ini, sehingga mereka mungkin sama sekali tidak menyadari adanya bau badan.
Hiposmia adalah kondisi medis di mana seseorang mengalami penurunan atau penurunan sebagian dari kemampuan penciumannya. Orang yang mengalami hiposmia mungkin masih bisa mencium bau, tetapi dengan sensitivitas yang lebih rendah daripada biasanya. Ini berbeda dengan anosmia, yang merupakan hilangnya kemampuan penciuman secara total.
Penyebab Hiposmia:
- Penuaan: Seiring bertambahnya usia, kemampuan penciuman sering menurun secara alami.
- Infeksi Saluran Pernapasan Atas: Infeksi seperti flu, sinusitis, atau rinitis alergi bisa menyebabkan sementara atau permanen penurunan penciuman.
- Polip Hidung: Pertumbuhan jaringan abnormal di hidung yang menghalangi aliran udara.
- Cedera Kepala: Trauma pada kepala dapat mempengaruhi saraf olfaktorius, yang bertanggung jawab untuk mendeteksi bau.
- Paparan Zat Kimia: Paparan jangka panjang terhadap polusi udara, asap rokok, atau bahan kimia berbahaya bisa merusak saraf penciuman.
- Penyakit Neurodegeneratif: Kondisi seperti Alzheimer, Parkinson, dan penyakit neurologis lainnya dapat menyebabkan penurunan penciuman.
- Obat-Obatan: Beberapa obat, seperti antibiotik atau obat untuk tekanan darah tinggi, dapat mempengaruhi kemampuan penciuman.
Gejala Hiposmia:
- Kesulitan mendeteksi bau yang biasa tercium.
- Ketidakmampuan membedakan berbagai jenis bau.
- Makanan mungkin terasa hambar, karena penciuman dan rasa sangat terkait.
Hiposmia bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung pada penyebabnya. Diagnosis dan perawatan dini oleh dokter sangat penting jika hiposmia disebabkan oleh kondisi yang dapat diobati, seperti infeksi atau polip hidung.
Senior yang mengalami hiposmia mungkin menunjukkan beberapa ciri atau gejala yang mencerminkan penurunan kemampuan mencium.
Beberapa ciri umum yang dapat mengindikasikan hiposmia pada senior:
1. Kesulitan Mencium Bau yang Biasa
Senior mungkin kesulitan mendeteksi bau-bauan sehari-hari seperti parfum, makanan yang sedang dimasak, atau aroma bunga yang biasanya mudah dikenali.
2. Perubahan Persepsi Terhadap Makanan
Makanan terasa kurang enak atau hambar, karena rasa dan bau sangat terkait. Senior mungkin mengeluhkan bahwa makanan tidak lagi memiliki rasa atau tidak lagi bisa mencium bau makanan yang mereka konsumsi.
3. Tidak Menyadari Bau Tidak Sedap
Senior mungkin tidak menyadari adanya bau yang tidak sedap di sekitarnya, seperti asap, sampah, atau bau badan. Hal ini bisa terjadi meskipun orang di sekitar mereka merasakannya dengan jelas.
4. Penurunan Nafsu Makan
Karena makanan terasa kurang enak akibat penurunan penciuman, senior mungkin kehilangan minat untuk makan, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan atau kekurangan gizi.
5. Tidak Mendeteksi Bau Berbahaya
Mereka mungkin tidak bisa mencium bau asap dari kebakaran, kebocoran gas, atau makanan yang terbakar. Ini merupakan tanda bahaya karena bisa meningkatkan risiko kecelakaan di rumah.
6. Kebersihan Pribadi yang Menurun
Senior dengan hiposmia mungkin tidak menyadari bau badan mereka sendiri, atau tidak menyadari jika pakaian mereka kotor atau perlu dicuci, yang bisa menyebabkan masalah dalam kebersihan pribadi.
7. Sering Bertanya Tentang Bau di Sekitarnya
Mereka mungkin sering bertanya kepada orang lain apakah mereka mencium bau tertentu atau menanyakan apakah makanan memiliki aroma yang normal, karena ketidakpastian dalam kemampuan penciumannya.
8. Menggunakan Bumbu yang Berlebihan
Karena makanan terasa hambar, senior mungkin mulai menambahkan lebih banyak bumbu, garam, atau gula ke makanan mereka dalam upaya untuk meningkatkan rasa yang bisa mereka rasakan.
9. Perubahan Mood atau Emosional
Perasaan frustrasi, depresi, atau kehilangan bisa muncul karena mereka merasa kehilangan kemampuan untuk menikmati makanan atau mencium aroma yang dulu mereka sukai. Penurunan kualitas hidup ini dapat memengaruhi kesejahteraan emosional mereka.
Jika senior menunjukkan beberapa gejala ini, evaluasi lebih lanjut oleh dokter dapat membantu menentukan apakah hiposmia adalah penyebabnya.
Hiposmia pada senior dapat memiliki beberapa dampak yang signifikan, baik secara fisik maupun emosional.
Berikut adalah beberapa dampak utama:
1. Keselamatan Diri yang Berkurang
- Tidak Mampu Mendeteksi Bahaya: Senior yang mengalami hiposmia mungkin kesulitan mendeteksi bau berbahaya, seperti asap dari kebakaran, kebocoran gas, atau bahan kimia berbahaya. Ini meningkatkan risiko kecelakaan atau situasi berbahaya.
2. Penurunan Kualitas Hidup
- Pengaruh pada Kenikmatan Makanan: Rasa dan bau sangat terkait. Hiposmia dapat menyebabkan makanan terasa hambar atau kurang nikmat, sehingga mengurangi kenikmatan makan. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan.
- Kurang Motivasi untuk Makan: Senior mungkin merasa tidak tertarik makan karena makanan tidak terasa enak, yang dapat menyebabkan malnutrisi, terutama pada mereka yang sudah rentan terhadap masalah gizi.
3. Masalah Kesehatan yang Berhubungan dengan Gizi
- Malnutrisi: Karena makanan tidak terasa enak, ada risiko senior menghindari makan atau memilih makanan yang lebih mudah disantap, tetapi tidak bergizi. Ini dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting.
- Dehidrasi: Jika hiposmia memengaruhi keinginan untuk makan dan minum, dehidrasi bisa menjadi masalah, terutama jika senior tidak merasa haus secara normal.
4. Dampak Psikologis dan Emosional
- Penurunan Kesejahteraan Emosional: Ketidakmampuan untuk mencium bau yang biasa seperti bunga, parfum, atau makanan lezat dapat mempengaruhi emosi dan menyebabkan perasaan kehilangan atau frustrasi.
- Depresi dan Isolasi Sosial: Hiposmia dapat berkontribusi pada depresi, terutama jika hilangnya kemampuan penciuman mengganggu aktivitas sosial, seperti makan bersama keluarga. Senior mungkin merasa terisolasi atau kurang terlibat secara sosial.
5. Kesulitan dalam Kebersihan Pribadi
- Sulit Menyadari Bau Badan: Senior dengan hiposmia mungkin tidak dapat mendeteksi bau badan, pakaian kotor, atau masalah kebersihan lainnya, yang dapat mempengaruhi citra diri dan kebersihan.
- Kesulitan Menjaga Lingkungan Bersih: Senior mungkin tidak menyadari bau tak sedap di rumah, seperti bau sisa makanan atau limbah, yang bisa menyebabkan masalah kebersihan dan kesehatan.
6. Gangguan pada Deteksi Makanan Rusak
- Tidak Bisa Mendeteksi Makanan Basi: Hiposmia dapat menyebabkan kesulitan dalam mendeteksi bau makanan yang sudah basi atau rusak, yang meningkatkan risiko keracunan makanan.
7. Pengaruh terhadap Keseimbangan Hormonal
- Gangguan Penciuman dan Hubungan Seksual: Bagi sebagian orang, kemampuan mencium aroma pasangan atau lingkungan berhubungan dengan keintiman. Hilangnya sensitivitas penciuman dapat memengaruhi hubungan emosional dan seksual dalam beberapa kasus.
8. Penyebab Stres dan Kebingungan
- Ketidakpastian: Hiposmia bisa menyebabkan ketidakpastian terkait bau di sekitar, seperti takut tidak mendeteksi bau gas atau makanan yang terbakar, yang dapat menambah rasa cemas.
Secara keseluruhan, hiposmia pada senior tidak hanya berdampak pada fisik mereka, tetapi juga pada aspek sosial, emosional, dan psikologis. Meskipun beberapa dampak dapat dikurangi dengan bantuan dan dukungan, penting untuk memantau kondisi ini untuk mencegah risiko kesehatan yang lebih serius.
Sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6178706/
https://www.medicalnewstoday.com/articles/318461
https://link.springer.com/article/10.1007/s00405-022-07614-1
No comments:
Post a Comment