Wednesday, 17 May 2023

Awas Keselek dan Tersedak,Ada Bahaya Tuh

   

Ilustrasi Tersedak atau keselek
(canva.com)

      Di Amerika Serikat menurut Injury Facts , tersedak adalah penyebab utama keempat kematian karena cedera yang tidak disengaja . Dari 3.000 orang yang meninggal karena tersedak pada tahun 2020, 1.430 berusia di atas 74 tahun. 

Makanan sering menjadi penyebab insiden tersedak pada lansia. Hidup sendiri, dan memiliki gigi palsu atau kesulitan menelan dapat meningkatkan risiko. Meskipun belum ada data tersedak di tanah air, kewaspadaan terhadap kejadian tersebut perlu ditingkatkan.

Angka persentase lansia yang mengalami tersedak dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk usia, kondisi kesehatan, pola makan, dan lingkungan di sekitarnya. Namun demikian, beberapa penelitian menunjukkan bahwa insiden tersedak pada lansia memang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih muda.

Karena masing-masing individu memiliki faktor risiko yang berbeda-beda, maka cara terbaik untuk mencegah tersedak pada lansia adalah dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko tersedak, dan melakukan pencegahan sejak dini.

Perbedaan tersedak dan keselek   

Tersedak dan keselek seringkali digunakan sebagai istilah yang sama, namun sebenarnya keduanya memiliki perbedaan.

Tersedak terjadi ketika benda asing, seperti makanan atau benda lainnya, masuk ke dalam saluran pernapasan, seperti trakea atau bronkus, dan menghalangi aliran udara ke paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, sesak nafas, batuk, bahkan kehilangan kesadaran atau kematian.

Sementara itu, keselek terjadi ketika makanan atau minuman terjepit di tenggorokan dan menimbulkan sensasi sesak atau sulit bernafas. Kondisi ini dapat terjadi pada orang dari segala usia dan biasanya dapat diatasi dengan mudah dengan batuk atau minum air. Namun, dalam beberapa kasus, keselek dapat menjadi serius dan menyebabkan kesulitan bernapas atau bahkan kehilangan kesadaran.

Perbedaan antara tersedak dan keselek terletak pada lokasi masuknya benda asing ke dalam tubuh. Pada tersedak, benda asing masuk ke saluran pernapasan, sedangkan pada keselek, makanan atau minuman terjepit di tenggorokan. Meskipun keduanya berbeda, tersedak dan keselek dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Beberapa faktor lansia mengalami tersedak, antara lain:

😨 Daya tahan tubuh dan kesehatan menurun: 

Pada usia lanjut, daya tahan tubuh dan kesehatan saluran pencernaan cenderung menurun. Hal ini dapat menyebabkan makanan atau minuman sulit dicerna dan berisiko menimbulkan tersedak.

😨 Kehilangan kontrol refleks: 

Pada orang tua atau lansia, refleks menelan mungkin tidak lagi berfungsi dengan baik karena usia dan keadaan kesehatan yang memburuk, sehingga makanan atau minuman dapat masuk ke saluran pernapasan.

😨 Masalah gigi atau mulut:

Gangguan pada gigi atau mulut, seperti gigi yang tanggal, gusi bengkak, atau mulut yang kering dapat menyebabkan kesulitan mengunyah dan menelan makanan.

😨 Masalah pencernaan:

Beberapa kondisi medis yang mempengaruhi pencernaan, seperti penyakit asam lambung, GERD (gastroesophageal reflux disease), atau kelainan pada otot esofagus, dapat meningkatkan risiko tersedak pada lansia.

😨 Gangguan neurologis: 

Beberapa kondisi neurologis seperti stroke, Alzheimer, Parkinson, dan sklerosis multiple dapat mempengaruhi kemampuan menelan dan meningkatkan risiko tersedak.

😨 Kurang perhatian saat makan:

Lansia yang tidak fokus pada saat makan atau terburu-buru makan juga dapat meningkatkan risiko tersedak.

😨 Konsumsi alkohol atau obat-obatan:

Lansia yang mengonsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu, seperti obat penenang atau obat yang menekan sistem saraf pusat, juga dapat mengalami tersedak.


Berikut beberapa cara mencegah tersedak pada orang tua atau lansia:

Potong makanan menjadi ukuran kecil:

Potong makanan menjadi ukuran kecil sebelum disajikan atau diberikan pada orang tua atau lansia. Ini akan memudahkan mereka mengunyah dan menelan makanan dengan lebih mudah.

Perhatikan kebersihan mulut dan gigi:

Pastikan mulut dan gigi orang tua atau lansia selalu dalam keadaan bersih, karena sisa makanan atau debu dapat memicu tersedak.

Hindari memberikan makanan yang sulit dikunyah:

Hindari memberikan makanan yang sulit dikunyah, seperti daging yang keras, beras yang kurang matang, atau buah dengan kulit keras. Ini dapat membuat mereka kesulitan mengunyah dan menelan makanan.

Berikan air atau minuman pada suhu yang tepat:

Berikan air atau minuman pada suhu yang tepat, jangan terlalu panas atau terlalu dingin. Minuman yang terlalu panas dapat menyebabkan luka pada tenggorokan, sedangkan minuman yang terlalu dingin dapat menyebabkan kram perut.

Hindari memberikan makanan atau minuman terlalu cepat:

Jangan memberikan makanan atau minuman terlalu cepat karena dapat menyebabkan orang tua atau lansia menelan makanan atau minuman secara tidak benar.

Berikan perhatian dan pengawasan saat makan:

Berikan perhatian dan pengawasan saat orang tua atau lansia makan, untuk memastikan mereka tidak terburu-buru atau mengunyah makanan terlalu sedikit.

Posisikan tubuh dengan benar saat makan:

Posisikan tubuh dengan benar saat makan, dengan duduk tegak dan kepala sedikit condong ke depan. Ini akan membantu makanan atau minuman masuk ke saluran pencernaan dengan lebih mudah.


Tips untuk untuk mencegah lansia tersedak

  • Jangan biarkan orang tua atau lansia makan sendiri jika mereka memiliki masalah menelan atau tersedak. Bantu mereka selama proses makan dan berikan dukungan yang diperlukan.
  • Jangan biarkan orang tua atau lansia makan saat merasa lelah atau lesu, karena ini dapat meningkatkan risiko tersedak.


Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan pertolongan pertama orang tersedak :

✅ Panggil bantuan medis segera jika korban tidak dapat bernafas atau kesulitan bernafas.

✅ Jika korban masih bisa berbicara atau batuk, biarkan mereka batuk sampai benda yang menyumbat keluar.

✅ Jika korban tidak bisa batuk atau benda yang menyumbat terlalu besar, lakukan Heimlich maneuver. Berdirilah di belakang korban dan posisikan tanganmu di sekitar perutnya. Kemudian, tekan perut ke dalam dan ke atas beberapa kali hingga benda yang menyumbat keluar.

✅ Setelah benda yang menyumbat keluar, periksa apakah korban masih memiliki kesulitan bernafas atau tidak. Jika masih, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.  

Pelatihan pertolongan pertama yang formal yang diselenggarakan organisasi , seperti Palang Merah Indonesia atau organisasi kesehatan terkait, baik untuk diikuti agar dapat melakukan  Heimlich maneuver. dengan benar.





Sumber:

https://www.nsc.org/community-safety/safety-topics/choking

https://injuryfacts.nsc.org/all-injuries/deaths-by-demographics/deaths-by-age/data-details/

https://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-choking/basics/art-20056637

https://pmidkijakarta.or.id/page/Kemitraan-PMI-DKI-Jakarta



Monday, 15 May 2023

Tulang Patah Ini Bukan Urusan Dukun,Awas Gagal Fokus

 

Ilustrasi pergelangan tangan patah
(canva.com)

     Penyakit ini membuat tulang lemah dan rapuh, sangat meningkatkan risiko patah tulang meskipun hanya  jatuh atau terbentur ringan. Gejala yang dimiliki tidak jelas, sehingga banyak orang tidak mengetahui bahwa mereka menderita osteoporosis hingga mengalami patah tulang.

Osteoporosis adalah kondisi yang terjadi ketika tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Orang tua lebih mungkin mengalami osteoporosis karena penurunan hormon dan penurunan massa tulang yang terjadi seiring bertambahnya usia. Osteoporosis dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, seperti patah tulang pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan.

Fraktur dapat mengubah hidup, menyebabkan rasa sakit, kecacatan, dan kehilangan kemandirian. Itulah mengapa penting untuk mencegah osteoporosis 

Macam  Osteoporosis

😱 Osteoporosis Primer

Osteoporosis primer, atau yang biasa disebut dengan osteoporosis tipe 1, merupakan osteoporosis yang umumnya paling banyak terjadi karena terjadi pada wanita usia lanjut atau mulai memasuki fase menopause. Penyebab utama tipe osteoporosis primer ini adalah menurunnya hormon estrogen pada wanita dan hormon androgen pada pria, yang akan menyebabkan tulang mengalami proses pengapuran.

😱 Osteoporosis Sekunder

Osteoporosis sekunder atau yang biasa disebut osteoporosis tipe 2 adalah osteoporosis yang disebabkan oleh penyakit atau konsumsi obat-obatan tertentu. Beberapa penyakit yang rentan terserang osteoporosis tipe ini antara lain diabetes, lupus, ginjal, liver, dan kelainan bawaan lahir.

Orang yang berisiko tinggi untuk mengalami osteoporosis adalah:

💁 Orang yang usianya di atas 50 tahun: 

Risiko terkena osteoporosis meningkat seiring bertambahnya usia.

💁 Wanita pasca-menopause: 

Wanita yang telah mengalami menopause memiliki risiko yang lebih tinggi terkena osteoporosis karena kadar estrogen dalam tubuh menurun. Data Kemenkes RI mencatat prevalensi osteoporosis di Indonesia sebesar 23% pada wanita berusia 50-80 tahun, dan 53% pada wanita berusia 80 tahun ke atas. 

💁 Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan osteoporosis: 

Bila ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, maka risiko seseorang terkena osteoporosis juga meningkat.

💁 Orang yang memiliki tubuh kecil atau kurus: 

Orang yang memiliki tubuh kecil atau kurus cenderung memiliki massa tulang yang lebih sedikit dan risiko osteoporosis yang lebih tinggi.

💁 Orang yang memiliki riwayat penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang: 

Penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang dapat mengurangi kepadatan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis.

💁 Orang yang kurang mengonsumsi kalsium dan vitamin D: 

Kalsium dan vitamin D sangat penting untuk kesehatan tulang. Jika seseorang tidak mendapatkan cukup nutrisi ini, maka risiko terkena osteoporosis akan meningkat.

💁 Orang yang tidak aktif secara fisik:

Olahraga dan aktivitas fisik membantu memperkuat tulang. Orang yang tidak aktif secara fisik cenderung memiliki massa tulang yang lebih sedikit dan risiko osteoporosis yang lebih tinggi.

💁 Orang yang merokok atau minum alkohol secara berlebihan: 

Merokok dan minum alkohol secara berlebihan dapat mengurangi kepadatan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis.

Bila seseorang memiliki faktor risiko tersebut, penting untuk melakukan pencegahan osteoporosis melalui gaya hidup yang sehat dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan atau pengobatan yang tepat.

Gejala- gejala osteoporosis

Biasanya tidak ada gejala pada tahap awal pengeroposan tulang. Tapi begitu tulang Anda melemah karena osteoporosis, Anda mungkin memiliki tanda dan gejala yang meliputi:

  • Nyeri punggung, disebabkan oleh tulang belakang yang patah atau roboh
  • Kehilangan tinggi badan dari waktu ke waktu
  • Postur bungkuk
  • Tulang yang patah jauh lebih mudah dari yang diperkirakan

Beberapa cara mencegah osteoporosis:

💫 Konsumsi makanan yang kaya kalsium:

Kalsium adalah nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Sumber makanan yang baik untuk kalsium adalah susu dan produk olahannya, keju, ikan, sayuran hijau seperti brokoli, bayam, dan kubis.

💫 Konsumsi makanan yang kaya vitamin D: 

Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dan menjaga kesehatan tulang. Sumber makanan yang baik untuk vitamin D adalah ikan, kuning telur, dan makanan yang diperkaya dengan vitamin D seperti susu dan sereal.

💫 Lakukan aktivitas fisik secara teratur:

Berolahraga secara teratur dapat membantu memperkuat tulang dan mencegah kerapuhan tulang. Aktivitas yang baik untuk kesehatan tulang antara lain berjalan kaki, jogging, berenang, dan latihan kekuatan.

💫 Hindari merokok dan minum alkohol yang berlebihan:

Merokok dan minum alkohol yang berlebihan dapat mengurangi kepadatan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis.

💫 Dapatkan asupan nutrisi yang cukup: 

Selain kalsium dan vitamin D, nutrisi lain seperti magnesium, vitamin K, dan vitamin C juga penting untuk kesehatan tulang. Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi ini atau melalui suplemen makanan jika perlu. 

💫 Makanan Asin:

Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung garam (natrium) menyebabkan tubuh kehilangan kalsium dan dapat menyebabkan pengeroposan tulang. Cobalah untuk membatasi jumlah makanan olahan, makanan kaleng, dan garam yang ditambahkan ke makanan yang Anda makan setiap hari. Untuk mengetahui apakah suatu makanan mengandung natrium tinggi, lihat label Fakta Gizi. jika mencantumkan 20% atau lebih untuk% Nilai Harian, berarti tinggi natrium. .

💫 Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur: 

Memeriksa kesehatan tulang secara teratur, terutama bagi orang yang berisiko tinggi terkena osteoporosis, dapat membantu mendeteksi dini dan mencegah kerusakan tulang yang lebih serius. 

Penting juga untuk mencoba menghindari jatuh . Jatuh adalah penyebab patah tulang nomor satu pada orang dewasa yang lebih tua.

Jika Anda memiliki gejala osteoporosis atau kurang yakin dengan kondisi tulang Anda, segera menghubungi tenaga kesehatan yang profesional atau dokter yang bermutu untuk memeriksa kondisi kesehatan.

Dengan menjaga gaya hidup yang sehat dan memperhatikan nutrisi dan aktivitas fisik, kita dapat mencegah osteoporosis dan mempertahankan kesehatan tulang yang baik. Mencegah lebih baik daripada mengobati,



 Sumber:

https://www.osteoporosis.foundation/

https://www.bonehealthandosteoporosis.org/patients/treatment/nutrition/

https://www.niams.nih.gov/health-topics/exercise-your-bone-health

https://medlineplus.gov/osteoporosis.html#cat_93

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/osteoporosis/symptoms-causes/syc-20351968

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2113/mari-ketahui-osteoporosis



Friday, 12 May 2023

Lansia Jadi Pemimpin,Apa hebatnya !


    👴👵

  Lansia adalah istilah yang digunakan untuk menyebut orang yang telah mencapai usia lanjut, yaitu usia di atas 60 tahun. Istilah lansia berasal dari bahasa Latin "laetus senex" yang berarti "orang tua yang bahagia". 

Walaupun usia 60 tahun lebih umumnya digunakan sebagai batas usia untuk disebut sebagai lansia, namun batas usia ini dapat berbeda-beda di setiap negara tergantung pada kebijakan pemerintah dan aspek sosial yang berbeda. 

Ilustrasi  Lansia Pemimpin 
(canva.com) 

Lansia sering kali mengalami penurunan fisik dan mental yang terkait dengan usia, sehingga mereka memerlukan perawatan dan dukungan khusus untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidup mereka.

Pemimpin yang sudah lansia memiliki keunggulan yang dapat memberikan kontribusi yang besar dalam kepemimpinan dan pengembangan masyarakat. 

Berikut adalah beberapa keunggulan dari pemimpin lansia:

💪 Pengalaman dan kebijakan yang matang: 

Pemimpin lansia biasanya memiliki pengalaman dan kebijakan yang matang, karena mereka telah mengalami berbagai macam situasi dalam hidup mereka. Mereka mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki.

💪 Ketenangan dan kestabilan: 

Pemimpin lansia memiliki ketenangan dan kestabilan yang diperoleh dari pengalaman hidup mereka. Mereka mampu menghadapi tekanan dan krisis dengan tenang, dan dapat mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang sulit.

💪 Kemampuan untuk menginspirasi: Pemimpin lansia dapat menjadi panutan bagi generasi yang lebih muda. Mereka dapat memberikan nasihat dan pandangan yang berharga, serta menginspirasi orang lain dengan pengalaman dan pengetahuan mereka. Mempunyai jaringan yang luas: Pemimpin lansia biasanya memiliki jaringan yang luas, baik dalam bidang politik maupun sosial. Jaringan ini dapat membantu mereka dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat dan membangun kerja sama dengan berbagai pihak.

💪 Pemikiran yang visioner:

Pemimpin lansia biasanya memiliki pemikiran yang visioner dan strategis. Mereka dapat memikirkan jangka panjang dan membuat rencana yang berkelanjutan untuk pengembangan masyarakat.

💪 Menghargai tradisi dan budaya: 

Pemimpin lansia biasanya lebih menghargai tradisi dan budaya dari daerah mereka. Hal ini dapat membantu mereka dalam membangun kerja sama dengan masyarakat dan menjaga kearifan lokal.

      Keunggulan-keunggulan tersebut menjadikan pemimpin lansia dapat memberikan kontribusi yang positif dalam kepemimpinan dan pengembangan masyarakat. Oleh karena itu, pemilihan pemimpin yang sudah lansia dapat menjadi alternatif yang baik untuk mencapai tujuan pembangunan yang lebih baik.Meskipun pemimpin lansia memiliki banyak kelebihan dan keunggulan, namun ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan dalam memilih pemimpin lansia. 

Berikut beberapa kelemahan yang mungkin dimiliki oleh pemimpin lansia:

😓 Keterbatasan dalam penggunaan teknologi: 

Pemimpin lansia cenderung kurang terampil dalam menggunakan teknologi dan mungkin memiliki kesulitan dalam beradaptasi dengan perubahan teknologi yang cepat. Hal ini dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin.

😓 Kurangnya keterlibatan dengan generasi muda: 

Pemimpin lansia mungkin tidak memahami sepenuhnya kebutuhan dan keinginan dari generasi muda, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk memimpin dengan efektif dan menghasilkan keputusan yang tepat.

😓 Keterbatasan dalam kesehatan dan kekuatan fisik: 

Pemimpin lansia cenderung memiliki keterbatasan dalam kesehatan dan kekuatan fisik, sehingga mereka mungkin kesulitan untuk menjalankan tugas-tugas yang memerlukan energi dan kekuatan fisik yang besar.

😓 Kurangnya kreativitas dan inovasi: 

Pemimpin lansia mungkin kurang memiliki kreativitas dan inovasi dalam memikirkan solusi-solusi baru dan mencapai tujuan yang lebih ambisius. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengalaman dan perspektif yang terbatas, serta kurangnya kemampuan untuk berpikir "out of the box".

😓 Keterbatasan dalam keberanian dan fleksibilitas: 

Pemimpin lansia mungkin memiliki keterbatasan dalam keberanian dan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan atau situasi yang sulit. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengalaman hidup yang lebih konservatif atau kurangnya pengalaman dalam menghadapi situasi yang kompleks.

     Walaupun pemimpin lansia memiliki banyak kelemahan seperti yang telah disebutkan di atas, namun kelemahan-kelemahan tersebut dapat diganti atau dikompensasi dengan kelebihan dan keunggulan lainnya yang mungkin dimiliki oleh pemimpin lansia. Penting bagi kita untuk mempertimbangkan dengan cermat kualitas dan kompetensi dari calon pemimpin, terlepas dari usia mereka.

Berdasarkan penelitian yang tersedia tentang hubungan antara usia dan kepemimpinan, Frank Walter dan Susan Scheibe (2012) mengidentifikasi beberapa temuan yang relevan. Dalam perilaku berorientasi tugas—menyelesaikan pekerjaan—pemimpin yang lebih muda dan lebih tua tampak sama efektifnya.

Pilih pemimpin yang jelas visi dan misinya untuk membangun negara dan memakmurkan rakyatnya. Pemimpin yang peduli dengan para lansia, baik kesehatannya maupun kesejahteraannya.


 



Sumber:

https://www.canva.com/join/qlp-spc-stp

https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-leaders-edge/202001/leadership-does-age-matter

https://www.sanders.senate.gov/

https://www.whitehouse.gov/administration/president-biden/

https://www.mikebloomberg.com/about/

https://en.wikipedia.org/wiki/Donald_Trump