Menurut data WHO yang diperbarui pada tahun 2019, diperkirakan terdapat sekitar 50 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan demensia, dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 152 juta pada tahun 2050. Sekitar 60-70% kasus demensia disebabkan oleh penyakit Alzheimer.
Ilustrasi Alzheimer (canva.com) |
Di Indonesia sendiri, diperkirakan ada sekitar 1.2 juta orang dengan demensia pada tahun 2016, yang akan meningkat menjadi 2 juta di 2030 dan 4 juta orang pada tahun 2050.
Demensia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelompok gejala yang mempengaruhi fungsi otak, termasuk memori, pemikiran, dan kemampuan berpikir. Demensia bukanlah penyakit tunggal, tetapi istilah umum untuk berbagai kondisi yang dapat menyebabkan penurunan kognitif dan perubahan perilaku yang signifikan.
Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif yang mempengaruhi fungsi otak, terutama memori, pemikiran, dan perilaku. Ini adalah jenis demensia yang paling umum terjadi pada lansia. Jadi, Alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang umum terjadi pada lansia.
Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Alzheimer
Usia
Faktor risiko terbesar yang diketahui untuk Alzheimer dan demensia lainnya adalah bertambahnya usia, tetapi gangguan ini bukanlah bagian normal dari penuaan. Sementara usia meningkatkan risiko, itu bukan penyebab langsung Alzheimer.
Kebanyakan orang dengan penyakit ini berusia 65 tahun ke atas. Setelah usia 65 tahun, risiko alzheimer berlipat ganda setiap lima tahun. Setelah usia 85 tahun, risikonya mencapai hampir sepertiga.
Sejarah keluarga
Faktor risiko kuat lainnya adalah riwayat keluarga. Mereka yang memiliki orang tua, saudara laki-laki atau perempuan penderita Alzheimer lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit ini. Risiko meningkat jika lebih dari satu anggota keluarga menderita penyakit tersebut. Ketika penyakit cenderung menurun dalam keluarga, faktor keturunan (genetik), faktor lingkungan, atau keduanya, mungkin berperan.
Genetika (keturunan)
Para ilmuwan tahu gen terlibat dalam Alzheimer. Dua kategori gen mempengaruhi apakah seseorang mengembangkan suatu penyakit: gen risiko dan gen deterministik. Gen Alzheimer telah ditemukan di kedua kategori tersebut. Diperkirakan kurang dari 1% kasus Alzheimer disebabkan oleh gen deterministik (gen yang menyebabkan suatu penyakit, bukan meningkatkan risiko berkembangnya suatu penyakit).
Faktor risiko lain yang mungkin dapat memengaruhi
Cedera kepala: Ada hubungan antara cedera kepala dan risiko demensia di masa depan. Lindungi otak Anda dengan memasang sabuk pengaman, mengenakan helm saat berolahraga, dan tidak jatuh.
Koneksi jantung-kepala: Beberapa bukti terkuat menghubungkan kesehatan otak dengan kesehatan jantung. Hubungan ini masuk akal, karena otak diberi makan oleh salah satu jaringan pembuluh darah tubuh yang paling kaya, dan jantung bertanggung jawab untuk memompa darah melalui pembuluh darah ini ke otak.
Tanda-tanda gejala awal alzheimer
💭 Kehilangan memori yang mengganggu kehidupan sehari-hari:
Melupakan informasi yang baru dipelajari. Lainnya termasuk melupakan tanggal atau acara penting, mengajukan pertanyaan yang sama berulang kali, dan semakin perlu mengandalkan alat bantu memori (misalnya, catatan pengingat atau perangkat elektronik).
💭 Tantangan dalam merencanakan atau memecahkan masalah :
Beberapa orang yang hidup dengan demensia mungkin mengalami perubahan dalam kemampuan mereka untuk berkembang dan mengikuti rencana atau bekerja dengan angka. Mereka mungkin kesulitan mengikuti resep yang sudah dikenal atau melacak tagihan bulanan.
💭 Kesulitan menyelesaikan tugas-tugas akrab :
Terkadang kesulitan mengemudi ke lokasi yang sudah dikenal, mengatur daftar belanjaan, atau mengingat aturan permainan favorit.
💭 Kebingungan dengan waktu atau tempat :
Orang yang hidup dengan Alzheimer dapat kehilangan jejak tanggal, musim, dan berlalunya waktu. Mereka mungkin kesulitan memahami sesuatu jika tidak segera terjadi. Terkadang mereka mungkin lupa di mana mereka berada atau bagaimana mereka sampai di sana.
💭 Kesulitan memahami gambar visual dan hubungan spasial :
Ini dapat menyebabkan kesulitan dengan keseimbangan atau kesulitan membaca. Mereka mungkin juga memiliki masalah dalam menilai jarak dan menentukan warna atau kontras, yang menyebabkan masalah saat mengemudi.
💭 Masalah baru dengan kata-kata dalam berbicara atau menulis :
Mengalami kesulitan mengikuti atau bergabung dalam percakapan. Mereka mungkin berhenti di tengah percakapan dan tidak tahu bagaimana melanjutkan atau mereka mungkin mengulanginya sendiri. Mereka mungkin kesulitan dengan kosa kata, kesulitan menamai objek yang sudah dikenal atau menggunakan nama yang salah
💭Salah menempatkan barang dan kehilangan kemampuan menelusuri kembali langkah-langkah :
Seseorang yang hidup dengan penyakit Alzheimer mungkin meletakkan barang-barang di tempat yang tidak biasa. Mereka mungkin kehilangan barang dan tidak dapat kembali ke langkah mereka untuk menemukannya lagi. Dia mungkin menuduh orang lain mencuri, terutama saat penyakitnya berkembang.
💭 Penilaian yang menurun atau buruk :
Individu mungkin mengalami perubahan dalam penilaian atau pengambilan keputusan. Misalnya, mereka mungkin menggunakan penilaian yang buruk saat berurusan dengan uang atau kurang memperhatikan dandanan atau menjaga kebersihan diri.
💭 Penarikan diri dari pekerjaan atau kegiatan sosial :
Seseorang yang hidup dengan penyakit Alzheimer mungkin mengalami perubahan dalam kemampuan menahan atau mengikuti percakapan. Akibatnya, ia dapat menarik diri dari hobi, kegiatan sosial, atau keterlibatan lainnya. Mereka mungkin kesulitan mengikuti tim atau aktivitas favorit.
💭 Perubahan suasana hati dan kepribadian :
Individu yang hidup dengan Alzheimer mungkin mengalami perubahan suasana hati dan kepribadian. Mereka bisa menjadi bingung, curiga, tertekan, takut atau cemas. Mereka mungkin mudah kesal di rumah, dengan teman, atau saat berada di luar zona nyaman.
Tahapan Alzheimer
Alzheimer tahap awal (ringan)
Pada tahap awal Alzheimer, seseorang dapat berfungsi secara mandiri. Dia mungkin masih mengemudi, bekerja dan menjadi bagian dari kegiatan sosial. Meskipun demikian, orang tersebut mungkin merasa seolah-olah dia mengalami penyimpangan ingatan, seperti lupa kata-kata yang sudah dikenal atau lokasi benda sehari-hari. Kesulitan umumnya meliputi:
- Datang dengan kata atau nama yang tidak tepat.
- Mengingat nama ketika diperkenalkan kepada orang baru.
- Mengalami kesulitan melakukan tugas dalam pengaturan sosial atau pekerjaan.
- Melupakan materi yang baru saja dibaca.
- Kehilangan atau salah meletakan barang berharga.
- Mengalami peningkatan masalah dengan perencanaan atau pengorganisasian.
Alzheimer tahap menengah (sedang)
Tahap menengah Alzheimer biasanya merupakan tahap terpanjang dan dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Seiring perkembangan penyakit, penderita Alzheimer akan membutuhkan tingkat perawatan yang lebih tinggi. Gejala yang bervariasi dari orang ke orang, mungkin termasuk:
- Menjadi pelupa peristiwa atau sejarah pribadi.
- Merasa murung atau menarik diri, terutama dalam situasi yang menantang secara sosial atau mental.
- Tidak dapat mengingat informasi tentang diri mereka sendiri seperti alamat atau nomor telepon mereka.
- Mengalami kebingungan tentang di mana mereka berada atau hari apa sekarang.
- Membutuhkan bantuan memilih pakaian yang tepat untuk musim atau acara.
- Mengalami kesulitan mengendalikan kandung kemih dan usus mereka.
- Mengalami perubahan pola tidur, seperti tidur di siang hari dan menjadi gelisah di malam hari.
- Menunjukkan kecenderungan yang meningkat untuk mengembara dan tersesat.
- Mendemonstrasikan perubahan kepribadian dan perilaku, termasuk kecurigaan dan delusi atau kompulsif, perilaku berulang seperti meremas-remas tangan atau merobek-robek jaringan.
Alzheimer stadium akhir (parah)
Pada tahap akhir penyakit, gejala demensia menjadi parah. Individu kehilangan kemampuan untuk menanggapi lingkungan mereka, untuk bercakap-cakap dan, akhirnya, untuk mengontrol gerakan. Mereka mungkin masih mengucapkan kata atau frasa, tetapi mengomunikasikan rasa sakit menjadi sulit. Seiring ingatan dan keterampilan kognitif terus memburuk, perubahan kepribadian yang signifikan dapat terjadi dan individu memerlukan perawatan ekstensif.
Pada tahap ini, individu dapat:
- Membutuhkan bantuan sepanjang waktu dengan perawatan pribadi sehari-hari.
- Kehilangan kesadaran akan pengalaman baru-baru ini serta lingkungan mereka.
- Mengalami perubahan kemampuan fisik, termasuk berjalan, duduk, dan akhirnya menelan
- Mengalami kesulitan berkomunikasi.
- Menjadi rentan terhadap infeksi, terutama pneumonia.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mempromosikan kesehatan otak dan mengurangi risiko terkena penyakit Alzheimer :
😎 Pertahankan gaya hidup sehat:
Menerapkan gaya hidup sehat secara umum dapat mendukung kesehatan otak. Faktor-faktor seperti makan makanan bergizi, menjaga berat badan yang sehat, berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan mengelola stres dapat memberikan manfaat bagi kesehatan otak dan mengurangi risiko Alzheimer.
😎 Terlibat dalam aktivitas mental yang merangsang otak :
Mendorong keterlibatan dalam aktivitas yang merangsang otak dapat membantu menjaga kebugaran mental dan mungkin mempercepat pemulihan dari kerusakan otak. Misalnya, melakukan teka-teki, membaca, menulis, belajar musik, atau terlibat dalam kegiatan sosial yang menantang otak dapat bermanfaat.
😎 Lindungi otak dari cedera:
Cedera kepala yang serius atau berulang dapat meningkatkan risiko terkena Alzheimer. Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi otak, seperti menggunakan helm saat bersepeda atau mengendarai sepeda motor, menghindari jatuh, dan mengurangi risiko cedera kepala lainnya.
😎 Pertahankan tekanan darah, kolesterol, dan gula darah yang sehat:
Kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes dapat meningkatkan risiko Alzheimer. Memantau dan menjaga tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah pada tingkat yang sehat dapat membantu mengurangi risiko tersebut.
😎 Tetap aktif secara sosial dan emosional:
Menjaga hubungan sosial yang kuat dan aktif dapat mendukung kesehatan otak. Terlibat dalam kegiatan sosial, menjalin hubungan yang bermakna, dan menjaga dukungan emosional dapat memberikan manfaat bagi kesehatan otak.
😎 Jaga kesehatan jantung:
Kesehatan jantung yang baik dapat berkontribusi pada kesehatan otak. Mengikuti gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan jantung, seperti makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan tidak merokok, dapat berdampak positif pada kesehatan otak.
Penting untuk diingat bahwa meskipun langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi risiko terkena Alzheimer, tidak ada jaminan bahwa penyakit ini dapat sepenuhnya dicegah.
Beberapa makanan yang dapat menjadi bagian dari pola makan sehat yang dapat membantu mendukung kesehatan otak dan mungkin berkontribusi dalam mencegah Alzheimer :
😋 Makanan yang kaya akan antioksidan:
Buah-buahan dan sayuran yang berwarna cerah mengandung banyak antioksidan, seperti vitamin C dan vitamin E, yang dapat membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif. Contoh makanan yang baik untuk dikonsumsi termasuk blueberry, stroberi, anggur merah, jeruk, bayam, brokoli, wortel, dan kubis ungu.
😋 Ikan berlemak:
Ikan seperti salmon, sarden, dan tuna mengandung asam lemak omega-3 yang bermanfaat bagi kesehatan otak. Omega-3 dapat membantu mengurangi peradangan dan menjaga kesehatan sel-sel otak. Disarankan untuk mengonsumsi ikan berlemak setidaknya dua kali seminggu.
😋 Minyak zaitun:
Minyak zaitun mengandung senyawa-senyawa antiinflamasi dan antioksidan yang dapat bermanfaat bagi kesehatan otak. Menggunakan minyak zaitun sebagai sumber lemak dalam masakan sehari-hari dapat memberikan manfaat.
😋 Kacang-kacangan dan biji-bijian:
Kacang-kacangan seperti almond, kenari, dan kacang-kacangan lainnya, serta biji-bijian seperti biji bunga matahari dan biji rami, mengandung nutrisi penting seperti vitamin E, asam lemak sehat, dan antioksidan. Makanan ini dapat memberikan dukungan nutrisi bagi kesehatan otak.
😋Teh hijau:
Teh hijau mengandung senyawa antioksidan dan antiinflamasi yang disebut polifenol. Polifenol dalam teh hijau telah dikaitkan dengan manfaat bagi kesehatan otak dan dapat membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan.
😋 Sayuran berdaun hijau gelap:
Sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam, kale, dan kangkung mengandung berbagai nutrisi penting seperti vitamin K, folat, dan beta-karoten. Nutrisi-nutrisi ini dapat membantu menjaga kesehatan otak.
Menjaga pola makan yang seimbang dan memperhatikan asupan nutrisi secara keseluruhan. Hindari makanan olahan, tinggi gula, lemak jenuh, dan natrium yang berlebihan, karena pola makan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan kondisi yang dapat berdampak pada kesehatan otak.
Penting untuk diingat bahwa pola makan yang sehat hanya merupakan salah satu faktor dalam menjaga kesehatan otak secara keseluruhan. Gaya hidup sehat yang meliputi olahraga secara teratur, tidur yang cukup, merawat kesehatan jantung, dan menjaga keterlibatan sosial juga penting dalam.
Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang Alzheimer atau kesehatan otak Anda, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan untuk evaluasi dan saran yang tepat.
Sumber:
https://alzi.or.id/statistik-tentang-demensia/
https://www.alz.org/alzheimers-dementia/stages
https://www.nia.nih.gov/health/alzheimers
https://www.alzheimersresearchuk.org/dementia-information/