Monday, 10 July 2023

Kedutan Mata, Suatu Pertanda Atau Penyakit

         Mitos yang beredar di Indonesia, mata kedutan sebelah kiri sering dianggap sebagai pertanda baik. Apabila kamu mengalami kedutan di sudut mata sebelah kiri, itu artinya kamu akan bertemu dengan saudara jauh yang telah lama berpisah.

Di balik mitos yang beredar di atas, ada penjelasan ilmiah mengenai mata kedutan. Meskipun sensasi kedutan yang kadang muncul di dalam atau di sekitar kelopak mata dapat menyebabkan iritasi, kebanyakan mata kedutan bukan merupakan kondisi yang serius.

Mata kedutan biasanya tidak berbahaya, karena sering dipicu oleh berbagai kegiatan sehari-hari, seperti kelelahan, kurang tidur, merokok, mengonsumsi kafein atau alkohol.

Kedutan (Myokymia) kelopak mata digambarkan sebagai kontraksi terus menerus dan halus yang mempengaruhi kelopak mata  terutama bagian bawah, bentuk ini adalah kasus ringan kedutan mata yang sebagian besar pasien tidak memerlukan pengobatan.

Kedutan mata adalah kejang otot mata atau kelopak mata atau gerakan yang tidak dapat Anda kendalikan. Itu cenderung terjadi lebih banyak di kelopak mata atas Anda. Tutupnya bergerak setiap beberapa detik, biasanya hanya satu atau dua menit.

Kedutan pada kelopak mata pada lansia bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Di bawah ini adalah beberapa kemungkinan penyebabnya:

πŸ‘‰ Kelelahan dan stres: 

Kelopak mata yang kedutan bisa menjadi tanda kelelahan dan stres yang berlebihan. Pada lansia, tingkat stres yang tinggi atau kelelahan fisik yang berkepanjangan dapat menyebabkan otot-otot di sekitar kelopak mata berkontraksi tidak terkendali.

πŸ‘‰ Kurang tidur:

Kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas dapat menjadi penyebab kedutan pada kelopak mata. Hal ini sering terjadi pada lansia yang mungkin mengalami perubahan pola tidur atau memiliki masalah tidur seperti insomnia. Kelopak mata berkedut sering terjadi pada orang yang terlalu lelah. Bersiaplah untuk tidur sebentar dan tidur nyenyak.

Lansia sehat memiliki tidur berkualitas jauh dari kedutan mata
( Sumber: foto paguyuban pensiun 209)

πŸ‘‰ Mata kering:

Produksi air mata yang berkurang atau kualitas air mata yang buruk dapat menyebabkan mata menjadi kering. Kondisi ini dapat mempengaruhi otot-otot di sekitar mata dan menyebabkan kelopak mata kedutan. Dalam beberapa kasus, iritasi atau mata kering dapat menyebabkan kejang kelopak mata.

πŸ‘‰ Efek samping obat: 

Beberapa obat yang digunakan oleh lansia dapat memiliki efek samping seperti kelopak mata yang kedutan. Misalnya, obat-obatan yang digunakan untuk mengobati kondisi seperti tekanan darah tinggi atau gangguan saraf tertentu dapat menyebabkan efek samping tersebut.


Lansia sehat berkumpul untuk mengelola stres dan ketegangan
( Sumber: foto pens 49 ceria)

πŸ‘‰ Gangguan saraf: 

Beberapa gangguan saraf tertentu, seperti blefarospasme atau hemifacial spasm, dapat menyebabkan kedutan pada kelopak mata. Gangguan ini melibatkan kontraksi tidak terkendali dari otot-otot di sekitar mata dan wajah.

           πŸ’¬  Bila kelopak mata kedutan pada lansia Anda berlangsung dalam jangka waktu yang lama atau disertai dengan gejala lain yang mengganggu, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan memberikan penanganan yang sesuai sesuai dengan kondisi yang mendasarinya.

Lansia sehat mampu bersantai dan mengurangi ketegangan
(Sumber: foto paguyuban pengawas purna)

Beberapa contoh penyakit dengan sindrom kedutan mata:

πŸ’₯ Blefarospasme: 

Blefarospasme adalah gangguan saraf yang ditandai oleh kontraksi berulang dan tidak terkendali dari otot-otot kelopak mata. Kedutan pada kelopak mata merupakan gejala utama dari kondisi ini. Blefarospasme dapat menyebabkan kelopak mata yang berkedut secara berulang dan berkelanjutan, terkadang menyebabkan kesulitan dalam membuka mata.

Ilustrasi kedutan kelopak mata
( Sumber: canva.com)

πŸ’₯ Hemifacial spasm:

Hemifacial spasm adalah kondisi di mana otot-otot di setengah wajah mengalami kontraksi tidak terkendali. Kondisi ini dapat mempengaruhi otot-otot kelopak mata, menyebabkan kedutan yang berulang pada kelopak mata.

πŸ’₯ Dystonia fokal:

Dystonia fokal adalah gangguan neurologis di mana terjadi kontraksi otot-otot secara tidak terkendali pada bagian tubuh tertentu. Dalam beberapa kasus, dystonia fokal dapat mempengaruhi otot-otot kelopak mata, menyebabkan kedutan yang berulang pada kelopak mata.

πŸ’₯ Sindrom Tourette: 

Sindrom Tourette adalah gangguan neurologis yang ditandai oleh tics motorik dan vokal yang tidak terkendali. Salah satu tics motorik yang umum adalah kedutan pada kelopak mata.

πŸ’₯ Efek samping obat:

Beberapa obat, terutama obat-obatan yang mempengaruhi sistem saraf, dapat menyebabkan efek samping berupa kedutan pada kelopak mata.

                   Ada beberapa makanan yang diketahui baik untuk mencegah kedutan mata pada lansia. Beberapa nutrisi dan zat-zat tertentu dalam makanan ini dapat membantu menjaga kesehatan mata dan mencegah atau mengurangi kedutan pada mata. 

Beberapa contoh makanan yang baik untuk mencegah kedutan mata pada lansia:

🐬Ikan berlemak: 

Ikan seperti salmon, tuna, sarden, dan makarel mengandung omega-3 asam lemak yang penting untuk kesehatan mata. Asam lemak omega-3 dapat membantu menjaga kelembaban mata dan mengurangi risiko pengeringan mata yang dapat menyebabkan kedutan.

🐬 Sayuran hijau tua: 

Sayuran seperti bayam, kangkung, brokoli, dan kale mengandung lutein dan zeaxanthin, kedua zat ini membantu melindungi mata dari kerusakan akibat sinar matahari dan kerusakan oksidatif. Konsumsi sayuran hijau tua secara teratur dapat membantu mencegah kedutan pada mata.

🐬 Buah-buahan beri: 

Buah-buahan seperti blueberry, blackberry, dan raspberry mengandung antioksidan yang tinggi, termasuk vitamin C dan vitamin E. Antioksidan ini membantu melindungi mata dari radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan dan penuaan pada mata.

🐬 Telur: 

Telur mengandung nutrisi penting seperti lutein, zeaxanthin, vitamin E, dan zinc, yang semuanya baik untuk kesehatan mata. Konsumsi telur dalam jumlah moderat dapat memberikan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh mata.

🐬 Kacang-kacangan: 

Kacang-kacangan seperti almond, kenari, dan kacang Brazil mengandung vitamin E, omega-3 asam lemak, dan mineral seperti selenium yang baik untuk kesehatan mata. Makanan ini dapat membantu mencegah kerusakan pada jaringan mata dan menjaga elastisitas kulit di sekitar mata.

🐬 Wortel: 

Wortel mengandung beta-karoten, yang dapat diubah menjadi vitamin A oleh tubuh. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan membantu menjaga kekuatan dan kecerahan penglihatan. Selain wortel, makanan lain yang kaya akan beta-karoten termasuk labu, ubi jalar, dan paprika merah.

          Selain makanan-makanan tersebut, penting juga untuk menjaga asupan cairan yang cukup dan mengonsumsi makanan yang kaya akan serat dan antioksidan.

Untuk mencegah atau mengurangi kedutan pada mata, Anda dapat mencoba langkah-langkah berikut:

😏 Istirahat yang cukup: 

Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup setiap malam. Kurang tidur dapat menyebabkan kelelahan dan meningkatkan risiko kedutan pada mata. Cobalah untuk tidur selama 7-8 jam setiap malam.

😏 Kelola stres: 

Stres yang berlebihan dapat memicu kedutan pada mata. Temukan cara untuk mengelola stres seperti meditasi, relaksasi, yoga, atau aktivitas lain yang membantu Anda bersantai dan mengurangi ketegangan.

😏 Redakan mata kering:

Mata kering dapat menyebabkan ketegangan pada otot-otot kelopak mata dan memicu kedutan. Gunakan tetes mata buatan atau lubrikan mata secara teratur jika Anda mengalami mata kering. Hindari paparan terlalu lama pada lingkungan yang berangin atau berdebu yang dapat menyebabkan mata lebih kering.

😏 Kurangi konsumsi kafein dan alkohol:

Kafein dan alkohol dapat mempengaruhi kualitas tidur dan menyebabkan kelelahan yang berkontribusi pada kedutan mata. Batasi konsumsi minuman berkafein dan alkohol, terutama menjelang tidur. Kafein adalah stimulan dan mengonsumsinya terlalu banyak dapat menyebabkan kejang kelopak mata. Membatasi asupan kopi, teh, atau soda dapat membantu mengurangi kedutan kelopak mata.

😏 Lakukan latihan relaksasi mata:

Latihan relaksasi mata seperti memejamkan mata selama beberapa menit, melihat ke jauh setelah bekerja dengan layar komputer atau gadget, atau mengompres mata dengan kompres hangat dapat membantu mengurangi ketegangan pada otot-otot kelopak mata.

😏 Hindari paparan sinar matahari langsung: 

Terlalu banyak paparan sinar matahari dapat membuat Anda mengedipkan mata secara berlebihan, yang dapat memicu kedutan pada kelopak mata. Gunakan kacamata hitam yang melindungi dari sinar UV saat berada di luar ruangan.

😏 Jaga pola hidup sehat:

Pola hidup sehat secara umum dapat mendukung kesehatan mata. Pastikan Anda mengonsumsi makanan yang seimbang dan bergizi, termasuk makanan yang kaya akan vitamin A dan omega-3 seperti wortel, ikan, dan kacang-kacangan. Juga, jangan lupa untuk minum cukup air setiap hari.

                   πŸ’¬ Jika kedutan mata terus berlanjut atau mengganggu aktivitas sehari-hari, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat melakukan evaluasi lebih lanjut dan memberikan saran serta penanganan yang sesuai berdasarkan penyebab yang mendasarinya.




Sumber:

https://www.webmd.com/eye-health/why-your-eyes-twitch

https://www.aao.org/eye-health/tips-prevention/how-to-stop-eye-twitching

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560595/

https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/eye-twitching



Saturday, 8 July 2023

Waspada! Ada Kesemutan Ada Gangguan

        Kesemutan (paresthesia) adalah sensasi abnormal seperti tertusuk jarum-jarum, geli, atau mati rasa pada bagian tubuh tertentu. Sensasi ini sering terjadi pada tangan, lengan, atau kaki, tetapi juga bisa terjadi di area lainnya. Kesemutan disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf.  

Secara umum, kesemutan dapat mulai terjadi setelah beberapa menit dalam posisi yang tidak nyaman atau saat tekanan pada saraf meningkat. Misalnya, jika Anda duduk dengan kaki terlipat di bawah Anda atau meletakkan lengan di atas meja dalam waktu yang lama, Anda mungkin merasakan kesemutan dalam beberapa menit.

Sistem saraf kita terdiri dari jaringan saraf yang terhubung dari otak dan sumsum tulang belakang ke seluruh tubuh. Ketika saraf-saraf ini mengalami gangguan, misalnya terjepit, teriritasi, atau rusak, sinyal saraf yang dikirimkan ke otak bisa terganggu. Inilah yang menyebabkan sensasi kesemutan.

Fotografer harus cepat mengambil gambar karena lansia
    (kecuali yang tengah) lama berdiri, nyeri sendi dan kesemutan. 
( Sumber: foto LPC-lansia)

Kesemutan dapat terjadi pada berbagai usia, tetapi lebih umum terjadi pada mereka yang berusia di atas 65 tahun. Seiring bertambahnya usia, risiko mengalami masalah sirkulasi, gangguan saraf, dan kondisi kesehatan tertentu meningkat, yang dapat berkontribusi pada terjadinya kesemutan.

Duduk bersila terlalu lama, memungkinkan lansia mengalami kesemutan.
(sumber: foto LPC-lansia)
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesemutan pada lansia, meliputi:

πŸ™ Penurunan sirkulasi darah: 

Seiring bertambahnya usia, sistem peredaran darah pada lansia dapat mengalami penurunan kualitas dan efisiensi. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya pasokan darah yang cukup ke area tubuh tertentu, termasuk tangan dan kaki. Kurangnya aliran darah ini dapat menyebabkan kesemutan.

Perjalanan lansia yang cukup lama, perlu gerakan
dan perenggangan kaki agar tidak kesemutan.
( Sumber: foto pens 49 ceria)

πŸ™ Penyempitan pembuluh darah: 

Penuaan dapat menyebabkan penurunan elastisitas pembuluh darah, yang dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke ekstremitas seperti tangan dan kaki. Kurangnya pasokan darah yang cukup dapat menyebabkan kesemutan.

πŸ™Tekanan saraf: 

Tekanan fisik pada saraf, seperti akibat hernia tulang belakang, penyempitan saluran tulang belakang (stenosis spinal), atau cedera, dapat menyebabkan kesemutan.

πŸ™ Neuropati:

Gangguan pada saraf, yang dapat disebabkan oleh diabetes, infeksi, cedera saraf, atau faktor genetik, dapat menyebabkan kesemutan.

πŸ™ Tekanan saraf terulang: 

Beberapa aktivitas repetitif seperti mengetik terus-menerus atau menggunakan alat tertentu dalam posisi yang sama dapat menyebabkan kompresi atau iritasi pada saraf dan menyebabkan kesemutan.

πŸ™ Kekurangan vitamin: 

Kekurangan vitamin B12 atau asam folat dapat mengganggu fungsi saraf dan menyebabkan kesemutan.

πŸ™ Gangguan saraf perifer: 

Lansia juga lebih rentan terhadap gangguan saraf perifer, seperti neuropati perifer atau kompresi saraf. Neuropati perifer adalah kerusakan saraf yang dapat menyebabkan gejala seperti kesemutan, mati rasa, atau nyeri pada tangan dan kaki. Kompresi saraf dapat terjadi akibat pembengkakan jaringan atau perubahan degeneratif pada tulang, ligamen, atau otot, yang juga dapat menyebabkan kesemutan.

πŸ™ Tekanan saraf:

Komplikasi dari kondisi medis seperti hernia tulang belakang, penyempitan saluran tulang belakang (stenosis spinal), atau tekanan pada saraf tulang belakang (misalnya, radikulopati) dapat menyebabkan kesemutan pada lansia.

πŸ™ Diabetes: 

Lansia dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami neuropati diabetik, yang dapat menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada ekstremitas.

πŸ™ Efek samping obat:

Beberapa obat yang umumnya dikonsumsi oleh lansia memiliki efek samping yang termasuk kesemutan. Misalnya, beberapa obat tekanan darah tinggi atau obat pengatur denyut jantung dapat menyebabkan sensasi kesemutan.

         Selain itu, ada juga kondisi seperti sindrom terowongan karpal, radikulopati, multiple sclerosis, atau cedera saraf lainnya yang dapat menyebabkan kesemutan.

Sumber: radarbali.jawapos.com

         πŸ’­ Penting untuk diingat bahwa kesemutan itu sendiri bukanlah penyakit, tetapi tanda adanya gangguan yang mendasarinya.

Berikut adalah beberapa kegiatan yang dapat membantu mengurangi kesemutan pada lansia:

πŸ€ Berolahraga ringan: 

Olahraga ringan seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda dapat meningkatkan sirkulasi darah dan membantu mengurangi kesemutan. Pastikan untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan kondisi fisik lansia dan berkonsultasilah dengan dokter sebelum memulai program olahraga baru.

πŸ€ Peregangan dan gerakan:

Melakukan peregangan dan gerakan sederhana secara teratur dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan mengurangi ketegangan pada saraf. Peregangan kaki, pergelangan tangan, dan jari-jari dapat memberikan manfaat yang signifikan. Jika memungkinkan, lakukan peregangan setiap beberapa jam saat duduk atau berdiri dalam waktu lama.

πŸ€ Pijatan atau refleksiologi: 

Pijatan lembut atau refleksiologi pada tangan dan kaki dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan meredakan kesemutan. Anda dapat mencoba memijat tangan dan kaki sendiri atau meminta bantuan dari ahli pijat atau terapis refleksiologi yang berpengalaman.

πŸ€ Perubahan posisi secara teratur:

Mencegah posisi yang sama dalam waktu lama dapat membantu mengurangi kesemutan. Jika lansia sering duduk atau berbaring dalam waktu lama, bantu mereka untuk mengubah posisi secara teratur, menggerakkan bagian tubuh yang terkena kesemutan, atau bangun dan berjalan-jalan sejenak.

πŸ€ Menjaga suhu tubuh yang optimal: 

Pastikan suhu tubuh lansia tetap nyaman. Jika suhu terlalu dingin, dapat mempengaruhi sirkulasi darah dan menyebabkan kesemutan. Gunakan pakaian yang sesuai dan pastikan ruangan tempat tinggal lansia cukup hangat.

πŸ€Menerapkan teknik relaksasi: 

Teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan sirkulasi darah. Praktikkan teknik-teknik ini secara teratur untuk mengurangi gejala kesemutan.

πŸ€ Istirahatkan bagian tubuh yang terkena: 

Jika kesemutan terjadi karena penggunaan berlebihan atau aktivitas tertentu, istirahatkan bagian tubuh yang terkena. Berikan waktu istirahat dan hindari aktivitas yang dapat memperburuk kondisi.

πŸ€ Hindari tekanan atau kompresi berlebih: 

Pastikan Anda tidak mengenakan pakaian atau aksesoris yang terlalu ketat yang dapat menghambat aliran darah. Juga, hindari menumpuk benda berat pada area yang terkena kesemutan.

πŸ€ Terapi panas dan dingin: 

Terapi panas atau dingin dapat membantu mengurangi kesemutan pada beberapa kasus. Anda dapat menggunakan kompres hangat atau mandi air hangat untuk melebarkan pembuluh darah, atau menggunakan es pack atau kompres dingin untuk mengurangi peradangan dan mengurangi sensasi kesemutan.

πŸ€ Hindari faktor pemicu: 

Jika Anda menyadari bahwa ada faktor tertentu yang memicu kesemutan, seperti posisi yang tidak nyaman, gerakan tertentu, atau aktivitas tertentu, hindarilah faktor pemicu tersebut sebisa mungkin.

πŸ€ Perhatikan pola tidur dan kualitas tidur:

Pastikan Anda memiliki pola tidur yang baik dan tidur dalam posisi yang nyaman. Bantal yang mendukung leher dan posisi tidur yang ergonomis dapat membantu mengurangi kesemutan yang terjadi selama tidur.

            πŸ’¬ Jika kesemutan berlanjut atau menjadi lebih sering, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan penyebab yang mendasari dan menerima penanganan yang tepat.

Beberapa makanan dapat membantu dalam mengurangi kesemutan atau meningkatkan kesehatan saraf secara umum. Meskipun makanan itu sendiri tidak dapat secara langsung menghilangkan kesemutan, konsumsi makanan sehat dapat mendukung fungsi saraf yang optimal dan mengurangi risiko masalah saraf. 

Beberapa makanan yang baik untuk kesehatan saraf:

🌲 Makanan kaya vitamin B: 

Vitamin B kompleks, seperti vitamin B12, B6, dan folat, penting untuk kesehatan saraf. Sumber makanan yang baik termasuk ikan berlemak (seperti salmon, sarden, atau trout), daging tanpa lemak, telur, produk susu rendah lemak, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, sayuran hijau (seperti bayam), dan hati.

🌲  Makanan kaya antioksidan:

 Antioksidan membantu melindungi saraf dari kerusakan oksidatif. Buah-buahan dan sayuran yang berwarna cerah seperti blueberry, stroberi, raspberry, jeruk, anggur, brokoli, bayam, kubis, dan wortel merupakan sumber yang baik.

 πŸŒ² Makanan tinggi omega-3: 

Asam lemak omega-3 memiliki efek antiinflamasi dan dapat mendukung kesehatan saraf. Sumber omega-3 yang baik termasuk ikan berlemak (seperti salmon, sarden, atau tuna), biji chia, biji rami, dan kenari.

 πŸŒ² Makanan tinggi magnesium: 

Magnesium diperlukan untuk fungsi saraf yang sehat. Makanan kaya magnesium meliputi kacang-kacangan (kacang almond, kacang mete), biji labu, bayam, pisang, dan dark chocolate (cokelat hitam).

🌲  Makanan tinggi vitamin E: 

Vitamin E adalah antioksidan yang membantu melindungi saraf. Makanan yang mengandung vitamin E meliputi kacang-kacangan (kacang tanah, almond), biji bunga matahari, minyak biji gandum, bayam, dan sayuran hijau lainnya.

🌲  Makanan tinggi zat besi:

Kekurangan zat besi dapat mempengaruhi kesehatan saraf. Sumber zat besi yang baik termasuk daging merah tanpa lemak, unggas, ikan, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, dan biji-bijian utuh.

🌲  Makanan tinggi vitamin C: 

Vitamin C membantu dalam pembentukan kolagen, yang penting untuk kesehatan saraf. Buah-buahan seperti jeruk, kiwi, stroberi, dan paprika merah adalah sumber yang baik.

         πŸ’¬Selain makan makanan yang tepat, penting juga untuk menjaga pola makan seimbang, mengonsumsi cukup air, dan menghindari faktor risiko yang dapat merusak saraf, seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.

Pengobatan untuk kesemutan tergantung pada penyebabnya. Jika kesemutan Anda disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya, pengobatan akan ditujukan untuk mengatasi atau mengelola kondisi tersebut. 

Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan yang mungkin digunakan:

πŸ‘‰ Pengobatan kondisi medis yang mendasari: 

Jika kesemutan disebabkan oleh kondisi medis seperti neuropati, hernia tulang belakang, stenosis spinal, atau diabetes, dokter akan meresepkan pengobatan yang sesuai untuk mengelola atau mengobati kondisi tersebut. Pengobatan ini dapat mencakup obat-obatan untuk mengontrol gejala dan mencegah perkembangan lebih lanjut.

πŸ‘‰ Terapi fisik: 

Terapi fisik dapat membantu mengurangi kesemutan dengan cara menguatkan otot, meningkatkan fleksibilitas, dan meningkatkan sirkulasi darah. Fisioterapis dapat merancang program latihan yang sesuai untuk membantu mengurangi kesemutan.

πŸ‘‰ Obat-obatan:

Dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk mengurangi gejala kesemutan. Ini termasuk obat penghilang rasa sakit, seperti analgesik atau obat anti inflamasi nonsteroid, obat-obatan yang menstabilkan saraf, atau obat-obatan yang digunakan untuk mengobati kondisi khusus seperti diabetes atau gangguan peredaran darah.

πŸ‘‰ Terapi saraf: 

Beberapa kondisi yang menyebabkan kesemutan dapat memerlukan terapi saraf seperti blokade saraf atau stimulasi saraf. Prosedur ini dilakukan oleh ahli bedah saraf atau dokter yang terlatih dalam terapi saraf.

πŸ‘‰ Terapi alternatif:

Beberapa orang mencari terapi alternatif untuk mengatasi kesemutan. Terapi seperti akupunktur, pijat, atau terapi medis lainnya mungkin dapat memberikan bantuan simtomatik, meskipun bukti ilmiah yang mendukung efektivitas mereka terbatas.






Sumber:

https://www.mayoclinic.org/symptoms/numbness/basics/causes/sym-20050938

https://mymsaa.org/ 

https://medlineplus.gov/ency/article/003206.htm

https://www.healthline.com/health/numbness-and-tingling

https://www.medicalnewstoday.com/articles/326062


Thursday, 6 July 2023

Sangat Fatal, Bila Anda Pusing Tujuh Keliling

        Pusing adalah sensasi perasaan tidak stabil atau berputar, terkadang disertai dengan rasa lemah, pandangan kabur, atau perasaan ingin pingsan. Pusing bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan mekanisme yang kompleks.

Istilah "pusing tujuh keliling" sering digunakan secara tidak harfiah untuk menggambarkan perasaan sangat pusing atau kebingungan yang ekstrem. Secara medis, tidak ada kondisi spesifik yang disebut "pusing tujuh keliling". Ini lebih merupakan ungkapan figuratif untuk menyampaikan intensitas atau tingkat parah pusing yang dirasakan seseorang.


Lansia sehat dan semangat setelah operasi tulang belakang
tetap sehat jauh dari segala pusing
( Sumber : foto forum warga rt009/rw09)

         πŸ’¬  Namun, pusing juga perlu diwaspadai karena kemungkinan ada sesuatu penyakit dalam tubuh yang perlu penanganan secara medis. Pusing dapat disertai dengan berbagai gejala yang dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya. 

Pusing saat berdiri dari posisi duduk, jongkok, atau berbaring

Ini disebut hipotensi ortostatik, yaitu suatu kondisi di mana tekanan darah Anda tiba-tiba turun saat Anda berdiri dari posisi duduk, jongkok atau berbaring. Hipotensi berarti tekanan darah rendah.

Menurut definisi hipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan darah sistolik 20 mm Hg atau penurunan tekanan darah diastolik 10 mm Hg dalam waktu tiga menit berdiri jika dibandingkan dengan tekanan darah dari posisi duduk atau terlentang.

Gejala hipotensi ortostatik dapat meliputi:

πŸ‘¦ Pusing atau pusing saat berdiri

πŸ‘¦ Penglihatan kabur

πŸ‘¦ Kelemahan

πŸ‘¦ Kehilangan kesadaran sementara (sinkop)

πŸ‘¦ Mual

πŸ‘¦ Sulit berkonsentrasi

        πŸ’¬  Biasanya, saat Anda berdiri, tekanan darah Anda menurun karena darah terkumpul di kaki Anda. Sel khusus biasanya merasakan perubahan tekanan darah dan menyesuaikan detak jantung untuk memompa lebih banyak darah dan menstabilkan tekanan darah. Lesi atau kerusakan pada proses ini dapat menyebabkan hipotensi ortostatik.

Penyebab lain mungkin termasuk:

  • Dehidrasi
  • Istirahat di tempat tidur yang lama
  • Masalah jantung
  • Kondisi tiroid
  • Diabetes atau penyakit lainnya
  • Asupan diuretik, vasodilator, atau jenis obat lain yang berlebihan

         πŸ’¬   Faktor risiko hipotensi ortostatik, antara lain : berusia 65 tahun atau lebih, penyakit tertentu, beberapa obat, kehamilan, dan penggunaan alkohol. Pada orang tua, kondisi tersebut dapat mengindikasikan peningkatan risiko stroke, serangan jantung, atau gagal jantung.

Beberapa gejala umum yang sering dikaitkan dengan pusing, meliputi:

  • Sensasi perasaan tidak stabil atau berputar.
  • Pusing yang meningkat saat bergerak, berdiri, atau berubah posisi.
  • Rasa lemah atau kehilangan keseimbangan.
  • Mual atau muntah.
  • Pandangan kabur atau penglihatan ganda.
  • Sensasi tertekan di kepala.
  • Kehilangan kesadaran (dalam kasus yang lebih parah).
  • Kesulitan berkonsentrasi atau kebingungan.
  • Telinga berdenging atau tuli sementara.
  • Berkeringat atau pucat.

Berkumpul sesama Lansia, melupakan 
segala kepenatan dan pusing
(sumber: foto pensiunan 49 ceria)

   πŸ’¬   Perlu dicatat bahwa gejala-gejala ini tidak eksklusif untuk pusing dan dapat muncul pada kondisi lain juga. Ada beberapa alasan mengapa lansia (orang tua yang sudah lanjut usia) mungkin mengalami pusing. 

Beberapa penyebab umum mengalami pusing, meliputi:

πŸ˜‡ Penurunan fungsi kognitif:

Seiring bertambahnya usia, lansia mungkin mengalami penurunan fungsi kognitif, seperti gangguan memori dan kesulitan dalam memproses informasi. Ini dapat menyebabkan pusing atau perasaan kebingungan.


Sumber: yogya,news.com

πŸ˜‡ Gangguan keseimbangan: 

Lansia cenderung memiliki gangguan keseimbangan yang lebih tinggi, seperti masalah dengan sistem vestibular (pengatur keseimbangan dalam tubuh) atau penurunan kekuatan otot. Gangguan keseimbangan ini dapat menyebabkan sensasi pusing atau pusing saat berdiri atau berjalan.

πŸ˜‡ Efek samping obat-obatan: 

Lansia sering mengonsumsi beberapa jenis obat, dan beberapa di antaranya memiliki efek samping yang meliputi pusing. Jika lansia baru mulai mengonsumsi obat baru atau mengalami perubahan dosis obat yang ada, itu dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh dan menyebabkan pusing.

Sumber: radar bali.jawapos.com

πŸ˜‡ Gangguan sirkulasi: 

Lansia mungkin memiliki gangguan sirkulasi, seperti tekanan darah rendah atau masalah pada sistem peredaran darah. Ini dapat mengurangi aliran darah ke otak dan menyebabkan pusing atau pingsan.

πŸ˜‡ Gangguan pendengaran:

Lansia sering mengalami gangguan pendengaran, yang dapat mempengaruhi keseimbangan dan menyebabkan sensasi pusing.

πŸ˜‡ Penyakit tertentu: 

Beberapa kondisi medis tertentu, seperti penyakit Meniere, vertigo, atau penyakit serebrovaskular (penyakit pembuluh darah di otak), dapat menyebabkan pusing pada lansia.

Beberapa langkah yang dapat membantu mencegah atau mengurangi risiko mengalami pusing:

πŸ’¦ Minum cukup air: 

Pastikan Anda terhidrasi dengan baik. Kurangnya cairan dalam tubuh dapat menyebabkan pusing. Usahakan minum setidaknya 8 gelas air per hari, atau sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda.

πŸ’¦ Hindari perubahan posisi yang tiba-tiba: 

Ketika bangkit dari posisi duduk atau berbaring, lakukan perubahan posisi secara perlahan dan perlahan untuk memberi tubuh waktu untuk menyesuaikan dengan perubahan tekanan darah.

Pusing postural adalah kondisi di mana seseorang merasa pusing saat berdiri atau berubah posisi secara tiba-tiba. Lansia sering lebih rentan terhadap kondisi ini. Anjurkan lansia untuk bangkit dari posisi tidur atau duduk dengan perlahan, dan berikan waktu bagi mereka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan posisi.

πŸ’¦ Hindari pemicu migrain: 

Jika Anda memiliki riwayat migrain, hindari pemicu yang diketahui, seperti makanan tertentu, stres, kurang tidur, atau pencahayaan yang terang. Menghindari pemicu ini dapat membantu mengurangi serangan migrain yang bisa menyebabkan pusing.

πŸ’¦ Jaga keseimbangan gula darah: 

Makan secara teratur dan hindari lonjakan gula darah yang tiba-tiba. Pastikan Anda mengonsumsi makanan seimbang yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, dan serat.

πŸ’¦ Hindari alkohol dan kafein berlebihan:

Konsumsi alkohol yang berlebihan atau minuman mengandung kafein dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh dan menyebabkan pusing. Batasi konsumsi mereka atau hindari jika mungkin.

πŸ’¦ Gunakan pelindung saat berdiri: 

Jika Anda sering merasa pusing saat berdiri, gunakan bantuan seperti tongkat atau pegangan untuk menjaga keseimbangan saat berdiri.

πŸ’¦ Hindari suhu ekstrem:

Paparan suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat menyebabkan pusing pada beberapa orang. Usahakan untuk menghindari suhu ekstrem dan mengatur suhu lingkungan dengan nyaman.

πŸ’¦ Kurangi stres: 

Stres dapat memicu pusing pada beberapa orang. Temukan teknik relaksasi yang efektif, seperti meditasi, pernapasan dalam, atau olahraga, untuk mengelola stres dengan lebih baik.

πŸ’¦ Perhatikan efek samping obat-obatan: 

Jika Anda mengonsumsi obat-obatan tertentu dan mengalami pusing, bicarakan dengan dokter Anda. Mereka mungkin dapat mengubah dosis atau meresepkan alternatif yang lebih cocok bagi Anda.

πŸ’¦ Latihan fisik ringan: 

Olahraga ringan seperti jalan kaki atau peregangan dapat membantu meningkatkan keseimbangan dan kekuatan otot, yang dapat mengurangi risiko pusing.

Ada beberapa makanan yang dapat membantu mencegah pusing atau menjaga keseimbangan tubuh, antara lain :

🍘 Buah-buahan: 

Buah-buahan seperti pisang, jeruk, apel, dan stroberi kaya akan nutrisi dan serat. Mereka dapat membantu menjaga keseimbangan gula darah dan mencegah penurunan tiba-tiba yang dapat menyebabkan pusing.

🍘 Sayuran hijau:

Sayuran hijau seperti bayam, brokoli, kale, dan selada romaine mengandung banyak nutrisi, termasuk magnesium. Magnesium dikenal dapat membantu mengendalikan tekanan darah dan menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

🍘 Biji-bijian utuh:

Biji-bijian utuh seperti gandum, beras merah, quinoa, dan oatmeal merupakan sumber serat yang baik dan dapat membantu menjaga gula darah stabil. Serat juga membantu meningkatkan pencernaan dan penyerapan nutrisi.

🍘 Ikan berlemak: 

Ikan seperti salmon, sarden, dan trout kaya akan asam lemak omega-3. Omega-3 memiliki efek anti inflamasi dan dapat meningkatkan sirkulasi darah, yang dapat berkontribusi pada keseimbangan dan pencegahan pusing.

🍘 Kacang-kacangan: 

Kacang-kacangan seperti almond, kenari, dan kacang merah mengandung banyak nutrisi penting, termasuk vitamin B, magnesium, dan protein. Mereka juga rendah gula dan dapat membantu menjaga gula darah stabil.

🍘 Air kelapa: 

Air kelapa mengandung elektrolit alami seperti kalium, natrium, dan magnesium. Ini membantu menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh dan dapat berguna untuk mengatasi dehidrasi yang dapat menyebabkan pusing.

🍘 Teh herbal: 

Teh herbal seperti peppermint, jahe, atau chamomile dapat memberikan efek menenangkan pada tubuh dan membantu mengurangi stres yang dapat memicu pusing.

     πŸ’¬ Penting untuk memperhatikan kebutuhan tubuh Anda sendiri dan mencoba makan makanan seimbang yang mengandung berbagai nutrisi penting. 

Beberapa metode umum yang digunakan untuk mengobati pusing:

😌 Istirahat dan perubahan posisi:

Jika pusing disebabkan oleh perubahan posisi, seperti pusing ortostatik (pusing saat berdiri), dokter mungkin merekomendasikan untuk berbaring atau duduk secara perlahan saat bangkit dari posisi duduk atau berbaring.

😌 Manajemen stres: 

Stres dapat menjadi faktor pemicu pusing bagi beberapa orang. Melakukan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga dapat membantu mengurangi stres dan mengelola pusing.

😌 Penyesuaian obat-obatan: 

Jika pusing merupakan efek samping dari obat-obatan tertentu, dokter mungkin akan mengubah dosis, mengganti obat dengan yang lain, atau menghentikan penggunaan obat tersebut.

😌 Terapi fisik: 

Terapi fisik dapat membantu meningkatkan keseimbangan dan kekuatan otot, yang dapat mengurangi risiko pusing. Ahli terapi fisik dapat merancang program latihan yang sesuai dengan kebutuhan individu.

😌 Terapi vestibular

Untuk pusing yang disebabkan oleh gangguan vestibular, seperti vertigo, terapi vestibular mungkin direkomendasikan. Terapi ini melibatkan latihan dan teknik khusus yang bertujuan mengembalikan keseimbangan dan mengurangi gejala pusing.

😌 Pengobatan medis: 

Untuk beberapa kondisi yang mendasari pusing, seperti migrain, penyakit Meniere (masalah telinga bagian dalam yang dapat menyebabkan pusing), atau gangguan sirkulasi, dokter mungkin meresepkan obat-obatan tertentu untuk mengurangi gejala pusing atau mencegah serangan.

        πŸ’¬  Penting untuk mengikuti petunjuk dokter dan menginformasikan mereka tentang riwayat kesehatan Anda serta semua obat-obatan atau suplemen yang sedang Anda konsumsi. Setiap kasus pusing mungkin memiliki penyebab dan penanganan yang berbeda, jadi penting untuk mendapatkan diagnosis dan rekomendasi dari tenaga medis yang berkompeten.

 




Sumber:

https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/headache

https://www.nhs.uk/conditions/tension-headaches/

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-daily-headaches/in-depth/headaches/ART-20047375?p=1

https://www.webmd.com/migraines-headaches/understanding-migraine-symptoms

https://www.everydayhealth.com/migraine/guide/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448192/

https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2011/0901/p527.html