Kanker limfoma, juga dikenal sebagai limfoma, adalah jenis kanker yang berasal dari sel-sel sistem limfatik. Sistem limfatik adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berperan dalam melawan infeksi dan penyakit. Kanker limfoma terjadi ketika sel-sel limfosit (jenis sel darah putih) mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali dan menjadi ganas.
Istilah medis yang umum digunakan untuk kanker limfoma adalah "lymphoma." Lymphoma adalah istilah yang merujuk pada kanker yang berasal dari sel-sel sistem limfatik, yang melibatkan kelenjar getah bening, limpa, dan jaringan limfatik lainnya.
Ada dua jenis utama limfoma:
πLimfoma Hodgkin (LH):
Limfoma Hodgkin ditandai oleh kehadiran sel-sel khas yang disebut sel Reed-Sternberg di dalam kelenjar getah bening. Jenis limfoma ini lebih langka daripada limfoma non-Hodgkin. Limfoma Hodgkin biasanya memiliki tingkat kesembuhan yang lebih tinggi daripada limfoma non-Hodgkin.
πLimfoma non-Hodgkin (LNH):
Limfoma non-Hodgkin mencakup berbagai jenis limfoma yang berbeda-beda, yang dapat terjadi di berbagai bagian tubuh. Jenis-jenis limfoma non-Hodgkin ini dapat bervariasi dalam tingkat keganasan dan cara perawatannya.
Limfoma Hodgkin tingkat kesembuhan lebih tinggi dari limfoma non-Hodgkin (Sumber: foto LPC- Lansia) |
Gejala kanker limfoma pada lansia bisa mirip dengan gejala pada orang dewasa pada umumnya. Namun, perlu diingat bahwa gejala kanker limfoma dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, tergantung pada jenis limfoma, tingkat keparahan, dan sejauh mana kanker telah menyebar.
Beberapa gejala umum kanker limfoma pada lansia yang perlu diwaspadai meliputi:
π’ Pembesaran kelenjar getah bening:
Salah satu gejala yang sering muncul adalah pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau pangkal paha. Kelenjar getah bening yang terasa keras atau tidak nyaman perlu diperiksa oleh dokter.
π’ Demam:
Demam yang tidak jelas penyebabnya dan berlangsung dalam waktu lama bisa menjadi tanda kanker limfoma.
π’ Berkeringat berlebihan di malam hari:
Keringat yang sangat berlebihan di malam hari, yang sering disebut sebagai "keringat malam," bisa menjadi tanda kanker limfoma.
π’ Penurunan berat badan yang tidak diinginkan:
Penurunan berat badan yang signifikan tanpa alasan yang jelas adalah gejala yang umum terjadi pada kanker limfoma.
π’ Kelelahan yang berkepanjangan:
Kelelahan yang tidak dapat dijelaskan dengan istirahat yang cukup bisa menjadi tanda kanker limfoma.
Kelelahan terus-menerus tanda limfoma. (Sumber: foto canva.com) |
π’ Gatal-gatal kulit:
Beberapa orang dengan kanker limfoma mengalami gatal-gatal pada kulit tanpa adanya ruam atau kondisi kulit lainnya.
π’ Infeksi berulang:
Lansia yang sering mengalami infeksi yang sulit sembuh atau berulang juga perlu memeriksakan diri ke dokter.
π Gejala-gejala ini tidak selalu menunjukkan adanya kanker limfoma
Penyebab pasti kanker limfoma pada lansia, seperti pada kelompok usia lainnya, belum sepenuhnya dipahami. Kanker limfoma adalah kondisi yang kompleks dan multifaktor.
Beberapa faktor berkontribusi pada risiko limfoma :
π΄ Penuaan:
Salah satu faktor risiko utama untuk kanker limfoma adalah usia. Kanker limfoma lebih sering terjadi pada orang yang lebih tua, termasuk lansia. Hal ini mungkin karena perubahan genetik atau kerusakan selama bertahun-tahun yang meningkatkan risiko pertumbuhan sel ganas.
π΄ Faktor Genetik:
Beberapa bentuk kanker limfoma dapat terjadi dalam keluarga. Jika ada riwayat kanker limfoma dalam keluarga, risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi ini mungkin lebih tinggi. Terdapat juga beberapa kelainan genetik yang terkait dengan risiko kanker limfoma.
Kanker limfoma dapat terjadi dalam keluarga. (Sumber: foto canva.com) |
π΄ Infeksi:
Beberapa infeksi virus tertentu, seperti virus Epstein-Barr (EBV) dan virus human T-cell leukemia/lymphoma virus (HTLV-1), telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker limfoma. Infeksi HIV (virus immunodeficiency manusia) juga meningkatkan risiko limfoma pada lansia dengan sistem kekebalan yang melemah.
π΄ Imunosupresi:
Pada lansia, sistem kekebalan tubuh dapat melemah, dan ini dapat meningkatkan risiko kanker limfoma. Penggunaan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan, seperti dalam kasus transplantasi organ, juga dapat meningkatkan risiko.
π΄ Paparan Zat-Zat Berbahaya:
Paparan zat-zat kimia tertentu atau radiasi dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker limfoma.
π΄ Riwayat Penyakit Autoimun:
Beberapa kondisi autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker limfoma pada lansia.
π Banyak orang dengan faktor risiko yang sama tidak akan mengembangkan kanker limfoma, dan banyak yang mengembangkan kanker limfoma tidak memiliki faktor risiko yang jelas
Sampai saat ini, tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker limfoma, termasuk pada lansia, karena penyebab pasti kanker limfoma belum sepenuhnya dipahami.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko pengembangan kanker limfoma:
π³ Hindari Faktor Risiko yang Diketahui:
Beberapa faktor risiko, seperti merokok, terpapar zat-zat kimia berbahaya, atau infeksi tertentu, dapat meningkatkan risiko kanker limfoma. Hindari paparan terhadap faktor-faktor risiko ini ketika memungkinkan.
Hindari paparan asap rokok. (Sumber: foto canva.com) |
π³ Menerapkan Gaya Hidup Sehat:
Menerapkan gaya hidup sehat dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat. Ini mencakup makan makanan sehat, menjaga berat badan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari alkohol berlebihan.
π³ Imunisasi:
Beberapa kasus kanker limfoma terkait dengan infeksi virus tertentu. Mengikuti program imunisasi yang direkomendasikan oleh dokter, seperti vaksinasi hepatitis B atau vaksinasi HPV, dapat membantu mengurangi risiko infeksi virus yang dapat meningkatkan risiko kanker limfoma.
π³ Pemeriksaan Kesehatan Rutin:
Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan skrining kanker yang disarankan oleh dokter dapat membantu mendeteksi kanker limfoma pada tahap awal, jika ada. Pengobatan kanker pada tahap awal biasanya memiliki tingkat kesembuhan yang lebih baik.
π³ Kelola Stres:
Stres yang berkepanjangan dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Menerapkan teknik pengelolaan stres seperti meditasi, yoga, atau terapi bisa membantu menjaga kesehatan mental dan fisik.
π³ Perhatikan Riwayat Keluarga:
Jika ada riwayat kanker limfoma dalam keluarga Anda, diskusikan dengan dokter Anda tentang langkah-langkah yang dapat diambil untuk memantau dan mengurangi risiko.
π³ Ikuti Pedoman Kesehatan Khusus:
Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu atau sedang menjalani pengobatan yang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, penting untuk mengikuti pedoman kesehatan yang direkomendasikan oleh dokter Anda.
π¬ langkah-langkah tersebut dapat membantu mengurangi risiko pengembangan kanker limfoma, tidak ada jaminan bahwa tidak akan mengembangkan kanker ini. Kanker limfoma bisa terjadi pada siapa saja.
Perawatan kanker limfoma pada lansia akan sangat tergantung pada berbagai faktor, termasuk jenis limfoma, stadium penyakit, kesehatan umum lansia, dan preferensi individu. Perawatan biasanya akan disusun oleh tim medis yang terdiri dari berbagai spesialis, seperti ahli onkologi, ahli radiasi, dan ahli bedah, berdasarkan kondisi pasien.
Beberapa pilihan perawatan yang umum digunakan untuk mengobati kanker limfoma pada lansia termasuk:
π Kemoterapi:
Ini adalah metode pengobatan yang paling umum digunakan untuk kanker limfoma. Kemoterapi melibatkan penggunaan obat-obatan khusus yang bertujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker. Sering kali, kombinasi beberapa obat digunakan dalam regimen kemoterapi. Lansia mungkin memerlukan penyesuaian dosis atau jenis obat yang digunakan karena kondisi kesehatan yang mungkin lebih rapuh.
Kemoterapi pengobatan paling umum untuk limfoma. (Sumber: foto canva.com) |
π Radioterapi:
Radioterapi menggunakan sinar-X tinggi energi untuk menghancurkan sel-sel kanker. Ini sering digunakan dalam kasus limfoma Hodgkin dan kadang-kadang pada limfoma non-Hodgkin. Radioterapi dapat ditargetkan pada area yang terinfeksi kanker dengan presisi.
π Terapi Target:
Terapi target adalah pengobatan yang ditargetkan secara khusus pada molekul-molekul atau jalur-jalur biologis yang terlibat dalam pertumbuhan sel kanker. Beberapa obat terapi target telah dikembangkan untuk beberapa jenis limfoma.
π Terapi Imunologi:
Terapi imunologi, seperti terapi sel T CAR (Chimeric Antigen Receptor T-cell), adalah metode baru yang mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel-sel kanker. Ini adalah pengobatan yang berkembang pesat dan mungkin merupakan pilihan bagi beberapa pasien dengan limfoma.
π Transplantasi Sumsum Tulang:
Transplantasi sumsum tulang dapat menjadi pilihan untuk beberapa pasien dengan kanker limfoma yang lebih agresif. Prosedur ini melibatkan penggunaan sumsum tulang atau sel-sel induk darah yang sehat untuk menggantikan yang rusak oleh pengobatan kanker.
π Pemantauan Aktif:
Untuk beberapa kasus limfoma yang lebih lambat tumbuh atau pada lansia dengan kondisi kesehatan yang lemah, pemantauan aktif mungkin merupakan pilihan. Ini melibatkan pemantauan ketat terhadap perkembangan penyakit tanpa mengobati aktif kecuali jika ada tanda-tanda progresi.
π¬ Setiap rencana perawatan akan disesuaikan dengan kebutuhan individu, dan pasien lansia mungkin memerlukan perhatian khusus karena berbagai faktor, seperti kondisi kesehatan yang mungkin lebih rapuh dan respons terhadap perawatan yang mungkin berbeda.
Konsultasikan dengan tim perawatan medis untuk membahas pilihan perawatan yang paling sesuai dengan kondisi atau orang yang Anda cintai. Pemantauan teratur dan komunikasi terbuka dengan tim perawatan sangat penting dalam manajemen kanker limfoma pada lansia.
Sumber:
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lymphoma/symptoms-causes/syc-20352638
https://www.cancer.org.au/cancer-information/types-of-cancer/lymphoma
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22225-lymphoma