![]() |
Durasi olahraga untuk lansia, 20-30 menit per sesi. (Sumber: foto Dewkom) |
Mengapa Lansia Rentan Mengalami Hipoglikemia?
Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami berbagai perubahan yang memengaruhi metabolisme gula darah. Hal ini membuat lansia lebih rentan terhadap hipoglikemia. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa berbahaya dan meningkatkan risiko jatuh serta cedera serius.
Gejala Hipoglikemia pada Lansia
Beberapa tanda umum hipoglikemia yang perlu diwaspadai, antara lain:
✅ Gemetar atau tubuh lemas
✅ Pusing atau kebingungan
✅ Keringat dingin
✅ Jantung berdebar
✅ Rasa lapar berlebihan
✅ Penglihatan kabur
✅ Kehilangan kesadaran (pada kasus yang parah)
Penyebab Hipoglikemia pada Lansia
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan lansia mengalami hipoglikemia, di antaranya:
1. Penggunaan Obat Diabetes
Lansia yang menggunakan insulin atau obat oral seperti sulfonilurea (misalnya glibenklamid, glimepirid) berisiko lebih tinggi mengalami hipoglikemia, terutama jika dosisnya tidak sesuai atau lupa makan setelah minum obat.
2. Pola Makan Tidak Teratur
Banyak lansia mengalami penurunan nafsu makan, lupa makan, atau memiliki pola makan yang tidak teratur. Hal ini menyebabkan gula darah turun drastis.
3. Gangguan Fungsi Hati dan Ginjal
Hati dan ginjal berperan dalam mengatur kadar gula darah. Jika fungsinya menurun akibat penuaan atau penyakit, tubuh akan kesulitan menjaga kadar gula tetap stabil.
4. Penurunan Cadangan Energi
Seiring bertambahnya usia, lansia mengalami penurunan massa otot dan lemak tubuh yang berfungsi sebagai cadangan energi. Hal ini membuat mereka lebih mudah mengalami hipoglikemia.
5. Gangguan Hormonal
Hormon glukagon dan adrenalin, yang berfungsi menaikkan kadar gula darah, bisa menurun pada lansia. Akibatnya, tubuh lebih sulit mengatasi hipoglikemia.
6. Penyakit Kronis
Penyakit seperti demensia, penyakit jantung, atau kanker dapat mengganggu metabolisme glukosa dan meningkatkan risiko hipoglikemia.
7. Konsumsi Alkohol Berlebihan
Alkohol dapat menghambat produksi glukosa di hati, terutama jika dikonsumsi tanpa makanan yang cukup.
Olahraga dan Hipoglikemia pada Lansia
Olahraga sangat baik untuk kesehatan lansia, tetapi jika tidak dilakukan dengan benar, bisa meningkatkan risiko hipoglikemia. Berikut beberapa alasan mengapa olahraga bisa menyebabkan kadar gula darah turun drastis:
✅ Meningkatkan Penggunaan Glukosa oleh Otot
Saat berolahraga, tubuh menggunakan lebih banyak glukosa untuk energi. Jika tidak ada asupan makanan yang cukup, hipoglikemia bisa terjadi.
✅ Efek Obat Diabetes + Olahraga
Lansia yang menggunakan obat diabetes (seperti insulin atau sulfonilurea) berisiko lebih tinggi mengalami hipoglikemia, terutama jika olahraga dilakukan dalam waktu lama atau intensitas tinggi.
✅ Tidak Makan Sebelum Olahraga
Berolahraga dalam keadaan perut kosong bisa membuat kadar gula darah turun drastis.
✅ Respon Hormonal yang Lebih Lambat
Hormon yang membantu menaikkan gula darah seperti glukagon dan adrenalin mungkin tidak bekerja seefektif pada usia muda, sehingga tubuh lebih sulit menyeimbangkan kadar gula darah setelah olahraga.
✅ Durasi atau Intensitas Olahraga Berlebihan
Olahraga yang terlalu lama atau berat dapat menyebabkan hipoglikemia jika tidak ada asupan energi tambahan selama atau setelah aktivitas.
Cara Mencegah Hipoglikemia Saat Olahraga untuk Lansia
Untuk tetap aktif tanpa risiko hipoglikemia, lansia dapat menerapkan beberapa langkah berikut:
✅ Makan sebelum olahraga – Konsumsi camilan sehat seperti pisang, roti gandum, atau susu rendah lemak sebelum beraktivitas.
✅ Pilih olahraga ringan hingga sedang – Seperti jalan kaki, yoga, atau senam lansia agar kadar gula darah tidak turun drastis.
✅ Periksa kadar gula darah sebelum dan sesudah olahraga, terutama jika memiliki diabetes.
✅ Batasi durasi olahraga – Idealnya 20-30 menit per sesi, tergantung kondisi tubuh.
✅ Selalu bawa camilan manis – Seperti permen atau jus buah, untuk berjaga-jaga jika gejala hipoglikemia muncul.
Jika lansia mengalami keringat dingin, gemetar, pusing, atau lemas saat olahraga, segera hentikan aktivitas dan konsumsi makanan atau m inuman manis. Jika gejala tidak membaik, segera cari bantuan medis. \
Kesimpulan
No comments:
Post a Comment