Pernahkah Anda berbicara dengan orang tua, lalu mereka tampak tidak mendengar, salah tangkap, atau hanya diam tersenyum tanpa menjawab?
Banyak keluarga mengira itu tanda mereka tidak mau bicara — padahal sering kali, komunikasi pada lansia terhambat karena faktor fisik dan psikologis.
![]() |
Seiring bertambah usia lansia sering mengalami miskomunikasi (Sumber: foto grup P3) |
Seiring bertambahnya usia, tubuh dan otak mengalami perubahan. Pendengaran mulai berkurang, daya ingat melambat, dan semangat untuk berinteraksi bisa menurun. Namun kabar baiknya: komunikasi hangat masih bisa terjalin, asalkan kita tahu penyebab dan cara menanganinya dengan hati yang sabar.
1. Penurunan Fisik dan Sensorik
Penyebab:
-
Pendengaran menurun (presbikusis) membuat lansia sulit menangkap suara pelan.
-
Gangguan penglihatan menyulitkan membaca ekspresi wajah atau gerak bibir.
-
Melemahnya otot mulut dan lidah menyebabkan pelafalan tidak jelas.
Cara Mengatasi:
-
Berbicaralah perlahan, jelas, dan menghadap wajah lansia.
-
Gunakan tempat yang tenang dan pencahayaan cukup.
-
Bila perlu, gunakan alat bantu dengar dan periksa kesehatan telinga secara rutin.
-
Jangan berteriak, karena bisa dianggap marah; gunakan nada hangat dan bersahabat.
2. Penurunan Fungsi Kognitif
Penyebab:
-
Demensia atau Alzheimer membuat daya ingat dan pemahaman bahasa menurun.
-
Pemrosesan informasi lambat, sehingga lansia butuh waktu lebih lama untuk merespons.
Cara Mengatasi:
-
Gunakan kalimat sederhana dan pendek.
-
Ulangi pesan penting dengan sabar, tanpa nada jengkel.
-
Beri waktu cukup untuk mereka merespons.
-
Gunakan catatan, gambar, atau tulisan bila perlu membantu ingatan.
3. Faktor Psikologis
Penyebab:
-
Depresi, kesepian, atau rasa tidak dibutuhkan.
-
Takut salah bicara atau merasa tak dihargai oleh anak muda.
Cara Mengatasi:
-
Tunjukkan empati dan penghargaan terhadap cerita mereka.
-
Ajak berbicara tentang hal yang disukai, seperti masa muda, cucu, atau hobi.
-
Beri pujian tulus agar mereka merasa berharga.
-
Ajak ikut kegiatan sosial ringan, seperti arisan lansia atau senam pagi.
4. Faktor Sosial dan Lingkungan
Penyebab:
-
Kurangnya lawan bicara karena anak sibuk atau tinggal jauh.
-
Lingkungan bising, seperti TV keras atau lalu lintas ramai.
-
Perbedaan bahasa dan gaya komunikasi antar generasi.
Cara Mengatasi:
-
Sediakan waktu khusus untuk berbicara setiap hari, meski hanya 10 menit.
-
Matikan TV atau gawai saat mengobrol agar fokus pada percakapan.
-
Anak muda bisa menyesuaikan bahasa agar mudah dimengerti.
-
Gunakan video call atau telepon rutin untuk menjaga kedekatan emosional.
5. Kondisi Medis dan Efek Obat
Penyebab:
-
Stroke, Parkinson, atau efek samping obat dapat menghambat bicara dan pemahaman.
Cara Mengatasi:
-
Segera periksa ke dokter spesialis saraf atau THT.
-
Ikuti terapi wicara (speech therapy) untuk melatih kemampuan berbicara.
-
Diskusikan dengan dokter bila obat menyebabkan kantuk atau kebingungan.
Kesimpulan
Komunikasi yang tidak lancar pada lansia bukan berarti mereka tidak ingin bicara, tetapi karena tubuh dan pikirannya mengalami perubahan alami.
Dengan kesabaran, empati, dan sedikit penyesuaian, kita dapat membangun kembali jembatan komunikasi yang hangat antara anak dan orang tua.
Ingatlah:
“Berbicara dengan lembut adalah bentuk kasih sayang yang paling sederhana, tetapi paling diingat oleh hati lansia.”
Sumber:
-
Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2012). Human Development. McGraw-Hill Education.
-
WHO. (2021). World Report on Ageing and Health. Geneva: World Health Organization.
-
Yuliana, S. (2020). “Gangguan Komunikasi pada Lansia dan Penanganannya.” Jurnal Kesehatan Masyarakat, 12(3), 214–222.
-
Santrock, J. W. (2019). Life-Span Development. McGraw-Hill Education.
No comments:
Post a Comment