Monday, 29 May 2023

Hati-hati Mata Terancam Buta,Jaga Dengan Baik

 

       Perang memang sangat buruk dan selalu memakan korban tak terkecuali perang sarung anak-anak di Indonesia, biasanya perang sarung sering dimainkan anak-anak, terutama anak laki-laki sehabis shalat tarawih atau shalat subuh.

Aturannya sendiri simpel, sarung tinggal dililit sehingga membentuk cambuk dan dilecutkan ke lawan. Lecutan sarungnya lumayan sakit dan bisa membuat memar jika mencambuknya terlalu kencang . 

Namun permainan perang sarung memakan korban, akibat yang ditimbulkan adalah mata anak-anak terancam buta karena benturan terkena lilitan sarung di mata , suatu perbuatan tak berguna dan merugikan masa depan. Anda harus mencegah dan mengingatkan akan risiko permainan ini kepada anak-anak.

Sementara para lansia berjuang menjaga kesehatan matanya agar tetap dapat melihat indahnya dunia. Mata lansia banyak mendapat ancaman dan serangan dari berbagai macam penyakit mata.

Sumber: news. okezone


Sumber: tribunnews

Beberapa penyakit mata yang banyak diderita oleh lansia :

👀 Katarak: 

Katarak adalah kondisi di mana lensa alami mata menjadi keruh. Ini adalah penyebab umum penurunan penglihatan pada lansia. Gejala katarak meliputi penglihatan buram, kepekaan terhadap cahaya, gangguan penglihatan warna, dan kesulitan melihat pada kondisi pencahayaan rendah.

👀 Degenerasi Makula Terkait Usia (Age-Related Macular Degeneration/AMD): 

AMD adalah kondisi yang mempengaruhi pusat penglihatan di retina, yang dikenal sebagai makula. Ini menyebabkan kerusakan pada kemampuan untuk melihat detail halus. Gejala AMD meliputi penglihatan pusat yang buruk, penglihatan kabur, dan perubahan persepsi warna.

👀 Glaukoma: 

Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang merusak saraf optik. Ini biasanya disebabkan oleh tekanan mata yang tinggi. Glaukoma umumnya tidak menunjukkan gejala awal, tetapi jika tidak diobati, dapat menyebabkan kehilangan penglihatan secara perlahan dan permanen.

👀  Diabetik: 

Ini adalah kondisi mata yang disebabkan oleh diabetes. Diabetes dapat merusak pembuluh darah di retina, yang dapat mengakibatkan penglihatan kabur, bintik-bintik hitam atau mengambang di penglihatan, dan hilangnya penglihatan jika tidak diobati.

👀 Penyakit Mata Kering: 

Mata kering adalah kondisi di mana mata tidak memproduksi cukup air mata atau kualitas air mata tidak memadai. Ini dapat menyebabkan mata merasa kering, gatal, terbakar, dan sensitif terhadap cahaya.

👀  Hipertensif: 

Pada beberapa kasus hipertensi yang tidak terkendali, tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di retina. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan, bocornya cairan, dan kerusakan penglihatan.        

👀 Penyakit Mata Bawaan: 

Beberapa lansia mungkin menghadapi penyakit mata bawaan yang telah mereka alami sejak lahir, seperti katarak bawaan, glaukoma bawaan, atau gangguan retina bawaan.

👀 Penurunan kemampuan akomodasi lensa: 

Seiring bertambahnya usia, lensa mata secara alami kehilangan kemampuan untuk mengakomodasi dengan cepat, yaitu berfokus pada objek yang berbeda dalam jarak yang berbeda. Ini dapat menyebabkan kesulitan dalam melihat objek dekat.

Beberapa langkah untuk mencegah kerusakan mata pada lansia  :

👌 Lakukan pemeriksaan mata rutin: 

Melakukan pemeriksaan mata secara teratur sangat penting, terutama saat menjadi lansia. Konsultasikan dengan dokter mata untuk menjadwalkan pemeriksaan mata secara berkala guna mendeteksi dini adanya masalah mata dan mengobatinya dengan tepat.

👌 Jaga kesehatan umum: 

Gaya hidup sehat secara keseluruhan dapat berdampak positif pada kesehatan mata. Pertahankan pola makan seimbang yang kaya akan nutrisi, termasuk makanan yang baik untuk mata seperti sayuran hijau, ikan berlemak, dan buah-buahan. Hindari merokok dan batasi konsumsi alkohol. Lakukan aktivitas fisik secara teratur dan kelola stres dengan baik.

👌 Lindungi mata dari sinar matahari: 

Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat merusak mata. Gunakan kacamata hitam dengan perlindungan UV saat berada di luar ruangan, terutama pada siang hari atau di tempat yang terkena sinar matahari langsung. 

Pastikan kacamata hitam yang digunakan memberikan perlindungan UV yang memadai. Paparan sinar matahari dapat merusak mata Anda dan meningkatkan risiko katarak dan degenerasi makula terkait usia.  Lindungi mata Anda dengan menggunakan kacamata hitam yang menghalangi 99 hingga 100% radiasi UV-A dan UV-B.

👌 Hindari merokok:

Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit mata seperti katarak, degenerasi makula terkait usia (AMD), dan glaukoma. Jika Anda merokok, pertimbangkan untuk berhenti dan hindari paparan asap rokok pasif.

👌 Jaga kebersihan mata:

Menjaga kebersihan mata sangat penting. Cuci tangan secara teratur dan hindari menggosok mata dengan tangan yang kotor. Gunakan air bersih atau larutan khusus untuk membersihkan mata jika terdapat benda asing atau iritasi pada mata.

👌 Kelola penyakit kronis:

Beberapa penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular dapat berdampak negatif pada kesehatan mata. Penting untuk menjaga kontrol yang baik atas penyakit-penyakit tersebut melalui pengobatan yang tepat, diet sehat, dan gaya hidup sehat secara umum.

👌 Beristirahat dengan cukup: 

Memberikan istirahat yang cukup bagi mata sangat penting, terutama jika Anda sering menggunakan komputer atau melihat layar gadget. Lakukan istirahat secara berkala dengan melihat ke jauh selama beberapa menit setiap satu atau dua jam. 

Istirahatkan mata Anda. Jika Anda menghabiskan banyak waktu menggunakan komputer, Anda bisa lupa mengedipkan mata dan mata Anda bisa lelah. Untuk mengurangi kelelahan mata, cobalah aturan 20-20-20: Setiap 20 menit, lihatlah sekitar 20 kaki di depan Anda selama 20 detik.

👌 Gunakan perlindungan mata saat bekerja:

Jika Anda bekerja di lingkungan yang berisiko terhadap cedera mata atau terpapar bahan kimia, pastikan untuk menggunakan perlindungan mata yang sesuai, seperti kacamata pelindung atau pelindung wajah. Untuk mencegah cedera mata , Anda memerlukan pelindung mata saat berolahraga tertentu, bekerja di pekerjaan seperti pekerjaan pabrik dan konstruksi, serta melakukan perbaikan atau proyek di rumah Anda.

👌 Pertahankan berat badan yang sehat :

Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko terkena diabetes. Menderita diabetes membuat Anda berisiko lebih tinggi terkena retinopati diabetik atau glaukoma .

👌 Berolahragalah secara teratur:

Olahraga dapat membantu mencegah atau mengontrol diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Penyakit ini dapat menyebabkan beberapa masalah mata atau penglihatan. Jadi jika Anda berolahraga secara teratur, Anda dapat menurunkan risiko terkena masalah mata dan penglihatan ini.

👌 Mengetahui riwayat medis keluarga Anda:

Beberapa penyakit mata diturunkan, jadi penting untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga Anda yang mengidapnya. Ini dapat membantu Anda menentukan apakah Anda berisiko lebih tinggi terkena penyakit mata.

👌 Gaya hidup sehat :

Mengadopsi gaya hidup sehat dan menjaga kesehatan mata secara keseluruhan dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan kerusakan mata pada lansia. 

Beberapa makanan yang diketahui baik untuk kesehatan mata:

🍀 Sayuran Berdaun Hijau Gelap:

Sayuran seperti bayam, brokoli, dan kangkung kaya akan nutrisi penting seperti lutein dan zeaxanthin. Nutrisi ini dikaitkan dengan pengurangan risiko penyakit mata terkait usia seperti katarak dan degenerasi makula terkait usia.

🍀 Wortel: 

Wortel mengandung beta-karoten, yang dikonversi menjadi vitamin A oleh tubuh. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan membantu menjaga penglihatan yang baik.

🍀 Ikan Berlemak:

Ikan seperti salmon, tuna, sarden, dan trout mengandung asam lemak omega-3. Omega-3 memiliki efek anti inflamasi dan dapat membantu menjaga kesehatan pembuluh darah di mata.

🍀 Telur:

Telur mengandung nutrisi penting seperti vitamin E, lutein, zeaxanthin, dan zinc. Semua nutrisi ini penting untuk menjaga kesehatan mata.

🍀 Buah-buahan dan Jeruk Citrus: 

Buah-buahan seperti jeruk, stroberi, blueberry, dan kiwi mengandung vitamin C yang tinggi. Vitamin C adalah antioksidan yang kuat dan membantu melindungi mata dari kerusakan radikal bebas.

🍀 Kacang-kacangan dan Biji-bijian:

Kacang-kacangan seperti kacang almond, kacang kenari, dan biji bunga matahari mengandung vitamin E dan omega-3, yang baik untuk kesehatan mata.

🍀 Minyak Ikan:

Minyak ikan merupakan sumber asam lemak omega-3 yang sangat baik. Konsumsi minyak ikan dapat membantu menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko penyakit mata terkait usia.

🍀 Tomat: 

Tomat mengandung likopen, yaitu pigmen alami yang memberikan warna merah pada tomat. Likopen memiliki sifat antioksidan yang kuat dan dapat membantu melindungi mata dari kerusakan akibat paparan sinar matahari.

       Jika Anda memiliki masalah mata atau kekhawatiran kesehatan mata, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mata yang berkualitas.

Buat dunia ini tetap indah dan terang benderang dengan mata sehat.




 

Sumber:

https://www.aao.org/eye-health/tips-prevention/eye-exams-101

https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/search-results?q=eye

https://www.webmd.com/eye-health/news/20230522/another-death-more-infections-linked-recalled-eye-drops

https://www.allaboutvision.com/conditions/related/vision-problems-after-stroke/

https://medlineplus.gov/eyecare.html






Thursday, 25 May 2023

Awas Ompong Jadi Berbahaya

 Apakah ini salah satu dari bahaya ompong,

Sumber : merdeka.com


Sumber:Liputan6.com


     Menurut World Health Organization (WHO), data terkini menunjukkan bahwa sekitar 30% dari populasi dewasa di seluruh dunia menderita gigi ompong. Persentase ini dapat bervariasi di antara populasi dan negara-negara yang berbeda. 

Penting untuk dicatat bahwa persentase ini hanya merupakan perkiraan kasar dan dapat berfluktuasi di berbagai populasi. Data prevalensi gigi ompong dapat bervariasi berdasarkan metodologi penelitian, kriteria diagnosis yang digunakan, serta faktor-faktor risiko yang ada dalam populasi tertentu.

Ilustrasi orang ompong
(canva.com)

Dalam studi yang lebih baru pada tahun 2018, Pengpid dan Peltzer  melaporkan bahwa prevalensi edentulisme secara keseluruhan di Indonesia adalah 7,2%, sementara itu 29,8% di antara orang berusia 80 tahun ke atas. 

Gigi ompong, juga dikenal sebagai edentulisme, adalah kondisi di mana seseorang kehilangan satu atau lebih gigi permanen. Gigi yang hilang bisa terjadi pada gigi depan (gigi anterior) atau gigi belakang (gigi posterior), atau bahkan pada kelompok gigi yang lebih besar.

Beberapa faktor penyebab gigi ompong , antara lain :

😁 Karies gigi: 

Infeksi yang tidak diobati pada gigi dapat menyebabkan kerusakan parah pada gigi hingga harus dicabut.

😁 Penyakit periodontal: 

Infeksi dan peradangan pada jaringan penyangga gigi (jaringan periodontal) dapat menyebabkan kerusakan tulang rahang dan gigi menjadi goyah atau tanggal.

😁 Cedera atau trauma:

Cedera pada gigi akibat kecelakaan atau aktivitas olahraga yang keras dapat menyebabkan gigi patah atau terlepas.

😁 Penyakit gigi dan mulut lainnya: 

Beberapa kondisi seperti abses gigi yang tidak diobati, gigi yang terimpaksi, atau penyakit gusi yang parah dapat menyebabkan kehilangan gigi.

Beberapa faktor risiko gigi ompong, antara lain:

  • Faktor-faktor risiko untuk gigi ompong meliputi kebersihan mulut yang buruk, merokok, konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula, kurangnya perawatan gigi rutin, dan riwayat keluarga dengan masalah gigi.
  • Gigi ompong dapat mempengaruhi fungsi pengunyahan, bicara, dan penampilan seseorang. Selain itu, kehilangan gigi dapat menyebabkan perubahan pada struktur wajah, penurunan kepercayaan diri, dan masalah psikologis.
  • Perawatan untuk gigi ompong dapat mencakup penggunaan gigi palsu (seperti gigi tiruan atau jembatan gigi), implan gigi, atau perawatan ortodontik. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan diagnosis dan rekomendasi perawatan yang sesuai sesuai dengan kebutuhan individu.

Berikut adalah beberapa faktor yang umumnya berkontribusi terhadap gigi lansia yang ompong:

😀 Penurunan kepadatan tulang: 

Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan kepadatan tulang pada rahang dan gigi. Hal ini dapat membuat gigi menjadi lebih rentan terhadap kerusakan dan lebih mudah goyang.

😁 Penumpukan plak dan karang gigi: 

Jika lansia tidak menjaga kebersihan gigi dengan baik, plak (lapisan lengket bakteri) dapat menumpuk dan membentuk karang gigi. Karang gigi menghasilkan asam yang dapat merusak enamel gigi, menyebabkan pembusukan gigi, dan berkontribusi pada gigi ompong.

😁 Penurunan produksi saliva: 

Produksi saliva (air liur) yang berkurang adalah masalah umum pada lansia. Saliva berperan penting dalam melindungi gigi dan membantu menghilangkan sisa makanan. Kurangnya saliva dapat menyebabkan peningkatan risiko pembusukan gigi.

😁 Kebiasaan buruk:

Kebiasaan seperti merokok, mengunyah tembakau, atau mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dapat merusak gigi dan gusi. Selain itu, menggigit benda-benda keras atau menggunakan gigi sebagai alat pembuka dapat mempercepat kerusakan gigi.

😁 Masalah kesehatan umum: 

Beberapa kondisi kesehatan umum yang sering terjadi pada lansia, seperti diabetes, osteoporosis, atau penyakit gusi, dapat mempengaruhi kesehatan gigi. Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat mempengaruhi kesehatan mulut.

😁 Kurangnya perawatan gigi yang tepat: 

Lansia yang tidak mendapatkan perawatan gigi rutin atau tidak memperhatikan kebersihan gigi dan gusi secara menyeluruh memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah gigi dan gusi.

Beberapa dampak gigi ompong pada kesehatan lansia:

😆 Kesulitan dalam makan dan nutrisi:

Gigi yang ompong dapat membuat lansia sulit mengunyah makanan dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mengonsumsi makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi, terutama makanan yang lebih keras atau sulit dikunyah seperti buah-buahan dan sayuran. Kurangnya nutrisi yang adekuat dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.

😆 Gangguan pencernaan: 

Lansia dengan gigi ompong yang tidak dapat mengunyah makanan dengan baik cenderung menelan makanan yang kurang tercerna dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti masalah perut kembung, sembelit, atau gangguan penyerapan nutrisi yang dapat mempengaruhi kesehatan umum.

😆 Gangguan bicara dan komunikasi: 

Kehilangan gigi dapat mempengaruhi kemampuan bicara dan komunikasi lansia. Gigi yang hilang dapat mengubah cara lidah dan bibir berinteraksi saat berbicara, sehingga dapat mempengaruhi kejelasan dan kefasihan bicara.

😆 Penurunan kualitas hidup: 

Gigi ompong dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia secara keseluruhan. Kesulitan dalam makan dan bicara, serta rasa tidak percaya diri yang mungkin muncul akibat gigi yang hilang, dapat menyebabkan lansia merasa malu atau mengurangi keinginan untuk berinteraksi sosial. Ini dapat memengaruhi aspek psikologis dan sosial kehidupan sehari-hari.

😆 Masalah kesehatan umum yang terkait: 

Kondisi gigi dan mulut yang buruk, termasuk gigi ompong, dapat berkontribusi pada masalah kesehatan umum pada lansia. Infeksi gigi yang tidak diobati dapat menyebabkan radang pada gusi atau infeksi pada tulang rahang. Selain itu, penelitian telah menunjukkan adanya keterkaitan antara penyakit periodontal (penyakit gusi) dengan risiko penyakit jantung, diabetes, dan kondisi kesehatan umum lainnya.

Beberapa langkah mencegah gigi ompong pada lansia  yang dapat dilakukan :

🙆 Menjaga kebersihan gigi dan gusi: 

Lansia perlu membersihkan gigi dan gusi secara teratur setidaknya dua kali sehari dengan menggunakan sikat gigi lembut dan pasta gigi yang mengandung fluoride. Selain itu, menggunakan benang gigi atau sikat gigi interdental dapat membantu membersihkan sela-sela gigi yang sulit dijangkau.

🙆 Mengunjungi dokter gigi secara teratur: 

Lansia sebaiknya menjadwalkan kunjungan rutin ke dokter gigi setidaknya dua kali dalam setahun, atau sesuai saran dokter. Pemeriksaan gigi yang teratur dapat membantu mendeteksi masalah gigi dan gusi sedini mungkin sehingga tindakan pencegahan dapat diambil.

🙆 Mengadopsi pola makan yang sehat: 

Makanan yang seimbang dan bergizi penting untuk kesehatan gigi. Lansia sebaiknya menghindari makanan dan minuman yang tinggi gula, terutama yang kleplasma dan gula tambahan. Sebaliknya, pilih makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan produk susu rendah lemak, yang dapat membantu memperkuat gigi dan gusi.

🙆 Menghindari kebiasaan buruk: 

Lansia sebaiknya menghindari merokok dan mengunyah tembakau, karena hal ini dapat merusak gigi dan gusi. Minuman beralkohol juga sebaiknya dikonsumsi secara terbatas, karena dapat menyebabkan kekeringan mulut dan meningkatkan risiko pembusukan gigi.

🙆 Menjaga kelembaban mulut:

Jika produksi saliva berkurang, lansia dapat mencoba mengunyah permen karet bebas gula atau menggunakan pengganti saliva buatan yang direkomendasikan oleh dokter gigi. Minum air putih secara teratur juga dapat membantu menjaga kelembaban mulut.

🙆 Mengelola kondisi kesehatan umum:

Lansia dengan kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes atau osteoporosis sebaiknya menjaga kondisi tersebut dengan baik. Kontrol gula darah dan mengonsumsi makanan yang baik untuk kesehatan tulang dapat membantu menjaga kesehatan gigi.

      Selalu penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi mengenai langkah-langkah pencegahan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan gigi dan gusi Anda.

Beberapa contoh makanan yang dapat membantu menjaga kesehatan gigi pada lansia:

👪 Buah-buahan segar: 

Buah-buahan seperti apel, pir, stroberi, dan melon mengandung serat yang baik untuk gigi. Serat dalam buah-buahan dapat membantu membersihkan gigi secara alami dan merangsang produksi saliva, yang melindungi gigi dari kerusakan.

👪 Sayuran renyah: 

Sayuran seperti wortel, brokoli, seledri, dan paprika memiliki konsistensi renyah yang dapat membantu membersihkan gigi saat dikunyah. Mereka juga kaya akan serat dan vitamin yang penting untuk kesehatan gigi dan gusi.

👪 Produk susu rendah lemak: 

Susu, yogurt, dan keju rendah lemak mengandung kalsium dan fosfor, yang membantu memperkuat gigi dan melindungi enamel. Konsumsi produk susu rendah lemak secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan gigi lansia.

👪 Protein hewani dan nabati: 

Telur, ikan, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, dan biji-bijian merupakan sumber protein yang penting untuk pembentukan dan perbaikan jaringan gigi dan gusi. Mereka juga mengandung fosfor yang baik untuk kesehatan gigi.

👪 Teh hijau: 

Teh hijau mengandung senyawa antioksidan yang disebut polifenol, yang dapat membantu melawan bakteri penyebab kerusakan gigi dan pembusukan. Minum teh hijau tanpa tambahan gula dapat memberikan manfaat bagi kesehatan gigi.

👪 Air putih: 

Air putih adalah pilihan minuman terbaik untuk menjaga kelembaban mulut dan membantu membersihkan sisa makanan dari gigi. Minumlah air putih secara teratur untuk menjaga kesehatan gigi dan mencegah mulut kering.

       Selain itu, penting untuk menghindari atau membatasi konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula, makanan olahan yang lengket, dan minuman berkarbonasi yang dapat merusak gigi.

Berikut ini adalah beberapa langkah umum yang dapat membantu mengatasi gigi ompong:

😬 Kunjungi dokter gigi:

Pertama-tama, penting untuk menjadwalkan janji dengan dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh. Dokter gigi akan mengevaluasi kondisi gigi dan gusi Anda dan memberikan rekomendasi perawatan yang sesuai.

😬 Perawatan gigi berlubang:

Jika gigi ompong disebabkan oleh gigi berlubang, dokter gigi mungkin akan merekomendasikan perawatan tambalan gigi atau penambalan gigi. Prosedur ini melibatkan pengangkatan daerah gigi yang rusak dan pengisian dengan bahan tambalan gigi yang cocok.

😬 Perawatan periodontal: 

Jika gigi ompong disebabkan oleh penyakit periodontal (penyakit gusi), perawatan periodontal yang menyeluruh mungkin diperlukan. Ini bisa mencakup scaling dan root planing untuk membersihkan plak dan karang gigi yang menumpuk di sekitar gigi dan akar. Jika penyakit gusi sudah parah, mungkin perlu dilakukan operasi periodontal.

😬 Pembuatan gigi palsu atau penyangga gigi: 

Jika gigi ompong parah atau gigi yang hilang, dokter gigi dapat merekomendasikan pembuatan gigi palsu, seperti gigi tiruan atau jembatan gigi. Jika ada cukup sisa gigi yang kuat, penyangga gigi seperti implan gigi dapat dipertimbangkan.

😬 Perawatan ortodontik: 

Dalam beberapa kasus gigi ompong, perawatan ortodontik seperti kawat gigi atau alat penjepit dapat membantu memperbaiki gigi yang bergeser atau goyang. Ini dapat membantu mengembalikan posisi gigi yang tepat dan meningkatkan penampilan dan fungsi gigi.

😬 Perubahan gaya hidup: 

Selain perawatan medis, perubahan gaya hidup sehat juga penting untuk menjaga kesehatan gigi. Menjaga kebersihan gigi yang baik dengan sikat gigi, benang gigi, dan obat kumur secara teratur, serta menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan mengunyah tembakau, dapat membantu mencegah masalah gigi lebih lanjut.

     Penting bagi lansia untuk mendapatkan perawatan gigi yang tepat dan menjaga kebersihan mulut secara teratur untuk mencegah dan mengatasi gigi ompong. Berkonsultasilah dengan dokter gigi untuk evaluasi dan rekomendasi perawatan yang sesuai dengan kondisi gigi dan mulut Anda.




Sumber:

http://www.ada.org/#

http://www.webmd.com/oral-health/default.htm#

https://www.dentalhealth.org/news/taskforce-backs-the-benefits-of-teledentistry-to-improve-global-oral-care-outcomes



Tuesday, 23 May 2023

Lupa Nama Atau Janji, Waspada Penyakit Ini Sedang Menggerogoti Otak Anda.

 

     Menurut data WHO yang diperbarui pada tahun 2019, diperkirakan terdapat sekitar 50 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan demensia, dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 152 juta pada tahun 2050. Sekitar 60-70% kasus demensia disebabkan oleh penyakit Alzheimer.

Ilustrasi Alzheimer
(canva.com)

Di Indonesia sendiri, diperkirakan ada sekitar 1.2 juta orang dengan demensia pada tahun 2016, yang akan meningkat menjadi 2 juta di 2030 dan 4 juta orang pada tahun 2050.

Demensia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelompok gejala yang mempengaruhi fungsi otak, termasuk memori, pemikiran, dan kemampuan berpikir. Demensia bukanlah penyakit tunggal, tetapi istilah umum untuk berbagai kondisi yang dapat menyebabkan penurunan kognitif dan perubahan perilaku yang signifikan.

Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif yang mempengaruhi fungsi otak, terutama memori, pemikiran, dan perilaku. Ini adalah jenis demensia yang paling umum terjadi pada lansia. Jadi, Alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang umum terjadi pada lansia. 

Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Alzheimer

Usia

Faktor risiko terbesar yang diketahui untuk Alzheimer dan demensia lainnya adalah bertambahnya usia, tetapi gangguan ini bukanlah bagian normal dari penuaan. Sementara usia meningkatkan risiko, itu bukan penyebab langsung Alzheimer.

Kebanyakan orang dengan penyakit ini berusia 65 tahun ke atas. Setelah usia 65 tahun, risiko alzheimer berlipat ganda setiap lima tahun. Setelah usia 85 tahun, risikonya mencapai hampir sepertiga.

Sejarah keluarga

Faktor risiko kuat lainnya adalah riwayat keluarga. Mereka yang memiliki orang tua, saudara laki-laki atau perempuan penderita Alzheimer lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit ini. Risiko meningkat jika lebih dari satu anggota keluarga menderita penyakit tersebut. Ketika penyakit cenderung menurun dalam keluarga, faktor keturunan (genetik), faktor lingkungan, atau keduanya, mungkin berperan.

Genetika (keturunan)

Para ilmuwan tahu gen terlibat dalam Alzheimer. Dua kategori gen mempengaruhi apakah seseorang mengembangkan suatu penyakit: gen risiko dan gen deterministik. Gen Alzheimer telah ditemukan di kedua kategori tersebut. Diperkirakan kurang dari 1% kasus Alzheimer disebabkan oleh gen deterministik (gen yang menyebabkan suatu penyakit, bukan meningkatkan risiko berkembangnya suatu penyakit).

Faktor risiko lain yang mungkin dapat memengaruhi

Cedera kepala: Ada hubungan antara cedera kepala dan risiko demensia di masa depan. Lindungi otak Anda dengan memasang sabuk pengaman, mengenakan helm saat berolahraga, dan tidak jatuh.

Koneksi jantung-kepala: Beberapa bukti terkuat menghubungkan kesehatan otak dengan kesehatan jantung. Hubungan ini masuk akal, karena otak diberi makan oleh salah satu jaringan pembuluh darah tubuh yang paling kaya, dan jantung bertanggung jawab untuk memompa darah melalui pembuluh darah ini ke otak.

Tanda-tanda gejala awal alzheimer

💭 Kehilangan memori yang mengganggu kehidupan sehari-hari:

Melupakan informasi yang baru dipelajari. Lainnya termasuk melupakan tanggal atau acara penting, mengajukan pertanyaan yang sama berulang kali, dan semakin perlu mengandalkan alat bantu memori (misalnya, catatan pengingat atau perangkat elektronik).

💭 Tantangan dalam merencanakan atau memecahkan masalah :

Beberapa orang yang hidup dengan demensia mungkin mengalami perubahan dalam kemampuan mereka untuk berkembang dan mengikuti rencana atau bekerja dengan angka. Mereka mungkin kesulitan mengikuti resep yang sudah dikenal atau melacak tagihan bulanan. 

💭 Kesulitan menyelesaikan tugas-tugas akrab :

Terkadang kesulitan mengemudi ke lokasi yang sudah dikenal, mengatur daftar belanjaan, atau mengingat aturan permainan favorit.

💭 Kebingungan dengan waktu atau tempat :

Orang yang hidup dengan Alzheimer dapat kehilangan jejak tanggal, musim, dan berlalunya waktu. Mereka mungkin kesulitan memahami sesuatu jika tidak segera terjadi. Terkadang mereka mungkin lupa di mana mereka berada atau bagaimana mereka sampai di sana.

💭 Kesulitan memahami gambar visual dan hubungan spasial :

Ini dapat menyebabkan kesulitan dengan keseimbangan atau kesulitan membaca. Mereka mungkin juga memiliki masalah dalam menilai jarak dan menentukan warna atau kontras, yang menyebabkan masalah saat mengemudi.

💭 Masalah baru dengan kata-kata dalam berbicara atau menulis :

Mengalami kesulitan mengikuti atau bergabung dalam percakapan. Mereka mungkin berhenti di tengah percakapan dan tidak tahu bagaimana melanjutkan atau mereka mungkin mengulanginya sendiri. Mereka mungkin kesulitan dengan kosa kata, kesulitan menamai objek yang sudah dikenal atau menggunakan nama yang salah 

💭Salah menempatkan barang dan kehilangan kemampuan menelusuri kembali langkah-langkah :

Seseorang yang hidup dengan penyakit Alzheimer mungkin meletakkan barang-barang di tempat yang tidak biasa. Mereka mungkin kehilangan barang dan tidak dapat kembali ke langkah mereka untuk menemukannya lagi. Dia mungkin menuduh orang lain mencuri, terutama saat penyakitnya berkembang.

💭 Penilaian yang menurun atau buruk :

Individu mungkin mengalami perubahan dalam penilaian atau pengambilan keputusan. Misalnya, mereka mungkin menggunakan penilaian yang buruk saat berurusan dengan uang atau kurang memperhatikan dandanan atau menjaga kebersihan diri.

💭 Penarikan diri dari pekerjaan atau kegiatan sosial :

Seseorang yang hidup dengan penyakit Alzheimer mungkin mengalami perubahan dalam kemampuan menahan atau mengikuti percakapan. Akibatnya, ia dapat menarik diri dari hobi, kegiatan sosial, atau keterlibatan lainnya. Mereka mungkin kesulitan mengikuti tim atau aktivitas favorit.

💭 Perubahan suasana hati dan kepribadian :

Individu yang hidup dengan Alzheimer mungkin mengalami perubahan suasana hati dan kepribadian. Mereka bisa menjadi bingung, curiga, tertekan, takut atau cemas. Mereka mungkin mudah kesal di rumah, dengan teman, atau saat berada di luar zona nyaman.

Tahapan Alzheimer

Alzheimer tahap awal (ringan)

Pada tahap awal Alzheimer, seseorang dapat berfungsi secara mandiri. Dia mungkin masih mengemudi, bekerja dan menjadi bagian dari kegiatan sosial. Meskipun demikian, orang tersebut mungkin merasa seolah-olah dia mengalami penyimpangan ingatan, seperti lupa kata-kata yang sudah dikenal atau lokasi benda sehari-hari. Kesulitan umumnya meliputi:

  • Datang dengan kata atau nama yang tidak tepat.
  • Mengingat nama ketika diperkenalkan kepada orang baru.
  • Mengalami kesulitan melakukan tugas dalam pengaturan sosial atau pekerjaan.
  • Melupakan materi yang baru saja dibaca.
  • Kehilangan atau salah meletakan barang berharga.
  • Mengalami peningkatan masalah dengan perencanaan atau pengorganisasian.​

 Alzheimer tahap menengah (sedang)

Tahap menengah Alzheimer biasanya merupakan tahap terpanjang dan dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Seiring perkembangan penyakit, penderita Alzheimer akan membutuhkan tingkat perawatan yang lebih tinggi. Gejala yang bervariasi dari orang ke orang, mungkin termasuk:

  • Menjadi pelupa peristiwa atau sejarah pribadi.
  • ​Merasa murung atau menarik diri, terutama dalam situasi yang menantang secara sosial atau mental.
  • Tidak dapat mengingat informasi tentang diri mereka sendiri seperti alamat atau nomor telepon mereka.
  • Mengalami kebingungan tentang di mana mereka berada atau hari apa sekarang.
  • Membutuhkan bantuan memilih pakaian yang tepat untuk musim atau acara.
  • Mengalami kesulitan mengendalikan kandung kemih dan usus mereka.
  • Mengalami perubahan pola tidur, seperti tidur di siang hari dan menjadi gelisah di malam hari.
  • Menunjukkan kecenderungan yang meningkat untuk mengembara dan tersesat.
  • Mendemonstrasikan perubahan kepribadian dan perilaku, termasuk kecurigaan dan delusi atau kompulsif, perilaku berulang seperti meremas-remas tangan atau merobek-robek jaringan.

Alzheimer stadium akhir (parah)

Pada tahap akhir penyakit, gejala demensia menjadi parah. Individu kehilangan kemampuan untuk menanggapi lingkungan mereka, untuk bercakap-cakap dan, akhirnya, untuk mengontrol gerakan. Mereka mungkin masih mengucapkan kata atau frasa, tetapi mengomunikasikan rasa sakit menjadi sulit. Seiring ingatan dan keterampilan kognitif terus memburuk, perubahan kepribadian yang signifikan dapat terjadi dan individu memerlukan perawatan ekstensif.

Pada tahap ini, individu dapat:

  • Membutuhkan bantuan sepanjang waktu dengan perawatan pribadi sehari-hari.
  • Kehilangan kesadaran akan pengalaman baru-baru ini serta lingkungan mereka.
  • Mengalami perubahan kemampuan fisik, termasuk berjalan, duduk, dan akhirnya menelan
  • Mengalami kesulitan berkomunikasi.
  • Menjadi rentan terhadap infeksi, terutama pneumonia.

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mempromosikan kesehatan otak dan mengurangi risiko terkena penyakit  Alzheimer :

😎 Pertahankan gaya hidup sehat: 

Menerapkan gaya hidup sehat secara umum dapat mendukung kesehatan otak. Faktor-faktor seperti makan makanan bergizi, menjaga berat badan yang sehat, berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan mengelola stres dapat memberikan manfaat bagi kesehatan otak dan mengurangi risiko Alzheimer.

😎 Terlibat dalam aktivitas mental yang merangsang otak :

Mendorong keterlibatan dalam aktivitas yang merangsang otak dapat membantu menjaga kebugaran mental dan mungkin mempercepat pemulihan dari kerusakan otak. Misalnya, melakukan teka-teki, membaca, menulis, belajar musik, atau terlibat dalam kegiatan sosial yang menantang otak dapat bermanfaat.

😎 Lindungi otak dari cedera: 

Cedera kepala yang serius atau berulang dapat meningkatkan risiko terkena Alzheimer. Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi otak, seperti menggunakan helm saat bersepeda atau mengendarai sepeda motor, menghindari jatuh, dan mengurangi risiko cedera kepala lainnya.

😎 Pertahankan tekanan darah, kolesterol, dan gula darah yang sehat:

Kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes dapat meningkatkan risiko Alzheimer. Memantau dan menjaga tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah pada tingkat yang sehat dapat membantu mengurangi risiko tersebut.

😎 Tetap aktif secara sosial dan emosional:

Menjaga hubungan sosial yang kuat dan aktif dapat mendukung kesehatan otak. Terlibat dalam kegiatan sosial, menjalin hubungan yang bermakna, dan menjaga dukungan emosional dapat memberikan manfaat bagi kesehatan otak.

😎 Jaga kesehatan jantung:

Kesehatan jantung yang baik dapat berkontribusi pada kesehatan otak. Mengikuti gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan jantung, seperti makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan tidak merokok, dapat berdampak positif pada kesehatan otak.

     Penting untuk diingat bahwa meskipun langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi risiko terkena Alzheimer, tidak ada jaminan bahwa penyakit ini dapat sepenuhnya dicegah. 

Beberapa makanan yang dapat menjadi bagian dari pola makan sehat yang dapat membantu mendukung kesehatan otak dan mungkin berkontribusi dalam mencegah Alzheimer :

😋 Makanan yang kaya akan antioksidan: 

Buah-buahan dan sayuran yang berwarna cerah mengandung banyak antioksidan, seperti vitamin C dan vitamin E, yang dapat membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif. Contoh makanan yang baik untuk dikonsumsi termasuk blueberry, stroberi, anggur merah, jeruk, bayam, brokoli, wortel, dan kubis ungu.

😋 Ikan berlemak:

Ikan seperti salmon, sarden, dan tuna mengandung asam lemak omega-3 yang bermanfaat bagi kesehatan otak. Omega-3 dapat membantu mengurangi peradangan dan menjaga kesehatan sel-sel otak. Disarankan untuk mengonsumsi ikan berlemak setidaknya dua kali seminggu.

😋 Minyak zaitun: 

Minyak zaitun mengandung senyawa-senyawa antiinflamasi dan antioksidan yang dapat bermanfaat bagi kesehatan otak. Menggunakan minyak zaitun sebagai sumber lemak dalam masakan sehari-hari dapat memberikan manfaat.

😋 Kacang-kacangan dan biji-bijian: 

Kacang-kacangan seperti almond, kenari, dan kacang-kacangan lainnya, serta biji-bijian seperti biji bunga matahari dan biji rami, mengandung nutrisi penting seperti vitamin E, asam lemak sehat, dan antioksidan. Makanan ini dapat memberikan dukungan nutrisi bagi kesehatan otak.

😋Teh hijau: 

Teh hijau mengandung senyawa antioksidan dan antiinflamasi yang disebut polifenol. Polifenol dalam teh hijau telah dikaitkan dengan manfaat bagi kesehatan otak dan dapat membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan.

😋 Sayuran berdaun hijau gelap: 

Sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam, kale, dan kangkung mengandung berbagai nutrisi penting seperti vitamin K, folat, dan beta-karoten. Nutrisi-nutrisi ini dapat membantu menjaga kesehatan otak.

      Menjaga pola makan yang seimbang dan memperhatikan asupan nutrisi secara keseluruhan. Hindari makanan olahan, tinggi gula, lemak jenuh, dan natrium yang berlebihan, karena pola makan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan kondisi yang dapat berdampak pada kesehatan otak.

Penting untuk diingat bahwa pola makan yang sehat hanya merupakan salah satu faktor dalam menjaga kesehatan otak secara keseluruhan. Gaya hidup sehat yang meliputi olahraga secara teratur, tidur yang cukup, merawat kesehatan jantung, dan menjaga keterlibatan sosial juga penting dalam.

Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang Alzheimer atau kesehatan otak Anda, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan untuk evaluasi dan saran yang tepat.





Sumber:

https://alzi.or.id/statistik-tentang-demensia/

https://www.alz.org/alzheimers-dementia/stages

https://www.nia.nih.gov/health/alzheimers

https://www.alzheimersresearchuk.org/dementia-information/