Bipolar merupakan sebuah istilah yang belakangan ini populer di masyarakat. Sesuai dengan namanya, bi artinya dua dan polar artinya kutub, orang dengan bipolar akan mengalami situasi emosi yang sangat ekstrem, pada kutub mania dan depresi.
Bipolar dikenal sebagai sebuah gangguan psikologis yang berkaitan dengan perubahan suasana hati. Perubahan suasana hati (mood) adalah suatu kondisi di mana seseorang bisa merasa gembira yang ekstrem dan rasa sedih yang ekstrem dalam durasi waktu yang tidak terlalu lama.
Rasa gembira yang ekstrem ini dikenal dengan istilah mania dan rasa sedih yang ekstrem dikenal dengan istilah depresi.
Gejala gangguan bipolar orang yang lebih muda berbeda dengan orang yang lebih tua, lansia mengalami sedikit di episode mania (Sumber: foto paguyuban pensiun 209) |
Gangguan bipolar adalah gangguan kejiwaan yang parah dan kronis yang meliputi keadaan suasana hati yang tinggi dan rendah. Mereka yang menderita gangguan tersebut sering mengalami kecacatan fungsional yang serius, masalah keuangan, meningkatnya pikiran untuk bunuh diri dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan.
Orang dengan gangguan bipolar memiliki episode:
✅ Depresi, kondisi merasa sangat rendah dan lesu
✅ Mania, kondisi merasa sangat tinggi dan terlalu aktif
Istilah medis untuk bipolar pada lansia adalah "Gangguan Bipolar pada Usia Lanjut" atau "Late-Onset Bipolar Disorder". Ini merujuk pada kondisi gangguan bipolar yang muncul pada usia lanjut, penelitian menunjukkan bahwa 10% kasus didiagnosis setelah usia 50 tahun, dan 5% didiagnosis setelah usia 60 . Gangguan bipolar pada usia lanjut memiliki karakteristik dan gejala yang mungkin berbeda dari gangguan bipolar yang muncul pada usia yang lebih muda.
Kondisi mental di mana seseorang mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem, yang meliputi episode mania (periode euforia, peningkatan energi) dan episode depresi (periode kesedihan, kehilangan minat). Gangguan bipolar dapat mempengaruhi orang dari berbagai kelompok usia, termasuk lansia.
Beberapa karakteristik khusus terkait gangguan bipolar pada lansia:
😇 Gejala yang Berbeda:
Gejala gangguan bipolar pada lansia dapat berbeda dari gejala yang muncul pada orang yang lebih muda. Lansia mungkin cenderung mengalami lebih sedikit episode mania yang ekstrem, tetapi episode depresi dapat lebih umum. Mereka mungkin juga mengalami gejala campuran, di mana ciri khas episode mania dan depresi terjadi bersamaan.
😇 Diagnosis yang Sulit:
Diagnosa gangguan bipolar pada lansia bisa menjadi lebih sulit karena beberapa alasan. Gejala-gejala bipolar mungkin disalahartikan sebagai bagian dari proses penuaan atau kondisi medis lainnya. Selain itu, lansia mungkin kurang cenderung untuk melaporkan gejala mania karena perasaan malu atau ketidaktahuan tentang gangguan bipolar.
😇 Komorbiditas:
Lansia dengan gangguan bipolar memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi medis dan mental lainnya, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, dan gangguan kecemasan. Komorbiditas ini dapat mempersulit manajemen gangguan bipolar dan merespons pengobatan.
😇 Respons terhadap Pengobatan:
Tanggapan lansia terhadap pengobatan bipolar dapat bervariasi. Beberapa obat mungkin memiliki efek samping yang lebih kuat pada tubuh yang lebih tua atau dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain yang mungkin sedang dikonsumsi oleh lansia.
😇 Pentingnya Dukungan Sosial:
Dukungan sosial dari keluarga, teman, dan profesional kesehatan sangat penting dalam manajemen gangguan bipolar pada lansia. Dukungan ini dapat membantu dalam memantau perubahan suasana hati, memastikan pengobatan rutin, dan memberikan pemahaman tentang kondisi tersebut.
Gejala gangguan bipolar pada lansia dapat bervariasi, tetapi umumnya melibatkan perubahan suasana hati yang ekstrem, yaitu episode mania dan episode depresi.
Beberapa gejala yang mungkin muncul pada lansia yang mengalami gangguan bipolar:
Episode Mania:
😖 Perasaan Euforia atau Gelisah Berlebihan:
Lansia dengan gangguan bipolar mungkin mengalami perasaan berlebihan dari kebahagiaan, kepercayaan diri yang berlebihan, atau kegelisahan yang intens.
Perasaan euforia atau berlebihan (Sumber: foto canva.com) |
😖 Peningkatan Energi:
Pada episode mania, seseorang mungkin memiliki tingkat energi yang sangat tinggi, bahkan tanpa perlu tidur banyak.
😖 Berbicara Cepat dan Berlebihan:
Orang dengan episode mania mungkin berbicara sangat cepat, melompat-lompat dari satu topik ke topik lain, dan sulit untuk diikuti.
😖 Pengambilan Risiko yang Tidak Biasa:
Selama episode mania, lansia dapat mengambil keputusan yang berisiko tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang, seperti pengeluaran uang berlebihan atau perilaku seksual yang tidak pantas.
😖 Gangguan Konsentrasi:
Kesulitan memusatkan perhatian dan mempertahankan fokus adalah gejala umum selama episode mania.
Episode Depresi:
😠Perasaan Sedih yang Mendalam:
Lansia dengan episode depresi mungkin merasa sangat sedih, kosong, atau tidak berdaya. Perasaan ini dapat berlangsung selama periode yang cukup lama.
😠Kehilangan Minat atau Kenikmatan:
Gangguan bipolar pada lansia juga dapat menunjukkan kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya dinikmati, bahkan pada hal-hal yang dulu membuat mereka senang.
😠Perubahan Pola Tidur:
Gangguan tidur, seperti insomnia (kesulitan tidur) atau hipersomnia (tidur berlebihan), sering terjadi selama episode depresi.
😠Perubahan Berat Badan:
Lansia dengan episode depresi mungkin mengalami penurunan berat badan yang tidak disengaja atau peningkatan berat badan signifikan.
Peningkatan berat badan signifikan (Sumber: foto canva.com) |
😠Pengurangan Energi:
Merasa lelah terus-menerus atau memiliki energi yang rendah adalah gejala umum selama episode depresi.
😠Pikiran Negatif:
Lansia dengan episode depresi mungkin memiliki pikiran yang sangat negatif tentang diri sendiri, merasa bersalah, atau merasa tidak berharga.
💬 Penting untuk diingat bahwa gejala gangguan bipolar pada lansia dapat bervariasi dan tidak semua orang akan mengalami semua gejala ini
Penyebab pasti dari gangguan bipolar pada lansia atau pada siapa pun tidak sepenuhnya dipahami. Gangguan bipolar melibatkan interaksi kompleks antara faktor genetik, lingkungan, dan biologis.
Beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan gangguan bipolar pada lansia:
💧 Faktor Genetik:
Riwayat keluarga memiliki peran penting dalam perkembangan gangguan bipolar. Jika ada anggota keluarga yang menderita gangguan bipolar, risiko seseorang untuk mengalami gangguan ini dapat meningkat.
💧 Perubahan Biologis:
Ada bukti bahwa perubahan biologis dalam otak, seperti ketidakseimbangan kimia otak (neurotransmitter), dapat berperan dalam gangguan bipolar. Perubahan ini dapat memengaruhi regulasi suasana hati dan emosi.
💧 Faktor Lingkungan:
Lingkungan juga dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan bipolar. Trauma masa kecil, stres kronis, dan peristiwa hidup signifikan dapat memicu atau memperburuk gejala gangguan bipolar.
💧 Perubahan Fisiologis terkait Usia:
Proses penuaan dapat memengaruhi fungsi otak dan kimia otak, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi perkembangan gangguan bipolar pada lansia. Perubahan hormonal dan neurologis yang terjadi seiring bertambahnya usia juga dapat memainkan peran.
💧 Penyakit atau Kondisi Medis:
Beberapa kondisi medis, seperti gangguan tiroid, penyakit kardiovaskular, dan kondisi neurologis, dapat memengaruhi keseimbangan kimia otak dan memicu atau memperburuk gejala gangguan bipolar pada lansia.
💧 Penggunaan Obat-obatan atau Zat Tambahan:
Penggunaan obat-obatan tertentu atau penyalahgunaan zat tambahan juga dapat memicu atau memperburuk gejala gangguan bipolar.
💧 Stres dan Perubahan Hidup:
Perubahan besar dalam hidup, seperti pensiun, kehilangan orang yang dicintai, atau perubahan status sosial, dapat menyebabkan stres yang berkontribusi pada timbulnya atau memperburuk gejala gangguan bipolar pada lansia.
💠Penting untuk diingat bahwa gangguan bipolar adalah kondisi yang kompleks dan multi faktorial. Kombinasi dari beberapa faktor tersebut di atas dapat berinteraksi dan memengaruhi perkembangan gangguan bipolar pada lansia.
Pengobatan gangguan bipolar pada lansia melibatkan pendekatan yang komprehensif dan dapat mencakup terapi obat, terapi psikososial, dukungan keluarga, dan manajemen gaya hidup. Penting untuk bekerja sama dengan profesional kesehatan yang berpengalaman dalam merawat lansia dengan gangguan bipolar untuk memastikan rencana perawatan yang efektif dan aman.
Beberapa komponen umum dalam pengobatan gangguan bipolar pada lansia:
💡 Terapi Obat:
Obat-obatan adalah bagian penting dalam pengobatan gangguan bipolar. Beberapa jenis obat yang mungkin diresepkan termasuk stabilizer suasana hati (seperti litium), obat antipsikotik, dan obat antidepresan. Penting untuk mengawasi efek samping potensial dari obat-obatan ini pada lansia, karena mereka mungkin memiliki sensitivitas yang lebih besar terhadap efek samping tertentu.
💡 Terapi Psikososial:
Terapi kognitif perilaku (CBT), terapi interpersonal, dan terapi dukungan sosial dapat membantu lansia untuk mengembangkan strategi untuk mengatasi gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Terapi ini dapat membantu dalam mengatasi stres, memahami perubahan dalam suasana hati, dan meningkatkan keterampilan dalam mengelola gejala gangguan bipolar.
💡 Pantauan Medis Rutin:
Lansia dengan gangguan bipolar perlu menjalani pantauan medis secara teratur untuk memantau respons terhadap pengobatan dan memeriksa adanya efek samping. Dokter dapat melakukan penyesuaian dosis atau penggantian obat jika diperlukan.
Lansia dalam pantauan medis dengan rutin (Sumber: foto canva.com) |
💡 Manajemen Gaya Hidup:
Menjaga gaya hidup yang sehat dapat mendukung pengobatan gangguan bipolar. Ini termasuk tidur yang cukup, pola makan yang seimbang, berolahraga secara teratur, dan menghindari alkohol atau obat-obatan terlarang.
💡 Dukungan Keluarga dan Sosial:
Dukungan dari keluarga, teman, dan kelompok dukungan dapat membantu lansia mengatasi tantangan yang terkait dengan gangguan bipolar. Mereka dapat membantu memantau perubahan suasana hati, mengingatkan untuk minum obat, dan memberikan dukungan emosional.
💡 Edukasi tentang Kondisi:
Edukasi tentang gangguan bipolar dan pengelolaannya penting untuk lansia dan keluarga mereka. Memahami gejala, pengobatan, dan strategi pencegahan kambuh dapat membantu dalam menghadapi kondisi ini dengan lebih baik.
💡 Penghindaran Stres:
Mengelola stres dan menghindari situasi atau faktor yang dapat memicu episode mania atau depresi sangat penting. Ini dapat mencakup penghindaran situasi yang memicu, penggunaan teknik relaksasi, dan strategi koping yang positif.
Penting untuk dicatat bahwa rencana perawatan dapat bervariasi berdasarkan kebutuhan individu. Konsultasikan dengan dokter dan profesional kesehatan mental untuk merancang rencana perawatan yang sesuai dengan kondisi dan keadaan kesehatan lansia tersebut.
Sumber:
https://www.choosingtherapy.com/late-onset-bipolar-disorder/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2848458/
https://www.medicalnewstoday.com/articles/late-onset-bipolar-disorder
https://ajp.psychiatryonline.org/doi/10.1176/appi.ajp.163.2.198
https://www.nhs.uk/mental-health/conditions/bipolar-disorder/overview/