Merasa sedih sesekali adalah hal yang normal dalam hidup, tetapi jika perasaan ini berlangsung selama beberapa minggu atau bulan, Anda mungkin mengalami depresi. Depresi sedang pada lansia merujuk pada tingkat keparahan depresi yang dialami oleh seseorang yang berusia lanjut.
Depresi sedang dapat meningkatkan keparahan pada lansia. (Sumber: foto paguyuban 209) |
Depresi adalah gangguan mental yang dapat mempengaruhi perasaan, pikiran, dan perilaku seseorang. Pada tingkat sedang, gejala depresi mungkin lebih berat dibandingkan dengan tingkat ringan tetapi belum mencapai tingkat berat.
Depresi adalah kondisi medis yang sebenarnya dan dapat disembuhkan, bukan merupakan bagian normal dari penuaan. Namun orang dewasa yang lebih tua mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami depresi.
Beberapa ciri depresi sedang pada lansia:
Perubahan suasana hati:
Lansia dengan depresi sedang mungkin mengalami perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat atau kegembiraan dalam aktivitas sehari-hari, dan kesulitan merasakan kenikmatan dari kegiatan yang sebelumnya dinikmati.
Gangguan tidur:
Mengatasi tidur (insomnia) atau tidur berlebihan (hipersomnia) bisa menjadi gejala depresi sedang pada lansia.
Perubahan berat badan:
Peningkatan atau penurunan berat badan yang signifikan tanpa alasan yang jelas dapat terjadi pada depresi sedang.
Gangguan energi:
Lansia mungkin mengalami penurunan energi, kelelahan yang berlebihan, atau merasa sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Lansia mulai penurunan energi, kelelahan yang berlebihan.
(Sumber: foto canva.com)
Perasaan tidak berharga atau menyesal:
Orang dengan depresi sedang pada lansia bisa mengalami perasaan rendah diri, merasa tidak berharga, atau bersalah secara berlebihan.
Gangguan kognitif:
Kurang konsentrasi, kebingungan, atau kesulitan membuat keputusan adalah gejala kognitif yang bisa muncul pada depresi sedang.
Gejala fisik:
Rasa sakit atau ketidaknyamanan fisik menyebabkan penyebab medis yang jelas, seperti sakit kepala, nyeri otot, atau masalah pencernaan.
Pikiran tentang kematian atau bunuh diri:
Pada tingkat depresi sedang, pikiran tentang kematian atau bunuh diri mungkin muncul , meskipun tidak selalu diikuti oleh rencana atau percobaan bunuh diri.
Ada banyak faktor yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan depresi pada lansia. Perlu diingat bahwa depresi adalah kondisi yang kompleks dan sering kali dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang berinteraksi.
Beberapa faktor yang dapat berperan dalam menyebabkan depresi sedang pada lansia:
Faktor Biologis:
- Perubahan neurokimia: Perubahan pada zat kimia otak seperti serotonin dan noradrenalin dapat mempengaruhi suasana hati dan memainkan peran dalam perkembangan depresi.
- Genetik: Riwayat keluarga dengan depresi dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi, menunjukkan adanya faktor genetik.
Faktor Psikologis:
- Stres dan trauma: Kejadian hidup yang penuh stres, seperti kehilangan orang tercinta, masalah kesehatan, atau perubahan hidup, dapat memicu depresi pada lansia.
- Riwayat trauma: Pengalaman traumatis, terutama pada masa muda, dapat meningkatkan risiko depresi di kemudian hari.
Riwayat traumatis masa muda dapat meningkatkan depresi.
(Sumber: foto canva.com)
Faktor Sosial:
- Isolasi sosial: Keterbatasan fisik, mobilitas yang terbatas, atau kurangnya dukungan sosial dapat menyebabkan isolasi sosial, yang dapat menjadi faktor risiko untuk depresi pada lansia.
- Kehilangan peran sosial: Pensiun, kehilangan teman-teman, atau perubahan status sosial dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional.
Faktor Kesehatan:
- Masalah kesehatan fisik: Penyakit kronis, nyeri kronis, atau gangguan kesehatan fisik lainnya dapat berkontribusi terhadap timbulnya depresi pada lansia.
- Gangguan kesehatan mental lainnya: Adanya gangguan kecemasan atau gangguan mental lainnya dapat meningkatkan risiko depresi.
Faktor Kognitif:
Pikiran negatif atau pola berpikir distorsi: Pola berpikir negatif atau distorsi kognitif dapat memainkan peran dalam perkembangan dan pemeliharaan depresi.
Faktor Obat-obatan:
Efek samping obat: Beberapa obat, terutama yang digunakan untuk mengobati penyakit kronis, dapat memiliki efek samping yang memengaruhi suasana hati.
Faktor Hormonal:
Perubahan hormonal: Perubahan hormonal yang terkait dengan penuaan atau kondisi kesehatan tertentu dapat berkontribusi terhadap depresi pada lansia.
Faktor Lingkungan:
Kondisi lingkungan: Kondisi lingkungan yang tidak mendukung, seperti kekurangan cahaya matahari atau polusi udara, dapat memengaruhi kesejahteraan emosional.
Mencegah depresi sedang pada lansia melibatkan pendekatan holistik yang mencakup aspek fisik, mental, dan sosial.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mencegah depresi pada lansia:
Jaga Kesehatan Fisik:
- Lakukan olahraga secara teratur. Aktivitas fisik dapat membantu meningkatkan suasana hati dan mengurangi risiko depresi.
- Pertahankan pola makan sehat dengan memperhatikan nutrisi yang tepat.
- Pastikan tidur yang cukup dan berkualitas.
Jaga Kesehatan Mental:
- Terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan dan memenuhi, seperti hobi, seni, atau kegiatan sosial.
- Pelajari teknik relaksasi, meditasi, atau mindfulness untuk mengelola stres.
- Tetap aktif secara mental dengan mengejar kegiatan kognitif, seperti membaca, menulis, atau memecahkan teka-teki.
Bangun dan Pertahankan Hubungan Sosial:
- Pertahankan hubungan sosial yang sehat dengan teman, keluarga, dan paguyuban (komunitas).
- Hindari isolasi sosial dan cari dukungan dari orang-orang terdekat.
- Terlibat dalam kegiatan sosial atau klub untuk menjaga koneksi sosial.
Atasi Perubahan Hidup dengan Bijak:
- Hadapi perubahan hidup dengan sikap positif. Pensiun atau perubahan status sosial lainnya dapat menantang, tetapi bisa dihadapi dengan fleksibilitas dan adaptabilitas.
- Temukan makna dan tujuan dalam kehidupan sehari-hari.
Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Rutin:
- Rutin menjalani pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi dan mengatasi masalah kesehatan fisik atau mental secara dini.
- Pastikan bahwa pengobatan untuk kondisi kesehatan kronis diikuti dengan konsisten.
Hindari Penggunaan Zat Berbahaya:
- Batasi konsumsi alkohol dan hindari penggunaan obat-obatan terlarang.
- Konsultasikan dengan profesional kesehatan mengenai penggunaan obat-obatan yang mungkin berpotensi memengaruhi suasana hati.
Ikuti Program Pencegahan yang Direkomendasikan:
- Beberapa program kesehatan masyarakat atau layanan sosial mungkin menawarkan dukungan atau intervensi khusus untuk mencegah depresi pada lansia.
- Dukung program-program ini dan manfaatkan sumber daya yang tersedia di komunitas.
Berpartisipasi dalam Kegiatan Kesehatan Mental:
- Menghadiri kelompok dukungan atau kelas kesehatan mental dapat memberikan dukungan dan informasi tambahan.
- Terlibat dalam program-program kesehatan mental yang mungkin ditawarkan di komunitas lokal.
Mengobati depresi ringan pada lansia melibatkan pendekatan yang komprehensif, yang mungkin mencakup terapi psikologis, perubahan gaya hidup, dukungan sosial, dan dalam beberapa kasus, pengobatan dengan obat-obatan. Penting untuk dicatat bahwa perawatan untuk depresi harus disesuaikan dengan kebutuhan individu, dan sebaiknya dikonsultasikan dengan profesional kesehatan mental.
Beberapa strategi yang umumnya digunakan dalam pengobatan depresi ringan pada lansia:
Terapi Psikologis:
- Terapi kognitif perilaku (CBT): Terapi ini membantu individu mengubah pola pikir negatif dan perilaku yang mungkin berkontribusi pada depresi.
- Terapi interpersonal (IPT): Fokus terapi ini adalah pada hubungan sosial dan cara berkomunikasi dengan orang lain, yang dapat membantu mengatasi faktor kontributor sosial depresi.
Olahraga dan Aktivitas Fisik:
- Aktivitas fisik teratur dapat meningkatkan kadar endorfin (zat kimia otak yang memengaruhi suasana hati) dan memiliki dampak positif pada kesejahteraan mental.
- Berjalan kaki, berenang, atau latihan ringan lainnya dapat membantu mengurangi gejala depresi.
Perubahan Gaya Hidup:
- Pastikan pola makan sehat dengan asupan nutrisi yang mencukupi.
- Jaga pola tidur yang teratur dan berkualitas.
- Hindari konsumsi alkohol secara berlebihan dan hentikan penggunaan tembakau.
Pola makan sehat dengan asupan nutrisi yang cukup. (Sumber: foto canva.com ) |
Dukungan Sosial:
- Mempertahankan hubungan sosial yang sehat dan mendapatkan dukungan dari teman, keluarga, atau kelompok dukungan dapat membantu mengatasi depresi.
- Terlibat dalam kegiatan sosial dan kelompok komunitas.
Pengelolaan Stres:
- Pelajari teknik pengelolaan stres, seperti meditasi, relaksasi otot, atau mindfulness.
- Atur prioritas dan hadapi tugas-tugas yang menuntut secara bertahap.
Konseling atau Psikoterapi:
Konseling atau terapi individu dapat memberikan wadah untuk berbicara tentang perasaan dan masalah dengan seorang profesional yang terlatih.
Obat-Obatan:
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat antidepresan untuk membantu mengatasi gejala depresi. Pilihan obat dan dosisnya akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan individu.
Konsultasi dengan Profesional Kesehatan Mental:
Konsultasikan dengan profesional kesehatan mental, seperti psikiater atau psikolog, untuk mendapatkan evaluasi menyeluruh dan rencana perawatan yang sesuai.
Setiap individu berbeda, dan perawatan yang efektif dapat bervariasi. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami depresi ringan. Penerimaan dan pemulihan dapat dimulai dengan langkah-langkah kecil dan dukungan yang tepat.
Sumber:
https://www.healthdirect.gov.au/depression-in-older-people
https://www.nia.nih.gov/health/mental-and-emotional-health/depression-and-older-adults
https://www.webmd.com/depression/depression-elderly
https://www3.ha.org.hk/cph/imh/mhi/article_02_02_03.asp
https://www.cdc.gov/aging/depression/index.html