Thursday, 4 July 2024

Ancaman Tak Terlihat: Bahaya Camilan bagi Lansia

         Camilan adalah makanan atau kudapan ringan yang biasanya dikonsumsi di antara waktu makan utama, seperti sarapan, makan siang, dan makan malam. Camilan sering kali dimakan untuk menghilangkan rasa lapar sementara, menambah energi, atau sebagai bagian dari kebiasaan atau kegiatan sosial. Camilan bisa berupa makanan manis atau gurih, sehat atau kurang sehat, tergantung pada pilihan dan kebiasaan individu.

Lansia harus mampu memilih camilan yang sehat.
(Sumber: foto Dwi Patri Club 2023)
Contoh camilan meliputi buah-buahan, kacang-kacangan, biskuit, keripik, kue, yogurt, dan berbagai jenis makanan ringan lainnya. Pilihan camilan yang sehat biasanya mengandung nutrisi yang bermanfaat, seperti serat, protein, vitamin, dan mineral, sementara camilan yang kurang sehat cenderung tinggi gula, garam, atau lemak jenuh.

       Lansia perlu makan camilan, namun penting untuk memilih camilan yang sehat. Camilan dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian, memberikan energi, dan menjaga kadar gula darah tetap stabil. 

Beberapa camilan sehat untuk lansia meliputi:
  • Buah-buahan segar: Seperti apel, pisang, dan buah beri.
  • Kacang-kacangan: Seperti almond, kenari, dan kacang mete.
  • Yogurt rendah lemak: Yogurt mengandung kalsium yang baik untuk kesehatan tulang.
  • Sayuran: Wortel, seledri, dan tomat ceri bisa menjadi pilihan camilan yang baik.
  • Keripik gandum utuh atau roti gandum: Bisa disajikan dengan hummus atau selai kacang.
Pastikan camilan yang dikonsumsi tidak mengandung terlalu banyak gula, garam, atau lemak jenuh. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan individu.

       Istilah umum yang digunakan dalam konteks makanan dan nutrisi yang dapat diterapkan pada camilan sehat untuk lansia. 

Beberapa istilah tersebut, antara lain:

Makanan Tambahan (Supplemental Nutrition):
  • Contoh: Minuman pengganti makanan seperti Ensure atau Boost, yang mengandung protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan.
Makanan Energi Tinggi (High-Energy Foods):
  • Contoh: Kacang-kacangan, biji-bijian, atau bar energi yang diperkaya dengan nutrisi penting.
Makanan Tinggi Protein (High-Protein Snacks):
  • Contoh: Yogurt Yunani, telur rebus, atau keju rendah lemak.
Makanan Tinggi Serat (High-Fiber Foods):
  • Contoh: Buah-buahan segar seperti apel atau pir, sayuran mentah seperti wortel atau seledri, dan kacang-kacangan.
Makanan Kaya Kalsium (Calcium-Rich Foods):
  • Contoh: Yogurt, keju, atau almond yang diperkaya dengan kalsium untuk mendukung kesehatan tulang.
Makanan Fungsional (Functional Foods):
  • Contoh: Produk probiotik seperti yogurt atau kefir yang baik untuk pencernaan, dan makanan yang diperkaya dengan omega-3 seperti biji chia atau flaxseed.
Istilah ini mencerminkan jenis camilan yang tidak hanya memuaskan rasa lapar tetapi juga memberikan manfaat kesehatan yang penting bagi lansia, mendukung kebutuhan nutrisi mereka secara keseluruhan.

Beberapa manfaat bagi lansia makan camilan yang sehat, termasuk:

Menjaga Energi: Camilan yang sehat dapat memberikan tambahan energi sepanjang hari, membantu lansia tetap aktif dan bersemangat.

Menjaga Kadar Gula Darah: Camilan sehat dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, yang penting untuk menghindari lonjakan atau penurunan gula darah yang drastis.

Meningkatkan Asupan Nutrisi: Camilan dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian, terutama jika camilan tersebut kaya akan vitamin, mineral, serat, dan protein.

Meningkatkan Kesehatan Pencernaan: Camilan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah sembelit.

Mencegah Kehilangan Berat Badan Berlebihan: Beberapa lansia mungkin mengalami penurunan nafsu makan atau masalah penyerapan nutrisi. Camilan sehat dapat membantu mencegah penurunan berat badan yang tidak diinginkan.

Mendukung Kesehatan Tulang: Camilan yang kaya kalsium dan vitamin D, seperti yogurt atau almond, dapat membantu menjaga kepadatan tulang dan mencegah osteoporosis.

Meningkatkan Fungsi Kognitif: Camilan yang mengandung omega-3, seperti kacang-kacangan dan biji-bijian, dapat membantu menjaga kesehatan otak dan meningkatkan fungsi kognitif.

Menjaga Kesehatan Jantung: Camilan yang kaya akan lemak sehat, seperti alpukat atau kacang-kacangan, dapat membantu menjaga kesehatan jantung dengan mengurangi kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL).

Mengurangi Rasa Lapar Berlebihan: Makan camilan sehat di antara waktu makan utama dapat membantu mengurangi rasa lapar berlebihan, sehingga lansia tidak makan berlebihan saat waktu makan tiba.

Memenuhi Kebutuhan Cairan: Camilan seperti buah-buahan segar dapat membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh, mencegah dehidrasi yang sering dialami oleh lansia.

Camilan dapat menjadi ancaman tak terlihat.
(Sumber: foto Dwi Patri Club 2023)
Beberapa jenis camilan yang sebaiknya dihindari atau dikonsumsi dengan sangat hati-hati oleh lansia :

Makanan Tinggi Gula:
  • Contoh: Permen, kue manis, soda, dan minuman berenergi. Konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes, obesitas, dan masalah gigi.
Makanan Tinggi Garam:
  • Contoh: Keripik, makanan olahan, dan makanan ringan asin lainnya. Garam berlebih dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Makanan Tinggi Lemak Jenuh dan Trans:
  • Contoh: Makanan cepat saji, makanan yang digoreng, dan makanan olahan. Lemak jenuh dan trans dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan kolesterol tinggi.
Makanan Rendah Nutrisi (Kalori Kosong):
  • Contoh: Makanan ringan yang tinggi kalori tetapi rendah nutrisi, seperti keripik kentang, popcorn bermentega, dan kue-kue manis. Makanan ini tidak memberikan nutrisi yang dibutuhkan dan hanya menambah kalori kosong.
Makanan yang Sulit Dicerna:
  • Contoh: Makanan berserat sangat tinggi yang sulit dicerna dalam jumlah besar, seperti popcorn atau kacang yang keras. Ini dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung atau sembelit.
Makanan dengan Risiko Tersedak:
  • Contoh: Kacang utuh, permen keras, dan potongan besar buah atau sayuran mentah. Makanan ini dapat menjadi bahaya tersedak, terutama bagi lansia dengan masalah menelan.
Makanan dengan Bahan Pengawet dan Aditif:
  • Contoh: Makanan olahan yang mengandung banyak pengawet, pewarna buatan, dan aditif lainnya. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan reaksi alergi atau masalah kesehatan jangka panjang.
Makanan yang Mengandung Alkohol:
  • Contoh: Camilan yang mengandung alkohol atau disertai minuman beralkohol. Alkohol dapat berinteraksi dengan obat-obatan dan kondisi kesehatan tertentu, serta menyebabkan dehidrasi.
Memilih camilan yang sehat dan bergizi sangat penting bagi lansia untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan mereka. Konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter untuk mendapatkan saran yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan individu.



  
 

Sumber:

https://www.linkedin.com/pulse/benefits-healthy-snacking-older-adults-steve-toll 

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9692411/

https://www.hse.ie/eng/about/who/healthwellbeing/our-priority-programmes/heal/food-pyramid-images/healthy-eating-for-older-adults-booklet.pdf


Tuesday, 2 July 2024

Makanan Kalori Kosong: Ancaman Tersembunyi bagi Lansia

        Makanan kalori kosong adalah makanan atau minuman yang mengandung banyak kalori tetapi sedikit atau tidak ada nilai gizi, seperti : vitamin, mineral, serat, dan protein. Kalori dalam makanan ini terutama berasal dari gula tambahan dan lemak tidak sehat

Kalori kosong dapat menimbulkan efek bahaya.
(Sumber: foto LPC-Lansia)
Kalori kosong adalah kalori yang tidak memberikan nilai gizi; kalori ini sering kali terbuat dari lemak padat dan gula tambahan. Kalori ini tidak mengandung vitamin, mineral, protein, serat, dan asam lemak, yang semuanya merupakan unsur penting dalam makanan seimbang. Kalori ini tetap akan memberi energi seperti makanan lain, tetapi tidak akan memberi manfaat gizi. Pada dasarnya, makanan dengan kalori kosong menambah asupan kalori sambil menyediakan sangat sedikit nutrisi.

 Berusahalah sebaik mungkin untuk menghindari kalori kosong. Kalori kosong sering ditemukan dalam makanan olahan, permen, dan minuman bersoda. Menghindari makanan yang dianggap sebagai makanan "kalori kosong" tidak hanya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, tetapi juga dapat membantu mengurangi atau mencegah timbulnya penyakit seperti diabetes atau kolesterol tinggi. Itu tidak berarti Anda tidak boleh makan camilan atau makanan ringan sesekali, karena kuncinya adalah moderasi, tetapi perhatikan berapa banyak makanan kalori kosong yang Anda atau orang tua Anda konsumsi.

Mengonsumsi makanan kalori kosong secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk penambahan berat badan, obesitas, diabetes tipe 2, dan masalah jantung. Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi dan seimbang untuk mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Karena kalori kosong hanya mengandung gula dan lemak, mengonsumsinya dapat menyebabkan penambahan berat badan dan penyakit kronis. Tubuh mulai menyimpan lemak ini jika aktivitas fisik kita tidak melebihi asupan kalori kosong. Secara alami, tubuh kita membutuhkan nutrisi tertentu yang tidak dapat disediakan oleh makanan ini, oleh karena itu penting untuk mengonsumsi lebih banyak makanan padat nutrisi agar tubuh kita tetap sehat . Kalori kosong dapat secara langsung menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas, dan obesitas menyebabkan beberapa masalah lain seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

 Contoh makanan kalori kosong meliputi: 
  • Minuman manis: soda, minuman energi, dan minuman berperasa lainnya yang tinggi gula.
  • Makanan cepat saji: burger, kentang goreng, pizza, dan makanan cepat saji lainnya yang digoreng atau tinggi lemak.
  • Makanan Kemasan/Camilan: Kerupuk, Permen, keripik, sereal batangan, coklat, biskuit, kue, dan donat.
  • Minuman: minuman berenergi, minuman buah, minuman beralkohol, dan bir.
  • Produk susu penuh lemak: Keju dan es krim.
  • Daging Padat Berlemak: Sosis, bacon, dan iga.
Beberapa efek berbahaya dari mengonsumsi kalori kosong adalah:

Penambahan Berat Badan:
Makanan berkalori kosong mengandung banyak lemak dan gula yang tidak sehat, sehingga tidak memberikan nilai gizi tambahan. Oleh karena itu, tubuh tidak dapat menyerap nutrisi dari makanan dan minuman berkalori kosong. Sebaliknya, tubuh menyimpan semua kalori kosong dalam bentuk lemak, terutama di perut. Seperti yang ditunjukkan oleh banyak penelitian , hal ini menyebabkan kenaikan berat badan yang cepat sehingga membuat individu berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan yang terkait dengan obesitas.

Penyakit kardiovaskular:
Tingginya jumlah lemak dan asam lemak omega-6 dalam makanan berkalori kosong menyebabkan kadar kolesterol Anda meningkat secara signifikan. Kadar kolesterol yang tinggi menyebabkan banyak masalah kardiovaskular seperti hipertensi, aritmia, penyumbatan arteri, dan bahkan seringnya stroke dan serangan jantung dalam jangka panjang.

Diabetes tipe 2:
Makanan yang kaya akan kalori kosong sering kali berupa makanan berlemak dan manis seperti minuman manis, kue, es krim, dan cokelat. Tubuh Anda tidak dapat menyerap gula berlebih yang terkandung dalam makanan ini secara efisien, yang menyebabkan diabetes tipe 2 dan masalah kesehatan lainnya, seperti resistensi insulin dan hiperinsulinemia. 


Lansia harus mewaspadai makanan dengan kalori kosong.
(Sumber: foto paguyuban pengawas purna)

       Menghindari makanan dengan kalori kosong adalah langkah penting untuk menjaga pola makan yang sehat. Makanan dengan kalori kosong biasanya mengandung banyak kalori tetapi sedikit atau tidak ada nilai gizi. 

Berikut beberapa cara untuk menghindarinya:

Baca Label Nutrisi:
  • Periksa kandungan gula tambahan, lemak jenuh, dan bahan kimia pada label nutrisi.
  • Pilih makanan dengan kandungan serat, protein, vitamin, dan mineral yang lebih tinggi.
Kurangi Konsumsi Makanan Olahan:
  • Hindari makanan seperti keripik, kue, permen, dan makanan cepat saji.
  • Pilih makanan segar seperti buah, sayuran, dan biji-bijian utuh.
Pilih Minuman Sehat:
  • Hindari minuman manis seperti soda, jus buah dengan gula tambahan, dan minuman energi.
  • Minum air putih, teh tanpa gula, atau jus buah segar.
Masak di Rumah:
  • Memasak sendiri memberi Anda kendali penuh atas bahan yang digunakan.
  • Gunakan bahan segar dan hindari bahan tambahan yang tidak perlu.
Cermat dalam Memilih Makanan Ringan:
  • Pilih camilan yang sehat seperti kacang-kacangan, buah segar, atau yoghurt rendah lemak.
  • Hindari camilan yang tinggi gula dan garam.
Perhatikan Ukuran Porsi:
  • Konsumsi porsi yang wajar dan tidak berlebihan, bahkan untuk makanan yang sehat.
  • Makan dengan piring kecil untuk membantu mengontrol porsi.
Pilih Karbohidrat yang Sehat:
  • Pilih karbohidrat kompleks seperti roti gandum, beras merah, dan pasta gandum utuh.
  • Hindari karbohidrat sederhana seperti roti putih dan pasta putih.
Perhatikan Makanan Cepat Saji:
  • Jika harus makan di luar, pilih menu yang lebih sehat seperti salad atau makanan panggang daripada gorengan.
  • Perhatikan bahan tambahan seperti saus dan dressing yang bisa menambah kalori kosong.
Dengan mengadopsi kebiasaan makan yang sehat dan lebih sadar akan pilihan makanan, Anda dapat mengurangi asupan kalori kosong dan meningkatkan kualitas pola makan Anda secara keseluruhan. 

Makanan dan minuman apa pun yang tidak mengandung nilai gizi signifikan tetapi menyediakan kalori dalam jumlah besar adalah makanan berkalori kosong. Meskipun kalori kosong memberi Anda energi instan, kalori kosong tidak memberikan nilai gizi apa pun, sehingga menjadi salah satu penyebab utama kenaikan berat badan. 



Sumber:

https://coahc.org/the-importance-of-good-nutrition-for-older-adults 

https://www.mdpi.com/2072-6643/13/7/2384

https://www.closingthegap.ca/empty-calories-everything-you-need-to-know/

https://www.healthifyme.com/blog/understanding-empty-calories/

https://www.medicalnewstoday.com/articles/empty-calories

https://en.wikipedia.org/wiki/Empty_calories


Saturday, 29 June 2024

Rahasia Panjang Umur: Pentingnya Serat Makanan untuk Kesehatan Lansia

        Serat pada makanan adalah bagian dari tumbuhan yang tidak bisa dicerna atau diserap oleh sistem pencernaan manusia. Meskipun tubuh tidak mencerna serat, serat tetap memiliki peran penting dalam kesehatan. 

Serat makanan dibagi menjadi dua jenis utama:

Serat Larut (Soluble Fiber):
  • Larut dalam air dan membentuk gel kental di dalam usus.
  • Dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan mengontrol kadar gula darah.
  • Sumber serat larut termasuk oat, kacang-kacangan, buah-buahan (seperti apel dan jeruk), dan sayuran tertentu.
Serat Tidak Larut (Insoluble Fiber):
  • Tidak larut dalam air dan menambah massa pada tinja.
  • Membantu memperlancar pergerakan usus dan mencegah sembelit.
  • Sumber serat tidak larut termasuk gandum utuh, dedak, sayuran, dan kacang-kacangan.
Lansia memerlukan banyak makanan mengandung serat.
(Sumber: foto LPC-Lansia)
Manfaat utama dari serat dalam makanan meliputi:

Meningkatkan kesehatan pencernaan: Serat membantu memperlancar pergerakan usus, mencegah sembelit, dan menjaga kesehatan usus secara keseluruhan.

Mengontrol kadar gula darah: Serat larut membantu memperlambat penyerapan gula, yang dapat membantu mengontrol kadar gula darah.

Menurunkan kadar kolesterol: Serat larut dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dengan mengikat kolesterol dalam usus dan mengeluarkannya dari tubuh.

Membantu mengontrol berat badan: Makanan berserat tinggi cenderung membuat Anda merasa kenyang lebih lama, yang dapat membantu mengurangi asupan kalori dan membantu dalam pengelolaan berat badan.

Mengonsumsi berbagai jenis makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan, sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Beberapa buah yang kaya akan serat dan sangat baik untuk dikonsumsi:
  • Apel: Mengandung sekitar 4 gram serat per buah sedang.
  • Pisang: Mengandung sekitar 3 gram serat per buah sedang.
  • Pir: Mengandung sekitar 5.5 gram serat per buah sedang.
  • Raspberry: Mengandung sekitar 8 gram serat per cangkir.
  • Blackberry: Mengandung sekitar 8 gram serat per cangkir.
  • Jeruk: Mengandung sekitar 3 gram serat per buah sedang.
  • Kiwi: Mengandung sekitar 2 gram serat per buah sedang.
  • Mangga: Mengandung sekitar 5 gram serat per buah sedang.
  • Alpukat: Mengandung sekitar 10 gram serat per buah sedang (alpukat adalah buah, meskipun sering dianggap sebagai sayuran).
  • Buah Ara (Fig): Mengandung sekitar 7 gram serat per 100 gram.
  • Pomegranate: Mengandung sekitar 7 gram serat per buah.
  • Pepaya: Mengandung sekitar 3 gram serat per cangkir.
  • Anggur: Mengandung sekitar 1 gram serat per cangkir (walaupun lebih rendah dibandingkan dengan buah lainnya, anggur tetap menyediakan serat).
  • Plum: Mengandung sekitar 3 gram serat per buah sedang.
Mengonsumsi buah-buahan ini secara teratur dapat membantu memenuhi kebutuhan serat harian dan mendukung kesehatan pencernaan.
        
Memakan buah-buahan adalah sumber serat harian.
(Sumber: foto LPC-Lansia)
         Selain buah-buahan, banyak makanan lain yang kaya akan serat dan sangat baik untuk dikonsumsi. 
Beberapa sumber serat selain buah-buahan, antara lain  :

Sayuran
  • Brokoli: Mengandung sekitar 5 gram serat per cangkir.
  • Wortel: Mengandung sekitar 3.6 gram serat per cangkir.
  • Bayam: Mengandung sekitar 4 gram serat per cangkir.
  • Kubis: Mengandung sekitar 2.5 gram serat per cangkir.
  • Kentang (dengan kulit): Mengandung sekitar 4 gram serat per kentang ukuran sedang.
Legum dan Kacang-kacangan
  • Kacang hitam: Mengandung sekitar 15 gram serat per cangkir.
  • Kacang merah: Mengandung sekitar 13 gram serat per cangkir.
  • Lentil: Mengandung sekitar 15.6 gram serat per cangkir.
  • Kacang polong: Mengandung sekitar 16 gram serat per cangkir.
  • Buncis (chickpeas): Mengandung sekitar 12.5 gram serat per cangkir.
Biji-bijian Utuh
  • Oat: Mengandung sekitar 4 gram serat per cangkir.
  • Quinoa: Mengandung sekitar 5 gram serat per cangkir.
  • Beras coklat: Mengandung sekitar 3.5 gram serat per cangkir.
  • Barley: Mengandung sekitar 6 gram serat per cangkir.
Kacang-kacangan dan Biji-bijian
  • Almond: Mengandung sekitar 3.5 gram serat per ons (sekitar 23 almond).
  • Biji chia: Mengandung sekitar 10 gram serat per ons (sekitar 2 sendok makan).
  • Biji rami (flaxseeds): Mengandung sekitar 8 gram serat per cangkir.
  • Biji bunga matahari: Mengandung sekitar 3 gram serat per ons.
Produk Olahan Tertentu
  • Roti gandum utuh: Mengandung sekitar 2-3 gram serat per irisan.
  • Pasta gandum utuh: Mengandung sekitar 6 gram serat per cangkir.
  • Mengonsumsi berbagai jenis makanan ini secara teratur dapat membantu memenuhi kebutuhan serat harian Anda, mendukung kesehatan pencernaan, serta memberikan manfaat kesehatan lainnya.
Kekurangan serat dalam diet dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan meningkatkan risiko beberapa penyakit. 

Beberapa penyakit dan kondisi yang bisa disebabkan oleh kurangnya asupan serat:

Sembelit (Konstipasi):
Serat membantu memperlancar pergerakan usus dan mencegah sembelit. Kekurangan serat dapat membuat tinja menjadi keras dan sulit untuk dikeluarkan, yang menyebabkan sembelit.

Penyakit Divertikular:
Kekurangan serat dapat menyebabkan divertikulosis, yaitu kondisi di mana terbentuk kantung-kantung kecil (divertikula) di dinding usus besar. Divertikulosis dapat berkembang menjadi divertikulitis jika kantung-kantung ini meradang atau terinfeksi.

Hemoroid (Wasir):
Sembelit yang kronis akibat kurang serat dapat menyebabkan wasir, yaitu pembengkakan dan peradangan pada pembuluh darah di sekitar anus dan rektum.

Sindrom Iritasi Usus (Irritable Bowel Syndrome/IBS):
Kekurangan serat dapat memperburuk gejala IBS, termasuk sembelit, diare, dan kram perut.

Penyakit Jantung:
Diet rendah serat, terutama serat larut, dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat), yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Diabetes Tipe 2:
Serat membantu mengontrol kadar gula darah. Diet rendah serat dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula darah yang lebih besar dan meningkatkan risiko pengembangan diabetes tipe 2.

Kanker Kolorektal:
Beberapa studi menunjukkan bahwa diet rendah serat dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal, karena serat membantu menjaga kesehatan usus besar dan mempercepat pengeluaran zat-zat karsinogen dari saluran pencernaan.

Obesitas:
Serat membantu merasa kenyang lebih lama dan mengontrol asupan kalori. Kekurangan serat dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan dan konsumsi makanan berlebih, yang dapat menyebabkan obesitas.

Untuk mencegah masalah-masalah ini, penting untuk mengonsumsi cukup serat setiap hari. Asupan serat yang dianjurkan adalah sekitar 25 gram per hari untuk wanita dan 38 gram per hari untuk pria. Mengonsumsi berbagai buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian dapat membantu memenuhi kebutuhan serat harian ini.

       Penelitian menunjukkan bahwa serat makanan dapat memiliki berbagai manfaat kesehatan yang berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan potensi untuk memperpanjang umur. 

Beberapa alasan mengapa serat makanan dianggap dapat membantu memperpanjang umur:

Kesehatan Jantung:
Serat, terutama serat larut, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah, yang mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.

Pengaturan Gula Darah:
Serat membantu mengatur kadar gula darah dengan memperlambat penyerapan gula. Ini penting untuk pencegahan dan pengelolaan diabetes tipe 2.

Kesehatan Pencernaan:
Serat membantu memperlancar pergerakan usus dan mencegah sembelit, divertikulosis, dan wasir. Ini juga dapat mengurangi risiko kanker kolorektal.

Kontrol Berat Badan:
Makanan berserat tinggi membuat Anda merasa kenyang lebih lama, membantu mengontrol nafsu makan dan asupan kalori, yang dapat membantu mencegah obesitas dan penyakit terkait.

Mengurangi Peradangan:
Diet tinggi serat telah dikaitkan dengan penurunan peradangan dalam tubuh, yang berkontribusi pada pencegahan penyakit kronis.

Mikrobioma Usus:
Serat berfungsi sebagai prebiotik yang mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus. Mikrobioma usus yang sehat terkait dengan banyak aspek kesehatan, termasuk fungsi kekebalan dan kesehatan mental.

Studi epidemiologis menunjukkan bahwa individu yang mengonsumsi diet tinggi serat cenderung memiliki risiko lebih rendah untuk berbagai penyakit kronis dan secara umum memiliki umur yang lebih panjang dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi sedikit serat. Namun, penting untuk dicatat bahwa memperpanjang umur tidak hanya bergantung pada asupan serat saja, tetapi juga pada keseluruhan pola makan dan gaya hidup sehat, termasuk aktivitas fisik, tidak merokok, dan manajemen stres.

Mengintegrasikan serat dalam diet harian melalui konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan adalah langkah penting menuju gaya hidup sehat yang dapat berkontribusi pada umur panjang dan kualitas hidup yang lebih baik.


Sumber:

https://acl.gov/sites/default/files/nutrition/Nutrition-Needs_Fiber_FINAL-2.19-FINAL_508.pdf

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10220584/

https://www.webmd.com/healthy-aging/increased-fiber-important-older-adults

https://bmcgeriatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12877-023-04352-9

https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/fibre-in-food