Senior diantara junior: perawatan pernapasan penting untuk Senior. (Sumber: foto Amir) |
- Pengambilan Oksigen: Oksigen dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan energi melalui proses metabolisme di dalam sel.
- Pembuangan Karbon Dioksida: Karbon dioksida, produk limbah metabolisme, dibuang dari tubuh melalui sistem pernapasan.
- Menjaga Keseimbangan Asam-Basa: Sistem pernapasan membantu menjaga keseimbangan pH darah dengan mengatur kadar CO₂.
- Deskripsi: Seiring bertambahnya usia, jaringan paru-paru menjadi kurang elastis, yang menyebabkan penurunan kapasitas paru-paru untuk mengembang dan mengempis dengan efektif.
- Dampak: Penurunan elastisitas ini mengurangi jumlah udara yang dapat dihirup dan dikeluarkan, sehingga lebih sedikit oksigen yang masuk ke dalam darah dan lebih sulit untuk mengeluarkan karbon dioksida.
- Deskripsi: Otot-otot yang membantu proses pernapasan, seperti diafragma dan otot-otot antar tulang rusuk, cenderung melemah seiring dengan bertambahnya usia.
- Dampak: Kelemahan otot ini membuat proses pernapasan menjadi lebih sulit, terutama saat bernapas dalam-dalam atau saat melakukan aktivitas fisik.
- Deskripsi: Silia adalah struktur berbulu kecil di saluran udara yang membantu membersihkan lendir dan partikel asing dari saluran pernapasan. Pada usia lanjut, fungsi silia ini berkurang.
- Dampak: Penurunan fungsi silia meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan karena lendir dan partikel berbahaya lebih sulit dihilangkan dari paru-paru.
- Deskripsi: Kapasitas vital paru-paru (jumlah udara yang bisa dikeluarkan setelah menarik napas sedalam mungkin) menurun sekitar 20-30% seiring bertambahnya usia.
- Dampak: Penurunan kapasitas vital membuat pernapasan menjadi lebih dangkal dan kurang efisien, terutama saat beraktivitas fisik.
- Deskripsi: Alveoli (kantung udara kecil di paru-paru tempat pertukaran gas) cenderung rusak atau hilang seiring bertambahnya usia, yang mengurangi luas permukaan tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
- Dampak: Kurangnya alve oli mengurangi efisiensi sistem respirasi dalam mengambil oksigen dan membuang karbon dioksida.
- Deskripsi: Seiring bertambahnya usia, dinding dada menjadi lebih kaku dan kurang fleksibel, yang membatasi kemampuan dada untuk mengembang dan mengempis selama proses pernapasan.
- Dampak: Ini dapat mengurangi volume udara yang dapat dihirup dan memperburuk masalah pernapasan.
- Deskripsi: Pada lansia, sistem saraf yang mengontrol pernapasan menjadi kurang sensitif terhadap kadar oksigen rendah (hipoksia) dan kadar karbon dioksida tinggi (hiperkapnia) dalam darah.
- Dampak: Hal ini dapat menyebabkan respons yang lebih lambat terhadap perubahan kebutuhan oksigen, terutama selama aktivitas fisik atau dalam situasi stres, seperti penyakit atau infeksi.
- Deskripsi: Sistem kekebalan tubuh yang menurun pada lansia membuat saluran pernapasan lebih rentan terhadap infeksi, seperti pneumonia atau bronkitis.
- Dampak: Infeksi pernapasan lebih sering terjadi dan bisa lebih serius pada lansia, terutama pada mereka yang memiliki masalah kesehatan lain.
- Deskripsi: Dengan penuaan, risiko penyakit paru-paru kronis seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan emfisema meningkat, terutama pada orang yang pernah merokok.
- Dampak: Penyakit ini memperburuk penurunan fungsi pernapasan dan dapat menyebabkan sesak napas yang lebih parah.
- Deskripsi: Orang yang lebih tua cenderung memiliki cadangan fungsi pernapasan yang lebih sedikit, sehingga lebih sulit bagi tubuh mereka untuk mengatasi stres respirasi seperti infeksi atau polusi udara.
- Dampak: Ini dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti gagal napas atau masalah jantung.
- Deskripsi: PPOK adalah kondisi kronis yang menyebabkan penyumbatan aliran udara di paru-paru. Kondisi ini meliputi emfisema dan bronkitis kronis.
- Penyebab: Kerusakan pada jaringan paru-paru akibat merokok, polusi udara, dan paparan bahan kimia. Pada lansia, elastisitas paru-paru berkurang, memperburuk gejala PPOK.
- Gejala: Sesak napas, batuk kronis, produksi lendir berlebihan, dan kelelahan.
- Risiko: Lansia dengan PPOK rentan terhadap infeksi pernapasan yang lebih serius.
- Deskripsi: Emfisema adalah kondisi di mana alveoli di paru-paru rusak secara permanen, menyebabkan penurunan kemampuan paru-paru untuk melakukan pertukaran gas.
- Penyebab: Utamanya disebabkan oleh merokok atau paparan jangka panjang terhadap polusi udara.
- Gejala: Sesak napas yang semakin parah dari waktu ke waktu, terutama saat aktivitas fisik.
- Risiko: Lansia dengan emfisema seringkali memiliki cadangan fungsi pernapasan yang sangat rendah, membuat mereka lebih rentan terhadap kegagalan pernapasan.
- Deskripsi: Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang menyebabkan peradangan pada alveoli, yang bisa terisi oleh cairan atau nanah.
- Penyebab: Virus, bakteri, atau jamur. Lansia lebih rentan terhadap pneumonia karena penurunan fungsi sistem imun dan kemampuan pernapasan.
- Gejala: Demam, batuk dengan dahak, sesak napas, nyeri dada, dan kelelahan.
- Risiko: Pada lansia, pneumonia bisa menjadi kondisi yang sangat serius dan mengancam nyawa, terutama pada mereka yang memiliki penyakit kronis lainnya.
- Deskripsi: Asma adalah kondisi kronis yang menyebabkan saluran pernapasan menyempit dan meradang, menyebabkan kesulitan bernapas.
- Penyebab: Meskipun asma sering kali mulai di masa muda, beberapa lansia dapat mengembangkan asma atau mengalami gejala asma yang memburuk seiring bertambahnya usia.
- Gejala: Sesak napas, batuk, mengi, dan perasaan sesak di dada.
- Risiko: Pada lansia, asma sering kali lebih sulit dikendalikan karena kombinasi dengan kondisi kesehatan lainnya.
- Deskripsi: Bronkitis kronis adalah bentuk PPOK di mana saluran bronkus di paru-paru meradang dan memproduksi lendir berlebihan, menyebabkan batuk kronis.
- Penyebab: Biasanya disebabkan oleh merokok atau paparan jangka panjang terhadap polutan udara.
- Gejala: Batuk yang berlangsung selama setidaknya tiga bulan dalam satu tahun selama dua tahun berturut-turut, disertai produksi lendir yang berlebihan.
- Risiko: Bronkitis kronis dapat memperburuk gejala PPOK dan meningkatkan risiko infeksi pernapasan.
- Deskripsi: Atelectasis adalah kondisi di mana sebagian atau seluruh bagian paru-paru runtuh atau tidak mengembang, mengurangi kemampuan paru-paru untuk menyediakan oksigen.
- Penyebab: Biasanya disebabkan oleh sumbatan pada saluran udara, lendir tebal, atau masalah pernapasan setelah operasi.
- Gejala: Sesak napas mendadak, nyeri dada, dan penurunan kadar oksigen dalam darah.
- Risiko: Lansia lebih rentan terhadap atelectasis, terutama setelah menjalani operasi atau mengalami infeksi pernapasan.
- Deskripsi: Gagal napas terjadi ketika sistem pernapasan tidak mampu menyediakan oksigen yang cukup untuk tubuh atau tidak dapat mengeluarkan karbon dioksida dengan cukup baik.
- Penyebab: Gagal napas bisa terjadi akibat berbagai kondisi pernapasan kronis seperti PPOK, pneumonia, atau kondisi lain yang menyebabkan paru-paru tidak berfungsi dengan baik.
- Gejala: Sesak napas ekstrem, kebingungan, kelelahan, dan kulit atau bibir yang kebiruan.
- Risiko: Ini adalah kondisi darurat medis yang sering terjadi pada lansia dengan masalah pernapasan kronis.
- Deskripsi: Fibrosis paru adalah kondisi di mana jaringan paru-paru menjadi kaku dan parut (scar tissue), yang mengurangi kemampuan paru-paru untuk mengembang dan melakukan pertukaran gas.
- Penyebab: Paparan jangka panjang terhadap zat berbahaya, seperti debu silika, asbes, atau obat-obatan tertentu, dapat menyebabkan fibrosis paru. Pada lansia, penuaan dapat memperparah kondisi ini.
- Gejala: Sesak napas yang progresif, batuk kering, dan kelelahan.
- Risiko: Lansia dengan fibrosis paru seringkali mengalami penurunan kualitas hidup yang signifikan karena kesulitan bernapas.
- Deskripsi: Sleep apnea adalah gangguan di mana pernapasan terhenti sejenak atau terputus-putus selama tidur. Kondisi ini lebih umum pada lansia.
- Penyebab: Sleep apnea obstruktif disebabkan oleh sumbatan pada saluran udara, sementara sleep apnea sentral disebabkan oleh gangguan sinyal dari otak ke otot pernapasan.
- Gejala: Mendengkur keras, terbangun tiba-tiba dengan sesak napas, dan rasa kantuk berlebihan di siang hari.
- Risiko: Sleep apnea yang tidak ditangani dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, masalah jantung, dan peningkatan risiko stroke.
- Deskripsi: Emboli paru adalah penyumbatan arteri paru-paru oleh bekuan darah yang biasanya berasal dari kaki (deep vein thrombosis).
- Penyebab: Kurangnya mobilitas pada lansia, terutama setelah operasi atau selama perjalanan panjang, meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah.
- Gejala: Sesak napas mendadak, nyeri dada, dan batuk berdarah.
- Risiko: Emboli paru merupakan kondisi yang serius dan dapat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.
Sumber:
https://medlineplus.gov/ency/article/004011
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2695176/
https://www.lung.org/blog/your-aging-lungs
https://www.eacpr.org/archive/view_article?pid=acpr-3-2-27
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541029/