Sunday, 19 October 2025

Gigi Ompong Bisa Bikin Cepat Pikun? Ini Penjelasan Lengkap untuk Lansia

        Bagi banyak orang lanjut usia, kehilangan gigi sering dianggap hal yang “wajar karena sudah tua.” Namun, tahukah Anda bahwa gigi ompong bukan hanya urusan senyum atau penampilan, tetapi juga berpengaruh pada kesehatan tubuh, daya ingat, dan kepercayaan diri?

Mari kita pahami bersama bagaimana prosesnya terjadi dan apa dampaknya bagi kehidupan sehari-hari.

Tidak ompong menjadi harapan lansia.
(Sumber: foto rekai) 

Mengapa Gigi Bisa Ompong di Usia Senja?

Seiring bertambahnya usia, tubuh kita mengalami banyak perubahan — begitu pula bagian mulut dan gigi. Gigi tidak hanya tertanam di gusi, tetapi juga ditopang oleh tulang rahang dan jaringan halus yang disebut ligamen periodontal.
Ketika usia menua, peredaran darah di gusi berkurang, tulang rahang menipis, dan jaringan penyangga gigi melemah. Semua itu membuat gigi menjadi longgar dan mudah tanggal.

Faktor lain yang mempercepat gigi ompong antara lain:

  • Penyakit gusi kronis (periodontitis) akibat penumpukan plak dan karang gigi.

  • Kekurangan nutrisi seperti kalsium, vitamin D, dan protein.

  • Kebiasaan merokok dan kebersihan mulut yang kurang baik.

  • Mulut kering (xerostomia) karena berkurangnya air liur, terutama akibat obat-obatan dan penuaan alami.

Jika satu gigi tanggal dan tidak segera diganti, gigi di sekitarnya akan bergeser, dan tulang rahang terus menyusut. Lama-lama, wajah bisa tampak lebih tua dan cekung.

Dampak Gigi Ompong bagi Kehidupan Lansia

1. Sulit Mengunyah dan Menelan

Lansia yang kehilangan gigi tidak bisa mengunyah makanan dengan baik. Akibatnya, makanan sering ditelan dalam potongan besar, membuat lambung bekerja lebih berat dan penyerapan gizi menurun.
Mereka biasanya memilih makanan lunak, sehingga asupan serat, vitamin, dan protein berkurang. Kondisi ini bisa berujung pada kelemahan otot, berat badan menurun, dan daya tahan tubuh melemah.

2. Pengaruh terhadap Daya Ingat dan Otak

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa aktivitas mengunyah membantu merangsang aliran darah ke otak, terutama ke bagian hipokampus, yang berperan penting dalam memori.
Ketika gigi ompong dan aktivitas mengunyah berkurang, stimulasi otak juga menurun. Dalam jangka panjang, hal ini bisa mempercepat penurunan kognitif bahkan risiko demensia.

Sebuah studi dalam Journal of Alzheimer’s Disease (Gao et al., 2023) menyebutkan bahwa lansia tanpa gigi memiliki kemungkinan dua kali lipat mengalami penurunan fungsi otak dibanding mereka yang masih memiliki gigi lengkap.

3. Gangguan Bicara dan Kepercayaan Diri

Gigi depan berperan besar dalam membentuk suara, seperti huruf “f”, “s”, atau “v”.
Ketika ompong, ucapan jadi tidak jelas. Banyak lansia menjadi malu bicara atau tersenyum, sehingga memilih diam dan menarik diri dari pergaulan.
Dalam jangka panjang, hal ini dapat menimbulkan rasa sepi, minder, bahkan depresi ringan.

4. Perubahan Bentuk Wajah

Tanpa gigi, tulang rahang tidak mendapat tekanan gigitan yang biasa. Akibatnya tulang mengalami resorpsi (penyusutan).
Wajah tampak lebih cekung, pipi kendur, dan bibir masuk ke dalam.
Inilah sebabnya mengapa seseorang yang kehilangan banyak gigi sering terlihat lebih tua dari usianya — bukan karena umur, melainkan karena struktur wajah berubah.

5. Risiko Kesehatan Umum

Kehilangan gigi sering terkait dengan peradangan kronis di jaringan gusi.
Peradangan jangka panjang ini dapat memengaruhi pembuluh darah dan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

Dengan kata lain, menjaga kesehatan gigi bukan hanya soal estetika, tapi bagian dari menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Menjaga Senyum Sehat di Usia Emas

Berikut beberapa langkah sederhana agar gigi tetap sehat meski usia menua:

  1. Sikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluorida.

  2. Bersihkan sela gigi dengan benang gigi atau sikat interdental.

  3. Perbanyak makanan kaya kalsium, vitamin D, dan protein.

  4. Hindari rokok dan minuman manis berlebih.

  5. Rutin periksa gigi tiap enam bulan.

  6. Bila gigi sudah ompong, gunakan gigi palsu atau implan agar fungsi mengunyah tetap terjaga dan bentuk wajah tidak berubah.









Sumber:

  1. American Dental Association (ADA). (2024). Aging and Oral Health: Maintaining Dental Wellness in Older Adults.

  2. World Health Organization (WHO). (2023). Oral Health in Older Adults. Geneva: WHO Press.

  3. Newman, M. G., Takei, H., Klokkevold, P. R., & Carranza, F. A. (2022). Carranza’s Clinical Periodontology (13th ed.). Elsevier.

  4. Gao, S., et al. (2023). “Tooth Loss, Mastication, and Cognitive Decline in Older Adults.” Journal of Alzheimer’s Disease, 95(2), 421–431.

  5. Petersen, P. E., & Ogawa, H. (2022). “Promoting Oral Health and Quality of Life in Aging Populations.” Gerodontology, 39(1), 15–25.

No comments:

Post a Comment