Apakah Anda mengalami proses penuaan dan mendapati bahwa hal-hal yang dulu Anda nikmati kini mulai terasa tidak menyenangkan? Atau apakah toleransi Anda terhadap hal-hal yang dulu dapat diterima kini berkurang secara signifikan?
Fenomena ini sering kali ditandai dengan meningkatnya rasa frustrasi terhadap situasi atau aktivitas yang sebelumnya tidak mengganggu, atau bahkan yang pernah memberikan kenikmatan. Perubahan persepsi dan reaksi ini adalah bagian alami dari proses tumbuh dewasa dan penuaan.
|
Banyak hal tidak disukai lansia. (Sumber: foto LPC-Lansia) |
Beberapa hal yang seringkali tidak disukai oleh lansia:
Kesepian dan Isolasi Sosial:
Lansia sering kali merasa terisolasi dari keluarga dan teman-teman mereka. Penelitian menunjukkan bahwa kesepian dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik lansia.
Kehilangan Kemandirian:
Ketergantungan pada orang lain untuk melakukan kegiatan sehari-hari dapat membuat lansia merasa frustasi dan tidak berdaya. Kehilangan kemampuan untuk mengurus diri sendiri adalah salah satu hal yang paling ditakuti dan dibenci oleh lansia.
Kehilangan Fungsi Fisik dan Kognitif:
Penurunan kemampuan fisik dan kognitif dapat menyebabkan rasa tidak berdaya dan depresi. Lansia sering merasa frustasi karena tidak bisa melakukan aktivitas yang sebelumnya bisa mereka lakukan dengan mudah.
Ketidakpedulian atau Kurangnya Perhatian dari Orang Lain:
Kurangnya perhatian atau pengabaian dari keluarga, teman, atau masyarakat dapat membuat lansia merasa tidak dihargai dan tidak diinginkan. Saat individu memasuki usia senja, mereka sering kali menghadapi berkurangnya rasa hormat dari generasi muda.
Ketidakhormatan terhadap individu yang lebih tua menjadi semakin membuat frustrasi dan menyakitkan. Orang dewasa yang lebih tua ingin diperlakukan dengan bermartabat, bijaksana, dan diakui atas pengalaman hidup mereka. Mereka menghargai pemahaman antargenerasi dan bercita-cita untuk masyarakat yang menghormati kebijaksanaan dan kontribusi anggotanya yang lebih tua.
Perubahan Lingkungan Hidup:
Pindah ke tempat tinggal yang baru, seperti panti jompo, bisa menjadi pengalaman yang menakutkan dan tidak menyenangkan bagi lansia. Mereka mungkin merasa kehilangan tempat yang mereka anggap rumah.
Stigma dan Diskriminasi Usia:
Lansia sering kali menghadapi diskriminasi berdasarkan usia, yang dapat mempengaruhi harga diri mereka dan membuat mereka merasa tidak dihargai.
Teknologi yang Tidak Dapat Diandalkan:
Meskipun kemajuan teknologi tidak diragukan lagi telah mengubah hidup kita, orang-orang yang lebih tua mungkin merasa frustrasi dengan ketidakandalannya. Laju inovasi teknologi yang cepat dapat membuat sebagian orang merasa kewalahan dan kesulitan untuk mengikutinya.
Gangguan yang sering terjadi, pembaruan perangkat lunak, dan masalah kompatibilitas dapat menjadi sumber gangguan utama. Kesederhanaan dan keandalan menjadi kualitas yang sangat dihargai dalam teknologi karena orang-orang mencari kemudahan penggunaan dan ketenangan pikiran.
Beberapa faktor utama yang sering menjadi sumber ketidaknyamanan dan kebencian bagi lansia.
Penyalahgunaan Lansia:
Salah satu masalah terbesar yang dihadapi lansia adalah penyalahgunaan, baik secara fisik, psikologis, finansial, maupun emosional. WHO melaporkan bahwa sekitar 1 dari 6 orang berusia 60 tahun ke atas mengalami penyalahgunaan dalam setahun terakhir. Penyalahgunaan ini bisa terjadi di komunitas maupun di institusi seperti panti jompo, dengan angka yang sangat mengkhawatirkan.
Ageisme:
Lansia sering kali mengalami diskriminasi usia atau ageisme, yang merupakan sikap negatif atau stereotip tentang orang yang lebih tua. Ini mencakup pandangan bahwa orang tua adalah beban atau tidak berguna. Ageisme bisa berdampak signifikan pada kesehatan mental dan kesejahteraan lansia, membuat mereka merasa tidak dihargai atau diabaikan dalam masyarakat .
Persepsi Sosial Negatif: Masyarakat sering kali memandang penuaan sebagai masa penurunan atau kemunduran, dan lansia sering dianggap sebagai versi lemah dan kurang menarik dari diri mereka yang lebih muda. Stigma ini dapat membuat lansia merasa terisolasi dan kehilangan harga diri mereka.
Faktor-faktor ini menciptakan lingkungan di mana lansia mungkin merasa tidak dihargai dan terpinggirkan, yang pada akhirnya mempengaruhi kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Upaya untuk mengatasi masalah ini melibatkan pendidikan masyarakat tentang nilai dan kontribusi lansia serta mendorong sikap yang lebih inklusif dan hormat terhadap mereka.
Mengatasi ketidaksukaan pada lansia memerlukan pendekatan yang holistik, melibatkan aspek fisik, mental, dan emosional.
Beberapa strategi yang dapat membantu:
Memahami Penyebabnya: Identifikasi penyebab ketidaksukaan, apakah terkait perubahan fisik, kesehatan mental, atau lingkungan sosial. Mengetahui penyebabnya adalah langkah pertama dalam mencari solusi.
Menciptakan Lingkungan yang Mendukung: Pastikan lingkungan fisik nyaman dan aman. Penyesuaian kecil seperti pencahayaan yang baik, pengaturan suhu ruangan, dan perabotan yang mudah dijangkau dapat meningkatkan kenyamanan.
Melibatkan dalam Aktivitas Bermakna: Dorong partisipasi dalam aktivitas yang memberikan rasa tujuan dan kepuasan. Ini bisa berupa hobi lama, kegiatan sosial, atau aktivitas fisik yang ringan seperti berjalan kaki.
Menjaga Kesehatan Mental: Dukungan psikologis penting. Terapis atau konselor bisa membantu mengatasi perasaan frustrasi dan kecemasan. Meditasi, latihan pernapasan, dan teknik relaksasi juga bermanfaat.
Menjalin Hubungan Sosial: Rasa kesepian dan isolasi dapat memperburuk ketidaksukaan. Berinteraksi dengan keluarga, teman, atau komunitas dapat memberikan dukungan emosional dan meningkatkan suasana hati.
Mengatur Pola Makan dan Tidur: Pola makan yang sehat dan tidur yang cukup dapat mempengaruhi suasana hati dan energi. Konsumsi makanan bergizi dan cukup tidur sangat penting untuk kesejahteraan keseluruhan.
Mengelola Kesehatan Fisik: Rutin memeriksakan kesehatan dan mengikuti anjuran medis untuk kondisi kronis dapat meningkatkan kualitas hidup. Aktivitas fisik yang sesuai dengan kemampuan juga membantu menjaga kebugaran.
Memberikan Dukungan Emosional: Berbicara dan mendengarkan dengan empati sangat penting. Dukungan dari orang terdekat dapat memberikan rasa aman dan dihargai.
Menghindari Overstimulasi: Batasi paparan terhadap situasi yang dapat menyebabkan stres atau kecemasan. Berikan waktu untuk istirahat dan relaksasi.
Melibatkan Lansia dalam Keputusan: Memberikan peran dalam pengambilan keputusan terkait kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan rasa kontrol dan kepuasan diri.
Dengan pendekatan yang terintegrasi dan penuh perhatian, ketidaksukaan pada lansia dapat dikelola dengan lebih efektif, memungkinkan mereka menikmati masa tua dengan lebih baik.
Sumber:
https://adimesaved.com/things-people-hate-more-the-older-they-get
https://www.agingcare.com/articles/deal-with-too-much-complaining-from-elders-141481.htm
https://www.agingcare.com/articles/how-to-handle-an-elderly-parents-bad-behavior-138673.htm
https://www.justice.gc.ca/eng/rp-pr/cj-jp/fv-vf/crim/sum-som.html?wbdisable=true
https://www.nhs.uk/mental-health/feelings-symptoms-behaviours/feelings-and-symptoms/loneliness-in-older-people/