Friday 19 July 2024

Hati-Hati! Penipuan Menargetkan Pensiunan: Banyak yang Jadi Korban.

       Seiring bertambahnya usia penduduk, eksploitasi finansial terhadap lansia menjadi masalah yang terus berkembang dan dikaitkan dengan konsekuensi besar, seperti kelangsungan hidup yang lebih pendek, rawat inap, serta kesehatan fisik dan mental yang buruk. 

Secara umum, data menunjukkan bahwa lansia sering menjadi target penipuan dan mengalami kerugian finansial yang signifikan. Upaya pencegahan, edukasi, dan dukungan sangat penting untuk mengurangi risiko dan melindungi mereka dari penipuan.

Penipuan kepada lansia terkait dengan investasi.
(Sumber: foto paguyuban pengawas purna)
Laporan Federal Trade Commission (FTC) di Amerika Serikat, menurut FTC, lansia sering menjadi target penipuan. Pada tahun 2022, FTC mencatat bahwa orang berusia 60 tahun ke atas melaporkan kehilangan sekitar $1,7 miliar akibat penipuan, dan jenis penipuan yang paling umum meliputi penipuan investasi dan penipuan telepon.

Badan Regulasi dan Pemerintah, seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di Indonesia, sering kali melaporkan bahwa penipuan terhadap lansia, terutama terkait dengan investasi dan pinjaman, merupakan masalah yang signifikan. 

Menjelang pensiun, para penipu berkeliaran di sekitar pegawai. Mereka membujuk dengan investasi yang menjanjikan keuntungan besar. Dengan cara merekrut kawan dari calon pensiunan, kemudian menyebar keseluruh pegawai.

Penipuan menjelang pensiun sering kali menargetkan individu yang akan atau baru saja pensiun. Jenis penipuan ini memanfaatkan kerentanan dan kekhawatiran finansial yang sering dialami oleh para pensiunan. 

Beberapa jenis penipuan yang sering terjadi:

Penipuan Investasi: Penipu menawarkan investasi dengan hasil yang sangat tinggi dan risiko rendah. Mereka mungkin menawarkan produk investasi yang rumit atau palsu, seperti obligasi yang tidak ada, reksa dana palsu, atau skema Ponzi.

Penipuan Pensiun dan Anuitas: Penipu dapat menawarkan skema pensiun atau anuitas dengan janji pengembalian yang menggiurkan. Mereka mungkin meminta korban untuk mentransfer tabungan pensiun mereka ke dalam produk investasi yang tidak jelas atau tidak sah.

Penipuan Telepon: Penipu menelepon korban dan berpura-pura menjadi perwakilan dari lembaga keuangan, badan pemerintah, atau perusahaan asuransi. Mereka meminta informasi pribadi atau menawarkan bantuan dengan imbalan biaya yang tidak masuk akal.

Penipuan Asuransi Kesehatan: Penipu menjanjikan polis asuransi kesehatan yang murah tetapi ternyata tidak ada atau tidak mencakup apa yang dijanjikan. Mereka sering kali menargetkan pensiunan yang khawatir tentang biaya perawatan kesehatan.

Penipuan Perbaikan Rumah: Penipu menawarkan layanan perbaikan rumah dengan harga rendah tetapi kemudian menghilang setelah menerima pembayaran tanpa melakukan pekerjaan yang dijanjikan atau hanya melakukan pekerjaan yang tidak memadai.

Penipuan Warisan atau Hadiah: Penipu menghubungi korban dan mengklaim bahwa mereka telah menerima warisan besar atau memenangkan hadiah besar, tetapi mereka harus membayar biaya administrasi atau pajak terlebih dahulu untuk mendapatkannya.

Penipuan Email dan Phishing: Penipu mengirim email yang tampak sah dari lembaga keuangan atau organisasi resmi, meminta korban untuk mengklik tautan dan memasukkan informasi pribadi atau keuangan.

Penipuan Amal: Penipu meminta sumbangan untuk amal palsu atau yang tidak sah, sering kali dengan cerita yang menyentuh hati untuk memanipulasi emosi korban.

Untuk melindungi diri dari penipuan ini, penting untuk selalu berhati-hati, tidak memberikan informasi pribadi atau keuangan kepada orang yang tidak dikenal, dan selalu memverifikasi keabsahan penawaran atau permintaan yang diterima.

Lansia rentan terhadap penipuan.
(Sumber: foto paguyuban pengawas purna)
      Lansia sering kali menjadi target utama penipuan karena beberapa faktor yang membuat mereka lebih rentan. 

Beberapa alasan mengapa lansia mudah terpedaya penipuan:

Kurangnya Pengetahuan Teknologi: Banyak lansia yang tidak terbiasa dengan teknologi modern, seperti internet dan komputer, sehingga mereka lebih mudah terjebak dalam penipuan online dan phishing.

Kepercayaan dan Keramahan: Lansia cenderung lebih percaya dan ramah, sehingga mereka lebih mudah mempercayai orang yang tampak meyakinkan, termasuk penipu.

Keterasingan dan Kesepian: Lansia yang merasa kesepian atau terasing mungkin lebih rentan terhadap penipuan karena mereka mencari interaksi sosial dan perhatian, yang dapat dimanfaatkan oleh penipu.

Keterbatasan Kognitif: Beberapa lansia mengalami penurunan kognitif, seperti masalah memori atau penurunan kemampuan pengambilan keputusan, yang membuat mereka lebih sulit mengenali tanda-tanda penipuan.

Ketergantungan pada Orang Lain: Lansia yang bergantung pada orang lain untuk bantuan sehari-hari mungkin menjadi target penipuan oleh orang-orang yang mereka percayai, termasuk anggota keluarga atau pengasuh.

Ketakutan Kehilangan Tabungan: Lansia sering kali khawatir tentang keamanan finansial mereka dan mungkin lebih mudah terpengaruh oleh penawaran investasi yang menjanjikan pengembalian tinggi atau penipuan asuransi.

Kurangnya Pengetahuan tentang Penipuan: Lansia mungkin tidak selalu mendapatkan informasi terkini tentang berbagai modus penipuan yang berkembang, sehingga mereka tidak siap untuk mengenali dan menghindarinya.

Target Mudah bagi Penipu: Penipu sering kali menganggap lansia sebagai target yang lebih mudah dibandingkan dengan kelompok usia lainnya karena kombinasi faktor-faktor di atas.

Untuk melindungi lansia dari penipuan, penting untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang berbagai jenis penipuan, memberikan pendidikan tentang penggunaan teknologi dengan aman, dan memastikan mereka memiliki jaringan dukungan yang dapat mereka andalkan untuk nasihat dan bantuan.

       Agar tidak mudah tertipu menjelang pensiun, Anda dapat mengambil langkah-langkah berikut untuk melindungi diri dan keuangan Anda:

Edukasi Diri Sendiri: Pelajari berbagai jenis penipuan yang sering menargetkan pensiunan dan bagaimana cara mengidentifikasinya. Pahami modus operandi penipu dan cara mereka beroperasi.

Verifikasi Informasi: Selalu verifikasi informasi dari sumber yang tidak dikenal. Jika menerima penawaran investasi atau bantuan finansial, pastikan untuk memeriksa keabsahannya melalui lembaga atau pihak resmi yang terpercaya.

Hati-hati dengan Penawaran Terlalu Bagus: Waspadai tawaran yang terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, seperti investasi dengan imbal hasil yang sangat tinggi dan risiko rendah. Penawaran semacam ini sering kali merupakan penipuan.

Jangan Berikan Informasi Pribadi: Jangan memberikan informasi pribadi, seperti nomor KTP, nomor rekening bank, atau informasi kartu kredit kepada orang yang tidak dikenal atau melalui saluran yang tidak aman.

Gunakan Keamanan Teknologi: Pastikan perangkat digital Anda memiliki perangkat lunak keamanan terbaru dan gunakan kata sandi yang kuat. Hati-hati saat membuka email atau tautan dari sumber yang tidak dikenal.

Konsultasikan dengan Profesional: Jika Anda mendapatkan tawaran investasi atau keputusan finansial yang signifikan, konsultasikan terlebih dahulu dengan penasihat keuangan atau profesional terpercaya. Mereka dapat membantu Anda mengevaluasi keabsahan tawaran tersebut.

Bersikap Skeptis terhadap Penawaran Tak Terduga: Hati-hati terhadap penawaran atau hadiah yang tidak diminta atau yang datang dari sumber yang tidak dikenal. Penipu sering kali menggunakan taktik ini untuk mendapatkan perhatian dan informasi.

Pantau Rekening Keuangan: Secara rutin periksa rekening bank dan laporan keuangan Anda untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan atau tidak dikenal. Segera laporkan jika Anda menemukan transaksi yang tidak sah.

Waspadai Telepon dan Email Palsu: Jangan cepat percaya pada telepon atau email yang meminta informasi pribadi atau pembayaran. Hubungi lembaga resmi atau perusahaan secara langsung melalui saluran komunikasi yang sudah dikenal untuk memverifikasi permintaan tersebut.

Jangan Terburu-buru: Jangan membuat keputusan finansial yang besar dengan terburu-buru. Penipu sering kali berusaha menciptakan rasa urgensi untuk memaksa Anda membuat keputusan cepat tanpa pertimbangan yang matang.

Tingkatkan Kesadaran Keluarga: Ajak anggota keluarga dan teman untuk berdiskusi tentang penipuan dan cara melindungi diri. Membagi informasi ini dapat membantu menciptakan sistem dukungan yang kuat.

Dengan melakukan langkah-langkah ini, Anda dapat membantu melindungi diri dari penipuan dan memastikan masa pensiun Anda lebih aman dan nyaman.




Sumber:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5508139/ 

https://www.ncoa.org/article/top-5-financial-scams-targeting-older-adults

https://nij.ojp.gov/topics/articles/examining-financial-fraud-against-older-adults

https://www.cnbc.com/2024/03/08/op-ed-financial-fraud-targets-older-adults-how-to-recognize-it.html

https://www.port.ac.uk/news-events-and-blogs/news/new-report-finds-scammers-are-repeatedly-targeting-older-people


No comments:

Post a Comment