Wednesday 24 July 2024

Penderitaan Tak Berujung: Dampak Penyakit Kronis pada Lansia

        Lansia dengan penyakit kronis sering mengungkapkan perasaan mereka melalui berbagai ucapan yang mencerminkan tantangan fisik dan emosional yang mereka hadapi. 

Beberapa contoh ucapan yang sering diucapkan oleh lansia dengan penyakit kronis:
  • "Setiap hari rasanya sakit."
  • "Sekarang, berjalan sedikit saja membuat saya lelah."
  • "Kegiatan sehari-hari terasa sangat berat sekarang."
  • "Saya sering kali merasa menjadi beban bagi keluarga saya."
  • "Sulit untuk tetap optimis ketika setiap hari rasanya sulit."
Penyakit kronis pada lansia berdampak penderitaan.
(Sumber: foto Dwipatri club)
Beberapa penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan namun dapat bertahan lama pada lansia meliputi:

Diabetes Mellitus Tipe 2: Penyakit ini ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi dan membutuhkan pengelolaan seumur hidup melalui diet, olahraga, dan pengobatan.

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi): Kondisi ini memerlukan pengendalian dengan obat-obatan dan perubahan gaya hidup.

Arthritis (Radang Sendi): Terutama osteoarthritis, penyakit ini menyebabkan nyeri dan kekakuan pada sendi dan tidak dapat disembuhkan, tetapi gejalanya dapat dikelola.

Penyakit Jantung: Termasuk penyakit arteri koroner, yang membutuhkan manajemen seumur hidup melalui obat-obatan, diet, dan olahraga.

Alzheimer dan Demensia: Penyakit neurodegeneratif ini menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan tidak ada obatnya, tetapi ada pengobatan yang dapat membantu memperlambat perkembangannya.

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK): Penyakit paru-paru ini menyebabkan kesulitan bernapas dan memerlukan pengelolaan jangka panjang dengan obat-obatan dan terapi oksigen.

Penyakit-penyakit ini memerlukan perawatan dan pengelolaan yang berkelanjutan untuk menjaga kualitas hidup pasien.
       
Harapan Hidup dengan Penyakit Kronis.
       Lama harapan hidup lansia dengan penyakit kronis dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti jenis penyakit, tingkat keparahan, pengelolaan penyakit, gaya hidup, dan kesehatan umum. 

Gambaran umum rata-rata harapan hidup lansia dengan beberapa penyakit kronis tersebut:

1. Diabetes Mellitus Tipe 2
Rata-rata Harapan Hidup: Lansia dengan diabetes tipe 2 bisa hidup bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, dengan pengelolaan yang baik. Namun, diabetes yang tidak terkontrol dapat memperpendek harapan hidup akibat komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.

2. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Rata-rata Harapan Hidup: Lansia dengan hipertensi yang dikelola dengan baik dapat memiliki harapan hidup yang hampir sama dengan mereka yang tanpa hipertensi. Tanpa pengelolaan yang baik, hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal yang dapat mempengaruhi harapan hidup.


3. Arthritis (Radang Sendi)
Rata-rata Harapan Hidup: Meskipun arthritis dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan menurunkan kualitas hidup, itu tidak secara langsung mempengaruhi harapan hidup. Namun, penyakit ini dapat menyebabkan keterbatasan mobilitas yang dapat berkontribusi pada masalah kesehatan lainnya.

4. Penyakit Jantung
Rata-rata Harapan Hidup: Harapan hidup bervariasi tergantung pada jenis dan keparahan penyakit jantung. Dengan manajemen yang baik, banyak lansia dapat hidup bertahun-tahun setelah diagnosis. Penyakit jantung yang tidak terkontrol dapat memperpendek harapan hidup.

5. Alzheimer dan Demensia
Rata-rata Harapan Hidup: Harapan hidup setelah diagnosis Alzheimer atau demensia rata-rata sekitar 4-8 tahun, namun beberapa pasien dapat hidup hingga 20 tahun, tergantung pada usia saat diagnosis, tingkat keparahan, dan pengelolaan penyakit.

6. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Rata-rata Harapan Hidup: Harapan hidup bervariasi tergantung pada tingkat keparahan PPOK. Pada tahap ringan, lansia dapat hidup selama bertahun-tahun dengan pengelolaan yang baik. Pada tahap lanjut, harapan hidup bisa lebih pendek, sering kali berkisar antara 5-10 tahun setelah diagnosis.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harapan Hidup

Pengelolaan Penyakit: Kepatuhan terhadap pengobatan, diet, dan rutinitas olahraga sangat penting.
Gaya Hidup: Menghindari merokok, mengonsumsi makanan sehat, dan menjaga berat badan yang sehat.

Dukungan Keluarga dan Sosial: Dukungan dari keluarga dan teman dapat membantu dalam pengelolaan penyakit dan kesejahteraan emosional.

Akses ke Perawatan Kesehatan: Akses ke perawatan medis yang berkualitas dan pemeriksaan rutin dapat mempengaruhi hasil kesehatan.
Setiap individu berbeda, dan beberapa mungkin hidup lebih lama atau lebih pendek dari rata-rata tergantung pada berbagai faktor ini.

Penderitaan Fisik dan Emosional.
       Penyakit kronis pada lansia sering kali menyebabkan penderitaan fisik dan emosional yang signifikan. 

Beberapa penderitaan yang biasanya dialami oleh lansia dengan penyakit-penyakit tersebut:

Diabetes Mellitus Tipe 2:
  • Fisik: Kelelahan, infeksi yang lambat sembuh, neuropati (kerusakan saraf), masalah penglihatan, dan komplikasi seperti penyakit jantung dan gagal ginjal.
  • Emosional: Stres terkait pengelolaan penyakit, kecemasan tentang komplikasi, dan depresi.
Hipertensi:
  • Fisik: Sakit kepala, pusing, dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ vital seperti jantung, otak, dan ginjal.
  • Emosional: Kecemasan tentang tekanan darah tinggi yang bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.
Arthritis (Radang Sendi):
  • Fisik: Nyeri kronis, kekakuan, dan keterbatasan gerak yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
  • Emosional: Frustrasi, depresi akibat keterbatasan fisik, dan isolasi sosial karena kesulitan beraktivitas.
Penyakit Jantung:
  • Fisik: Nyeri dada (angina), kelelahan, sesak napas, dan risiko serangan jantung atau gagal jantung.
  • Emosional: Ketakutan akan serangan jantung, kecemasan, dan stres.
Alzheimer dan Demensia:
  • Fisik: Penurunan kemampuan fisik seiring perkembangan penyakit.
  • Emosional: Kebingungan, kehilangan ingatan, perubahan perilaku, serta stres dan depresi pada pasien dan keluarganya.
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK):
  • Fisik: Sesak napas, batuk kronis, kelelahan, dan penurunan kapasitas fisik.
  • Emosional: Kecemasan tentang kesulitan bernapas, depresi, dan perasaan tidak berdaya.
Selain penderitaan fisik dan emosional, penyakit-penyakit ini juga dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia secara keseluruhan, termasuk mengurangi kemandirian dan meningkatkan ketergantungan pada orang lain untuk perawatan dan dukungan.

       Mengelola penyakit kronis pada lansia memerlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan perubahan gaya hidup, pengobatan, serta dukungan emosional dan sosial.

Beberapa langkah umum dalam mengelola penyakit-penyakit tersebut:

1. Diabetes Mellitus Tipe 2
  • Diet dan Nutrisi: Mengkonsumsi makanan sehat dengan rendah gula dan karbohidrat, serta meningkatkan asupan serat.
  • Olahraga: Aktivitas fisik yang teratur seperti berjalan kaki atau senam ringan.
  • Obat-obatan: Menggunakan insulin atau obat penurun gula darah sesuai anjuran dokter.
  • Pemeriksaan Rutin: Memantau kadar gula darah secara teratur dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.
2. Hipertensi
  • Diet dan Nutrisi: Mengurangi asupan garam, lemak jenuh, dan meningkatkan konsumsi buah, sayur, dan biji-bijian.
  • Olahraga: Aktivitas fisik yang teratur seperti berjalan, berenang, atau yoga.
  • Obat-obatan: Mengkonsumsi obat antihipertensi sesuai resep dokter.
  • Pengelolaan Stres: Menggunakan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau terapi.
3. Arthritis
  • Olahraga: Latihan yang tidak memberatkan sendi seperti berenang atau yoga.
  • Terapi Fisik: Terapi untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas.
  • Obat-obatan: Penggunaan obat antiinflamasi dan analgesik untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
  • Perangkat Bantuan: Menggunakan alat bantu seperti tongkat atau penyangga lutut.
4. Penyakit Jantung
  • Diet dan Nutrisi: Mengkonsumsi makanan rendah lemak jenuh, kolesterol, dan natrium.
  • Olahraga: Aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi kesehatan, seperti berjalan atau bersepeda.
  • Obat-obatan: Mengkonsumsi obat-obatan yang diresepkan untuk mengelola tekanan darah, kolesterol, dan fungsi jantung.
  • Pengawasan Kesehatan: Pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk memantau kondisi jantung.
5. Alzheimer dan Demensia
  • Lingkungan Aman: Menciptakan lingkungan yang aman dan mudah diakses untuk mengurangi risiko cedera.
  • Stimulasi Mental: Melibatkan pasien dalam aktivitas yang merangsang kognitif seperti teka-teki atau permainan memori.
  • Obat-obatan: Menggunakan obat-obatan yang dapat memperlambat perkembangan gejala.
  • Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional dan menjaga keterlibatan sosial.
6. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
  • Penghindaran Asap Rokok: Menghindari asap rokok dan polutan udara.
  • Terapi Oksigen: Menggunakan terapi oksigen jika diperlukan.
  • Olahraga: Latihan pernapasan dan aktivitas fisik yang sesuai.
  • Obat-obatan: Menggunakan bronkodilator dan obat-obatan lain sesuai resep dokter.
  • Rehabilitasi Paru: Program rehabilitasi untuk meningkatkan kapasitas pernapasan.
7. Dukungan Emosional dan Sosial
  • Konseling dan Terapi: Mendapatkan dukungan dari psikolog atau konselor.
  • Kelompok Dukungan: Bergabung dengan kelompok dukungan untuk berbagi pengalaman dan strategi.
  • Dukungan Keluarga: Keterlibatan keluarga dalam memberikan perawatan dan dukungan emosional.
Dengan pendekatan yang komprehensif, kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis dapat ditingkatkan, dan gejala serta komplikasi penyakit dapat dikelola dengan lebih baik.


Sumber:

https://www.ncoa.org/article/the-top-10-most-common-chronic-conditions-in-older-adults

https://www.qld.gov.au/health/support/end-of-life/care/conditions

https://www.canada.ca/en/public-health/services/publications/diseases-conditions/aging-chronic-diseases-profile-canadian-seniors-report.html

https://www.webmd.com/depression/chronic-illnesses-depression

https://my.clevelandclinic.org/health/articles/9288-chronic-illness-and-depression

https://www.cdc.gov/chronic-disease/living-with/index.html




No comments:

Post a Comment