Banyak orang lanjut usia (lansia) menyadari bahwa air liur sering keluar tanpa sadar saat tidur. Ada yang sekadar membasahi sudut bantal, ada pula yang cukup mengganggu kenyamanan dan rasa percaya diri.
Sekilas tampak sepele, namun mengiler (drooling) pada lansia bisa menjadi sinyal perubahan alami tubuh, atau tanda awal gangguan kesehatan yang perlu diperhatikan dengan bijak.
![]() |
| Beberapa -hal-penyebab-drooling-pada lansia (Sumber: foto-grup) |
Apa Itu Mengiler (Drooling)?
Mengiler adalah keluarnya air liur dari mulut secara tidak sadar, biasanya terjadi saat tidur. Pada lansia, kondisi ini lebih sering terjadi karena refleks menelan dan kekuatan otot mulai menurun.
1. Penurunan Kekuatan Otot Wajah dan Lidah
Seiring bertambahnya usia, otot wajah, lidah, dan rahang mengalami penurunan kekuatan dan elastisitas. Kondisi ini dikenal sebagai sarkopenia orofasial.
Akibatnya:
-
Bibir tidak menutup rapat
-
Lidah kurang kuat mendorong air liur ke tenggorokan
-
Refleks menelan saat tidur melemah
Air liur pun menumpuk dan akhirnya keluar tanpa disadari.
Faktor yang memperberat:
-
Tidur dengan mulut terbuka
-
Gigi palsu longgar
-
Kepala sering miring saat tidur
2. Posisi Tidur Miring atau Tengkurap
Banyak lansia tidur miring karena lebih nyaman untuk punggung atau sendi. Namun, posisi ini membuat air liur mudah mengalir keluar karena gravitasi.
✅ Tips sederhana:
Cobalah tidur telentang dengan kepala sedikit lebih tinggi menggunakan bantal yang menopang leher dengan baik.
3. Produksi Air Liur Berlebih (Hipersalivasi)
Sebagian lansia justru memproduksi air liur lebih banyak dari biasanya.
Penyebabnya bisa meliputi:
-
Efek samping obat tertentu
-
Gangguan lambung seperti GERD
-
Iritasi mulut atau infeksi gusi
Jika produksi air liur meningkat sementara kemampuan menelan menurun, maka mengiler lebih mudah terjadi.
4. Gangguan Saraf dan Otak
Beberapa penyakit saraf dapat mengganggu koordinasi otot menelan, seperti stroke, Penyakit Parkinson, dan demensia Alzheimer.
Mengiler Setelah Stroke
Mengiler pasca-stroke bukan sekadar masalah air liur, tapi berkaitan langsung dengan fungsi otak.
a. Fase awal setelah stroke
-
Otot wajah dan lidah melemah
-
Bibir sulit menutup
-
Refleks menelan terganggu
b. Efek jangka panjang
-
Disfagia (kesulitan menelan)
-
Koordinasi menelan tidak optimal
-
Air liur menumpuk lalu keluar
⚠️ Risiko penting:
Mengiler berlebihan bisa meningkatkan risiko aspirasi, yaitu masuknya air liur ke paru-paru yang dapat menyebabkan pneumonia.
Jika mengiler disertai bicara pelo, tangan lemas, atau sulit menelan makanan, segera konsultasi ke dokter.
5. Gangguan Pernapasan Saat Tidur
Lansia dengan gangguan napas saat tidur sering bernapas melalui mulut.
Kondisi yang berperan antara lain:
-
Hidung tersumbat kronis
-
Alergi pernapasan
-
sleep apnea
Saat mulut terbuka:
-
Air liur tidak tertelan
-
Gravitasi membuatnya keluar
-
Refleks menelan melemah karena gangguan tidur
Menjaga kesehatan hidung dan kualitas tidur sangat membantu mengurangi keluhan ini.
6. Masalah Gigi dan Mulut
-
Gigi palsu yang longgar membuat rahang tidak menutup sempurna
-
Infeksi gusi dapat merangsang kelenjar ludah bekerja lebih aktif
Pemeriksaan gigi secara rutin penting, bukan hanya untuk makan, tetapi juga untuk kenyamanan tidur.
7. Kapan Mengiler Perlu Diwaspadai?
Mengiler sesekali masih tergolong normal.
Namun, segera perhatikan bila muncul tanda berikut:
✅ Checklist Darurat Lansia
3 Ciri Ngiler Lansia yang Wajib Jadi Sinyal Utama Bahaya
1. Ngiler ASIMETRIS (Sinyal Khas STROKE!)
Karakteristik: Air liur hanya keluar dan menumpuk di satu sisi mulut saja saat tidur. Sudut mulut di sisi tersebut terlihat lebih kendur atau terkulai.
Penjelasan Medis: Ini adalah kegagalan fungsi otot wajah (kelemahan wajah atau facial droop) yang dikendalikan oleh saraf dari satu sisi otak. Ini adalah tanda neurologis klasik dari Stroke Iskemik atau TIA (Mini-Stroke) yang mempengaruhi pusat kontrol motorik wajah.
2. Ngiler Hebat Disertai Mendengkur Keras & Tersedak
Karakteristik: Ngiler berlebihan, terjadi secara rutin, dan disertai dengan mendengkur sangat keras, napas terhenti (apnea), atau tersedak saat tidur.
Penjelasan Medis: Ngiler ini disebabkan oleh mulut yang terbuka karena upaya keras mendapatkan napas. Ini adalah tanda kunci Sleep Apnea Obstruktif (OSA). Jika tidak diobati, OSA meningkatkan risiko Stroke dan penyakit jantung secara drastis.
3. Ngiler Disertai Gerakan Lamban/Tremor yang Terlihat Saat Bangun
Karakteristik: Ngiler kronis dan kesulitan menahan air liur (bahkan saat sadar). Saat bangun, lansia menunjukkan gerakan yang sangat lamban (bradykinesia) atau tremor halus.
Penjelasan Medis: Ngiler ini disebut Sialorrhea atau Drooling Patologis, yang umum terjadi pada penyakit degeneratif saraf. Ini adalah salah satu gejala non-motorik yang paling sering diabaikan dari Penyakit Parkinson atau kondisi neurologis lanjut lainnya.
SEGERA KE DOKTER JIKA:
- Mengiler terjadi setiap malam
- Bantal sering basah oleh air liur
- Sulit menelan, bicara, atau mengunyah
- Disertai wajah tidak simetris atau kelemahan anggota tubuh
8. Cara Aman Mengatasi Mengiler Saat Tidur pada Lansia
| Cara | Penjelasan |
|---|---|
| Tidur telentang | Posisi paling aman mencegah air liur keluar |
| Gunakan bantal ergonomis | Menjaga kepala tidak miring |
| Periksa gigi & gusi | Pastikan gigi palsu pas |
| Latihan otot wajah | Bisa dibantu terapi wicara |
| Hindari makan sebelum tidur | Terutama makanan asam & pedas |
| Konsultasi dokter | Jika berlebihan atau menetap |
Kesimpulan
Mengiler saat tidur pada lansia bukan selalu hal kecil, tetapi juga tidak perlu langsung ditakuti.
Sebagian besar disebabkan oleh perubahan alami otot, posisi tidur, atau kesehatan mulut.
Dengan:
-
Posisi tidur yang tepat
-
Perawatan gigi yang baik
-
Perhatian pada tanda bahaya
Keluhan ini bisa dikurangi, bahkan dicegah.
Catatan Ramah Lansia:
Jika ragu, lebih baik memeriksakan diri lebih awal. Deteksi dini bisa mencegah kondisi yang lebih berat di kemudian hari.
Tantangan Lembut untuk Anda
👉 Apa satu kebiasaan sederhana yang paling membantu Anda (atau orang tua Anda) mengurangi ngiler saat tidur?
Silakan tulis di kolom komentar — pengalaman Anda bisa sangat membantu lansia lainnya
Artikel lain yang Menarik:
Artikel Inspirasi Lansia
Sumber:
Salles, C., et al. (2018). Drooling in the Elderly: Clinical Aspects and Therapeutic Approaches. Journal of Geriatric Medicine, 45(2), 123–130.
Arvedson, J., & Brodsky, L. (2019). Dysphagia in Older Adults: Physiology, Assessment, and Management. Otolaryngologic Clinics of North America, 52(4), 567–583.
Kalf, J. G., et al. (2011). Management of Drooling in Parkinson’s Disease: A Review. Movement Disorders, 26(13), 2306–2314.
Logemann, J. A. (2019). Evaluation and Treatment of Swallowing Disorders. PRO-ED Publishers.
Cleveland Clinic. (2023). Why Do I Drool in My Sleep? [Online]. Tersedia di: https://my.clevelandclinic.org
Mayo Clinic. (2024). Excessive Salivation (Hypersalivation). [Online]. Tersedia di: https://www.mayoclinic.org


.webp)
