Sunday, 23 April 2023

Berkeliaran,pembunuh no.1 di Indonesia

 

Illustrasi orang terserang stroke
(canva.com)

      Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, stroke memang menjadi penyebab kematian nomor 1 di Indonesia. Data ini dirilis pada tahun 2018, menunjukkan stroke menyumbang sekitar 14,3 persen dari total kematian di tanah air. Kondisi ini sangat memprihatinkan betapa pentingnya upaya pencegahan dan penanganan stroke di Indonesia.                                                          Stroke adalah kondisi medis yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau terhenti, sehingga sel-sel otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sel-sel otak dan bahkan kematian.

Stroke disebabkan oleh dua hal, yaitu:

πŸ‘‰ Stroke Iskemik:

Terjadi ketika pembuluh darah yang menuju ke otak tersumbat oleh gumpalan darah atau bekuan darah (emboli) sehingga pasokan darah ke otak terhenti.

πŸ‘‰ Stroke Hemoragik:

Terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah, sehingga darah mengalir ke dalam otak dan merusak jaringan otak.

      Kejadian kedua jenis stroke ini dapat menyebabkan gejala yang sama, seperti kesulitan berbicara, kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh, serta kehilangan keseimbangan atau koordinasi. Stroke merupakan kondisi medis yang serius dan membutuhkan penanganan segera untuk mengurangi risiko kerusakan otak dan komplikasi yang mungkin terjadi.Stroke memang sering menyerang lansia. Faktanya, risiko terkena stroke meningkat seiring bertambahnya usia seseorang. Selain itu, beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami stroke, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, merokok, dan penyakit jantung, juga lebih umum terjadi pada lansia.

Perhatikan tabel Prevalensi stroke di bawah ini

Sumber: Kemenkes


Berdasarkan tabel di atas, stroke tidak hanya terjadi pada lansia. Orang dari segala usia dapat mengalami stroke. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk mengetahui gejala stroke dan faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya stroke, serta mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.Stroke dapat terjadi pada orang dari segala usia, namun risiko terkena stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Data menunjukkan bahwa sekitar 75 persen dari semua kasus stroke terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun.

Perbandingannya, orang yang berusia di atas 55 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena stroke dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Namun, stroke juga dapat terjadi pada orang yang lebih muda, terutama jika mereka memiliki faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, merokok, obesitas, atau riwayat keluarga dengan stroke, karena itu, penting bagi setiap orang, terlepas dari usia, untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk mengurangi risiko terkena stroke, seperti menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, tidak merokok, serta mengontrol tekanan darah, kolesterol, dan gula darah. 

     Tanda-tanda seseorang mengalami stroke dapat bervariasi tergantung pada area otak yang terkena dan seberapa parah kerusakan otak yang terjadi.    

Beberapa gejala stroke yang umum terjadi, antara lain:

πŸ’₯ Kesulitan berbicara atau bicara tidak jelas

πŸ’₯ Kesulitan memahami pembicaraan orang lain

πŸ’₯ Kelumpuhan atau kelemahan pada wajah, lengan, atau kaki, biasanya pada satu sisi tubuh

πŸ’₯ Kehilangan keseimbangan atau koordinasi

πŸ’₯ Kesulitan melihat dengan satu atau kedua mata

πŸ’₯ Pusing atau perasaan melayang

πŸ’₯ Nyeri kepala yang parah dan tiba-tiba

πŸ’₯ Mual atau muntah

     Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala stroke, segera hubungi nomor darurat atau langsung ke rumah sakit terdekat. Setiap detik sangat berharga dalam penanganan stroke, dan penanganan segera dapat membantu mengurangi risiko kerusakan otak dan memperbaiki peluang pemulihan. 

πŸš‘Ingat, cepat bertindak dapat menyelamatkan hidup! πŸš‘

Beberapa cara untuk mencegah stroke, antara lain:

πŸ’ Mengontrol tekanan darah: 

Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama stroke. Anda dapat mengontrol tekanan darah dengan menjaga berat badan yang sehat, mengikuti pola makan yang sehat, rutin berolahraga, dan menghindari konsumsi alkohol yang berlebihan.

πŸ’ Berhenti merokok: 

Merokok dapat meningkatkan risiko stroke. Berhenti merokok adalah salah satu cara terbaik untuk mengurangi risiko stroke.

πŸ’ Rutin berolahraga:

Olahraga teratur dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan meningkatkan sirkulasi darah. Sebaiknya lakukan aktivitas fisik selama minimal 30 menit setiap hari.

πŸ’ Mengikuti pola makan yang sehat: 

Makanan yang sehat dan seimbang dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko stroke. Konsumsilah makanan yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral, serta hindari makanan yang tinggi lemak jenuh, garam, dan gula.

πŸ’ Mengontrol diabetes: 

Diabetes dapat meningkatkan risiko stroke. Anda dapat mengontrol diabetes dengan menjaga pola makan yang sehat, rutin berolahraga, dan mengikuti perawatan yang direkomendasikan oleh dokter.

     Bila ada orang di sekitar Anda mengalami gejala stroke, segera hubungi nomor darurat atau langsung ke rumah sakit terdekat atau kalau ingin lengkap ke RS PON yang telah mengembangkan penanganan stroke secara komprehensif dan terpadu oleh tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu, yaitu dimulai dari penanganan pra hospital, hospital (Unit Gawat Darurat, Unit Stroke) sampai perawatan pasca hospital atau home care setelah pasien dipulangkan, termasuk upaya promotif dan preventif.Semoga kita semua terhindar dari bahaya stroke.

  


Catatan:


Rs PON   

Alamat:  MT Haryono No. Kav.11.RT 1/RW 6,Cawang,Kramat Jati,Jakarta timur,Jakarta 13630








Sumber:

https://www.stroke.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart       

https://www.world-stroke.org/about-wso/annual-reports       

https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/stroke#toc-who-is-more-likely-to-have-a-stroke-             

https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf       

https://www.rspon.co.id/   

https://www.cdc.gov/stroke/risk_factors.htm

Wednesday, 19 April 2023

Ancaman Nyata,Pembunuh No.2 Manusia

                                                          πŸ’€

Ilustrasi orang kena penyakit jantung
(canva.com)

     Penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia,bahkan menyerap APBN yang lumayan besar.

Penyakit jantung adalah kondisi medis yang terjadi ketika terdapat masalah dengan jantung atau pembuluh darah yang memasok darah ke jantung. Penyakit jantung dapat mengganggu kemampuan jantung untuk memompa darah dengan efisien, dan bisa menjadi penyebab serius dari berbagai komplikasi kesehatan.

Contoh penyakit jantung,antara lain:

πŸ’”Penyakit arteri koroner: 

Terjadi ketika terjadi penyumbatan di arteri yang memasok darah ke jantung.

πŸ’”Serangan jantung: 

Terjadi ketika aliran darah ke jantung terganggu secara tiba-tiba, biasanya karena penyumbatan arteri koroner.

πŸ’”Gagal jantung: 

Terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah secara efisien.

πŸ’” Aritmia: 

Terjadi ketika detak jantung tidak teratur atau terlalu cepat.

 πŸ’”Katup jantung yang rusak: 

Terjadi ketika katup jantung tidak berfungsi dengan baik, sehingga membuat jantung bekerja lebih keras.

πŸ’” Kardiomiopati: 

Terjadi ketika otot jantung tidak berfungsi dengan baik atau menjadi lebih kaku.

πŸ’” Pericarditis:

 Terjadi ketika lapisan luar jantung meradang.

     Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami penyakit jantung meliputi merokok, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol yang tinggi, obesitas, kurang berolahraga, diabetes, dan  ada riwayat keluarga dengan penyakit jantung.                                                     

Sumber: Canva.com

   Penyakit jantung lebih mudah diobati bila terdeteksi dini. 


Beberapa cara mencegah penyakit jantung, antara lain:

✋Menjaga pola makan yang sehat dan seimbang dengan memperbanyak asupan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Hindari makanan yang tinggi lemak jenuh, kolesterol, garam dan gula.

✋ Rutin berolahraga minimal 30 menit sehari seperti jalan kaki, berenang, atau bersepeda, hal ini dapat membantu menjaga berat badan, meningkatkan kesehatan jantung dan meningkatkan sirkulasi darah.

✋ Menghindari merokok dan mengurangi konsumsi minuman beralkohol.

✋ Mengurangi stres dengan melakukan relaksasi seperti yoga atau meditasi.

 ✋Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan mengikuti anjuran dokter untuk menjaga kesehatan jantung.

 ✋Menghindari obesitas dan mempertahankan berat badan yang sehat.

 ✋Mengelola penyakit yang terkait dengan penyakit jantung seperti diabetes atau hipertensi dengan terapi dan pengobatan yang tepat.

        Jalankan gaya hidup yang sehat dan menghindari faktor risiko, kita dapat mencegah penyakit jantung dan menjaga kesehatan jantung dengan baik. Namun, jika Anda memiliki gejala yang terkait dengan penyakit jantung seperti nyeri dada, sesak napas, atau pusing, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Gaya hidup sehat dapat membantu mencegah dan mengelola penyakit jantung. 

πŸ‘‰Berhenti merokok:

Rokok dapat merusak dinding arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Berhenti merokok adalah langkah penting untuk mencegah dan mengelola penyakit jantung.

πŸ‘‰Olahraga secara teratur:

Olahraga dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit jantung. Berolahraga selama setidaknya 30 menit setiap hari, seperti berjalan cepat, berenang, atau bersepeda dapat membantu menjaga kesehatan jantung.

πŸ‘‰Makan sehat:

Makan makanan yang sehat dan seimbang dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung. Hindari makanan yang tinggi lemak jenuh, kolesterol, gula, dan garam. Pilihlah makanan yang kaya serat, vitamin, dan mineral seperti sayuran, buah-buahan, ikan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

πŸ‘‰Mengelola stres: 

Stres dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko penyakit jantung. Cobalah untuk mengelola stres dengan meditasi, yoga, atau relaksasi otot progresif.

πŸ‘‰Menjaga berat badan sehat: 

Berat badan yang berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Menjaga berat badan yang sehat dapat membantu menjaga kesehatan jantung.

πŸ‘‰Hindari alkohol atau konsumsi dengan bijak:

Alkohol dalam jumlah yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Namun, konsumsi alkohol dalam jumlah yang sedang dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung.

πŸ‘‰Mengelola penyakit kronis: 

Jika Anda memiliki kondisi kesehatan kronis seperti diabetes atau hipertensi, penting untuk mengelola kondisi tersebut untuk mencegah komplikasi jantung.

Catatan :

Penting untuk diperhatikan bahwa setiap orang memiliki kebutuhan kesehatan yang berbeda-beda. Konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan untuk mengetahui gaya hidup sehat yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.


Makanan yang sehat untuk penyakit jantung  

Beberapa makanan sehat untuk penyakit jantung:

πŸ’ͺSayuran dan buah-buahan segar:

 Kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang dapat membantu menurunkan tekanan darah dan kolesterol.

πŸ’ͺIkan: 

Kaya akan omega-3, asam lemak sehat yang dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung.

πŸ’ͺKacang-kacangan:

 Kaya akan protein nabati, serat, dan lemak sehat yang dapat membantu menurunkan kolesterol.

πŸ’ͺBiji-bijian: 

Kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung.

πŸ’ͺMinyak zaitun dan alpukat: 

Mengandung lemak sehat, seperti asam lemak tak jenuh tunggal, yang dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung.

πŸ’ͺSusu rendah lemak atau non-dairy milk: 

Susu kaya akan kalsium dan vitamin D yang dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan jantung.

πŸ’ͺDaging tanpa lemak:

 Daging tanpa lemak seperti ayam, ikan, atau daging sapi tanpa lemak dapat membantu memenuhi kebutuhan protein tubuh tanpa meningkatkan risiko penyakit jantung.

πŸ’ͺTeh hijau:

 Mengandung antioksidan yang dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung.

  Catatan:      

Penting untuk diingat bahwa makanan saja tidak cukup untuk mencegah atau mengobati penyakit jantung. Namun, dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang serta menjalankan gaya hidup sehat secara keseluruhan,dapat membantu menjaga kesehatan jantung dengan baik. Jangan lupa untuk selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk informasi lebih lanjut mengenai diet yang sesuai untuk kondisi kesehatan Anda.

      Demikian informasi mengenai penyakit jantung bila ada gejala dan kuatir mengenai kesehatan jantung Anda,segera konsultasi ke dokter  dan rumah sakit terdekat.




Sumber:

https://www.heart.org/en/health-topics/cholesterol/about-cholesterol        https://newsinhealth.nih.gov/special-issues/eating/plan-your-plate    https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-disease/symptoms-causes/syc-20353118      https://www.cardiosmart.org/topics/high-blood-pressure  https://medlineplus.gov/ency/article/004006.htm?https://www.kemkes.go.id/article/view/19093000001/penyakit-jantung-penyebab-kematian-terbanyak-ke-2-di-indonesia.html  

Tuesday, 18 April 2023

Bahaya,penyakit ini ada pada segala fase usia

 

Sumber: BPS

     Berdasarkan data statistik penduduk lanjut usia di Indonesia, akan terus meningkat.Jumlah lansia terus bertambah, tentu saja akan disertai dengan ancaman penyakit yang akan menyerang lansia.   

Berikut ini beberapa penyakit yang berpotensi diidap oleh lansia

πŸ‘‰Lansia berusia 60 tahun ke atas  banyak terkena penyakit , antara lain:

Penyakit Jantung:                                                                                                                                         Penyakit ini adalah penyebab utama kematian pada orang yang berusia di atas 60 tahun. Gejalanya bisa berupa nyeri dada, sesak napas, dan palpitasi  jantung atau jantung berdebar.

Diabetes tipe 2:                                                                                                                                              Diabetes tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Gejala diabetes bisa berupa lelah, haus berlebihan, sering buang air kecil, dan penglihatan kabur.

Kanker:   

Risiko terkena kanker meningkat seiring bertambahnya usia. Beberapa jenis kanker yang sering terjadi pada orang yang berusia di atas 60 tahun antara lain kanker prostat, kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker paru-paru.

Osteoporosis:                                                                                                                                      Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi lemah dan mudah patah. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang sudah memasuki masa menopause, namun dapat terjadi pada siapa saja yang berusia di atas 60 tahun.

Stroke:     

Risiko terkena stroke meningkat seiring bertambahnya usia. Gejala stroke bisa berupa kesulitan bicara, kesulitan melihat, dan kelumpuhan pada satu sisi tubuh.

πŸ‘‰Lansia yang berusia 65 tahun ke atas antara lain:

Penyakit jantung, Diabetes tipe 2, Kanker,Osteoporosis            

Alzheimer:    

Alzheimer adalah penyakit yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan memori. Penyakit ini lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun.

Arthritis:           

Arthritis adalah penyakit yang menyebabkan peradangan pada sendi. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun.

πŸ‘‰Lansia berusia 70 tahun ke atas,penyakit yang sering diidap, antara lain:

Penyakit Jantung , Diabetes tipe 2,Kanker,Osteoporosis,Alzheimer.

Stroke

Risiko terkena stroke meningkat seiring bertambahnya usia. Gejala stroke bisa berupa kesulitan bicara, kesulitan melihat, dan kelumpuhan pada satu sisi tubuh.

πŸ‘‰Lansia berusia 75 tahun ke atas antara lain:

Penyakit Jantung,Diabetes tipe 2,Kanker,Osteoporosis,Alzheimer.

Parkinson:      

Parkinson adalah penyakit yang menyebabkan tremor, kaku dan lambatnya gerakan. Parkinson lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 75 tahun.

πŸ‘‰Lansia 80 tahun ke atas, antara lain:    

 Jantung,Stroke,Osteoporosis,Parkinson,Kanker.

Demensia:      

Demensia adalah penyakit yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan memori. Penyakit ini lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 80 tahun.

πŸ‘‰Lansia berusia 85 tahun ke atas, antara lain:

Demensia,Osteoporosis,Penyakit Jantung,Stroke,Parkinson,Kanker.

Sumber: Photo Pribadi
πŸ‘‰Lansia berusia 90 tahun ke atas, antara lain:

Demensia,Osteoporosis,Penyakit Jantung,Stroke,Kanker.

Pneumonia:                                                                                                                                      Pneumonia atau radang paru-paru adalah infeksi pada jaringan paru-paru yang sering terjadi pada orang yang berusia di atas 90 tahun. Gejala pneumonia bisa berupa demam, batuk, dan sesak napas.

πŸ‘‰Lansia berusia 95 tahun ke atas, antara lain:

Demensia,Osteoporosis,Penyakit Jantung,Stroke,Pneumonia,Kanker.

        Penyakit yang banyak diderita orang yang mencapai usia satu abad atau 100 tahun bisa bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti kondisi kesehatan, riwayat keluarga, gaya hidup, dan lingkungan.      πŸ‘‰Namun, beberapa penyakit yang umum terjadi pada usia 100 tahun, antara lain:

Demensia,Osteoporosis,Penyakit Jantung.

Gangguan Penglihatan:     

Banyak orang yang mencapai usia 100 tahun mengalami penurunan kualitas penglihatan, seperti kekeruhan pada lensa mata (katarak), glaukoma, dan degenerasi makula.

Kehilangan Pendengaran:        

Kebanyakan orang yang berusia 100 tahun ke atas juga mengalami penurunan kualitas pendengaran karena penuaan dan kerusakan pada saraf pendengaran.

Gangguan Saluran Pencernaan:      

Orang yang berusia di atas 100 tahun dapat mengalami berbagai gangguan saluran pencernaan, seperti sembelit, diare, dan inflamasi usus.

     Demikian penyakit-penyakit yang mungkin menyerang para lansia,namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki faktor risiko yang berbeda-beda tergantung dari kondisi kesehatan, gaya hidup, dan riwayat keluarga. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan risiko penyakit tertentu dan melakukan tindakan pencegahan yang sesuai.Perawatan yang tepat dan pola hidup yang sehat sangat penting untuk mencegah atau mengurangi risiko terkena penyakit pada usia lanjut. Rajin mengunjungi Posyandu Lansia di lingkungan masing-masing.Hal ini termasuk menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi makanan seimbang, tetap aktif secara fisik, dan menjaga hubungan sosial yang positif. Pemeriksaan kesehatan secara berkala juga sangat penting untuk mendeteksi dini penyakit dan mencegah komplikasi yang lebih serius.


Sumber:

https://www.bps.go.id/publication/download.html?                                  https://newsinhealth.nih.gov/2014/11/preventing-type-2-diabetes                        https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/adult-adhd/symptoms-causes/syc-20350878?p=1  https://healthyliving.mayoclinic.org/offerings.php                                    https://www.helpguide.org/home-pages/alzheimers-dementia-aging.htm  https://www.kemkes.go.id/article