Friday, 30 June 2023

Waspada Keringat Dan Parfum Bercampur, Hasilnya Wow !

        Harum adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bau atau aroma yang menyenangkan atau sedap. Ketika suatu benda atau zat mengeluarkan aroma yang enak, biasanya kita mengatakan bahwa itu harum. Bau harum dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk bunga, rempah-rempah, makanan, minuman, minyak wangi, dan lain sebagainya.

Persepsi bau harum seseorang dapat berbeda-beda tergantung pada preferensi individu dan pengalaman pribadi. Aroma yang dianggap harum oleh seseorang mungkin tidak selalu disukai oleh orang lain.

Mungkin Anda pernah pusing mencium aroma parfum seseorang yang lewat di depan Anda, atau sebaliknya Anda terpesona dengan pandangan mata tak berkedip mencium bau parfum seseorang. Jadi memang beberapa orang dapat menganggap bau bunga melati sangat harum, sementara orang lain mungkin lebih menyukai aroma jeruk atau kayu.

Pengharum (Fragrance) atau sering disebut juga sebagai parfum, adalah campuran bahan-bahan kimia yang digunakan untuk memberikan aroma pada produk-produk seperti parfum, wewangian tubuh, wewangian ruangan, atau produk perawatan pribadi lainnya

Pengharum dapat terdiri dari berbagai senyawa kimia sintetis, dan kadang-kadang juga dapat mengandung minyak wangi alami. Mereka diciptakan dengan tujuan menghasilkan aroma yang konsisten dan tahan lama. Pengharum sering kali memiliki aroma yang kompleks dan lebih kuat dibandingkan dengan minyak wangi alami.

Pengharum dapat mengandung berbagai bahan kimia tambahan, termasuk yang bersifat buatan, yang mungkin tidak ada di dalam minyak wangi alami. Oleh karena itu, bagi beberapa orang dengan sensitivitas yang tinggi atau alergi, penggunaan pengharum tertentu dapat menyebabkan reaksi negatif atau iritasi.

Parfum dan kosmetik wewangian lainnya mungkin mengandung sejumlah bahan kimia berbahaya yang menjadi perhatian, termasuk yang terkait dengan kanker, toksisitas reproduksi, alergi, dan kepekaan. Untuk melindungi diri Anda sendiri, pilih merek yang benar-benar transparan tentang kandungan wewangiannya, atau pilih produk tanpa "wewangian" pada label bahannya.

Saat memilih produk wangi, penting untuk mempertimbangkan preferensi pribadi dan sensitivitas individu terhadap aroma dan bahan kimia. Mencari produk dengan bahan alami dan menghindari paparan berlebihan dapat membantu mengurangi risiko potensial.

Reaksi keringat lansia dan pengharum

Keringat lansia dan pengharum dapat bereaksi dalam beberapa kasus tertentu, terutama jika pengharum mengandung bahan-bahan yang dapat berinteraksi dengan keringat atau menyebabkan iritasi pada kulit sensitif. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah:

πŸ’¦ Reaksi alergi:

Beberapa orang, termasuk lansia, dapat mengalami reaksi alergi terhadap bahan-bahan dalam pengharum. Jika pengharum bersentuhan dengan keringat dan kulit lansia yang sensitif, ini dapat memicu reaksi alergi seperti ruam, gatal-gatal, atau iritasi kulit.

πŸ’¦ Perubahan aroma: 

Keringat yang diproduksi oleh tubuh lansia dapat mempengaruhi aroma pengharum. Bahan kimia dalam pengharum dapat bereaksi dengan komponen keringat, menghasilkan aroma yang berbeda atau bahkan tidak sedap. Bau ini mungkin tidak disadari oleh yang bersangkutan, namun orang sekitar mencium bau aneh dan tidak sedap yang dapat menimbulkan pusing atau mual.

Para lansia ini sudah pasti semuanya harum,
 karena semua tersenyum
( Sumber: foto pensiun 49 ceria)

πŸ’¦ Iritasi kulit: 

Penggunaan pengharum yang mengandung bahan kimia keras atau potensial dapat menyebabkan iritasi kulit pada lansia, terutama jika mereka memiliki kulit yang sensitif atau kondisi kulit tertentu. Kombinasi pengharum dengan keringat dapat memperburuk iritasi kulit.

Pengawas lansia ini sudah harum,
 namun kalah "harum" dengan 2 makhluk di depannya😊
( Sumber: foto paguyuban pengawas purna )

Penggunaan pengharum ruangan atau benda wangi pada lansia harus diperhatikan dengan hati-hati. Beberapa hal perlu dipertimbangkan:

πŸ’¨ Kepekaan terhadap aroma: 

Lansia mungkin memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap bau atau aroma tertentu. Beberapa dari mereka dapat mengalami kesulitan pernapasan atau iritasi saat terpapar aroma yang kuat. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan reaksi individu terhadap pengharum ruangan dan memastikan bahwa mereka tidak menyebabkan tidak nyaman atau masalah kesehatan.

πŸ’¨ Pengaruh kesehatan:

Lansia mungkin memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit pernapasan atau alergi, yang membuat mereka lebih rentan terhadap iritasi dari pengharum ruangan. Sebelum menggunakan pengharum, penting untuk mempertimbangkan kondisi kesehatan mereka dan berkonsultasi dengan profesional medis jika diperlukan.

πŸ’¨ Interaksi dengan obat-obatan: 

Beberapa lansia mungkin mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat berinteraksi dengan pengharum ruangan atau benda wangi. Pengharum tertentu dapat mempengaruhi efektivitas obat atau menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk memastikan bahwa penggunaan pengharum tidak akan bertentangan dengan pengobatan yang sedang mereka jalani.

πŸ’¨ Keamanan: 

Penggunaan pengharum yang berlebihan atau tidak tepat dapat meningkatkan risiko kecelakaan, terutama jika lansia memiliki masalah kognitif atau kesulitan mobilitas. Misalnya, pengharum yang ditempatkan di tempat yang mudah dijangkau atau berpotensi tertelan dapat menyebabkan masalah jika lansia tidak menyadarinya.

         πŸ’¬ Sangat disarankan untuk memastikan kebersihan ruangan dan menjaga kebersihan pribadi lansia. Menggunakan sabun dan produk perawatan pribadi yang lembut dengan aroma ringan dapat memberikan kesegaran tanpa menyebabkan masalah kesehatan. Jika ada kebutuhan untuk menyegarkan aroma di ruangan, pilihan yang lebih aman adalah menggunakan sumber alami seperti bunga segar atau ventilasi yang baik.

         πŸ’­ Pengharum ruangan atau benda wangi tertentu dapat memicu atau memperburuk gejala pada beberapa individu, terutama bagi mereka yang memiliki sensitivitas atau alergi terhadap bahan kimia atau aroma tertentu

Beberapa kondisi atau masalah kesehatan yang dapat timbul akibat penggunaan pengharum yang berlebihan atau tidak tepat meliputi:

πŸ˜‡ Alergi: 

Pengharum dapat menjadi pemicu alergi pada beberapa orang. Mereka dapat menyebabkan reaksi alergi seperti bersin, hidung berair, gatal-gatal, mata berair, dan ruam kulit.

πŸ˜‡ Asma:

Aroma yang kuat atau bahan kimia dalam pengharum ruangan dapat memicu serangan asma pada individu yang menderita kondisi ini. Mereka dapat mengalami kesulitan bernapas, batuk, mengi, dan sesak napas.

πŸ˜‡ Sakit kepala:

Bau yang kuat atau aroma yang terlalu dominan dapat menyebabkan sakit kepala pada beberapa orang, terutama mereka yang memiliki sensitivitas terhadap bau tertentu.

πŸ˜‡ Iritasi saluran pernapasan: 

Pengharum yang mengandung bahan kimia tertentu dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, terutama pada individu yang memiliki masalah pernapasan seperti bronkitis kronis atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

πŸ˜‡ Gangguan neurologis: 

Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara paparan jangka panjang terhadap bahan kimia dalam pengharum ruangan dengan peningkatan risiko gangguan neurologis, termasuk sakit kepala, kecemasan, dan depresi.

πŸ˜‡ Gangguan hormonal:

Beberapa pengharum ruangan mengandung senyawa kimia yang dapat mengganggu keseimbangan hormonal dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat berdampak pada sistem endokrin.

πŸ˜‡ Polusi udara dalam ruangan:

Pengharum yang mengandung senyawa organik volatil (Volatile Organic Compounds/VOCs) dapat menghasilkan polusi udara dalam ruangan. Paparan jangka panjang terhadap VOCs dapat berkontribusi pada kualitas udara dalam ruangan yang buruk dan dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, gangguan kesehatan pernapasan, atau masalah kesehatan lainnya.

πŸ˜‡ Tremor :

Munculnya tremor atau gemetaran di bagian tangan dan kaki, disebabkan oleh kesalahan antara jaringan pusat di otak dan jaringan yang diperintahkan. Kandungan kimia pengharum ruangan yang terhirup dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan tremor yang lebih serius karena secara tak langsung ia mengganggu sistem saraf.

        πŸ’­ Penting untuk diingat bahwa respons terhadap pengharum dapat bervariasi di antara individu. Beberapa orang mungkin lebih sensitif daripada yang lain. Jika Anda atau seseorang dalam lingkungan Anda mengalami gejala yang mencurigakan setelah terpapar pengharum, disarankan untuk menghindari paparan tersebut dan berkonsultasi dengan profesional medis untuk diagnosis dan pengelolaan yang tepat.

Untuk lansia, penting untuk memilih pengharum yang tidak berpotensi menyebabkan iritasi atau masalah kesehatan. Beberapa pengharum yang lebih aman dan cocok untuk lansia adalah:

🌼  Aroma alami:

Memilih pengharum yang menggunakan bahan-bahan alami seperti minyak esensial dari bunga atau tumbuhan dapat menjadi pilihan yang baik. Minyak esensial seperti lavender, chamomile, atau peppermint dapat memberikan aroma yang menenangkan dan tidak terlalu kuat.

🌼 Produk hypoallergenic

Cari pengharum atau produk wangi yang dirancang khusus untuk orang dengan sensitivitas kulit atau alergi. Produk-produk ini biasanya mengandung bahan-bahan yang lebih lembut dan tidak mengandung bahan kimia yang berpotensi menyebabkan iritasi.

🌼 Pilihan yang lembut:

Pilih pengharum dengan aroma yang lembut dan tidak terlalu kuat. Aroma yang terlalu kuat dapat menyebabkan tidak nyaman bagi lansia yang memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap bau.

🌼 Pengharum alami dalam lingkungan:

Daripada menggunakan pengharum buatan, Anda juga dapat mencoba menghadirkan aroma alami ke dalam ruangan dengan cara meletakkan bunga segar atau potpourri yang terbuat dari bahan alami.

🌼 Ventilasi yang baik:

Memastikan ventilasi yang baik di dalam ruangan juga dapat membantu mengurangi kebutuhan akan pengharum. Udara segar dan sirkulasi yang baik dapat membantu menjaga kebersihan udara di dalam ruangan.

🌼 Pengharum dengan sifat relaksasi atau aromaterapi

Beberapa pengharum dapat memiliki efek relaksasi atau menenangkan yang dapat bermanfaat bagi lansia. Aroma seperti lavender, chamomile, atau lemon dapat membantu menciptakan suasana yang tenang dan menenangkan.

        πŸ’­ Selalu penting untuk mengamati reaksi lansia terhadap pengharum yang digunakan. Jika ada tanda-tanda tidak nyaman atau reaksi negatif, penggunaan pengharum harus dihentikan atau diganti dengan alternatif yang lebih cocok.

       πŸ’¬  Jika Anda memiliki kekhawatiran khusus terkait kesehatan lansia dengan pengharum, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional medis untuk saran yang lebih spesifik.






Sumber:

https://www.safecosmetics.org/red-list/

https://www.ewg.org/areas-focus/personal-care-products

https://www.fragrancefreeliving.com/

https://www.chemicalsafetyfacts.org/chemicals/fragrances/


Wednesday, 28 June 2023

Cari Tahu MCI, Cegah Sebelum Menimpa Anda

          Orang dengan gangguan ini mungkin menyadari bahwa ingatan atau fungsi mental mereka telah turun ke titik tertentu. Keluarga dan teman dekat juga mungkin melihat perubahan. Namun perubahan ini tidak cukup buruk untuk memengaruhi kehidupan sehari-hari atau memengaruhi aktivitas biasa.     

Gangguan neurokognitif ringan, juga disebut sebagai gangguan kognitif ringan (Mild Cognitive Impairment ) atau MCI, dapat dianggap sebagai jalan tengah antara penuaan normal dan gangguan neurokognitif utama.

Gangguan neurokognitif ringan cenderung berkembang perlahan dan ditandai dengan hilangnya memori progresif yang mungkin atau mungkin tidak untuk berkembang menjadi demensia.  

Penelitian telah menunjukkan bahwa antara 5-17% pasien dengan gangguan kognitif ringan akan berkembang menjadi demensia setiap tahun. 

Kemungkinan berkembangnya gangguan kognitif ringan meningkat seiring bertambahnya usia, mempengaruhi 10-20% orang dewasa berusia 65 tahun ke atas. Pria juga tampaknya berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kognitif ringan. 

Beberapa ciri dan gejala gangguan kognitif ringan pada lansia, yaitu :

πŸ˜‡ Gangguan memori:

Kesulitan mengingat informasi baru, seperti nama orang atau peristiwa yang baru terjadi, meskipun kemampuan memori jangka panjang tetap relatif baik.

Lansia pensiunan pengawas ini sedang rapat, bila lupa nama atau
 lupa dengan peristiwa yang baru terjadi, mohon dimaklumi
( Sumber: foto pensiunan pengawas purna )

πŸ˜‡ Gangguan fungsi kognitif lainnya: 

Selain gangguan memori, individu dengan gangguan kognitif ringan juga mungkin mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian, berpikir abstrak, memecahkan masalah, melakukan perencanaan, dan mengambil keputusan.

πŸ˜‡ Penurunan fungsi eksekutif:

Kemampuan untuk mengorganisir, merencanakan, memulai, dan menghentikan tugas atau aktivitas dapat terpengaruh pada gangguan kognitif ringan.

Ada satu lansia di foto ini bila Anda mengenalnya tetapi lupa nama
 atau lansia dalam foto juga lupa dengan siapa berfoto, harap maklum
( Sumber: foto pensiunan 49 ceria )

πŸ˜‡ Perubahan dalam kemampuan bahasa:

Kemampuan untuk menemukan kata yang tepat atau mengungkapkan diri secara lancar dapat terpengaruh pada gangguan kognitif ringan. 

πŸ˜‡ Perubahan perilaku atau suasana hati: 

Gangguan kognitif ringan juga dapat disertai dengan perubahan suasana hati, seperti depresi, kecemasan, kebingungan, atau kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati.


Sumber: newsmaker,tribunnews.com

πŸ˜‡ Afasia :

Afasia adalah seseorang yang tidak dapat memahami atau tidak dapat merumuskan bahasa karena kerusakan pada daerah otak tertentu .

πŸ˜‡ Apraksia :

Apraksia adalah gangguan motorik yang disebabkan oleh kerusakan otak, yang menyebabkan kesulitan perencanaan motorik untuk melakukan tugas atau gerakan.

πŸ˜‡ Agnosia:

Agnosia adalah ketidakmampuan untuk memproses informasi sensorik. Sering ada kehilangan kemampuan untuk mengenali objek, orang, suara, bentuk, atau bau sementara indera khusus tidak rusak juga tidak ada kehilangan ingatan yang signifikan.

         Penting untuk dicatat bahwa gangguan kognitif ringan bukan merupakan kondisi yang sama dengan demensia. Namun, individu dengan gangguan kognitif ringan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami perkembangan menjadi demensia, terutama penyakit Alzheimer. 

Tidak semua orang dengan gangguan kognitif ringan akan mengalami kemajuan ke demensia, dan beberapa orang mungkin tetap stabil atau bahkan mengalami pemulihan.

Faktor- faktor  yang diketahui dapat berkontribusi terhadap gangguan kognitif ringan pada lansia:

πŸ‘Ί Penuaan alami: 

Penuaan merupakan faktor risiko utama untuk perkembangan gangguan kognitif ringan pada lansia. Proses penuaan itu sendiri dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional pada otak yang mempengaruhi fungsi kognitif.

πŸ‘Ί Penyakit neurodegeneratif:

Beberapa penyakit neurodegeneratif, terutama penyakit Alzheimer, dapat menyebabkan gangguan kognitif ringan sebagai tahap awal sebelum demensia berkembang. Proses neurodegeneratif ini mengakibatkan kerusakan pada sel-sel saraf dan gangguan komunikasi antar sel di otak.

πŸ‘Ί Faktor genetik: 

Ada bukti bahwa faktor genetik dapat memengaruhi kerentanan seseorang terhadap gangguan kognitif ringan dan perkembangan lebih lanjut ke demensia. Beberapa variasi genetik, seperti gen ApoE Ξ΅4, diketahui memiliki hubungan dengan peningkatan risiko Alzheimer.

πŸ‘Ί Faktor vaskular: 

Gangguan sirkulasi darah yang melibatkan pembuluh darah otak, seperti aterosklerosis atau penyakit vaskular serebral, dapat mempengaruhi pasokan darah dan oksigen ke otak. Hal ini dapat berkontribusi terhadap gangguan kognitif ringan yang dikenal sebagai gangguan kognitif vaskular.

πŸ‘Ί Gaya hidup dan faktor lingkungan: 

Beberapa faktor gaya hidup dan lingkungan juga dapat memengaruhi risiko gangguan kognitif ringan pada lansia. Misalnya, merokok, kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat, obesitas, dan tingkat pendidikan rendah dapat berperan dalam perkembangan gangguan kognitif ringan.

πŸ‘Ί Gangguan tidur: 

Gangguan tidur, seperti insomnia atau sleep apnea, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan kognitif ringan pada lansia. Kurangnya tidur yang berkualitas dapat memengaruhi fungsi kognitif dan memori.

πŸ‘Ί Faktor psikososial: 

Beberapa faktor psikososial, seperti depresi, kecemasan, dan isolasi sosial, juga dapat mempengaruhi kesehatan kognitif pada lansia. Gangguan mental ini dapat berdampak negatif pada fungsi kognitif dan meningkatkan risiko gangguan kognitif ringan.

      πŸ’­ Penting untuk memahami bahwa gangguan kognitif ringan pada lansia dapat disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor di atas.

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko gangguan kognitif ringan pada lansia  :

πŸ’ͺPertahankan gaya hidup sehat:

Mengadopsi gaya hidup sehat termasuk makan makanan bergizi, menjaga berat badan yang sehat, dan melakukan aktivitas fisik secara teratur. Makanan sehat, seperti diet Mediterania yang kaya akan buah-buahan, sayuran, ikan, biji-bijian, dan minyak zaitun, telah terkait dengan penurunan risiko gangguan kognitif.

πŸ’ͺ Latih otak: 

Terus melakukan aktivitas yang merangsang otak, seperti membaca, menulis, memecahkan teka-teki, atau bermain permainan otak. Melatih otak dapat membantu menjaga kognisi dan memori yang baik.

πŸ’ͺ Pertahankan kesehatan jantung:

Penyakit kardiovaskular dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif. Oleh karena itu, menjaga tekanan darah normal, kolesterol yang sehat, dan menjaga kesehatan jantung secara umum sangat penting.

πŸ’ͺ Lindungi otak dari cedera: 

Hindari cedera kepala yang berulang dan lindungi diri dengan menggunakan helm saat bersepeda atau beraktivitas olahraga yang berisiko.

πŸ’ͺ Jaga kesehatan mental:

Mengelola stres, menjaga keseimbangan emosional, dan mengatasi gangguan mental seperti depresi atau kecemasan dapat membantu menjaga kesehatan kognitif.

πŸ’ͺ Jaga koneksi sosial:

Pertahankan hubungan sosial yang kuat dan aktif dengan keluarga, teman, dan komunitas. Keterlibatan sosial yang positif dapat membantu menjaga kesehatan kognitif.

πŸ’ͺ Tidur yang cukup: 

Pastikan untuk mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas setiap malam. Gangguan tidur dapat mempengaruhi kesehatan otak dan kognisi.

πŸ’ͺ Batasi konsumsi alkohol:

Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat merusak otak dan mempengaruhi fungsi kognitif. Batasi konsumsi alkohol atau hindari alkohol yang berlebihan.

πŸ’ͺ Tetap terlibat secara intelektual: 

Teruslah belajar dan mengeksplorasi hal-hal baru. Pendidikan seumur hidup dan menantang otak dengan aktivitas intelektual dapat membantu menjaga kesehatan kognitif.

πŸ’ͺ Ikuti saran medis: 

Jika Anda memiliki kondisi medis yang berisiko untuk gangguan kognitif, penting untuk mengikuti saran medis dan mengelola kondisi tersebut secara optimal.

Menerapkan gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko gangguan kognitif ringan pada lansia, yaitu :

πŸš‘  Makan makanan sehat: 

Pilih pola makan yang seimbang dan kaya akan nutrisi. Sertakan banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan berlemak seperti salmon, sumber protein sehat seperti kacang-kacangan dan produk susu rendah lemak, serta lemak sehat seperti minyak zaitun.

πŸš‘ Aktivitas fisik teratur:

Lakukan aktivitas fisik secara teratur. Setidaknya 150 menit aktivitas aerobik ringan hingga sedang per minggu, seperti berjalan cepat, bersepeda, berenang, atau tarian. Juga, lakukan latihan kekuatan untuk mempertahankan massa otot dan kekuatan.

πŸš‘ Merangsang otak:

Latih otak Anda dengan melakukan aktivitas yang menantang secara kognitif, seperti membaca, menulis, memecahkan teka-teki, bermain instrumen musik, atau mempelajari bahasa baru. Ini dapat membantu menjaga kesehatan kognitif.

πŸš‘ Tidur yang cukup:

Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas setiap malam. Tidur yang baik penting untuk memulihkan dan memperbaiki fungsi otak.

πŸš‘ Jaga kesehatan jantung: 

Pertahankan tekanan darah normal, kadar kolesterol yang sehat, dan kontrol diabetes. Ini penting karena kesehatan jantung yang baik berhubungan dengan kesehatan otak.

πŸš‘ Lindungi diri dari cedera kepala:

Lindungi kepala Anda dari cedera dengan menggunakan helm saat bersepeda, mengemudi dengan hati-hati, dan menghindari situasi yang berisiko tinggi.

πŸš‘ Hindari merokok dan batasi konsumsi alkohol: 

Merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat merusak otak dan meningkatkan risiko gangguan kognitif. Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol jika Anda minum.

πŸš‘ Kelola stres: 

Temukan cara-cara yang efektif untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau terlibat dalam hobi yang menyenangkan. Stres yang kronis dapat berdampak negatif pada kesehatan otak dan kognisi.

πŸš‘ Jaga koneksi sosial:

Pertahankan hubungan sosial yang positif dengan keluarga, teman, dan komunitas. Terlibat dalam kegiatan sosial dapat memberikan dukungan emosional dan stimulasi intelektual.

πŸš‘ Tetap terlibat dan aktif secara mental: 

        Teruslah belajar, menantang diri Anda dengan aktivitas intelektual, dan terlibat dalam kegiatan yang menstimulasi otak, seperti membaca buku, menulis, bermain teka-teki, atau mengikuti kursus.

Beberapa makanan yang baik untuk kesehatan otak dan dapat membantu mengatasi gangguan kognitif ringan:

πŸ€ Ikan berlemak: 

Ikan seperti salmon, sarden, dan trout mengandung asam lemak omega-3 yang penting untuk kesehatan otak. Omega-3 dapat membantu melindungi otak dari kerusakan dan meningkatkan fungsi kognitif. Disarankan untuk mengonsumsi ikan berlemak setidaknya dua kali seminggu.

πŸ€ Buah dan sayuran berwarna-warni: 

Buah dan sayuran yang berwarna-warni, seperti bayam, kale, blueberry, stroberi, dan alpukat, mengandung antioksidan, vitamin, dan mineral yang dapat melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif. Makanan ini juga dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan meningkatkan fungsi kognitif.

πŸ€ Kacang-kacangan: 

Kacang-kacangan seperti almond, kenari, kacang Brazil, dan kacang polong kaya akan vitamin E, asam lemak omega-3, dan antioksidan. Makanan ini dapat membantu meningkatkan kognisi dan melindungi otak dari kerusakan.

πŸ€ Biji-bijian utuh: 

Biji-bijian utuh, seperti gandum utuh, beras merah, quinoa, dan oatmeal, mengandung serat, vitamin, dan mineral yang penting untuk kesehatan otak. Biji-bijian utuh juga memiliki indeks glikemik rendah, yang dapat membantu menjaga kadar gula darah stabil dan mencegah penurunan kognitif.

πŸ€ Minyak zaitun:

Minyak zaitun mengandung senyawa antioksidan dan anti inflamasi yang dapat melindungi otak dari kerusakan dan peradangan. Gunakan minyak zaitun sebagai pilihan lemak sehat dalam memasak atau sebagai pelengkap pada makanan.

πŸ€ Teh hijau: 

Teh hijau mengandung senyawa antioksidan, seperti polifenol dan katekin, yang dapat melindungi otak dan meningkatkan fungsi kognitif. Minum teh hijau secara teratur dapat memberikan manfaat untuk kesehatan otak.

πŸ€ Telur: 

Telur mengandung nutrisi penting, termasuk vitamin B12, folat, dan kolin, yang bermanfaat bagi kesehatan otak. Nutrisi ini dapat mendukung fungsi kognitif yang baik.

πŸ€ Dark chocolate:

Dark chocolate dengan kandungan kakao tinggi mengandung antioksidan dan flavonoid yang dapat melindungi otak dan meningkatkan aliran darah ke otak. Pilih dark chocolate dengan kadar kakao minimal 70% untuk mendapatkan manfaat yang optimal.







Sumber:

https://en.wikipedia.org/wiki/Cognitive_disorder

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mild-cognitive-impairment/symptoms-causes/syc-20354578

https://www.alz.org/alzheimers-dementia/what-is-dementia/related_conditions/mild-cognitive-impairment

https://www.dementia.org.au/about-dementia-and-memory-loss/about-dementia/memory-loss/mild-cognitive-impairment


Monday, 26 June 2023

Kombinasi Penyakit Pada lansia, Lengkap Sudah Penderitaan

           Penampilan penyakit pada lansia sering berbeda dengan orang dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan kombinasi dari kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap luka (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

Pemeriksaan rutin kesehatan lansia menjauhkan dari kombinasi penyakit
( Sumber: foto grup pensiunan pengawas purna)
Lansia memang sangat rentan, kena satu penyakit saja sudah merepotkan dan menderita apalagi kombinasi  dua penyakit, tiga penyakit atau lebih tentu saja lengkap sudah penderitaannya.

Beberapa alasan mengapa lansia lebih rentan terhadap kombinasi beberapa penyakit. Beberapa faktor yang berkontribusi meliputi:

😊 Proses Penuaan:

Penuaan alami dapat menyebabkan perubahan dalam berbagai sistem tubuh. Sistem kekebalan tubuh dan kemampuan tubuh untuk memperbaiki kerusakan seluler dapat menurun seiring bertambahnya usia. Ini dapat membuat lansia lebih rentan terhadap berbagai penyakit.

😊 Kumulatifnya Faktor Risiko:

Seiring bertambahnya usia, lansia cenderung memiliki lebih banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan perkembangan penyakit. Misalnya, mereka mungkin memiliki riwayat merokok, paparan terhadap lingkungan yang berbahaya, pola makan yang tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Faktor-faktor ini, jika terakumulasi seiring waktu, dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit pada lansia.

😊 Penurunan Fungsi Sistem Tubuh: 

Lansia juga dapat mengalami penurunan fungsi organ dan sistem tubuh tertentu. Misalnya, penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan rentan terhadap infeksi dan penyakit auto imun. Penurunan fungsi kardiovaskular dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Penurunan fungsi metabolisme dapat menyebabkan risiko diabetes dan gangguan metabolik lainnya.

😊 Efek Samping Obat:

Lansia sering mengonsumsi beberapa obat untuk mengelola kondisi kesehatan mereka. Efek samping obat atau interaksi obat dapat terjadi, terutama jika lansia mengonsumsi beberapa obat sekaligus. Ini dapat mempengaruhi keseimbangan dan kesehatan sistem tubuh, meningkatkan risiko pengembangan penyakit atau komplikasi.

Gaya hidup sehat menjauhkan dari kombinasi penyakit kepada lansia
(Sumber: foto grup pensiunan 49 ceria )

😊 Faktor Genetik dan Genomik:

Beberapa penyakit memiliki faktor genetik yang dapat meningkatkan risiko terjadinya pada lansia. Kombinasi genetik tertentu dapat membuat individu lebih rentan terhadap beberapa penyakit pada saat yang sama.

            πŸ’¬   Karena beberapa faktor di atas, lansia sering kali menghadapi kombinasi beberapa penyakit. Oleh karena itu, penting bagi lansia untuk menjaga kesehatan secara holistik, melibatkan perawatan yang terkoordinasi, mengadopsi gaya hidup sehat, dan mengikuti perencanaan perawatan yang disarankan oleh dokter untuk mengelola dan mencegah komplikasi penyakit.

Beberapa kombinasi dua penyakit yang umum terjadi pada lansia (orang tua usia lanjut):

😈 Penyakit Jantung dan Hipertensi:

Lansia rentan terhadap penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan tekanan darah tinggi (hipertensi).

😈 Diabetes dan Penyakit Ginjal:

Diabetes melitus tipe 2 umum terjadi pada lansia. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti penyakit ginjal.

😈 Penyakit Parkinson dan Osteoartritis:

Penyakit Parkinson dan osteoartritis adalah penyakit degeneratif yang dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia.

😈 Demensia dan Penyakit Alzheimer:

Demensia, termasuk penyakit Alzheimer, sering terjadi pada lansia. Kondisi ini menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan ingatan.

😈 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan Asma:

PPOK dan asma dapat mempengaruhi fungsi pernapasan pada lansia.

😈 Osteoporosis dan Artritis Reumatoid:

Osteoporosis adalah kehilangan massa tulang yang umum terjadi pada lansia, sedangkan arthritis reumatoid adalah penyakit auto imun yang dapat menyebabkan peradangan pada sendi.

😈 Kanker dan Penyakit Kardiovaskular: 

Risiko kanker meningkat seiring bertambahnya usia, dan lansia juga berisiko terkena penyakit kardiovaskular.

😈 Gangguan Penglihatan dan Gangguan Pendengaran: 

Lansia sering mengalami masalah penglihatan seperti katarak dan degenerasi makula, serta gangguan pendengaran seperti tuli presbiakusis.

😈 Depresi dan Kecemasan: 

Masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia.

Contoh kombinasi tiga penyakit yang umum terjadi pada lansia:

😈 Penyakit Jantung, Diabetes, dan Hipertensi: 

Penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner sering kali terkait dengan diabetes dan hipertensi pada lansia. Diabetes dapat mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah, sedangkan hipertensi meningkatkan risiko penyakit jantung.

😈 Demensia, Osteoporosis, dan Gangguan Penglihatan:

Lansia dengan demensia, seperti penyakit Alzheimer, sering mengalami masalah kesehatan lainnya. Osteoporosis, yang menyebabkan kepadatan tulang berkurang, dan gangguan penglihatan seperti katarak atau degenerasi makula, adalah masalah umum pada lansia dengan demensia.

😈 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Artritis, dan Depresi:

Lansia sering menghadapi kombinasi penyakit paru seperti PPOK, masalah sendi seperti artritis, dan masalah kesehatan mental seperti depresi. Ketiga kondisi ini dapat saling mempengaruhi dan memperburuk kualitas hidup lansia.

          πŸ’­ Kombinasi penyakit pada lansia dapat bervariasi secara individual. Setiap individu dapat memiliki kombinasi penyakit yang unik, dan penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.

Mencegah kombinasi penyakit pada lansia melibatkan upaya untuk menjaga gaya hidup sehat secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu mencegah kombinasi dua penyakit pada lansia:

🍏 Mengadopsi pola makan sehat:

Konsumsi makanan yang kaya serat, rendah lemak jenuh, dan kaya nutrisi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan, dan produk susu rendah lemak. Hindari makanan olahan, makanan manis, dan makanan tinggi garam.

🍏 Aktif secara fisik:

Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan jantung, mengontrol gula darah, memperkuat tulang, dan meningkatkan kesehatan mental. Lakukan aktivitas fisik aerobik seperti berjalan, berenang, atau bersepeda, serta latihan kekuatan untuk mempertahankan otot dan tulang yang kuat.

🍏 Mengontrol berat badan: 

Mempertahankan berat badan yang sehat sangat penting untuk mencegah atau mengelola penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, dan osteoporosis. Jaga pola makan sehat dan rutin berolahraga untuk mengendalikan berat badan.

🍏 Rutin memeriksakan kesehatan:

Lansia harus menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur, termasuk pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan pemeriksaan lain yang dianjurkan oleh dokter. Dengan memantau kondisi kesehatan secara teratur, masalah kesehatan dapat terdeteksi lebih awal dan diobati dengan baik.

🍏 Hentikan kebiasaan merokok:

Merokok meningkatkan risiko penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), kanker, dan masalah kesehatan lainnya. Jika Anda merokok, sebaiknya berhenti merokok dan hindari paparan asap rokok pasif.

🍏 Kelola stres dengan baik:

Stres yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan secara keseluruhan. Temukan cara-cara yang efektif untuk mengelola stres, seperti olahraga, meditasi, relaksasi, atau mengambil waktu untuk melakukan aktivitas yang disukai.

🍏 Minum cukup air dan batasi konsumsi alkohol: 

Pastikan Anda terhidrasi dengan baik dengan minum cukup air setiap hari. Selain itu, batasi konsumsi alkohol sesuai dengan rekomendasi medis, karena konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan.

🍏 Jaga kesehatan mental:

Lansia rentan terhadap masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Penting untuk menjaga kesehatan mental dengan berinteraksi sosial, menjaga kegiatan yang bermanfaat, dan mencari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental jika diperlukan.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu mencegah tiga kombinasi penyakit pada lansia:

🍏 Gaya Hidup Sehat:

  • Makanlah makanan yang sehat dan seimbang, termasuk banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein sehat.
  • Batasi konsumsi gula, lemak jenuh, dan makanan olahan.
  • Hindari merokok dan batasi konsumsi alkohol.
  • Tetap terhidrasi dengan minum cukup air setiap hari.
  • Rutin berolahraga secara teratur, termasuk aktivitas aerobik, latihan kekuatan, dan latihan fleksibilitas.
  • Kelola stres dengan metode seperti meditasi, yoga, atau relaksasi.

🍏 Pengelolaan Penyakit yang Ada:

  • Jika Anda sudah memiliki satu atau dua penyakit kronis, pastikan untuk mengikuti rencana perawatan yang direkomendasikan oleh dokter Anda. Minum obat sesuai petunjuk, ikuti diet yang disarankan, dan jangan lewatkan kunjungan rutin ke dokter.
  • Pelajari tentang penyakit-penyakit yang Anda alami dan cari tahu cara-cara mengelola gejala dan mencegah komplikasi.

🍏 Pemeriksaan Kesehatan Rutin:

  • Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin secara teratur untuk memantau kesehatan Anda.
  • Lakukan pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan kolesterol, dan pemeriksaan lainnya sesuai petunjuk dokter.
  • Jika ada risiko genetik atau riwayat keluarga terkait dengan penyakit tertentu, diskusikan dengan dokter untuk mengetahui tindakan pencegahan yang tepat.
  • Perawatan Pencegahan Spesifik:
  • Jika Anda memiliki kombinasi penyakit yang sudah dikenal, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung, ikuti perawatan yang direkomendasikan oleh dokter dan kontrol kondisi tersebut dengan baik.
  • Ikuti pedoman pengelolaan penyakit spesifik, termasuk mengatur pola makan, olahraga, dan minum obat sesuai petunjuk.

🍏 Dukungan dan Sosialisasi:

  • Dapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan untuk membantu menjaga motivasi dan kesejahteraan mental.
  • Tetap terhubung dengan orang-orang yang positif dan terlibat dalam kegiatan sosial yang menyenangkan dan bermanfaat.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda untuk mendapatkan saran dan rekomendasi yang spesifik sesuai kondisi dan kebutuhan Anda.





Sumber:

https://www.webmd.com/healthy-aging/default.htm

https://medlineplus.gov/encyclopedia.html

https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle

https://www.nia.nih.gov/health/topics/healthy-eating-nutrition-and-diet