Tuesday, 4 July 2023

Ini Bukan "Si Pahit Lidah" , Memang Ada Gangguan Pada Lidah

             Dalam kehidupan masyarakat sering Anda mendengar kalimat, orang itu si pahit lidah. Maksud "si pahit lidah" adalah sebuah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki sifat atau kecenderungan untuk selalu mengkritik, menyampaikan komentar yang kurang menyenangkan, atau memiliki sikap yang tajam dalam berbicara.

Ungkapan ini menunjukkan bahwa orang tersebut cenderung membuat orang lain merasa tidak nyaman atau tersinggung dengan kata-kata atau tindakan mereka. 

Lidah merupakan kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan. Lidah dikenal sebagai indra pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap, juga turut membantu dalam tindakan bicara. 

Namun, ketika Anda sedang sakit, lidah yang sebenarnya juga terasa pahit dan hambar. Kondisi tersebut disebabkan oleh pelepasan protein oleh tubuh yang berfungsi untuk mengatasi peradangan saat sakit. Akibatnya, akan mempengaruhi indra pengecap dan menyebabkan rasa pahit di lidah saat sakit.

Kehilangan Rasa Pada Lidah

Rasa adalah indra kimiawi yang diaktifkan selama makan dan minum. Penyebab hilangnya rasa meliputi:

👉 Seseorang mungkin kehilangan indra pengecap jika saraf wajah rusak. Misalnya, Bell's palsy dapat menghentikan kerja saraf wajah dengan benar dan mencegah atau mengurangi fungsi mengunyah (dan, karenanya, mengubah rasa). Tidak jarang setiap saraf pengecap (pahit, asin, manis dan asam) terpengaruh.

👉 Gangguan auto imun yang dikenal sebagai sindrom Sjogren menyebabkan berkurangnya produksi air liur, yang pada gilirannya mengurangi indra pengecap. Ini karena indra pengecap hanya dapat mendeteksi rasa ketika makanan tercampur dengan baik dengan air liur.

👉 Glossodynia, suatu kondisi yang ditandai dengan sensasi terbakar di lidah, juga terkait dengan hilangnya rasa dalam beberapa kasus.

👉 Beberapa obat dapat menyebabkan rasa logam yang tidak enak di mulut, seperti tetrasiklin (antibiotik), litium karbonat (antipsikotik), dan kaptopril (anti hipertensi).

👉 Cedera lidah adalah penyebab paling umum dari tidak nyaman lidah. Lidah memiliki banyak ujung saraf untuk rasa sakit dan sentuhan dan lebih sensitif dibandingkan bagian tubuh lainnya. 

👉 Lidah sering tergigit secara tidak sengaja tetapi sembuh dengan cepat. Tambalan atau gigi yang tajam dan patah dapat menyebabkan kerusakan besar pada jaringan halus ini. Luka dangkal sembuh dengan cepat, dan luka yang lebih dalam biasanya tidak bertahan lebih dari 3 minggu

Lansia sehat berpikir untuk menikmati makan sate;
godaannya makan sedikit tidak apa-apa 😋
( Sumber: foto paguyuban pengawas purna)

     💬 Reseptor rasa pada lidah dapat merespons empat rasa utama, yaitu manis, asam, asin, dan pahit. Pada tahun 2000-an, penelitian menunjukkan bahwa terdapat reseptor khusus untuk mengenali rasa umami, yang merupakan rasa kelima yang ditemukan pada makanan seperti daging, keju, dan makanan yang mengandung MSG (monosodium glutamat), di masyarakat Indonesia rasa umami di sebut gurih.

Gangguan lidah pada lansia bisa terjadi karena beberapa alasan, termasuk perubahan yang terkait dengan penuaan serta kondisi medis tertentu. Beberapa gangguan lidah yang umum pada lansia meliputi:

😛 Xerostomia: 

Kondisi mulut kering yang dapat mempengaruhi lidah dan membuatnya terasa kering, terbakar, atau terasa seperti terdapat kapas di dalam mulut. Xerostomia sering terjadi pada lansia karena berkurangnya produksi air liur.

😛 Glossitis: 

Peradangan atau pembengkakan pada lidah yang dapat membuatnya terasa nyeri, merah, dan berubah bentuk. Glossitis dapat disebabkan oleh defisiensi nutrisi, infeksi, alergi, atau penggunaan obat-obatan tertentu.

😛 Perubahan rasa:

Lansia juga bisa mengalami perubahan rasa pada lidah. Mereka mungkin memiliki masalah dengan rasa manis, asin, asam, atau pahit. Penurunan kemampuan mengecap ini dapat disebabkan oleh penuaan, perubahan hormon, efek samping obat-obatan, atau kondisi medis seperti infeksi atau masalah gigi.

Lansia ini sehat indra pengecapnya, masih dapat
menikmati duren 😋
(Sumber: foto paguyuban pengawas purna)

😛 Glossodynia: 

Kondisi ketika lidah terasa nyeri atau terbakar tanpa adanya penyebab yang jelas. Glossodynia dapat terjadi pada lansia dan sering kali berkaitan dengan faktor stres, kecemasan, atau gangguan sistem saraf.

😛 Leukoplakia: 

Ini adalah kondisi di mana muncul bercak putih pada lidah yang tidak bisa dihilangkan. Leukoplakia bisa menjadi tanda adanya kerusakan pada lidah dan berpotensi berkembang menjadi kanker mulut. Kondisi ini terutama terkait dengan kebiasaan merokok atau penggunaan tembakau.

            💬 Penting untuk konsultasi kondisi ini dengan dokter atau ahli gigi yang dapat mengevaluasi gangguan lidah pada lansia. Penanganan tergantung pada penyebab yang mendasarinya dan bisa melibatkan perubahan pola makan, perawatan mulut yang tepat, penggunaan obat-obatan, atau penanganan masalah kesehatan yang mendasarinya.

Beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi lidah pada lansia antara lain:

😝 Penurunan jumlah dan fungsi papila: 

Papila adalah struktur kecil di permukaan lidah yang mengandung sel-sel pengecap. Seiring penuaan, jumlah dan fungsi papila dapat berkurang, sehingga mengurangi sensitivitas lidah terhadap rasa makanan.

😝 Xerostomia (mulut kering): 

Mulut kering sering dialami oleh lansia, terutama yang menggunakan obat-obatan tertentu. Kurangnya produksi air liur dapat mempengaruhi lidah dan menyebabkan perubahan rasa makanan.

😝 Gangguan neurologis: 

Beberapa penyakit neurologis seperti stroke, penyakit Alzheimer, dan penyakit Parkinson dapat mempengaruhi fungsi saraf yang mengontrol lidah dan indra pengecap, sehingga mengganggu kemampuan untuk merasakan rasa makanan dengan baik.

😝 Defisiensi nutrisi: 

Kurangnya asupan nutrisi penting seperti vitamin B12 dan zinc dapat mempengaruhi lidah dan menyebabkan perubahan rasa makanan.

             💭 Gangguan lidah pada lansia dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, kesulitan dalam memilih makanan yang sehat, atau perubahan pola makan. Penting untuk memperhatikan asupan nutrisi dan keseimbangan makanan yang sehat bagi lansia dengan gangguan indra pengecap. 

Ciri-ciri lidah yang mengalami gangguan pada lansia dapat bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat parahnya. Beberapa ciri-ciri umum yang dapat terjadi adalah:

😜 Perubahan sensitivitas terhadap rasa:

Lansia dengan gangguan lidah mungkin mengalami penurunan sensitivitas terhadap rasa makanan. Mereka mungkin kesulitan merasakan rasa manis, asam, pahit, atau asin secara normal.

Lansia sehat dengan indra pengecap yang baik,
tentu makan dengan lahab berbagai jenis lauk pauk 😋
( Sumber: foto pensiun 49 ceria)
😜 Perubahan persepsi rasa: 

Selain penurunan sensitivitas, lansia juga dapat mengalami perubahan persepsi rasa. Misalnya, makanan yang seharusnya memiliki rasa tertentu mungkin terasa berbeda atau tidak berasa sama sekali.

😜 Kesulitan membedakan rasa:

Lansia dengan gangguan indra pengecap mungkin mengalami kesulitan membedakan antara rasa makanan yang mirip atau memiliki rasa yang kompleks. Misalnya, mereka mungkin sulit membedakan antara rasa garam dan rasa asin.

😜 Penurunan nafsu makan: 

Gangguan lidah dapat menyebabkan penurunan nafsu makan karena makanan tidak lagi memberikan sensasi atau kenikmatan rasa yang sama seperti sebelumnya.

😜 Perubahan pola makan:

Lansia dengan gangguan indra pengecap mungkin cenderung menghindari beberapa jenis makanan karena tidak lagi memiliki rasa yang menyenangkan bagi mereka. Hal ini dapat menyebabkan perubahan pola makan dan risiko kekurangan nutrisi.

😜 Kesulitan dalam memilih makanan: 

Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memilih makanan yang sehat karena tidak dapat merasakan perbedaan rasa antara makanan yang berbeda.

                💬  Jika Anda atau orang yang Anda pedulikan mengalami gejala-gejala ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Mereka dapat melakukan evaluasi lebih lanjut dan memberikan saran yang tepat mengenai nutrisi dan perawatan yang diperlukan.

Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan gangguan lidah pada lansia, antara lain:

😈 Penyakit Alzheimer: 

Penyakit Alzheimer dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, termasuk saraf yang mengontrol lidah dan indra pengecap. Hal ini dapat menyebabkan penurunan sensitivitas lidah terhadap rasa makanan.

😈 Stroke: 

Stroke dapat merusak bagian otak yang terlibat dalam pengindraan rasa dan kontrol lidah. Akibatnya, lansia yang mengalami stroke dapat mengalami gangguan indra pengecap.

😈 Parkinson:

Penyakit Parkinson mempengaruhi sistem saraf dan dapat mempengaruhi gerakan, termasuk gerakan lidah. Gangguan gerakan lidah ini dapat menyebabkan gangguan indra pengecap.

😈 Diabetes: 

Pada lansia dengan diabetes, tingkat gula darah yang tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat merusak saraf-saraf yang mengontrol lidah dan indra pengecap. Hal ini dapat mengganggu kemampuan lidah untuk merasakan rasa makanan dengan baik.

😈 Infeksi saluran pernapasan atas:

Infeksi saluran pernapasan atas seperti pilek atau flu dapat menyebabkan gangguan sementara pada indra pengecap, karena hidung yang tersumbat dapat mempengaruhi kemampuan untuk mencium dan merasakan rasa makanan secara penuh.

😈 Efek samping obat: 

Beberapa obat yang umum digunakan oleh lansia, seperti obat tekanan darah, obat diabetes, atau obat antidepresan, dapat memiliki efek samping yang mempengaruhi indra pengecap dan merobah persepsi rasa.

                💭 Ini hanya beberapa contoh penyakit yang dapat menyebabkan gangguan indra pengecap pada lansia. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengevaluasi kondisi kesehatan secara menyeluruh dan mendapatkan diagnosis yang akurat jika Anda atau orang yang Anda pedulikan mengalami gangguan lidah.

Beberapa kiat untuk mencegah gangguan indra pengecap pada lansia:

💊 Menjaga kebersihan mulut dan gigi: 

Sikat gigi secara teratur setidaknya dua kali sehari dan gunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi. Juga, periksakan gigi secara teratur ke dokter gigi untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi.

💊 Konsumsi makanan sehat:

Pastikan asupan nutrisi yang cukup dengan mengonsumsi makanan sehat dan seimbang. Sertakan berbagai jenis makanan yang kaya akan nutrisi, termasuk sayuran, buah-buahan, protein, biji-bijian, dan susu rendah lemak.

💊 Hindari kebiasaan merokok:

Merokok dapat merusak lidah dan papila, serta menyebabkan gangguan lidah. Jika Anda merokok, pertimbangkan untuk berhenti atau mengurangi konsumsi rokok.

💊 Batasi konsumsi alkohol:

Konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat mempengaruhi lidah dan indra pengecap. Batasi konsumsi alkohol atau hindari alkohol sepenuhnya.

💊 Hindari makanan olahan dan tinggi garam:

Makanan olahan sering mengandung tinggi garam dan bahan tambahan lainnya yang tidak sehat. Coba untuk membatasi konsumsi makanan olahan dan gantilah dengan makanan segar dan alami.

💊 Periksakan kesehatan secara rutin: 

Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter untuk memantau kondisi kesehatan secara keseluruhan. Jika Anda mengalami gejala atau masalah pada indra pengecap, segera berkonsultasi dengan dokter.

💊 Minum cukup air:

Pastikan tubuh Anda terhidrasi dengan cukup minum air putih. Air membantu menjaga kelembapan mulut dan lidah, yang penting untuk fungsi indra pengecap yang optimal.

💊 Kurangi stres: 

Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan, termasuk fungsi indra pengecap. Coba teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau aktivitas yang menyenangkan untuk mengurangi stres.

💊 Konsultasikan dengan dokter: 

Jika Anda memiliki penyakit atau mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi indra pengecap, diskusikan dengan dokter mengenai dampaknya dan cara mengelolanya.

                  💬  Selalu penting untuk menjaga gaya hidup sehat secara keseluruhan untuk mencegah gangguan indra pengecap pada lansia. Tetaplah aktif, terlibat dalam aktivitas fisik yang sesuai dengan kemampuan Anda, dan jaga pola makan yang sehat.

Jika Anda mengalami gangguan indra pengecap, berikut adalah beberapa makanan yang dapat membantu Anda menikmati pengalaman makan yang lebih baik:

🍲 Makanan dengan tekstur yang beragam:

Pilih makanan yang memiliki variasi tekstur, seperti makanan renyah, kenyal, atau rebus. Ini dapat memberikan sensasi yang berbeda di mulut dan membuat makanan lebih menarik.

🍲 Makanan yang kaya akan rasa alami:

Pilih makanan yang memiliki rasa alami yang kuat, seperti buah-buahan yang matang, sayuran yang manis, atau daging yang berkualitas. Rasa alami ini dapat memberikan sensasi yang lebih kuat pada lidah.

🍲 Makanan yang bervariasi secara visual: 

Buatlah piring makanan Anda terlihat menarik dengan memadukan berbagai warna dan bentuk. Ini dapat memancing selera dan meningkatkan kepuasan saat makan.

🍲 Makanan yang kaya rempah:

Tambahkan rempah-rempah seperti merica, jahe, atau kayu manis pada makanan Anda. Rempah-rempah ini dapat memberikan stimulasi rasa yang kuat dan membuat makanan lebih beragam.

🍲 Makanan dengan tekstur lembut:

Jika Anda memiliki kesulitan mengunyah makanan, pilih makanan dengan tekstur yang lembut seperti sup kental, pure, atau smoothie. Makanan ini lebih mudah dikonsumsi dan dapat memberikan variasi rasa.

🍲 Makanan yang kaya nutrisi: 

Pastikan makanan yang Anda pilih kaya nutrisi untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Sertakan buah-buahan, sayuran, protein sehat, biji-bijian, dan makanan tinggi serat dalam diet Anda.

🍲 Perhatikan sajian makanan:

Susun makanan dengan cara yang menarik dan menggugah selera. Penampilan makanan yang menarik dapat meningkatkan antusiasme Anda untuk mencoba dan menikmatinya.

🍲 Jangan ragu mencoba berbagai makanan: 

Eksplorasi makanan baru dan mencoba variasi rasa dapat membantu meningkatkan pengalaman makan Anda. Jangan takut untuk mencoba makanan dari berbagai budaya atau mencampurkan bahan-bahan yang tidak biasa.

🍲 Konsultasikan dengan ahli gizi: 

Jika Anda mengalami gangguan lidah pengecap yang signifikan, berkonsultasilah dengan ahli gizi atau dokter gizi yang dapat memberikan saran khusus mengenai diet yang cocok untuk Anda.

                          💭   Ingatlah bahwa setiap individu memiliki preferensi dan kebutuhan yang berbeda. Jika Anda mengalami gangguan indra pengecap, eksplorasi dan percobaan adalah kunci untuk menemukan makanan yang sesuai dengan selera dan kebutuhan Anda.  





Sumber:

https://www.merckmanuals.com/home/mouth-and-dental-disorders/lip-and-tongue-disorders/tongue-discomfort

https://www.verywellhealth.com/tongue-diseases-5118157

https://www.healthline.com/health/tongue-problems-2

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27343960/

https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/tongue

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/burning-mouth-syndrome/symptoms-causes/syc-20350911



Sunday, 2 July 2023

Anda lansia "Rapuh" Atau "Kuat" , jangan Ambil Risiko, Ini Kriterianya

             Penuaan adalah proses berkelanjutan yang melekat pada kondisi manusia. Terdiri dari serangkaian perubahan organik, psikis, dan sosial yang bersifat progresif yang dipengaruhi oleh genetika dan kebiasaan serta perilaku yang diasumsikan individu sepanjang hidup mereka. 

Penuaan ditandai dengan penurunan fungsi organik dan kognitif, predisposisi yang lebih besar terhadap perkembangan penyakit degeneratif kronis, dan hilangnya kemandirian dalam aktivitas kehidupan sehari-hari .

Kerapuhan pada lansia bukanlah suatu keniscayaan atau kepastian. Meskipun kerapuhan lebih umum terjadi pada lansia karena proses alami penuaan, bukan berarti semua lansia akan mengalami kerapuhan. 

Beberapa lansia berjejer tertib berfoto dengan pasangan pengantin (tengah)
Peluang terjadi kerapuhan pada lansia meningkat sesuai pertambahan usia.
( Sumber: foto pensiunan 49 ceria)








Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kerapuhan pada lansia, termasuk gaya hidup, kondisi kesehatan yang mendasarinya, genetika, dan perawatan yang diterima.

Dengan mengadopsi gaya hidup sehat, seperti menjaga aktivitas fisik, mengonsumsi makanan yang seimbang, dan menjaga kesehatan mental, lansia dapat meminimalkan risiko kerapuhan.

Perawatan kesehatan yang tepat dan pengelolaan kondisi kesehatan yang baik juga dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan kerapuhan pada lansia. Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki perjalanan kesehatan yang unik. 

Beberapa lansia mungkin mengalami kerapuhan dengan tingkat yang lebih tinggi, sedangkan yang lain mungkin tetap aktif dan sehat dalam usia lanjut. Dalam hal ini, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai, tetapi tidak ada jaminan bahwa seseorang akan mengalami kerapuhan pada masa tua mereka.

Fenotipe kelemahan fisik 

Pendekatan populer untuk penilaian kelemahan geriatri mencakup penilaian lima dimensi yang dihipotesiskan untuk mencerminkan sistem yang regulasi gangguannya mendasari sindrom tersebut.

Kelima dimensi tersebut adalah:

  • Berat badan Anda menyusut. Anda secara tidak sengaja kehilangan 10 pon ( kurang lebih 4,5 kg) atau lebih dalam setahun terakhir.
  • Anda merasa lemah. Anda kesulitan berdiri tanpa bantuan atau kekuatan genggaman berkurang.
  • Anda merasa lelah. Segala sesuatu yang Anda lakukan memerlukan upaya besar, atau Anda tidak dapat melakukannya selama tiga hari atau lebih hampir setiap minggu.
  • Tingkat aktivitas Anda rendah. Ini termasuk olahraga formal ditambah pekerjaan rumah tangga dan aktivitas yang Anda lakukan untuk bersenang-senang.
  • Anda berjalan perlahan. Kecepatan Anda dianggap lambat jika Anda membutuhkan waktu lebih dari enam atau tujuh detik untuk berjalan sejauh 15 kaki ( 4,57 m).

Kelima dimensi ini membentuk kriteria khusus yang menunjukkan fungsi yang merugikan, yang diimplementasikan dengan menggunakan kombinasi pengukuran yang dilaporkan sendiri dan berbasis kinerja. Mereka yang memenuhi setidaknya tiga kriteria didefinisikan sebagai "rapuh", sedangkan mereka yang tidak memenuhi salah satu dari lima kriteria tersebut didefinisikan sebagai "kuat"

Beberapa lansia ada yang masuk kriteria "rapuh" dan "kuat"
Anda masuk kriteria mana?
(Sumber: foto pensiunan 49 ceria)
Konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan untuk mendapatkan penilaian individu dan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda. Mereka dapat memberikan nasihat yang lebih terperinci tentang risiko kerapuhan dan bagaimana mencegahnya berdasarkan situasi dan kebutuhan Anda.

Kerapuhan pada lansia bukan secara langsung merupakan tanda kehancuran menuju kematian. Kerapuhan adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan lansia, tetapi tidak secara otomatis mengarah pada kematian. Namun, kerapuhan pada lansia dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kesehatan serius dan kecacatan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi harapan hidup.

Kerapuhan pada lansia dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menjalani kehidupan sehari-hari, meningkatkan risiko jatuh dan cedera, dan mengurangi kemandirian. Hal ini sering kali berdampak pada kualitas hidup dan dapat mempercepat kemunduran kesehatan pada lansia.

Perawatan yang tepat dan adekuat
memperlambat kemajuan kerapuhan pada lansia

(Sumber: foto pensiunan 49 ceria) 

Setiap individu memiliki perjalanan kesehatan yang unik, dan dampak kerapuhan pada harapan hidup dapat bervariasi. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi harapan hidup seseorang, termasuk faktor genetik, gaya hidup, lingkungan, dan adanya kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Perawatan yang tepat dan dukungan yang terjamin dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan memperlambat kemajuan kerapuhan pada lansia. Upaya untuk menerapkan pola hidup sehat, menjaga kekuatan fisik, memperhatikan nutrisi yang baik, serta menjaga hubungan sosial yang positif juga dapat berdampak positif pada kesehatan lansia.

Kerapuhan pada lansia mengacu pada kondisi fisik yang melemah seiring bertambahnya usia. Beberapa tanda dan gejala kerapuhan pada lansia dapat meliputi:

📢 Kelemahan fisik:

Lansia yang mengalami kerapuhan mungkin mengalami penurunan kekuatan fisik, seperti sulit bangun dari duduk atau kesulitan mengangkat benda berat. Mereka juga dapat merasa lelah dengan mudah dan cepat kelelahan saat melakukan aktivitas fisik ringan.

📢 Penurunan keseimbangan:

Lansia yang mengalami kerapuhan mungkin mengalami masalah dalam menjaga keseimbangan tubuh. Mereka bisa sering mengalami kesulitan berjalan atau mudah terjatuh, bahkan tanpa sebab yang jelas.

📢Penurunan massa otot:

Kerapuhan pada lansia sering disertai dengan penurunan massa otot atau atrofi otot. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kekuatan dan ketahanan fisik serta meningkatkan risiko cedera.

📢 Penurunan kepadatan tulang:

 Lansia yang mengalami kerapuhan mungkin memiliki kepadatan tulang yang rendah atau mengalami osteoporosis. Hal ini membuat mereka lebih rentan mengalami patah tulang, terutama pada pinggul, tangan, atau tulang belakang.

📢 Ketidakstabilan emosional: 

Kerapuhan pada lansia dapat berdampak pada kesejahteraan emosional. Mereka mungkin mengalami perubahan suasana hati yang tiba-tiba, menjadi cemas atau mudah marah. Penurunan kualitas hidup dan rasa terisolasi juga bisa terjadi.

📢 Penurunan fungsi kognitif: 

Pada beberapa kasus, kerapuhan dapat berdampak pada fungsi kognitif. Lansia yang mengalami kerapuhan mungkin mengalami penurunan daya ingat, kesulitan berkonsentrasi, dan masalah dalam pemecahan masalah.

📢 Peningkatan risiko komplikasi kesehatan:

Kerapuhan pada lansia dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kesehatan, seperti infeksi saluran pernapasan, patah tulang, luka tekan, dan gangguan nutrisi.

💬 Mencegah kerapuhan pada lansia melibatkan upaya untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan sosial secara keseluruhan. 

Beberapa langkah yang dapat membantu mencegah kerapuhan pada lansia:

💪 Aktivitas fisik teratur:

Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu mempertahankan kekuatan otot, keseimbangan, dan fleksibilitas. Pilih aktivitas yang sesuai dengan kondisi fisik dan minat Anda, seperti jalan santai, senam ringan, atau yoga. Konsultasikan dengan dokter atau ahli kebugaran untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai.

💪 Nutrisi seimbang: 

Pastikan asupan makanan yang seimbang dan bergizi. Konsumsi makanan yang kaya akan protein, serat, vitamin, dan mineral. Hindari makanan yang tinggi gula, lemak jenuh, dan garam berlebihan. Jaga juga kecukupan cairan dengan minum air yang cukup setiap hari.

💪 Jaga keseimbangan dan kekuatan:

Latihan keseimbangan dan kekuatan seperti latihan dengan beban ringan atau pilates dapat membantu menjaga kekuatan otot dan keseimbangan tubuh. Keseimbangan yang baik dapat mengurangi risiko jatuh dan cedera.

💪 Perawatan kesehatan yang teratur: 

Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan ikuti saran dokter. Jaga agar kondisi kesehatan Anda tetap terkontrol dan ambil langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan seperti vaksinasi.

💪 Hindari kebiasaan buruk:

Jauhi konsumsi alkohol berlebihan, merokok, dan penyalahgunaan obat-obatan. Kebiasaan buruk tersebut dapat memperburuk kondisi kesehatan dan meningkatkan risiko kerapuhan pada lansia.

💪 Pertahankan kesehatan mental:

Jaga kesehatan mental dengan menjaga hubungan sosial yang positif, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan menjaga keterlibatan intelektual seperti membaca, menulis, atau mempelajari hal-hal baru.

💪 Perhatikan keamanan di lingkungan:

Pastikan rumah Anda aman dan bebas dari potensi bahaya, seperti permukaan yang licin, pencahayaan yang buruk, dan hambatan fisik lainnya yang dapat meningkatkan risiko jatuh.

💪 Dukungan sosial:

Dapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan lansia. Bersosialisasi dan terlibat dalam kegiatan sosial dapat membantu mencegah isolasi sosial dan menjaga kesejahteraan emosional.

       💭 Pencegahan kerapuhan pada lansia merupakan upaya yang berkelanjutan dan melibatkan gaya hidup sehat secara menyeluruh. Jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan nasihat dan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.







Sumber:

https://medlineplus.gov/olderadults.html

https://medcraveonline.com/HPMIJ/aging-fragility-and-palliative-care-challenges-of-an-emerging-context.html

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4098658/

https://www.bmj.com/content/358/bmj.j4478/rr

https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/stay-strong-four-ways-to-beat-the-frailty-risk

https://en.wikipedia.org/wiki/Frailty_syndrome


Friday, 30 June 2023

Waspada Keringat Dan Parfum Bercampur, Hasilnya Wow !

        Harum adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bau atau aroma yang menyenangkan atau sedap. Ketika suatu benda atau zat mengeluarkan aroma yang enak, biasanya kita mengatakan bahwa itu harum. Bau harum dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk bunga, rempah-rempah, makanan, minuman, minyak wangi, dan lain sebagainya.

Persepsi bau harum seseorang dapat berbeda-beda tergantung pada preferensi individu dan pengalaman pribadi. Aroma yang dianggap harum oleh seseorang mungkin tidak selalu disukai oleh orang lain.

Mungkin Anda pernah pusing mencium aroma parfum seseorang yang lewat di depan Anda, atau sebaliknya Anda terpesona dengan pandangan mata tak berkedip mencium bau parfum seseorang. Jadi memang beberapa orang dapat menganggap bau bunga melati sangat harum, sementara orang lain mungkin lebih menyukai aroma jeruk atau kayu.

Pengharum (Fragrance) atau sering disebut juga sebagai parfum, adalah campuran bahan-bahan kimia yang digunakan untuk memberikan aroma pada produk-produk seperti parfum, wewangian tubuh, wewangian ruangan, atau produk perawatan pribadi lainnya

Pengharum dapat terdiri dari berbagai senyawa kimia sintetis, dan kadang-kadang juga dapat mengandung minyak wangi alami. Mereka diciptakan dengan tujuan menghasilkan aroma yang konsisten dan tahan lama. Pengharum sering kali memiliki aroma yang kompleks dan lebih kuat dibandingkan dengan minyak wangi alami.

Pengharum dapat mengandung berbagai bahan kimia tambahan, termasuk yang bersifat buatan, yang mungkin tidak ada di dalam minyak wangi alami. Oleh karena itu, bagi beberapa orang dengan sensitivitas yang tinggi atau alergi, penggunaan pengharum tertentu dapat menyebabkan reaksi negatif atau iritasi.

Parfum dan kosmetik wewangian lainnya mungkin mengandung sejumlah bahan kimia berbahaya yang menjadi perhatian, termasuk yang terkait dengan kanker, toksisitas reproduksi, alergi, dan kepekaan. Untuk melindungi diri Anda sendiri, pilih merek yang benar-benar transparan tentang kandungan wewangiannya, atau pilih produk tanpa "wewangian" pada label bahannya.

Saat memilih produk wangi, penting untuk mempertimbangkan preferensi pribadi dan sensitivitas individu terhadap aroma dan bahan kimia. Mencari produk dengan bahan alami dan menghindari paparan berlebihan dapat membantu mengurangi risiko potensial.

Reaksi keringat lansia dan pengharum

Keringat lansia dan pengharum dapat bereaksi dalam beberapa kasus tertentu, terutama jika pengharum mengandung bahan-bahan yang dapat berinteraksi dengan keringat atau menyebabkan iritasi pada kulit sensitif. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah:

💦 Reaksi alergi:

Beberapa orang, termasuk lansia, dapat mengalami reaksi alergi terhadap bahan-bahan dalam pengharum. Jika pengharum bersentuhan dengan keringat dan kulit lansia yang sensitif, ini dapat memicu reaksi alergi seperti ruam, gatal-gatal, atau iritasi kulit.

💦 Perubahan aroma: 

Keringat yang diproduksi oleh tubuh lansia dapat mempengaruhi aroma pengharum. Bahan kimia dalam pengharum dapat bereaksi dengan komponen keringat, menghasilkan aroma yang berbeda atau bahkan tidak sedap. Bau ini mungkin tidak disadari oleh yang bersangkutan, namun orang sekitar mencium bau aneh dan tidak sedap yang dapat menimbulkan pusing atau mual.

Para lansia ini sudah pasti semuanya harum,
 karena semua tersenyum
( Sumber: foto pensiun 49 ceria)

💦 Iritasi kulit: 

Penggunaan pengharum yang mengandung bahan kimia keras atau potensial dapat menyebabkan iritasi kulit pada lansia, terutama jika mereka memiliki kulit yang sensitif atau kondisi kulit tertentu. Kombinasi pengharum dengan keringat dapat memperburuk iritasi kulit.

Pengawas lansia ini sudah harum,
 namun kalah "harum" dengan 2 makhluk di depannya😊
( Sumber: foto paguyuban pengawas purna )

Penggunaan pengharum ruangan atau benda wangi pada lansia harus diperhatikan dengan hati-hati. Beberapa hal perlu dipertimbangkan:

💨 Kepekaan terhadap aroma: 

Lansia mungkin memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap bau atau aroma tertentu. Beberapa dari mereka dapat mengalami kesulitan pernapasan atau iritasi saat terpapar aroma yang kuat. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan reaksi individu terhadap pengharum ruangan dan memastikan bahwa mereka tidak menyebabkan tidak nyaman atau masalah kesehatan.

💨 Pengaruh kesehatan:

Lansia mungkin memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit pernapasan atau alergi, yang membuat mereka lebih rentan terhadap iritasi dari pengharum ruangan. Sebelum menggunakan pengharum, penting untuk mempertimbangkan kondisi kesehatan mereka dan berkonsultasi dengan profesional medis jika diperlukan.

💨 Interaksi dengan obat-obatan: 

Beberapa lansia mungkin mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat berinteraksi dengan pengharum ruangan atau benda wangi. Pengharum tertentu dapat mempengaruhi efektivitas obat atau menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk memastikan bahwa penggunaan pengharum tidak akan bertentangan dengan pengobatan yang sedang mereka jalani.

💨 Keamanan: 

Penggunaan pengharum yang berlebihan atau tidak tepat dapat meningkatkan risiko kecelakaan, terutama jika lansia memiliki masalah kognitif atau kesulitan mobilitas. Misalnya, pengharum yang ditempatkan di tempat yang mudah dijangkau atau berpotensi tertelan dapat menyebabkan masalah jika lansia tidak menyadarinya.

         💬 Sangat disarankan untuk memastikan kebersihan ruangan dan menjaga kebersihan pribadi lansia. Menggunakan sabun dan produk perawatan pribadi yang lembut dengan aroma ringan dapat memberikan kesegaran tanpa menyebabkan masalah kesehatan. Jika ada kebutuhan untuk menyegarkan aroma di ruangan, pilihan yang lebih aman adalah menggunakan sumber alami seperti bunga segar atau ventilasi yang baik.

         💭 Pengharum ruangan atau benda wangi tertentu dapat memicu atau memperburuk gejala pada beberapa individu, terutama bagi mereka yang memiliki sensitivitas atau alergi terhadap bahan kimia atau aroma tertentu

Beberapa kondisi atau masalah kesehatan yang dapat timbul akibat penggunaan pengharum yang berlebihan atau tidak tepat meliputi:

😇 Alergi: 

Pengharum dapat menjadi pemicu alergi pada beberapa orang. Mereka dapat menyebabkan reaksi alergi seperti bersin, hidung berair, gatal-gatal, mata berair, dan ruam kulit.

😇 Asma:

Aroma yang kuat atau bahan kimia dalam pengharum ruangan dapat memicu serangan asma pada individu yang menderita kondisi ini. Mereka dapat mengalami kesulitan bernapas, batuk, mengi, dan sesak napas.

😇 Sakit kepala:

Bau yang kuat atau aroma yang terlalu dominan dapat menyebabkan sakit kepala pada beberapa orang, terutama mereka yang memiliki sensitivitas terhadap bau tertentu.

😇 Iritasi saluran pernapasan: 

Pengharum yang mengandung bahan kimia tertentu dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, terutama pada individu yang memiliki masalah pernapasan seperti bronkitis kronis atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

😇 Gangguan neurologis: 

Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara paparan jangka panjang terhadap bahan kimia dalam pengharum ruangan dengan peningkatan risiko gangguan neurologis, termasuk sakit kepala, kecemasan, dan depresi.

😇 Gangguan hormonal:

Beberapa pengharum ruangan mengandung senyawa kimia yang dapat mengganggu keseimbangan hormonal dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat berdampak pada sistem endokrin.

😇 Polusi udara dalam ruangan:

Pengharum yang mengandung senyawa organik volatil (Volatile Organic Compounds/VOCs) dapat menghasilkan polusi udara dalam ruangan. Paparan jangka panjang terhadap VOCs dapat berkontribusi pada kualitas udara dalam ruangan yang buruk dan dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, gangguan kesehatan pernapasan, atau masalah kesehatan lainnya.

😇 Tremor :

Munculnya tremor atau gemetaran di bagian tangan dan kaki, disebabkan oleh kesalahan antara jaringan pusat di otak dan jaringan yang diperintahkan. Kandungan kimia pengharum ruangan yang terhirup dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan tremor yang lebih serius karena secara tak langsung ia mengganggu sistem saraf.

        💭 Penting untuk diingat bahwa respons terhadap pengharum dapat bervariasi di antara individu. Beberapa orang mungkin lebih sensitif daripada yang lain. Jika Anda atau seseorang dalam lingkungan Anda mengalami gejala yang mencurigakan setelah terpapar pengharum, disarankan untuk menghindari paparan tersebut dan berkonsultasi dengan profesional medis untuk diagnosis dan pengelolaan yang tepat.

Untuk lansia, penting untuk memilih pengharum yang tidak berpotensi menyebabkan iritasi atau masalah kesehatan. Beberapa pengharum yang lebih aman dan cocok untuk lansia adalah:

🌼  Aroma alami:

Memilih pengharum yang menggunakan bahan-bahan alami seperti minyak esensial dari bunga atau tumbuhan dapat menjadi pilihan yang baik. Minyak esensial seperti lavender, chamomile, atau peppermint dapat memberikan aroma yang menenangkan dan tidak terlalu kuat.

🌼 Produk hypoallergenic

Cari pengharum atau produk wangi yang dirancang khusus untuk orang dengan sensitivitas kulit atau alergi. Produk-produk ini biasanya mengandung bahan-bahan yang lebih lembut dan tidak mengandung bahan kimia yang berpotensi menyebabkan iritasi.

🌼 Pilihan yang lembut:

Pilih pengharum dengan aroma yang lembut dan tidak terlalu kuat. Aroma yang terlalu kuat dapat menyebabkan tidak nyaman bagi lansia yang memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap bau.

🌼 Pengharum alami dalam lingkungan:

Daripada menggunakan pengharum buatan, Anda juga dapat mencoba menghadirkan aroma alami ke dalam ruangan dengan cara meletakkan bunga segar atau potpourri yang terbuat dari bahan alami.

🌼 Ventilasi yang baik:

Memastikan ventilasi yang baik di dalam ruangan juga dapat membantu mengurangi kebutuhan akan pengharum. Udara segar dan sirkulasi yang baik dapat membantu menjaga kebersihan udara di dalam ruangan.

🌼 Pengharum dengan sifat relaksasi atau aromaterapi

Beberapa pengharum dapat memiliki efek relaksasi atau menenangkan yang dapat bermanfaat bagi lansia. Aroma seperti lavender, chamomile, atau lemon dapat membantu menciptakan suasana yang tenang dan menenangkan.

        💭 Selalu penting untuk mengamati reaksi lansia terhadap pengharum yang digunakan. Jika ada tanda-tanda tidak nyaman atau reaksi negatif, penggunaan pengharum harus dihentikan atau diganti dengan alternatif yang lebih cocok.

       💬  Jika Anda memiliki kekhawatiran khusus terkait kesehatan lansia dengan pengharum, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional medis untuk saran yang lebih spesifik.






Sumber:

https://www.safecosmetics.org/red-list/

https://www.ewg.org/areas-focus/personal-care-products

https://www.fragrancefreeliving.com/

https://www.chemicalsafetyfacts.org/chemicals/fragrances/