Menguap sangat erat kaitannya dengan rasa kantuk dan lelah. Tetapi aktivitas ini tidak hanya disebabkan oleh kedua hal tersebut. Ada banyak hal yang bisa membuat seseorang menguap, termasuk penyakit atau kondisi yang perlu diwaspadai.
Saat mengantuk, tubuh kita cenderung melakukan beberapa tanda fisik yang menunjukkan kelelahan. Salah satu tanda tersebut adalah menguap ( yawning). Belum sepenuhnya dipahami alasan pasti mengapa kita menguap saat mengantuk .
Beberapa teori yang mencoba menjelaskan fenomena ini.
📢 Teori pernapasan:
Salah satu teori yang umum adalah bahwa menguap dapat membantu menghirup udara segar dan mengalirkannya ke dalam tubuh. Ketika kita menguap, ukuran mulut dan rongga tenggorokan kita membesar, memungkinkan lebih banyak udara masuk. Udara yang masuk ini bisa membantu mengoksidasi otak dan meningkatkan kewaspadaan sementara.
📢 Teori pendinginan otak:
Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa menguap dapat membantu menyejukkan otak. Ketika kita menguap, aliran darah meningkat ke kepala, dan ini bisa membantu mendinginkan otak yang telah bekerja keras. Penelitian juga menunjukkan bahwa suhu otak yang lebih rendah dapat berhubungan dengan tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi.
📢 Teori peningkatan perhatian sosial:
Menguap dapat menular, artinya ketika satu orang menguap, orang lain cenderung merasakan dorongan untuk menguap juga. Ini dapat menjadi mekanisme sosial yang memungkinkan kelompok tetap terjaga bersama-sama. Dalam situasi sosial, menguap dapat bertindak sebagai sinyal yang menunjukkan kelelahan, dan orang lain di sekitar kita dapat menangkap sinyal tersebut dan mengambil tindakan yang sesuai.
Dalam situasi sosial, menguap dapat bertindak sebagai sinyal yang menunjukkan kelelahan. (Sumber: foto forum warga 09/09) |
📢 Tekanan Telinga:
Jika Anda pernah berada di pesawat sebelumnya, Anda mungkin pernah mengalami tekanan telinga yang tidak nyaman karena perubahan ketinggian. Meski bukan tujuan utama menguap, menguap bisa meredakan tekanan di telinga Anda.
💬 Meskipun beberapa teori tersebut telah diajukan, penelitian tentang mengapa kita menguap saat mengantuk masih terus berlangsung, dan alasan pasti masih belum sepenuhnya dipahami.
Rata-rata manusia menguap lima sampai 10 kali sehari, Namun, orang yang mengalami menguap berlebihan cenderung menguap lebih sering setiap harinya. Dalam beberapa studi kasus, orang yang menguap berlebihan dilaporkan menguap hingga 100 kali dalam sehari.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan lansia (orang tua) sering menguap:
😅 Penurunan energi:
Lansia cenderung mengalami penurunan energi dan kelelahan secara umum. Kondisi ini dapat membuat mereka lebih sering merasa mengantuk dan kemudian menguap.
😅 Perubahan pola tidur:
Lansia sering mengalami perubahan pola tidur, seperti kesulitan tidur malam atau tidur yang tidak nyenyak. Kurangnya tidur yang cukup dapat menyebabkan rasa mengantuk dan meningkatkan kecenderungan untuk menguap.
😅 Perubahan fisik:
Penurunan elastisitas otot-otot wajah dan mulut pada lansia dapat membuat mereka lebih cenderung menguap secara refleks. Selain itu, penurunan aliran udara ke otak juga dapat mempengaruhi tingkat kewaspadaan dan menyebabkan menguap yang lebih sering.
😅 Efek obat-obatan:
Beberapa obat yang umumnya dikonsumsi oleh lansia, seperti obat penenang atau obat tidur, dapat menyebabkan rasa mengantuk yang lebih sering dan kemudian memicu menguap.
😅 Perubahan hormonal:
Perubahan hormonal yang terjadi seiring dengan penuaan dapat mempengaruhi regulasi tidur dan kewaspadaan. Hal ini dapat menyebabkan lansia mengalami kantuk dan menguap lebih sering.
💭 Meskipun menguap adalah fenomena yang umum terjadi pada lansia, penting untuk diingat bahwa setiap individu dapat memiliki faktor yang berbeda-beda.
Sumber: https://lifestyle.solopos.com |
Menguap secara umum tidak dianggap sebagai gejala penyakit yang serius. Namun, dalam beberapa kasus, menguap berlebihan atau persisten dapat menjadi tanda atau gejala dari kondisi medis tertentu.
Beberapa contoh penyakit yang mungkin terkait dengan menguap adalah:
💥 Gangguan tidur:
Gangguan tidur seperti sleep apnea atau insomnia dapat menyebabkan kelelahan berlebihan dan kantuk yang berlebihan, yang dapat memicu menguap yang sering.
💥 Gangguan neurologis:
Beberapa kondisi neurologis, seperti penyakit Parkinson, stroke, atau epilepsi, dapat mempengaruhi regulasi tidur dan tingkat kewaspadaan, yang dapat menyebabkan menguap yang lebih sering.
💥 Gangguan psikologis:
Kondisi seperti depresi, kecemasan, atau stres kronis dapat mempengaruhi pola tidur dan kelelahan, yang mungkin berhubungan dengan menguap berlebihan.
💥 Penyakit menular:
Beberapa infeksi atau penyakit menular dapat menyebabkan kelelahan dan mengantuk, yang kemudian dapat memicu menguap.
💥 Gangguan metabolik:
Beberapa gangguan metabolik, termasuk hipotiroidisme (kurangnya produksi hormon tiroid) atau diabetes, dapat menyebabkan kelelahan dan mengantuk yang berlebihan, yang dapat memicu menguap yang lebih sering.
💥 Efek obat-obatan:
Beberapa obat tertentu, seperti antidepresan, antihistamin, atau obat penenang, dapat menyebabkan efek samping berupa mengantuk dan menguap.
Penting untuk diingat bahwa menguap biasanya tidak merupakan gejala tunggal yang dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit.
Sumber: https://bangka.tribunnews.com/ |
Menguap bukanlah gejala yang spesifik untuk suatu penyakit tertentu. Namun, ada beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan menguap sebagai salah satu gejalanya.
Untuk membantu mencegah menguap yang berlebihan pada lansia, beberapa kiat dapat dicoba:
😛 Tidur yang cukup:
Pastikan lansia mendapatkan waktu tidur yang cukup dan kualitas tidur yang baik. Ajarkan mereka rutinitas tidur yang teratur, ciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan bantu mereka mengatasi masalah tidur seperti insomnia atau sleep apnea jika diperlukan.
😛 Aktivitas fisik:
Dorong lansia untuk tetap aktif secara fisik dalam batas kemampuan mereka. Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu menjaga energi dan mengurangi kelelahan berlebihan.
😛 Hindari stimulan:
Batasi konsumsi kafein dan makanan atau minuman lain yang mengandung stimulan, terutama menjelang waktu tidur. Stimulan seperti kafein dapat mempengaruhi pola tidur dan menyebabkan kantuk yang lebih sering.
😛 Penuhi kebutuhan nutrisi:
Pastikan lansia mendapatkan nutrisi yang seimbang dan cukup. Asupan makanan yang baik dapat membantu menjaga energi dan mengurangi kelelahan.
😛 Hindari lingkungan yang membosankan:
Upayakan untuk menciptakan lingkungan yang menarik dan menstimulasi bagi lansia. Aktivitas sosial, hobi, dan kegiatan yang menyenangkan dapat membantu menjaga kewaspadaan dan mengurangi kelelahan.
😛 Jaga kualitas udara:
Pastikan udara di sekitar lansia bersih dan segar. Udara yang kualitasnya buruk dapat mempengaruhi tingkat oksigen dalam tubuh dan menyebabkan kelelahan serta menguap.
😛 Perhatikan efek obat-obatan:
Jika lansia mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan mengantuk atau menguap, bicarakan dengan dokter tentang opsi pengaturan dosis atau penggantian obat yang lebih cocok.
😛 Rutin memeriksakan kesehatan:
Lansia sebaiknya menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur untuk memantau kondisi fisik dan memastikan tidak ada masalah kesehatan yang mendasarinya.
Selalu penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis atau dokter untuk mendapatkan nasihat yang sesuai berdasarkan kondisi kesehatan lansia masing-masing.
Secara khusus, tidak ada makanan yang dapat secara langsung mengobati atau mengurangi menguap pada lansia. Makanan yang sehat dan bergizi dapat membantu menjaga energi dan kesehatan secara umum, yang dapat mengurangi kelelahan dan mungkin berkontribusi pada menguap yang berlebihan.
Beberapa saran makanan sehat yang dapat dipertimbangkan dalam diet lansia, antara lain:
🍑 Buah dan sayuran:
Konsumsi beragam buah dan sayuran segar yang kaya akan vitamin, mineral, serat, dan antioksidan. Buah-buahan seperti jeruk, apel, dan pisang, serta sayuran hijau dan berwarna-warni seperti brokoli, wortel, dan bayam, dapat memberikan energi dan nutrisi penting.
🍑 Protein sehat:
Sertakan sumber protein sehat dalam diet, seperti ikan, ayam tanpa kulit, kacang-kacangan, tahu, atau telur. Protein membantu menjaga kekuatan otot dan memberikan energi yang berkelanjutan.
🍑 Karbohidrat kompleks:
Pilih karbohidrat kompleks seperti roti gandum, nasi merah, dan oatmeal, yang memberikan energi yang stabil dan tahan lama.
🍑 Lemak sehat:
Konsumsi lemak sehat dalam jumlah yang tepat, seperti lemak dari alpukat, kacang-kacangan, ikan berlemak seperti salmon, dan minyak zaitun. Lemak sehat membantu menjaga kesehatan otak dan memberikan energi.
🍑 Minum cukup air:
Pastikan lansia mengonsumsi cukup air setiap hari. Dehidrasi dapat menyebabkan kelelahan dan memperburuk gejala menguap.
Meskipun tidak ada makanan ajaib yang secara langsung dapat mengobati menguap pada lansia, mengadopsi pola makan sehat secara umum dapat membantu menjaga kesehatan secara keseluruhan dan meningkatkan tingkat energi. Selalu penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk saran yang sesuai sesuai dengan kebutuhan spesifik lansia.
Sumber:
https://www.sleepfoundation.org/sleep-faqs/why-do-you-yawn
https://www.webmd.com/sleep-disorders/what-to-know-about-yawning
https://www.webmd.com/sleep-disorders/what-to-know-about-yawning