Orang yang berlebihan mencari pujian sering kali disebut sebagai "narcissist" atau "narsisistik." Narsisisme adalah karakteristik psikologis yang menggambarkan seseorang yang memiliki perasaan berlebihan akan kepentingan diri sendiri, perasaan superioritas, dan keinginan kuat untuk dipuji atau diakui oleh orang lain.
Beberapa keluarga melaporkan bahwa perilaku kerabat mereka yang narsis semakin memburuk seiring bertambahnya usia. Seiring bertambahnya usia, semua membutuhkan lebih banyak perhatian dan dukungan dari orang-orang di sekitar. Seorang narsisis lanjut usia bergumul dengan gagasan untuk terlihat lemah atau bergantung pada orang lain. Dalam beberapa kasus, narsisisme bisa menjadi ciri kepribadian yang dominan dan mengganggu dalam hubungan inter personal.
Narsisisme bisa menjadi ciri kepribadian yang dominan. (Sumber: foto LPC- Lansia) |
Ada dua jenis narsisisme yang umum dibahas dalam konteks ini:
π Narsisisme Naratif:
Orang yang menderita narsisisme naratif cenderung bercerita tentang diri mereka sendiri secara berlebihan, mencari perhatian dengan menceritakan kisah-kisah yang mengesankan tentang diri mereka sendiri, dan berusaha agar orang lain memberikan pengakuan terhadap pencapaian atau karakteristik mereka.
π Narsisisme Grandiose:
Orang dengan narsisisme grandiose memiliki perasaan yang sangat tinggi akan diri sendiri, merasa lebih unggul daripada orang lain, dan mencari pengakuan dan pujian sebagai cara untuk mempertahankan perasaan superioritas mereka.
Narsisisme memiliki perasaan yang sangat tinggi akan diri sendiri. (Sumber: foto canva.com) |
Narsisisme adalah ciri kepribadian kompleks dan dapat bervariasi dalam tingkat keparahan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku narsisistik, dan seseorang dapat mengalami kesulitan atau kesengsaraan yang signifikan akibat narsisisme.
Beberapa ciri perilaku yang mungkin dapat diamati pada lansia yang memiliki kecenderungan untuk mencari pujian atau pengakuan:
π Pencarian perhatian berlebihan:
Mereka mungkin mencoba untuk menarik perhatian orang lain dengan cara yang mencolok atau mencari kesempatan untuk berbicara tentang diri mereka sendiri secara berlebihan.
π Cerita-cerita berulang:
Lansia yang mencari pujian mungkin sering kali mengulangi cerita atau pencapaian yang mengesankan dari masa lalu sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan atau pujian dari orang lain.
π Keinginan untuk diberi pujian:
Mereka mungkin secara terbuka mengungkapkan keinginan mereka untuk dipuji atau diakui oleh orang lain atas apa yang mereka lakukan atau capai.
π Perubahan dalam tingkat sosial:
Ada kemungkinan bahwa lansia yang lebih dulu introvert atau tidak terlalu mencari perhatian dapat mengalami perubahan dalam perilaku sosial mereka saat bertambahnya usia.
π Isolasi sosial:
Meskipun tidak semua lansia mencari pujian, beberapa mungkin mengalami isolasi sosial karena perubahan perilaku mereka atau kesulitan berinteraksi dengan orang lain.
π Kecenderungan untuk mencela orang lain:
Lansia yang mencari pujian dapat mencoba untuk mendapatkan pengakuan dengan mencela atau mengkritik orang lain.
Perubahan perilaku pada lansia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan fisik dan kognitif yang terjadi seiring bertambahnya usia, isolasi sosial, atau gangguan kesehatan mental.
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi seseorang, termasuk lansia, untuk berlebihan mencari pujian atau pengakuan :
π Kurangnya Perasaan Dihargai:
Lansia mungkin merasa kurang dihargai atau tidak lagi mendapatkan perhatian yang mereka butuhkan dari orang lain. Ini bisa terjadi karena faktor-faktor seperti pensiun, kematian pasangan hidup, isolasi sosial, atau perubahan dalam dinamika hubungan. Meskipun gangguan kepribadian narsistik tampaknya menimbulkan tantangan bagi orang lanjut usia, tingkat narsisme yang lebih rendah tampaknya bertindak sebagai pertahanan terhadap kesepian. Orang lanjut usia dengan tingkat narsisme subklinis cenderung mencari lebih banyak peluang untuk berinteraksi sosial, sehingga menghasilkan kesehatan mental dan emosional yang lebih baik.
Lansia merasa kurang dihargai. (Sumber: foto canva.com) |
π Kehilangan Identitas:
Setelah pensiun atau perubahan besar dalam hidup, seseorang dapat mengalami kesulitan dalam menjaga rasa identitas mereka. Mencari pujian atau pengakuan dapat menjadi cara untuk mengisi kekosongan ini atau untuk merasa relevan dalam kehidupan sehari-hari.
π Perasaan Kesepian:
Lansia yang menghadapi kesepian atau isolasi sosial mungkin mencari pujian sebagai cara untuk mendapatkan interaksi sosial atau merasa lebih terhubung dengan orang lain.
π Perubahan Kesehatan Mental:
Beberapa masalah kesehatan mental, seperti depresi atau kecemasan, dapat memengaruhi perilaku dan kebutuhan seseorang untuk mendapatkan perhatian positif. Orang yang merasa tidak aman atau cemas mungkin mencari pujian sebagai cara untuk mengurangi perasaan negatif tersebut.
π Perubahan Kesehatan Fisik:
Kehilangan kesehatan fisik atau kemampuan fisik dapat membuat seseorang merasa tidak lagi memiliki nilai atau relevansi. Mencari pengakuan bisa menjadi cara untuk mengatasi perasaan ini.
π Kurangnya Aktivitas Sosial atau Hobi:
Ketika seseorang kurang memiliki aktivitas sosial atau hobi yang memenuhi waktu luang mereka, mereka mungkin mencari pujian sebagai pengganti untuk mengisi waktu dan memberikan rasa makna.
π Perubahan Kognitif:
Perubahan dalam fungsi kognitif atau penyakit seperti demensia dapat memengaruhi kontrol impuls dan perilaku seseorang, termasuk kebutuhan untuk mencari pujian.
Menjadi gejala atau tanda penyakit mental atau kondisi lain yang mungkin memengaruhi seseorang, termasuk lansia.
Beberapa kondisi yang mungkin berhubungan dengan perilaku berlebihan mencari pujian pada lansia, antara lain:
π° Depresi:
Depresi dapat memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan dunia dan orang lain. Beberapa orang yang mengalami depresi dapat mencari pujian atau perhatian sebagai cara untuk mengatasi perasaan negatif yang mereka rasakan.
π° Gangguan Kecemasan:
Gangguan kecemasan, seperti gangguan kecemasan sosial, dapat membuat seseorang mencari validasi dari orang lain untuk mengatasi perasaan cemas dan tidak aman.
π° Gangguan Kepribadian Narsistik:
Meskipun narsisisme biasanya dikaitkan dengan perilaku berlebihan mencari pujian, ini bisa menjadi tanda dari gangguan kepribadian narsistik. Gangguan kepribadian narsistik adalah gangguan mental yang melibatkan keinginan yang kuat untuk dipuji dan perasaan superioritas yang berlebihan.
Narsistik memiliki keinginan kuat untuk dipuji. (Sumber: foto canva.com) |
π° Perubahan Kognitif:
Lansia dengan perubahan kognitif, seperti demensia, mungkin mengalami perubahan dalam perilaku sosial dan kebutuhan untuk mendapatkan perhatian. Ini bisa menjadi bagian dari perubahan kepribadian yang terkait dengan demensia.
Perilaku berlebihan mencari pujian pada lansia dapat memiliki berbagai penyebab, dan tidak selalu berkaitan dengan kondisi medis atau mental tertentu.
Perilaku narsisistik adalah karakteristik kepribadian yang kompleks dan bisa menjadi tantangan untuk diobati sepenuhnya.
Beberapa pendekatan terapeutik dan strategi dapat membantu individu yang mengalami perilaku narsisistik, terutama jika perilaku tersebut mengganggu hubungan mereka atau kualitas hidup mereka.
Beberapa pendekatan yang dapat dipertimbangkan:
π Terapi Psikoterapi:
Terapi psikoterapi adalah pendekatan yang umum digunakan dalam mengatasi perilaku narsisistik. Terapis dapat membantu individu untuk memahami perasaan, perilaku, dan motif di balik perilaku narsisistik mereka. Terapi kognitif perilaku (CBT), terapi dialektikal perilaku (DBT), terapi psikoanalitik, atau terapi kelompok adalah beberapa jenis terapi yang dapat efektif. Terapi dapat membantu individu:
- Mengidentifikasi pola perilaku narsisistik.
- Mempahami akar penyebab perilaku tersebut.
- Mengembangkan perasaan empati terhadap orang lain.
- Belajar mengelola emosi dan mengurangi tingkat kecenderungan narsistik.
π Terapi Keluarga:
Terapi keluarga dapat membantu memperbaiki hubungan antara individu narsisistik dan anggota keluarga mereka. Hal ini dapat membantu anggota keluarga belajar berkomunikasi lebih efektif, memahami perasaan mereka sendiri, dan membatasi perasaan kecemasan yang dapat muncul dalam hubungan dengan individu narsisistik.
π Perubahan Gaya Hidup:
Mengubah gaya hidup dengan fokus pada kesejahteraan fisik dan mental dapat membantu mengurangi perilaku narsisistik. Ini termasuk mengadopsi pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan mendapatkan cukup tidur. Perubahan ini dapat membantu individu merasa lebih sehat secara keseluruhan.
π Dukungan Sosial:
Mempertahankan hubungan sosial yang sehat dan mendukung dapat membantu mengimbangi perilaku narsisistik. Mendapatkan dukungan dari teman, keluarga, atau kelompok dukungan dapat membantu individu memahami perasaan mereka dan mengurangi perasaan isolasi.
π Pendekatan Holistik:
Pendekatan holistik yang mencakup perawatan fisik, mental, dan sosial dapat membantu individu narsisistik mencapai keseimbangan dalam hidup mereka. Ini dapat melibatkan berbagai spesialis kesehatan, seperti psikolog, psikiater, ahli gizi, dan pelatih kesejahteraan
Individu dengan perilaku narsisistik sering kali tidak merasa ada yang salah dengan perilaku mereka, dan pengobatan mungkin memerlukan waktu dan kerja sama yang baik dari individu tersebut. Juga, pendekatan terapeutik yang paling sesuai dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan situasi individu. Konsultasikan dengan seorang profesional kesehatan mental untuk menilai situasi secara lebih mendalam dan merencanakan perawatan yang sesuai.
Sumber:
https://bluemoonseniorcounseling.com/narcissistic-personality-disorder-in-seniors
https://mantracare.org/therapy/narcissistic/aging-narcissistic/
https://academic.oup.com/psychsocgerontology/article/78/9/1493/7142622