Fraktur panggul pada lansia adalah patah tulang pada daerah panggul, yang terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun. Fraktur panggul pada lansia adalah cedera serius yang umumnya terjadi akibat trauma, seperti jatuh. Kondisi ini dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan dan mobilitas lansia, dan sering memerlukan perawatan medis yang intensif.
Fraktur tulang panggul sering terjadi karena jatuh. (Sumber: foto LPC-Lansia) |
Tulang-tulang yang membentuk panggul, meliputi:
- Sakrum (tulang besar berbentuk segitiga di dasar tulang belakang Anda).
- Tulang ekor (tulang ekor).
- Tulang pinggul, yang meliputi ilium, iskium dan pubis.
Bentuk tulang panggul. (Sumber: foto canva.com) |
Bersama-sama, tulang-tulang ini membentuk apa yang disebut cincin panggul. Panggul adalah struktur yang sangat stabil yang melindungi banyak saraf, pembuluh darah , dan organ penting, termasuk organ reproduksi internal, kandung kemih, dan bagian bawah saluran pencernaan. Ini juga bertindak sebagai jangkar bagi otot-otot kaki.
Fraktur panggul pada lansia dapat terjadi di berbagai bagian panggul, termasuk tulang panggul besar yang disebut tulang panggul (pelvis) atau di salah satu tulang paha (femur). Fraktur femur pada lansia, terutama yang terjadi di leher femur (fraktur leher femur), adalah jenis fraktur panggul yang umum.
Istilah medis untuk fraktur panggul adalah "fraktur pelvis" atau "pelvic fracture". Mengacu pada patah tulang pada daerah panggul atau pelvis. Fraktur panggul dapat terjadi di berbagai bagian pelvis, termasuk tulang panggul besar (pelvic bones) atau bahkan di salah satu tulang paha (femur) yang melekat pada panggul. Fraktur panggul pada lansia umumnya mengacu pada patah tulang pada daerah panggul tersebut dan merupakan kondisi medis serius yang memerlukan perawatan segera.
Beberapa tanda dan gejala patah tulang panggul, antara lain:
- Mengalami nyeri di selangkangan, pinggul dan/atau punggung bawah .
- Mengalami nyeri yang lebih hebat saat berjalan atau menggerakkan kaki.
- Mengalami mati rasa atau kesemutan di area selangkangan atau kaki.
- Mengalami rasa sakit di perut Anda.
- Susah buang air kecil.
- Mengalami kesulitan berjalan atau berdiri.
π΄ Mobilitas Terbatas:
Fraktur panggul sering menyebabkan lansia sulit untuk bergerak atau berjalan. Ini dapat membatasi kemandirian mereka dalam aktivitas sehari-hari.
Fraktur panggul menyulitkan mobilitas lansia. (Sumber: foto canva.com) |
π΄ Risiko Komplikasi:
Lansia yang mengalami fraktur panggul memiliki risiko tinggi untuk mengalami komplikasi, seperti infeksi, trombosis vena dalam (DVT), emboli paru, atau pneumonia.
π΄ Ketergantungan pada Perawatan Lain:
Banyak lansia yang mengalami fraktur panggul akan memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga dalam perawatan sehari-hari dan rehabilitasi.
π΄ Kematian:
Fraktur panggul pada lansia dapat berujung fatal, terutama jika komplikasi serius terjadi atau jika kondisi medis yang sudah ada semakin memburuk.
π¬ Pengelolaan fraktur panggul pada lansia melibatkan perawatan medis segera, seperti operasi bedah atau tindakan lain untuk mengembalikan tulang ke posisi semula. Rehabilitasi dan perawatan jangka panjang mungkin diperlukan untuk membantu pemulihan dan mengembalikan mobilitas. Pencegahan jatuh pada lansia dan perawatan osteoporosis (jika ada) adalah langkah-langkah penting dalam mengurangi risiko fraktur panggul pada populasi lansia.
Fraktur panggul dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan penyebabnya sering kali melibatkan kombinasi beberapa faktor risiko.
Beberapa faktor penyebab fraktur panggul meliputi:
π Jatuh:
Jatuh adalah penyebab paling umum fraktur panggul, terutama pada lansia. Lansia cenderung memiliki keseimbangan yang kurang stabil dan kekuatan otot yang berkurang, sehingga lebih rentan terhadap jatuh.
πOsteoporosis:
Osteoporosis adalah kondisi di mana kepadatan tulang menurun, membuat tulang menjadi lebih rapuh dan rentan terhadap patah tulang. Fraktur panggul sering terjadi pada individu dengan osteoporosis.
πTrauma:
Selain jatuh, trauma lainnya seperti kecelakaan kendaraan bermotor atau kecelakaan lainnya dapat menyebabkan fraktur panggul.
Kecelakaan di rumah dapat menyebabkan fraktur panggul. (Sumber: foto canva.com) |
πPenyakit atau Kondisi Medis:
Beberapa kondisi medis, seperti kanker tulang, infeksi tulang, atau osteogenesis imperfecta (penyakit tulang rapuh), dapat meningkatkan risiko fraktur panggul.
πTingkat Kegiatan Fisik:
Tingkat aktivitas fisik yang rendah atau kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penurunan massa otot dan kekuatan tulang, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko fraktur panggul.
πNutrisi yang Buruk:
Kekurangan nutrisi, terutama defisiensi vitamin D dan kalsium, dapat memengaruhi kesehatan tulang dan meningkatkan risiko fraktur panggul.
πUmur:
Lansia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami fraktur panggul karena perubahan dalam struktur dan kekuatan tulang serta penurunan kekuatan otot yang biasanya terjadi seiring bertambahnya usia.
πGender:
Wanita memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami fraktur panggul dibandingkan dengan pria, terutama karena mereka cenderung memiliki kepadatan tulang yang lebih rendah dan juga lebih rentan terhadap osteoporosis.
πPenyakit Terkait:
Beberapa kondisi medis seperti penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, atau gangguan keseimbangan dapat meningkatkan risiko jatuh dan oleh karena itu meningkatkan risiko fraktur panggul.
πKonsumsi Alkohol dan Merokok:
Konsumsi alkohol berlebihan dan merokok dapat merusak kesehatan tulang, meningkatkan risiko jatuh, dan berkontribusi pada fraktur panggul.
Mencegah fraktur panggul pada lansia adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan mereka.
Beberapa langkah yang dapat membantu mencegah fraktur panggul pada lansia:
πͺ Meningkatkan Keseimbangan dan Kekuatan Otot:
Melakukan latihan fisik yang teratur, terutama latihan kekuatan dan keseimbangan, dapat membantu memperkuat otot dan menjaga keseimbangan tubuh. Ini akan membantu lansia menghindari jatuh.
πͺ Pemantauan Kesehatan Tulang:
Lansia yang memiliki risiko tinggi osteoporosis sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengevaluasi kesehatan tulang mereka. Tes densitometri tulang dapat membantu dalam menilai kepadatan tulang.
πͺ Asupan Kalsium dan Vitamin D:
Pastikan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup, karena kedua nutrisi ini penting untuk kesehatan tulang. Jika diperlukan, pertimbangkan suplemen di bawah pengawasan dokter.
πͺ Penglihatan dan Pendengaran yang Baik:
Gangguan penglihatan dan pendengaran dapat meningkatkan risiko jatuh. Rutin memeriksa penglihatan dan pendengaran, serta menggunakan alat bantu jika diperlukan, adalah langkah penting.
πͺ Perbaikan Keamanan Rumah:
Membuat rumah lebih aman dengan menghilangkan hambatan seperti tikar yang bergelombang, kabel yang tergeletak di lantai, atau permukaan licin dapat mengurangi risiko jatuh.
πͺ Pemantauan Obat:
Lansia sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter atau apoteker mengenai obat-obatan yang mereka konsumsi. Beberapa obat dapat menyebabkan pusing atau gangguan keseimbangan.
πͺ Alkohol dan Merokok:
Membatasi konsumsi alkohol dan berhenti merokok adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan tulang dan mengurangi risiko jatuh.
πͺ Penggunaan Alat Bantu:
Jika diperlukan, lansia dapat menggunakan alat bantu seperti tongkat atau walker untuk membantu menjaga keseimbangan dan mencegah jatuh.
πͺ Pemantauan Kesehatan Umum:
Mempertahankan kesehatan umum dengan menjaga berat badan yang sehat, menghindari dehidrasi, dan mengelola kondisi medis seperti diabetes atau tekanan darah tinggi dapat membantu mencegah risiko jatuh.
πͺ Edukasi dan Kesadaran:
Lansia dan keluarga mereka sebaiknya memahami risiko fraktur panggul dan tindakan pencegahan yang diperlukan. Kesadaran akan faktor risiko dapat membantu dalam mengambil langkah-langkah yang tepat.
Perawatan fraktur panggul pada lansia melibatkan berbagai langkah medis dan rehabilitasi untuk memfasilitasi penyembuhan dan pemulihan.
Pengobatan fraktur panggul pada lansia umumnya melibatkan tindakan-tindakan berikut:
π Evaluasi Medis Awal:
Pasien dengan fraktur panggul harus segera menerima perawatan medis. Evaluasi awal oleh tim medis akan mencakup pemeriksaan fisik, radiografi, dan penilaian keseluruhan kondisi kesehatan.
π Stabilisasi Tulang:
Jika fraktur panggul disebabkan oleh trauma berat atau patah tulang yang parah, perlu dilakukan tindakan bedah untuk mengembalikan tulang ke posisi semula dan memastikan stabilitasnya. Ini mungkin melibatkan pemasangan penahanan, seperti pin atau piring logam, untuk mempertahankan posisi tulang yang benar selama penyembuhan.
π Pengelolaan Nyeri:
Nyeri adalah gejala umum pada fraktur panggul. Dokter akan meresepkan obat penghilang rasa sakit yang sesuai untuk mengatasi nyeri dan kenyamanan pasien.
π Perawatan Bedah Tambahan:
Beberapa jenis fraktur panggul, seperti fraktur leher femur, mungkin memerlukan operasi tambahan untuk memperbaiki tulang yang rusak. Hal ini bergantung pada jenis dan tingkat keparahan fraktur.
π Rehabilitasi dan Fisioterapi:
Setelah operasi atau perawatan awal, pasien akan menjalani sesi rehabilitasi fisioterapi. Fisioterapi membantu meningkatkan kekuatan otot, mobilitas, dan keseimbangan pasien. Tujuan rehabilitasi adalah untuk memungkinkan pasien dapat bergerak dengan lebih mandiri.
π Pencegahan Komplikasi:
Pasien yang mengalami fraktur panggul berisiko tinggi untuk mengalami komplikasi seperti infeksi, trombosis vena dalam (DVT), emboli paru, atau pneumonia. Perawatan yang tepat dan perawatan medis lanjutan dapat membantu mengurangi risiko komplikasi ini.
π Pemantauan dan Tindak Lanjut:
Pasien yang mengalami fraktur panggul akan memerlukan pemantauan jangka panjang oleh tim medis. Ini mencakup pemantauan penyembuhan tulang, pengelolaan nyeri, dan perawatan medis lanjutan sesuai kebutuhan.
π Diet dan Suplemen:
Pemulihan yang cepat memerlukan nutrisi yang baik untuk mendukung penyembuhan tulang. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi mengenai diet yang tepat dan mungkin juga suplemen kalsium dan vitamin D.
Pengobatan fraktur panggul pada lansia harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan individu. Oleh karena itu, sangat penting untuk bekerja sama dengan tim medis yang kompeten dan mengikuti rekomendasi perawatan yang diberikan oleh mereka. Pemulihan dari fraktur panggul pada lansia bisa memerlukan waktu yang cukup lama, dan dukungan keluarga juga sangat penting selama proses ini.
Sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6598730/
https://kinedarbois.fr/en/2023/06/18/pelvic-fracture-treatment-in-elderly/
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22176-pelvic-fractures
https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases--conditions/pelvic-fractures/
https://patient.info/bones-joints-muscles/pelvic-fractures-leaflet