Sunday, 8 October 2023

Fraktur Panggul, Pemulihan Pada Lansia Memerlukan Waktu Yang Lama

        Fraktur panggul pada lansia adalah patah tulang pada daerah panggul, yang terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun. Fraktur panggul pada lansia adalah cedera serius yang umumnya terjadi akibat trauma, seperti jatuh. Kondisi ini dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan dan mobilitas lansia, dan sering memerlukan perawatan medis yang intensif.

Fraktur tulang panggul sering terjadi karena jatuh.
(Sumber: foto LPC-Lansia)

Tulang-tulang yang membentuk panggul, meliputi:

  • Sakrum (tulang besar berbentuk segitiga di dasar tulang belakang Anda).
  • Tulang ekor (tulang ekor).
  • Tulang pinggul, yang meliputi ilium, iskium dan pubis.

Bentuk tulang panggul.
(Sumber: foto canva.com)

Bersama-sama, tulang-tulang ini membentuk apa yang disebut cincin panggul. Panggul adalah struktur yang sangat stabil yang melindungi banyak saraf, pembuluh darah , dan organ penting, termasuk organ reproduksi internal, kandung kemih, dan bagian bawah saluran pencernaan. Ini juga bertindak sebagai jangkar bagi otot-otot kaki.

Fraktur panggul pada lansia dapat terjadi di berbagai bagian panggul, termasuk tulang panggul besar yang disebut tulang panggul (pelvis) atau di salah satu tulang paha (femur). Fraktur femur pada lansia, terutama yang terjadi di leher femur (fraktur leher femur), adalah jenis fraktur panggul yang umum.

Istilah medis untuk fraktur panggul adalah "fraktur pelvis" atau "pelvic fracture".  Mengacu pada patah tulang pada daerah panggul atau pelvis. Fraktur panggul dapat terjadi di berbagai bagian pelvis, termasuk tulang panggul besar (pelvic bones) atau bahkan di salah satu tulang paha (femur) yang melekat pada panggul. Fraktur panggul pada lansia umumnya mengacu pada patah tulang pada daerah panggul tersebut dan merupakan kondisi medis serius yang memerlukan perawatan segera.

Beberapa tanda dan gejala patah tulang panggul, antara lain:

  • Mengalami nyeri di selangkangan, pinggul dan/atau punggung bawah .
  • Mengalami nyeri yang lebih hebat saat berjalan atau menggerakkan kaki.
  • Mengalami mati rasa atau kesemutan di area selangkangan atau kaki.
  • Mengalami rasa sakit di perut Anda.
  • Susah buang air kecil.
  • Mengalami kesulitan berjalan atau berdiri.
Fraktur panggul pada lansia dapat memiliki konsekuensi yang serius, antara lain:

πŸ‘΄ Mobilitas Terbatas: 

Fraktur panggul sering menyebabkan lansia sulit untuk bergerak atau berjalan. Ini dapat membatasi kemandirian mereka dalam aktivitas sehari-hari.

Fraktur panggul menyulitkan mobilitas lansia.
(Sumber: foto canva.com)

πŸ‘΄ Risiko Komplikasi:

Lansia yang mengalami fraktur panggul memiliki risiko tinggi untuk mengalami komplikasi, seperti infeksi, trombosis vena dalam (DVT), emboli paru, atau pneumonia.

πŸ‘΄ Ketergantungan pada Perawatan Lain: 

Banyak lansia yang mengalami fraktur panggul akan memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga dalam perawatan sehari-hari dan rehabilitasi.

πŸ‘΄ Kematian: 

Fraktur panggul pada lansia dapat berujung fatal, terutama jika komplikasi serius terjadi atau jika kondisi medis yang sudah ada semakin memburuk.

        πŸ’¬ Pengelolaan fraktur panggul pada lansia melibatkan perawatan medis segera, seperti operasi bedah atau tindakan lain untuk mengembalikan tulang ke posisi semula. Rehabilitasi dan perawatan jangka panjang mungkin diperlukan untuk membantu pemulihan dan mengembalikan mobilitas. Pencegahan jatuh pada lansia dan perawatan osteoporosis (jika ada) adalah langkah-langkah penting dalam mengurangi risiko fraktur panggul pada populasi lansia.

       Fraktur panggul dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan penyebabnya sering kali melibatkan kombinasi beberapa faktor risiko.

Beberapa faktor penyebab fraktur panggul meliputi:

πŸƒ Jatuh: 

Jatuh adalah penyebab paling umum fraktur panggul, terutama pada lansia. Lansia cenderung memiliki keseimbangan yang kurang stabil dan kekuatan otot yang berkurang, sehingga lebih rentan terhadap jatuh.

πŸƒOsteoporosis: 

Osteoporosis adalah kondisi di mana kepadatan tulang menurun, membuat tulang menjadi lebih rapuh dan rentan terhadap patah tulang. Fraktur panggul sering terjadi pada individu dengan osteoporosis.

πŸƒTrauma: 

Selain jatuh, trauma lainnya seperti kecelakaan kendaraan bermotor atau kecelakaan lainnya dapat menyebabkan fraktur panggul.

Kecelakaan di rumah dapat menyebabkan fraktur panggul.
(Sumber: foto canva.com)

πŸƒPenyakit atau Kondisi Medis: 

Beberapa kondisi medis, seperti kanker tulang, infeksi tulang, atau osteogenesis imperfecta (penyakit tulang rapuh), dapat meningkatkan risiko fraktur panggul.

πŸƒTingkat Kegiatan Fisik: 

Tingkat aktivitas fisik yang rendah atau kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penurunan massa otot dan kekuatan tulang, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko fraktur panggul.

πŸƒNutrisi yang Buruk: 

Kekurangan nutrisi, terutama defisiensi vitamin D dan kalsium, dapat memengaruhi kesehatan tulang dan meningkatkan risiko fraktur panggul.

πŸƒUmur: 

Lansia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami fraktur panggul karena perubahan dalam struktur dan kekuatan tulang serta penurunan kekuatan otot yang biasanya terjadi seiring bertambahnya usia.

πŸƒGender: 

Wanita memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami fraktur panggul dibandingkan dengan pria, terutama karena mereka cenderung memiliki kepadatan tulang yang lebih rendah dan juga lebih rentan terhadap osteoporosis.

πŸƒPenyakit Terkait: 

Beberapa kondisi medis seperti penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, atau gangguan keseimbangan dapat meningkatkan risiko jatuh dan oleh karena itu meningkatkan risiko fraktur panggul.

πŸƒKonsumsi Alkohol dan Merokok:

Konsumsi alkohol berlebihan dan merokok dapat merusak kesehatan tulang, meningkatkan risiko jatuh, dan berkontribusi pada fraktur panggul.

       Mencegah fraktur panggul pada lansia adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan mereka.

Beberapa langkah yang dapat membantu mencegah fraktur panggul pada lansia:

πŸ’ͺ Meningkatkan Keseimbangan dan Kekuatan Otot:

Melakukan latihan fisik yang teratur, terutama latihan kekuatan dan keseimbangan, dapat membantu memperkuat otot dan menjaga keseimbangan tubuh. Ini akan membantu lansia menghindari jatuh.

πŸ’ͺ Pemantauan Kesehatan Tulang:

Lansia yang memiliki risiko tinggi osteoporosis sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengevaluasi kesehatan tulang mereka. Tes densitometri tulang dapat membantu dalam menilai kepadatan tulang.

πŸ’ͺ Asupan Kalsium dan Vitamin D:

Pastikan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup, karena kedua nutrisi ini penting untuk kesehatan tulang. Jika diperlukan, pertimbangkan suplemen di bawah pengawasan dokter.

πŸ’ͺ Penglihatan dan Pendengaran yang Baik:

Gangguan penglihatan dan pendengaran dapat meningkatkan risiko jatuh. Rutin memeriksa penglihatan dan pendengaran, serta menggunakan alat bantu jika diperlukan, adalah langkah penting.

πŸ’ͺ Perbaikan Keamanan Rumah:

Membuat rumah lebih aman dengan menghilangkan hambatan seperti tikar yang bergelombang, kabel yang tergeletak di lantai, atau permukaan licin dapat mengurangi risiko jatuh.

πŸ’ͺ Pemantauan Obat:

Lansia sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter atau apoteker mengenai obat-obatan yang mereka konsumsi. Beberapa obat dapat menyebabkan pusing atau gangguan keseimbangan.

πŸ’ͺ Alkohol dan Merokok:

Membatasi konsumsi alkohol dan berhenti merokok adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan tulang dan mengurangi risiko jatuh.

πŸ’ͺ Penggunaan Alat Bantu:

Jika diperlukan, lansia dapat menggunakan alat bantu seperti tongkat atau walker untuk membantu menjaga keseimbangan dan mencegah jatuh.

πŸ’ͺ Pemantauan Kesehatan Umum:

Mempertahankan kesehatan umum dengan menjaga berat badan yang sehat, menghindari dehidrasi, dan mengelola kondisi medis seperti diabetes atau tekanan darah tinggi dapat membantu mencegah risiko jatuh.

πŸ’ͺ Edukasi dan Kesadaran:

Lansia dan keluarga mereka sebaiknya memahami risiko fraktur panggul dan tindakan pencegahan yang diperlukan. Kesadaran akan faktor risiko dapat membantu dalam mengambil langkah-langkah yang tepat.

         Perawatan fraktur panggul pada lansia melibatkan berbagai langkah medis dan rehabilitasi untuk memfasilitasi penyembuhan dan pemulihan. 

Pengobatan fraktur panggul pada lansia umumnya melibatkan tindakan-tindakan berikut:

πŸ”› Evaluasi Medis Awal:

Pasien dengan fraktur panggul harus segera menerima perawatan medis. Evaluasi awal oleh tim medis akan mencakup pemeriksaan fisik, radiografi, dan penilaian keseluruhan kondisi kesehatan.

πŸ”› Stabilisasi Tulang:

Jika fraktur panggul disebabkan oleh trauma berat atau patah tulang yang parah, perlu dilakukan tindakan bedah untuk mengembalikan tulang ke posisi semula dan memastikan stabilitasnya. Ini mungkin melibatkan pemasangan penahanan, seperti pin atau piring logam, untuk mempertahankan posisi tulang yang benar selama penyembuhan.

πŸ”› Pengelolaan Nyeri:

Nyeri adalah gejala umum pada fraktur panggul. Dokter akan meresepkan obat penghilang rasa sakit yang sesuai untuk mengatasi nyeri dan kenyamanan pasien.

πŸ”› Perawatan Bedah Tambahan:

Beberapa jenis fraktur panggul, seperti fraktur leher femur, mungkin memerlukan operasi tambahan untuk memperbaiki tulang yang rusak. Hal ini bergantung pada jenis dan tingkat keparahan fraktur.

πŸ”› Rehabilitasi dan Fisioterapi:

Setelah operasi atau perawatan awal, pasien akan menjalani sesi rehabilitasi fisioterapi. Fisioterapi membantu meningkatkan kekuatan otot, mobilitas, dan keseimbangan pasien. Tujuan rehabilitasi adalah untuk memungkinkan pasien dapat bergerak dengan lebih mandiri.

πŸ”› Pencegahan Komplikasi:

Pasien yang mengalami fraktur panggul berisiko tinggi untuk mengalami komplikasi seperti infeksi, trombosis vena dalam (DVT), emboli paru, atau pneumonia. Perawatan yang tepat dan perawatan medis lanjutan dapat membantu mengurangi risiko komplikasi ini.

πŸ”› Pemantauan dan Tindak Lanjut:

Pasien yang mengalami fraktur panggul akan memerlukan pemantauan jangka panjang oleh tim medis. Ini mencakup pemantauan penyembuhan tulang, pengelolaan nyeri, dan perawatan medis lanjutan sesuai kebutuhan.

πŸ”› Diet dan Suplemen:

Pemulihan yang cepat memerlukan nutrisi yang baik untuk mendukung penyembuhan tulang. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi mengenai diet yang tepat dan mungkin juga suplemen kalsium dan vitamin D.

        Pengobatan fraktur panggul pada lansia harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan individu. Oleh karena itu, sangat penting untuk bekerja sama dengan tim medis yang kompeten dan mengikuti rekomendasi perawatan yang diberikan oleh mereka. Pemulihan dari fraktur panggul pada lansia bisa memerlukan waktu yang cukup lama, dan dukungan keluarga juga sangat penting selama proses ini.



Sumber:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6598730/

https://kinedarbois.fr/en/2023/06/18/pelvic-fracture-treatment-in-elderly/

https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22176-pelvic-fractures

https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases--conditions/pelvic-fractures/

https://patient.info/bones-joints-muscles/pelvic-fractures-leaflet



Kanker Paru-Paru Pada lansia

        Kanker paru-paru terutama menyerang orang lanjut usia. Penyakit ini jarang terjadi pada orang yang berusia di bawah 40 tahun. Meskipun orang yang tidak pernah merokok dapat terkena kanker paru-paru, merokok adalah penyebab paling umum. 

Hal ini karena merokok melibatkan penghirupan sejumlah zat beracun yang berbeda secara teratur. Di seluruh dunia terjadi  pergeseran populasi menuju usia yang lebih tua. Pergeseran ini mendukung peningkatan risiko terkena kanker paru-paru yang terutama merupakan penyakit pada populasi lansia.

Merokok adalah penyebab utama kanker paru-paru.
(Sumber: foto LPC- Lansia)

Kanker paru-paru pada lansia adalah pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali dan ganas di dalam paru-paru seseorang yang berusia lanjut. Kanker paru-paru adalah salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi pada lansia. Kondisi ini sering terkait dengan paparan jangka panjang terhadap faktor-faktor risiko seperti merokok, polusi udara, atau paparan asbes selama beberapa dekade.

Kanker paru-paru banyak diderita oleh lansia.
(Sumber: foto canva.com)

Istilah medis untuk kanker paru-paru adalah "karsinoma paru-paru" atau "kanker paru-paru." Dokter atau profesional kesehatan akan menggunakan istilah medis ini untuk membantu dalam diagnosis, perencanaan perawatan, dan komunikasi mengenai kondisi pasien.  Istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan jenis atau karakteristik kanker paru-paru tertentu, antara lain:

Karsinoma Sel Kecil (Small Cell Carcinoma):

Ini adalah salah satu jenis kanker paru-paru yang paling agresif. Dikenal juga sebagai sel kecil atau sel kecil neuroendokrin, istilah ini mengacu pada jenis sel kanker tertentu yang ditemukan dalam paru-paru.

Karsinoma Sel Non-Kecil (Non-Small Cell Carcinoma): 

Ini adalah jenis kanker paru-paru yang lebih umum dan mencakup beberapa jenis kanker sel yang berbeda, termasuk karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, dan karsinoma sel besar.

Kanker Paru-paru Metastatik:

Ini mengacu pada kanker paru-paru yang telah menyebar ke bagian tubuh lain, biasanya melalui aliran darah atau limfatik. Pada kondisi ini, kanker paru-paru bisa menjadi metastasis di organ lain, seperti hati, tulang, atau otak.

Kanker Paru-paru pada Stadium Lanjut (Advanced Lung Cancer):

Ini adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan kanker paru-paru yang telah mencapai stadium lanjut, di mana terapi mungkin lebih sulit dan prognosisnya bisa lebih buruk.

       Kanker paru-paru pada lansia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dengan faktor utama yang paling umum adalah merokok. 

Beberapa faktor penyebab kanker paru-paru pada lansia:

πŸ’€ Merokok Tembakau:

Merokok tembakau adalah penyebab utama kanker paru-paru pada semua kelompok usia, termasuk lansia. Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia berbahaya dalam rokok, seperti tar dan nikotin, dapat merusak sel-sel paru-paru dan menyebabkan mutasi genetik yang berkontribusi pada perkembangan kanker.

πŸ’€ Paparan Asap Rokok Pasif: 

Terpapar asap rokok dari perokok aktif di lingkungan sekitar juga meningkatkan risiko kanker paru-paru, termasuk pada lansia yang tidak merokok. Pasien lansia mungkin lebih rentan terhadap efek negatif dari paparan asap rokok pasif.

Terpapar asap rokok menimbulkan efek negatif untuk lansia.
(Sumber: foto canva.com)

πŸ’€ Polusi Udara:

Lansia yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara tinggi atau sering terpapar polutan udara berbahaya seperti partikulat halus atau senyawa kimia beracun dapat memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker paru-paru.

πŸ’€ Paparan Asbes: 

Paparan jangka panjang terhadap serat asbes juga dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, terutama pada lansia yang mungkin terpapar selama masa kerja mereka atau melalui paparan rumah tangga.

πŸ’€ Genetika:

Faktor genetik atau riwayat keluarga dengan kanker paru-paru dapat memainkan peran dalam peningkatan risiko. Beberapa mutasi genetik tertentu telah terkait dengan risiko lebih tinggi kanker paru-paru.

πŸ’€ Riwayat Medis: 

Riwayat medis individu, seperti riwayat penyakit paru-paru kronis, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), atau riwayat penyakit pernapasan lainnya, dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru pada lansia.

πŸ’€ Usia: 

Risiko kanker paru-paru secara umum meningkat seiring bertambahnya usia, sehingga lansia lebih rentan terhadap penyakit ini.

πŸ’¬ Faktor-faktor ini sering kali berinteraksi satu sama lain, dan seseorang mungkin memiliki beberapa faktor risiko sekaligus.

         Gejala kanker paru-paru pada lansia tidak selalu berbeda dari gejala yang mungkin dialami oleh orang yang lebih muda. Pada lansia, gejala ini mungkin lebih sulit dikenali atau lebih sering diabaikan karena mereka dapat dianggap sebagai bagian dari proses penuaan atau kondisi medis lainnya. 

Beberapa gejala kanker paru-paru yang mungkin dialami oleh lansia meliputi:

😷 Batuk Kronis: 

Batuk yang berlangsung selama beberapa minggu atau lebih, terutama jika itu adalah batuk berdahak atau berdarah, bisa menjadi tanda kanker paru-paru.

Batuk yang berlangsung selama beberapa minggu.
(Sumber: foto canva.com)

😷 Sesak Napas: 

Kesulitan bernapas atau sesak napas yang tidak terkait dengan aktivitas fisik yang berat atau kondisi pernapasan lainnya bisa menjadi gejala kanker paru-paru.

😷 Nyeri Dada:

Nyeri dada atau ketidaknyamanan di dada bisa terjadi sebagai akibat dari kanker paru-paru atau penyebarannya ke pleura (lapisan yang melapisi paru-paru).

😷 Hilangnya Nafsu Makan: 

Lansia yang mengalami penurunan nafsu makan yang signifikan dan kehilangan berat badan tanpa penyebab yang jelas sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.

😷 Kelelahan:

Kelelahan yang tidak dapat dijelaskan, bahkan setelah istirahat yang cukup, dapat menjadi gejala kanker paru-paru.

😷 Suara Parau atau Perubahan Suara: 

Perubahan pada suara, seperti suara parau yang berkepanjangan, mungkin menjadi tanda kanker paru-paru yang memengaruhi saraf-suara.

😷 Infeksi Paru-paru Berulang: 

Lansia yang sering mengalami infeksi paru-paru berulang atau bronkitis mungkin perlu diperiksa lebih lanjut untuk memeriksa kemungkinan kanker paru-paru.

😷 Pembengkakan Wajah atau Leher:

Pembengkakan yang tidak biasa pada wajah, leher, atau lengan bisa disebabkan oleh obstruksi pembuluh darah atau limfatik oleh tumor paru-paru.

πŸ’¬ Gejala-gejala ini tidak selalu menunjukkan kanker paru-paru, dan banyak kondisi lain yang dapat memiliki gejala serupa

       Mencegah kanker paru-paru pada lansia sangat penting untuk mempertahankan kualitas hidup yang baik pada tahap lanjut usia. Meskipun risiko kanker paru-paru dapat meningkat seiring bertambahnya usia, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko penyakit ini, terutama jika seseorang telah mencapai usia lanjut. 

Beberapa cara untuk mencegah kanker paru-paru pada lansia:

πŸ’’ Hentikan Merokok: 

Jika seseorang masih merokok, langkah terpenting adalah berhenti merokok segera. Merokok adalah penyebab utama kanker paru-paru. Berhenti merokok dapat mengurangi risiko kanker paru-paru dan juga memiliki manfaat besar bagi kesehatan umum.

πŸ’’ Hindari Paparan Asap Rokok Pasif: 

Jika seseorang tinggal dengan perokok, upayakan untuk menghindari paparan asap rokok pasif. Jadikan rumah sebagai area bebas rokok dan cari cara untuk mengurangi paparan asap rokok di lingkungan sekitar.

πŸ’’ Perbaiki Kualitas Udara:

Hindari atau kurangi paparan polusi udara yang berbahaya. Gunakan alat pembersih udara dalam ruangan jika diperlukan, dan jika tinggal di area dengan polusi udara tinggi, pertimbangkan untuk mengenakan masker pelindung saat beraktivitas di luar.

πŸ’’ Pemindaian Rutin dan Pemeriksaan Kesehatan: 

Lansia sebaiknya menjalani pemeriksaan kesehatan rutin secara teratur. Diskusikan dengan dokter mengenai pemeriksaan pencitraan paru-paru seperti CT scan jika ada risiko tertentu atau gejala yang mencurigakan.

πŸ’’ Polanya Makan Sehat:

Konsumsi makanan yang seimbang dan kaya akan nutrisi, termasuk buah-buahan, sayuran, serat, dan makanan berprotein tanpa lemak berlebih. Ini dapat membantu menjaga kekuatan sistem kekebalan tubuh.

πŸ’’ Aktivitas Fisik: 

Terlibat dalam aktivitas fisik secara teratur dapat membantu mempertahankan kesehatan paru-paru dan sistem kekebalan tubuh. Pertahankan rutinitas olahraga yang sesuai dengan kondisi fisik Anda.

Aktivitas fisik membantu kesehatan paru-paru.
(Sumber: foto canva,com)

πŸ’’ Hindari Paparan Bahan Kimia Berbahaya: 

Jika seseorang bekerja atau tinggal di lingkungan yang memiliki paparan bahan beracun seperti asbes atau radon, langkah-langkah harus diambil untuk meminimalkan paparan.

πŸ’’ Vaksinasi:

Terapkan vaksinasi yang sesuai, seperti vaksin influenza dan vaksin pneumonia, sesuai dengan rekomendasi medis. Ini dapat membantu melindungi sistem pernapasan dari infeksi yang dapat memengaruhi kesehatan paru-paru.

πŸ’’ Lakukan Skrining Kanker: 

Lansia yang berisiko tinggi untuk kanker paru-paru, seperti mereka yang pernah merokok atau memiliki riwayat paparan lingkungan yang signifikan, sebaiknya membahas skrining kanker paru-paru dengan dokter.

        πŸ’­ Pencegahan adalah kunci untuk mengurangi risiko kanker paru-paru pada lansia. 

         Pengobatan kanker paru-paru pada lansia akan bergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis kanker, tingkat keparahan penyakit, kondisi kesehatan umum pasien, dan preferensi pasien. Pengobatan kanker paru-paru pada lansia seringkali melibatkan pendekatan yang serupa dengan pengobatan kanker paru-paru pada kelompok usia lainnya. 

Beberapa opsi pengobatan yang mungkin dipertimbangkan:

πŸ’« Pembedahan: 

Pembedahan dapat menjadi pilihan jika kanker paru-paru belum menyebar secara luas dan pasien dalam kondisi fisik yang memungkinkan untuk menjalani operasi. Jenis pembedahan yang mungkin dilakukan termasuk pengangkatan tumor (reseksi) atau pengangkatan seluruh paru-paru (pneumonektomi).

πŸ’« Radioterapi: 

Radioterapi menggunakan sinar-X berenergi tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker. Ini dapat digunakan sebagai pengobatan utama atau sebagai pelengkap pembedahan. Radioterapi bisa efektif dalam mengendalikan pertumbuhan kanker dan mengurangi gejala.

πŸ’« Kemoterapi:

Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan kanker untuk membunuh sel-sel kanker. Ini dapat digunakan sebagai pengobatan sistemik untuk menghentikan atau memperlambat pertumbuhan kanker. Terapi target dan imunoterapi adalah terapi medis lain yang mungkin digunakan bersama atau sebagai alternatif untuk kemoterapi.

πŸ’« Terapi Target: 

Terapi target adalah jenis pengobatan yang ditujukan secara spesifik untuk menghambat pertumbuhan sel-sel kanker yang memiliki mutasi genetik tertentu. Ini adalah pendekatan yang lebih terarah yang dapat memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan kemoterapi konvensional.

πŸ’« Imunoterapi:

Imunoterapi merangsang sistem kekebalan tubuh pasien untuk melawan kanker. Ini adalah pengobatan yang inovatif dan telah menunjukkan keberhasilan dalam beberapa kasus kanker paru-paru.

πŸ’« Palliative Care: 

Terkadang, pengobatan kanker paru-paru pada lansia difokuskan pada perawatan paliatif yang bertujuan untuk mengurangi gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan memberikan dukungan psikologis dan sosial kepada pasien. Ini mungkin menjadi pilihan jika penyakit sudah mencapai stadium lanjut dan perawatan kuratif tidak lagi mungkin

       Setiap kasus kanker paru-paru pada lansia adalah unik, dan keputusan mengenai pengobatan harus dibuat setelah pertimbangan yang matang oleh tim medis yang terdiri dari dokter spesialis kanker, ahli bedah, radioterapis, dan lainnya. Penting untuk melibatkan pasien dalam proses pengambilan keputusan dan mempertimbangkan kualitas hidup, harapan hidup, dan kebutuhan individu dalam perencanaan perawatan.





Sumber:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5124601/

https://jtd.amegroups.org/article/view/7750/html

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3126022/

https://www.verywellhealth.com/lung-cancer-in-older-adults-2248789

https://www.cancernetwork.com/view/many-elderly-lung-cancer-patients-receive-no-treatment

https://www.nhs.uk/conditions/lung-cancer/

Saturday, 7 October 2023

Kanker Kulit, Paparan Sinar Matahari

        Kanker kulit adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan sel-sel kanker yang terjadi di kulit manusia. Terdapat beberapa jenis kanker kulit, tetapi dua jenis yang paling umum adalah karsinoma sel basal (basal cell carcinoma) dan karsinoma sel skuamosa (squamous cell carcinoma). Pertumbuhan sel kulit yang tidak normal, paling sering berkembang pada kulit yang terkena sinar matahari. Namun bentuk kanker yang umum ini juga bisa terjadi pada area kulit yang biasanya tidak terkena sinar matahari.

Pengertian kedua jenis kanker kulit tersebut:

πŸ‘‰Karsinoma Sel Basal (Basal Cell Carcinoma):

Karsinoma sel basal adalah jenis kanker kulit yang paling umum dan lebih sering terjadi pada area kulit yang terpapar sinar matahari secara berlebihan, seperti wajah, leher, dan lengan. Kanker ini muncul ketika sel basal dalam epidermis (lapisan atas kulit) mengalami mutasi DNA yang mengakibatkan pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali. 

Karsinoma sel basal jarang menyebar ke bagian tubuh lainnya dan biasanya tumbuh secara lokal. Gejala utama karsinoma sel basal adalah munculnya lesi kulit yang sering kali berwarna merah muda, merah coklat, atau merah jambu, dengan tepi yang berlekuk dan terkadang membentuk ulkus (luka terbuka) yang sulit sembuh.

πŸ‘‰Karsinoma Sel Skuamosa (Squamous Cell Carcinoma):

Karsinoma sel skuamosa adalah jenis kanker kulit yang juga sering terkait dengan paparan sinar matahari berlebihan. Kanker ini berkembang dari sel-sel skuamosa dalam epidermis kulit. Karsinoma sel skuamosa cenderung lebih agresif daripada karsinoma sel basal dan memiliki potensi untuk menyebar ke bagian tubuh lainnya jika tidak diobati. Gejalanya bisa berupa lesi kulit yang terlihat seperti lepuhan atau luka terbuka, sering kali keropeng, dan dapat menyebabkan rasa gatal atau nyeri.

Paparan sinar matahari berbahaya untuk kulit manusia.
(Sumber: foto LPC- Lansia)

       Kanker kulit dapat memiliki berbagai ciri, dan gejala yang muncul dapat bervariasi tergantung pada jenis kanker kulitnya. 

Beberapa ciri umum yang bisa menjadi indikasi terjadinya kanker kulit:

Perubahan pada Kulit:

Perhatikan perubahan pada kulit, seperti bintik atau lesi yang muncul baru-baru ini atau mengalami perubahan dalam bentuk, ukuran, warna, atau tekstur.

Lesi yang Tidak Sembuh:

Luka atau lesi yang tidak sembuh dalam beberapa minggu atau bulan, atau yang sembuh tapi kemudian muncul kembali, bisa menjadi tanda kanker kulit.

Bintik atau Benjolan Berwarna: 

Kanker kulit seringkali muncul dalam bentuk bintik atau benjolan yang berwarna merah, merah muda, merah coklat, atau bahkan putih. Perubahan warna yang mencolok pada bintik kulit dapat menjadi peringatan.

Tepi Lesi yang Berlekuk atau Tidak Teratur:

Lesi yang memiliki tepi yang berlekuk, tidak teratur, atau kasar dapat menjadi tanda kanker kulit.

Sakit atau Gatal: 

Kanker kulit tertentu dapat menyebabkan rasa sakit, gatal, atau terbakar pada kulit di sekitar area yang terkena.

Keropeng yang Tidak Sembuh: 

Keropeng yang tidak sembuh atau berulang-ulang muncul pada area kulit tertentu bisa menjadi tanda kanker kulit.

Pertumbuhan Cepat: 

Jika ada pertumbuhan cepat pada bintik atau lesi kulit, itu bisa menjadi tanda kanker kulit yang agresif.

Perubahan pada Kuku atau Kulit di sekitarnya: 

Kanker kulit juga dapat mempengaruhi kuku, menyebabkan perubahan warna atau bentuk pada kuku, atau mengakibatkan pembengkakan pada kulit di sekitarnya.

Pendarahan atau Sekresi: 

Jika lesi kulit mengalami pendarahan, mengeluarkan sekresi, atau terasa basah, itu dapat menjadi tanda peringatan.

Perubahan pada Rambut: 

Perubahan pada rambut di sekitar lesi kulit, seperti rambut yang tumbuh dari tengah lesi, juga perlu diwaspadai.

πŸ’¬ Tanda-tanda ini bisa berkaitan dengan kondisi kulit lainnya selain kanker kulit.

        Mencegah kanker kulit adalah langkah yang sangat penting, terutama jika Anda memiliki risiko tinggi terkena kanker kulit atau jika Anda sering terpapar sinar matahari. 

Beberapa langkah pencegahan yang dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker kulit:

Gunakan Pelindung Matahari (Sunscreen):

  • Gunakan tabir surya dengan SPF (Sun Protection Factor) minimal 30 setiap kali Anda beraktivitas di luar ruangan.
  • Oleskan tabir surya secara merata ke seluruh kulit yang terpapar sinar matahari, termasuk wajah, leher, tangan, dan kaki.
  • Perluas penggunaan tabir surya pada semua musim, bahkan saat cuaca mendung atau saat Anda berada di dalam mobil (sinar UV dapat menembus kaca).
  • Pastikan tabir surya Anda melindungi dari sinar UVA dan UVB.
Gunakan tabir surya agar terhindar dari radiasi UV.
(Sumber: foto canva.com)
Kenakan Pakaian Pelindung:

  • Kenakan pakaian yang menutupi sebagian besar tubuh, terutama saat berada di bawah sinar matahari langsung.
  • Pilih pakaian dengan bahan yang lebih tebal dan berwarna gelap untuk memberikan perlindungan yang lebih baik.
  • Topi lebar dengan tepi yang besar dapat melindungi wajah, leher, dan telinga dari sinar matahari.
Hindari Paparan Sinar Matahari Berlebihan:
  • Hindari berjemur di bawah sinar matahari saat matahari paling terik, biasanya antara pukul 10 pagi hingga 4 sore.
  • Cari tempat teduh atau gunakan payung saat berada di luar ruangan.
  • Jika Anda berada di pantai atau di lingkungan yang pantai, berhati-hatilah terhadap pantulan sinar matahari dari air, pasir, atau salju yang dapat meningkatkan risiko terbakar matahari.
Gunakan Kacamata Hitam:
  • Kenakan kacamata hitam yang melindungi mata Anda dari sinar UV untuk menghindari kerusakan mata dan kelopak mata.
Hindari Solarium (Penggunaan Alat Pemancar Sinar UVA):
  • Hindari penggunaan alat pemancar sinar UVA (solarium) dan lampu berjemur buatan, karena mereka dapat meningkatkan risiko kanker kulit.
Pemeriksaan Kulit Rutin:
  • Lakukan pemeriksaan kulit sendiri secara rutin untuk memantau perubahan pada kulit Anda, termasuk bintik-bintik atau lesi baru yang muncul.
  • Periksakan kulit Anda secara teratur oleh seorang dokter kulit atau ahli kanker kulit untuk deteksi dini.
Hindari Paparan Terhadap Zat Kimia Berbahaya:
  • Hindari kontak kulit dengan bahan kimia berbahaya seperti arsenik, asbes, dan sejenisnya yang dapat meningkatkan risiko kanker kulit.
Hindari Merokok dan Tembakau:
  • Merokok dan terpapar asap tembakau dapat meningkatkan risiko kanker kulit, terutama karsinoma sel skuamosa.
Pencegahan kanker kulit melibatkan langkah-langkah untuk melindungi diri dari paparan sinar matahari berlebihan dan mengadopsi gaya hidup sehat. 

        Faktor penyebab kanker kulit, terutama karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa, umumnya terkait dengan paparan sinar matahari berlebihan dan faktor-faktor genetik. 

Beberapa faktor penyebab yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit:

Paparan Sinar Matahari Berlebihan: 
Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari adalah faktor risiko utama dalam perkembangan kanker kulit. Radiasi UV dapat merusak DNA dalam sel-sel kulit, yang dapat mengarah pada pertumbuhan sel kanker. Orang yang sering terpapar sinar matahari berlebihan atau memiliki sejarah paparan berkepanjangan berisiko lebih tinggi.

Hindari paparan sinar matahari yang berlebihan.
(Sumber: foto canva.com)
Lampu Berjemur dan Solarium: 
Penggunaan lampu berjemur buatan dan penggunaan solarium (alat pemancar sinar UVA) juga dapat meningkatkan risiko kanker kulit, terutama karsinoma sel skuamosa.

Paparan Radiasi: 
Terpapar radiasi medis atau radioterapi sebelumnya dapat meningkatkan risiko kanker kulit.
Kulit Terbakar Matahari: Riwayat terbakar matahari yang parah di masa muda dapat meningkatkan risiko kanker kulit di kemudian hari.

Pola Kulit dan Warna Kulit: 
Orang dengan kulit yang sangat terang, banyak tahi lalat, dan mudah terbakar matahari memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kulit. Orang dengan warna kulit yang lebih gelap memiliki risiko yang lebih rendah, tetapi mereka tetap bisa terkena kanker kulit.

Sejarah Keluarga: 
Jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat kanker kulit, risiko Anda mungkin lebih tinggi karena faktor genetik dapat memainkan peran.

Usia: 
Risiko kanker kulit meningkat seiring bertambahnya usia.

Kondisi Medis:
Beberapa kondisi medis tertentu, seperti xeroderma pigmentosum (kelainan genetik yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk memperbaiki kerusakan DNA akibat sinar UV), dapat meningkatkan risiko kanker kulit.

Paparan Zat Kimia Berbahaya:
Paparan zat kimia berbahaya seperti arsenik atau bahan kimia industri tertentu juga dapat meningkatkan risiko kanker kulit.

Imunosupresi: 
Sistem kekebalan tubuh yang melemah, misalnya karena penggunaan obat imunosupresan setelah transplantasi organ atau karena penyakit tertentu, dapat meningkatkan risiko kanker kulit.

       πŸ’¬Banyak faktor risiko ini dapat diubah atau dikurangi dengan tindakan pencegahan yang sesuai, seperti melindungi kulit dari sinar matahari berlebihan, menghindari penggunaan lampu berjemur buatan, dan menjalani pemeriksaan kulit rutin. Pencegahan dan deteksi dini adalah kunci dalam mengurangi risiko kanker kulit. 

         Pengobatan kanker kulit tergantung pada jenis kanker kulit, sejauh penyebarannya, lokasinya, dan kondisi kesehatan umum pasien. Terdapat beberapa opsi pengobatan yang dapat digunakan untuk mengobati kanker kulit, termasuk:

Pembedahan:
  • Pembedahan adalah salah satu metode pengobatan utama untuk kanker kulit. Dokter akan mengangkat sel kanker dan sekitarnya untuk memastikan semua sel kanker telah dihilangkan.
  • Pilihan operasi mungkin termasuk eksisi sederhana (pengangkatan tumor), eksisi luas (pengangkatan tumor dengan margin lebih besar dari jaringan sehat), atau pembedahan Mohs (pengangkatan lapisan demi lapisan dengan pemeriksaan mikroskopis waktu nyata untuk memastikan semua sel kanker dihilangkan).
Radioterapi:
  • Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk menghancurkan sel kanker. Ini mungkin digunakan jika kanker kulit telah menyebar atau jika pembedahan tidak mungkin.
  • Radioterapi juga bisa digunakan setelah operasi untuk mengurangi risiko kanker kembali.
Terapi Fotodinamik:
  • Terapi fotodinamik melibatkan penggunaan agen fotosensitif yang diaktifkan oleh cahaya untuk menghancurkan sel kanker kulit. Ini sering digunakan untuk kanker kulit non-melanoma seperti karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa.
Terapi Target:
  • Terapi target adalah pengobatan yang ditargetkan pada molekul atau jalur tertentu dalam sel kanker untuk menghentikan pertumbuhan atau menyusutkan tumor. Terapi ini umumnya digunakan dalam kasus kanker kulit yang lebih lanjut atau metastasis.
Kemoterapi:
  • Kemoterapi digunakan lebih jarang dalam pengobatan kanker kulit dibandingkan dengan jenis kanker lainnya. Ini biasanya hanya digunakan ketika kanker kulit telah menyebar secara luas.
Imunoterapi:
  • Imunoterapi adalah metode yang merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Ini digunakan dalam beberapa kasus kanker kulit, terutama melanoma.
Obat Topikal:
  • Krim atau salep topikal tertentu dapat digunakan untuk mengobati kanker kulit dalam kasus tertentu, terutama untuk lesi yang lebih kecil dan permukaan.
Palliatif Care:
  • Dalam kasus-kasus di mana kanker kulit tidak dapat diobati sepenuhnya, perawatan paliatif dapat digunakan untuk meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup.

Pilihan pengobatan akan ditentukan oleh tim medis yang merawat pasien berdasarkan jenis kanker kulit, tahapnya, dan faktor-faktor lainnya. Berkonsultasi dengan dokter atau spesialis kanker kulit yang berpengalaman untuk merencanakan pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi Anda. Deteksi dini dan perawatan yang tepat waktu memiliki peran krusial dalam prognosis dan kesembuhan kanker kulit.




Sumber: