Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan dan organ tubuh mereka tidak mampu mengenali dan membersihkan tubuh dari kuman berbahaya, termasuk kuman penyebab keracunan makanan. Banyak orang lanjut usia juga hidup dengan kondisi kronis, seperti diabetes dan kanker, dan mengonsumsi obat yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, asam lambung juga menurun seiring bertambahnya usia, dan asam lambung berperan penting dalam membunuh kuman dan mengurangi risiko penyakit.
|
Kuman penyebab keracunan makanan rentan terhadap lansia. (Sumber: foto LPC-Lansia) |
Listeria pada lansia mengacu pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes, yang dapat menjadi serius terutama bagi kelompok rentan seperti orang lanjut usia. Listeria monocytogenes adalah bakteri yang ditemukan dalam tanah, air, dan beberapa makanan. Infeksi oleh bakteri ini disebut listeriosis.
Listeria monocytogenes, bakteri penyebab infeksi listeriosis, dapat ditemukan di berbagai sumber makanan dan lingkungan.
Beberapa sumber utama infeksi Listeria:
Produk Susu yang Tidak Dipasteurisasi:
Susu mentah dan produk olahan susu yang tidak dipasteurisasi, seperti keju lunak (misalnya keju feta, brie, camembert), es krim, dan yogurt, merupakan sumber umum Listeria.
Daging Olahan dan Siap Saji:
Daging olahan seperti sosis, hot dog, pâté, dan daging deli (daging yang dipotong tipis dan biasanya dimakan dalam sandwich) sering kali menjadi sumber kontaminasi. Makanan ini bisa terkontaminasi selama proses produksi atau penyimpanan.
Makanan Laut yang Siap Saji:
Ikan asap, seperti salmon asap, serta makanan laut lainnya yang siap saji juga bisa menjadi sumber Listeria.
Sayuran dan Buah-buahan Mentah:
Sayuran yang tidak dicuci dengan benar atau yang tumbuh di tanah yang terkontaminasi dapat membawa Listeria. Buah-buahan yang telah dikupas dan dipotong sebelumnya dan disimpan dalam kondisi yang tidak higienis juga berisiko.
Makanan yang Didinginkan atau Dibekukan:
Listeria dapat bertahan dan bahkan tumbuh pada suhu lemari es. Makanan yang disimpan dalam waktu lama, terutama makanan siap saji, salad, dan produk daging, dapat menjadi sumber infeksi.
Lingkungan Produksi Makanan:
Bakteri Listeria dapat bertahan di lingkungan produksi makanan, seperti di mesin pemotong daging atau peralatan lain yang tidak dibersihkan dengan benar. Kontaminasi silang bisa terjadi selama produksi dan pengemasan makanan.
Air dan Tanah:
Listeria dapat ditemukan di air dan tanah yang terkontaminasi. Tanaman yang tumbuh di tanah tersebut atau yang disiram dengan air yang terkontaminasi bisa menjadi sumber infeksi.
|
Salah satu gejala listeria adalah demam. (Sumber: foto LPC- Lansia) |
Gejala infeksi Listeria (listeriosis) pada lansia dapat bervariasi dari ringan hingga berat dan sering kali lebih parah dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih muda.
Beberapa gejala utama infeksi listeria yang mungkin muncul pada lansia:
Demam:
Demam tinggi adalah gejala umum infeksi Listeria. Pada lansia, demam mungkin disertai dengan menggigil.
Nyeri Otot:
Infeksi sering menyebabkan nyeri otot yang signifikan.
Gejala Gastrointestinal:
Mual, muntah, dan diare bisa terjadi, terutama jika infeksi berasal dari makanan yang terkontaminasi.
Sakit Kepala:
Sakit kepala bisa menjadi tanda awal infeksi, terutama jika Listeria telah menyebar ke sistem saraf pusat.
Leher Kaku:
Leher kaku merupakan gejala serius yang menunjukkan kemungkinan meningitis (infeksi pada selaput otak).
Kebingungan atau Perubahan Mental:
Lansia dengan listeriosis mungkin mengalami kebingungan, disorientasi, atau perubahan kesadaran. Ini bisa menjadi tanda bahwa infeksi telah mempengaruhi sistem saraf pusat.
Kehilangan Keseimbangan dan Koordinasi:
Kesulitan berjalan, kehilangan keseimbangan, atau koordinasi yang buruk dapat terjadi jika infeksi mempengaruhi otak atau saraf.
Kejang:
Dalam kasus yang parah, infeksi Listeria dapat menyebabkan kejang.
Gejala-gejala ini biasanya berkembang beberapa hari hingga beberapa minggu setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Karena gejala listeriosis pada lansia bisa sangat mirip dengan penyakit lain, diagnosis yang cepat dan tepat sangat penting.
Lansia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena infeksi Listeria (listeriosis) karena berbagai faktor.
Beberapa faktor risiko utama infeksi listeria pada lansia:
Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah:
Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh menjadi kurang efektif dalam melawan infeksi. Lansia lebih rentan terhadap berbagai infeksi, termasuk listeriosis.
Penyakit Kronis:
Penyakit kronis seperti diabetes, penyakit ginjal, penyakit hati, dan penyakit jantung dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi Listeria.
Penggunaan Obat-obatan Tertentu:
Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid, kemoterapi, atau obat imunosupresan lainnya, dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.
Nutrisi yang Buruk:
Pola makan yang buruk atau malnutrisi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat lansia lebih rentan terhadap infeksi.
Kondisi Lingkungan dan Kebersihan:
Tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk atau kebersihan makanan yang tidak memadai dapat meningkatkan risiko terpapar Listeria.
Konsumsi Makanan Berisiko Tinggi:
Mengonsumsi makanan yang berisiko tinggi terkontaminasi Listeria, seperti produk susu yang tidak dipasteurisasi, daging olahan, dan makanan laut yang siap saji, dapat meningkatkan risiko infeksi pada lansia.
Prosedur Medis dan Hospitalisasi:
Lansia yang sering menjalani prosedur medis atau yang sering dirawat di rumah sakit mungkin lebih berisiko terkena infeksi karena lingkungan rumah sakit dapat menjadi sumber patogen.
Penurunan Fungsi Fisik dan Mobilitas:
Penurunan fungsi fisik dan mobilitas dapat mempersulit lansia untuk mempraktikkan kebersihan pribadi dan kebersihan makanan yang baik, meningkatkan risiko infeksi.
Dengan memahami faktor risiko ini, pencegahan dan pengelolaan risiko infeksi Listeria pada lansia dapat lebih efektif.
Pencegahan infeksi Listeria pada lansia melibatkan berbagai langkah untuk mengurangi risiko terpapar bakteri Listeria monocytogenes.
Bebeberapa tindakan pencegahan yang bisa diambil:
Praktik Kebersihan Makanan yang Baik
Cuci Tangan dan Peralatan:
- Cuci tangan dengan sabun dan air hangat sebelum dan sesudah menangani makanan.
- Cuci peralatan, talenan, dan permukaan dapur dengan air panas dan sabun setelah digunakan untuk memotong atau menyiapkan makanan mentah.
Cuci Buah dan Sayuran:
- Bilas buah dan sayuran segar di bawah air mengalir sebelum dikonsumsi, meskipun kulitnya tidak dimakan.
Penanganan dan Penyimpanan Makanan
Hindari Produk Susu yang Tidak Dipasteurisasi:
- Konsumsi hanya produk susu yang dipasteurisasi, termasuk susu, keju, yogurt, dan es krim.
Masak Makanan dengan Benar:
- Pastikan daging, unggas, dan makanan laut dimasak hingga suhu internal yang aman (daging sapi, babi, domba: 63°C, unggas: 74°C, ikan: 63°C).
Hindari Makanan Berisiko Tinggi:
- Batasi atau hindari makanan siap saji seperti hot dog, daging deli, dan makanan laut asap yang tidak dimasak ulang hingga panas sebelum dikonsumsi.
Simpan Makanan dengan Benar:
- Simpan makanan dalam lemari es pada suhu di bawah 4°C dan freezer pada suhu di bawah -18°C.
- Simpan makanan siap saji dan sisa makanan di dalam wadah tertutup di dalam lemari es.
Pengawasan dan Kebersihan Lingkungan
Bersihkan Lemari Es Secara Rutin:
- Bersihkan lemari es dan freezer secara rutin untuk menghindari penumpukan bakteri.
Hindari Kontaminasi Silang:
- Gunakan talenan terpisah untuk makanan mentah dan matang.
- Hindari kontak antara makanan mentah dan makanan siap saji.
Perhatian Khusus bagi Lansia dengan Risiko Tinggi
Pengawasan Medis:
- Lansia dengan penyakit kronis atau yang menggunakan obat imunosupresan harus lebih waspada terhadap gejala infeksi dan segera berkonsultasi dengan dokter jika ada tanda-tanda yang mencurigakan.
Informasi dan Edukasi:
- Edukasi lansia dan pengasuhnya tentang risiko dan langkah pencegahan infeksi Listeria, termasuk mengenali makanan berisiko tinggi dan cara memasak serta menyimpan makanan dengan aman.
Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan ini, risiko infeksi Listeria pada lansia dapat dikurangi secara signifikan. Pencegahan yang efektif melibatkan kombinasi antara kebersihan, penyimpanan yang tepat, dan pengawasan medis yang baik.
Sumber:
Sumber:
https://www.cdc.gov/listeria/risk-groups/elderly.html