Wednesday, 21 August 2024

Sensitivitas yang Hilang: Mengapa Senior Tak Sadar Bau Badan

        Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mencium bau tertentu, seperti bau asam atau keringat, menurun lebih cepat dibandingkan bau lain seiring bertambahnya usia. Ini bisa membuat senior kurang responsif terhadap bau badan menyengat meskipun orang di sekitar mereka bisa merasakannya dengan jelas.

Seiring bertambah usia, sensitivitas penciuman berkurang.
(Sumber: foto dwipatri club)
Tubuh kita secara alami terbiasa dengan bau diri sendiri. Bahkan pada orang yang lebih muda, otak cenderung "mengabaikan" bau badan yang berasal dari tubuh sendiri setelah terpapar terus-menerus. Pada senior, penurunan kemampuan penciuman memperkuat fenomena ini, sehingga mereka mungkin sama sekali tidak menyadari adanya bau badan.

Hiposmia adalah kondisi medis di mana seseorang mengalami penurunan atau penurunan sebagian dari kemampuan penciumannya. Orang yang mengalami hiposmia mungkin masih bisa mencium bau, tetapi dengan sensitivitas yang lebih rendah daripada biasanya. Ini berbeda dengan anosmia, yang merupakan hilangnya kemampuan penciuman secara total.

Penyebab Hiposmia:
  • Penuaan: Seiring bertambahnya usia, kemampuan penciuman sering menurun secara alami.
  • Infeksi Saluran Pernapasan Atas: Infeksi seperti flu, sinusitis, atau rinitis alergi bisa menyebabkan sementara atau permanen penurunan penciuman.
  • Polip Hidung: Pertumbuhan jaringan abnormal di hidung yang menghalangi aliran udara.
  • Cedera Kepala: Trauma pada kepala dapat mempengaruhi saraf olfaktorius, yang bertanggung jawab untuk mendeteksi bau.
  • Paparan Zat Kimia: Paparan jangka panjang terhadap polusi udara, asap rokok, atau bahan kimia berbahaya bisa merusak saraf penciuman.
  • Penyakit Neurodegeneratif: Kondisi seperti Alzheimer, Parkinson, dan penyakit neurologis lainnya dapat menyebabkan penurunan penciuman.
  • Obat-Obatan: Beberapa obat, seperti antibiotik atau obat untuk tekanan darah tinggi, dapat mempengaruhi kemampuan penciuman.
Gejala Hiposmia:
  • Kesulitan mendeteksi bau yang biasa tercium.
  • Ketidakmampuan membedakan berbagai jenis bau.
  • Makanan mungkin terasa hambar, karena penciuman dan rasa sangat terkait.
Hiposmia bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung pada penyebabnya. Diagnosis dan perawatan dini oleh dokter sangat penting jika hiposmia disebabkan oleh kondisi yang dapat diobati, seperti infeksi atau polip hidung.

       Senior yang mengalami hiposmia mungkin menunjukkan beberapa ciri atau gejala yang mencerminkan penurunan kemampuan mencium. 

Beberapa ciri umum yang dapat mengindikasikan hiposmia pada senior:

1. Kesulitan Mencium Bau yang Biasa
Senior mungkin kesulitan mendeteksi bau-bauan sehari-hari seperti parfum, makanan yang sedang dimasak, atau aroma bunga yang biasanya mudah dikenali.

2. Perubahan Persepsi Terhadap Makanan
Makanan terasa kurang enak atau hambar, karena rasa dan bau sangat terkait. Senior mungkin mengeluhkan bahwa makanan tidak lagi memiliki rasa atau tidak lagi bisa mencium bau makanan yang mereka konsumsi.

3. Tidak Menyadari Bau Tidak Sedap
Senior mungkin tidak menyadari adanya bau yang tidak sedap di sekitarnya, seperti asap, sampah, atau bau badan. Hal ini bisa terjadi meskipun orang di sekitar mereka merasakannya dengan jelas.

4. Penurunan Nafsu Makan
Karena makanan terasa kurang enak akibat penurunan penciuman, senior mungkin kehilangan minat untuk makan, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan atau kekurangan gizi.

5. Tidak Mendeteksi Bau Berbahaya
Mereka mungkin tidak bisa mencium bau asap dari kebakaran, kebocoran gas, atau makanan yang terbakar. Ini merupakan tanda bahaya karena bisa meningkatkan risiko kecelakaan di rumah.

6. Kebersihan Pribadi yang Menurun
Senior dengan hiposmia mungkin tidak menyadari bau badan mereka sendiri, atau tidak menyadari jika pakaian mereka kotor atau perlu dicuci, yang bisa menyebabkan masalah dalam kebersihan pribadi.

7. Sering Bertanya Tentang Bau di Sekitarnya
Mereka mungkin sering bertanya kepada orang lain apakah mereka mencium bau tertentu atau menanyakan apakah makanan memiliki aroma yang normal, karena ketidakpastian dalam kemampuan penciumannya.

8. Menggunakan Bumbu yang Berlebihan
Karena makanan terasa hambar, senior mungkin mulai menambahkan lebih banyak bumbu, garam, atau gula ke makanan mereka dalam upaya untuk meningkatkan rasa yang bisa mereka rasakan.

9. Perubahan Mood atau Emosional
Perasaan frustrasi, depresi, atau kehilangan bisa muncul karena mereka merasa kehilangan kemampuan untuk menikmati makanan atau mencium aroma yang dulu mereka sukai. Penurunan kualitas hidup ini dapat memengaruhi kesejahteraan emosional mereka.

Jika senior menunjukkan beberapa gejala ini, evaluasi lebih lanjut oleh dokter dapat membantu menentukan apakah hiposmia adalah penyebabnya.

       Hiposmia pada senior dapat memiliki beberapa dampak yang signifikan, baik secara fisik maupun emosional. 

Berikut adalah beberapa dampak utama:

1. Keselamatan Diri yang Berkurang
  • Tidak Mampu Mendeteksi Bahaya: Senior yang mengalami hiposmia mungkin kesulitan mendeteksi bau berbahaya, seperti asap dari kebakaran, kebocoran gas, atau bahan kimia berbahaya. Ini meningkatkan risiko kecelakaan atau situasi berbahaya.
2. Penurunan Kualitas Hidup
  • Pengaruh pada Kenikmatan Makanan: Rasa dan bau sangat terkait. Hiposmia dapat menyebabkan makanan terasa hambar atau kurang nikmat, sehingga mengurangi kenikmatan makan. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan.
  • Kurang Motivasi untuk Makan: Senior mungkin merasa tidak tertarik makan karena makanan tidak terasa enak, yang dapat menyebabkan malnutrisi, terutama pada mereka yang sudah rentan terhadap masalah gizi.
3. Masalah Kesehatan yang Berhubungan dengan Gizi
  • Malnutrisi: Karena makanan tidak terasa enak, ada risiko senior menghindari makan atau memilih makanan yang lebih mudah disantap, tetapi tidak bergizi. Ini dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting.
  • Dehidrasi: Jika hiposmia memengaruhi keinginan untuk makan dan minum, dehidrasi bisa menjadi masalah, terutama jika senior tidak merasa haus secara normal.
4. Dampak Psikologis dan Emosional
  • Penurunan Kesejahteraan Emosional: Ketidakmampuan untuk mencium bau yang biasa seperti bunga, parfum, atau makanan lezat dapat mempengaruhi emosi dan menyebabkan perasaan kehilangan atau frustrasi.
  • Depresi dan Isolasi Sosial: Hiposmia dapat berkontribusi pada depresi, terutama jika hilangnya kemampuan penciuman mengganggu aktivitas sosial, seperti makan bersama keluarga. Senior mungkin merasa terisolasi atau kurang terlibat secara sosial.
5. Kesulitan dalam Kebersihan Pribadi
  • Sulit Menyadari Bau Badan: Senior dengan hiposmia mungkin tidak dapat mendeteksi bau badan, pakaian kotor, atau masalah kebersihan lainnya, yang dapat mempengaruhi citra diri dan kebersihan.
  • Kesulitan Menjaga Lingkungan Bersih: Senior mungkin tidak menyadari bau tak sedap di rumah, seperti bau sisa makanan atau limbah, yang bisa menyebabkan masalah kebersihan dan kesehatan.
6. Gangguan pada Deteksi Makanan Rusak
  • Tidak Bisa Mendeteksi Makanan Basi: Hiposmia dapat menyebabkan kesulitan dalam mendeteksi bau makanan yang sudah basi atau rusak, yang meningkatkan risiko keracunan makanan.
7. Pengaruh terhadap Keseimbangan Hormonal
  • Gangguan Penciuman dan Hubungan Seksual: Bagi sebagian orang, kemampuan mencium aroma pasangan atau lingkungan berhubungan dengan keintiman. Hilangnya sensitivitas penciuman dapat memengaruhi hubungan emosional dan seksual dalam beberapa kasus.
8. Penyebab Stres dan Kebingungan
  • Ketidakpastian: Hiposmia bisa menyebabkan ketidakpastian terkait bau di sekitar, seperti takut tidak mendeteksi bau gas atau makanan yang terbakar, yang dapat menambah rasa cemas.

Secara keseluruhan, hiposmia pada senior tidak hanya berdampak pada fisik mereka, tetapi juga pada aspek sosial, emosional, dan psikologis. Meskipun beberapa dampak dapat dikurangi dengan bantuan dan dukungan, penting untuk memantau kondisi ini untuk mencegah risiko kesehatan yang lebih serius.
        





Sumber:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6178706/

https://clinicalconnection.hopkinsmedicine.org/news/poor-sense-of-smell-linked-to-increased-risk-of-depression-in-older-adults

https://www.medicalnewstoday.com/articles/318461

https://link.springer.com/article/10.1007/s00405-022-07614-1


Sunday, 18 August 2024

Waspada: Titik Usia Penurunan Drastis Kecakapan Senior untuk Bertahan Hidup:

        Kecakapan atau kemampuan senior untuk bertahan hidup merujuk pada serangkaian keterampilan, fungsi fisik, mental, dan sosial yang memungkinkan individu lanjut usia (senior) untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan kemandirian, kenyamanan, dan keamanan. Kemampuan ini mencakup berbagai aspek yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar, menjaga kesehatan, serta mempertahankan kualitas hidup meskipun mengalami penurunan fungsi seiring bertambahnya usia.

Meskipun usia sudah menginjak 76 tahun, Senior ini tetap semangat.
(Sumber: foto LPC-Lansia)
Beberapa komponen utama dari kecakapan atau kemampuan bertahan hidup pada senior:

Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (Activities of Daily Living/ADLs):
  • Kemampuan untuk melakukan tugas-tugas dasar seperti makan, berpakaian, mandi, berjalan, dan menggunakan toilet. Kemandirian dalam ADLs sangat penting untuk kesejahteraan sehari-hari.
Mobilitas:
  • Kemampuan untuk bergerak, baik dengan berjalan, menggunakan alat bantu (seperti tongkat atau kursi roda), atau beralih dari tempat tidur ke kursi. Mobilitas memungkinkan senior untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan memenuhi kebutuhan dasar.

Kognisi dan Memori:
  • Fungsi kognitif yang mencakup kemampuan mengingat, berpikir logis, membuat keputusan, dan berkomunikasi. Kemampuan ini penting untuk mengelola kesehatan, keuangan, dan menjaga hubungan sosial.
Kesehatan Mental dan Emosional:
  • Kemampuan untuk mengelola stres, menjaga keseimbangan emosional, dan berinteraksi dengan orang lain. Kesehatan mental yang baik mendukung kualitas hidup dan ketahanan dalam menghadapi tantangan.
Pengelolaan Kesehatan:
  • Kemampuan untuk mengelola kondisi kesehatan, termasuk pemahaman tentang obat-obatan, menjaga janji medis, dan mengikuti rekomendasi perawatan. Pengelolaan yang baik membantu mencegah komplikasi dan memperpanjang umur.
Kemandirian dalam Mengambil Keputusan:
  • Kemampuan untuk membuat keputusan tentang hidupnya sendiri, seperti pilihan tempat tinggal, perawatan kesehatan, dan keuangan. Kemandirian dalam mengambil keputusan memungkinkan senior untuk mempertahankan kendali atas hidup mereka.
Interaksi Sosial:
  • Kemampuan untuk menjaga hubungan dengan keluarga, teman, dan komunitas. Interaksi sosial mendukung kesejahteraan emosional dan mental, serta membantu mencegah isolasi.
Kemampuan ini memungkinkan senior untuk hidup dengan martabat, meskipun ada keterbatasan yang mungkin berkembang seiring bertambahnya usia. Ketika kemampuan ini menurun, dukungan dari keluarga, pengasuh, dan layanan kesehatan menjadi sangat penting untuk membantu senior tetap hidup dengan nyaman dan aman.

       Kecakapan atau kemampuan terakhir yang dimiliki oleh senior untuk bertahan hidup bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti kondisi kesehatan, lingkungan, dan dukungan sosial. Namun, secara umum, berikut adalah beberapa kemampuan atau kecakapan terakhir yang sering dipertahankan oleh para senior, beserta perkiraan persentase kemampuannya:

Kemandirian Dasar (60-80%)
Mampu melakukan aktivitas dasar sehari-hari seperti makan, berpakaian, mandi, dan berjalan. Meskipun ada penurunan dalam kemandirian, banyak senior yang masih dapat melakukan kegiatan dasar dengan sedikit bantuan.

Kognisi dan Memori (50-70%)
Mempertahankan kemampuan untuk mengingat informasi penting, mengenali orang-orang terdekat, dan membuat keputusan sederhana. Beberapa senior mungkin mengalami penurunan kognitif, tetapi tetap mampu berkomunikasi dan memahami instruksi dasar.

Kemampuan Sosial dan Emosional (40-60%)
Menjaga interaksi sosial dengan keluarga dan teman-teman, serta kemampuan untuk mengelola emosi dan stres. Meskipun kemampuan ini mungkin berkurang, banyak senior masih menikmati interaksi sosial dan memiliki ketahanan emosional.

Mobilitas Terbatas (30-50%)
Beberapa senior mungkin masih dapat bergerak dengan bantuan alat bantu seperti tongkat atau kursi roda. Kemampuan untuk berpindah tempat atau melakukan aktivitas ringan masih mungkin ada, meskipun dengan keterbatasan.

Pengelolaan Kesehatan dan Obat (20-40%)
Memiliki pemahaman dasar tentang kondisi kesehatan mereka dan mampu mengingat jadwal obat-obatan. Banyak senior bergantung pada pengasuh atau keluarga untuk membantu mereka dalam pengelolaan kesehatan.

Adaptasi Lingkungan (10-30%)
Mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan kebutuhan yang mendesak, meskipun sering dengan bantuan signifikan dari orang lain. Ini bisa termasuk beradaptasi dengan teknologi baru atau mengatur ulang rutinitas untuk kondisi kesehatan yang berubah.

Persentase ini adalah perkiraan umum dan dapat bervariasi secara signifikan tergantung pada individu. Setiap senior memiliki kemampuan yang berbeda, dan dukungan dari keluarga, pengasuh, dan komunitas sangat berpengaruh dalam mempertahankan kualitas hidup mereka.

       Kemampuan terakhir yang dimiliki oleh senior cenderung menurun seiring waktu, terutama ketika mendekati akhir kehidupan. Penurunan ini biasanya terjadi karena berbagai faktor seperti penuaan alami, penurunan fungsi organ, penyakit kronis, dan penurunan mobilitas. Namun, laju penurunan ini dapat bervariasi tergantung pada individu dan faktor-faktor seperti:

Kondisi Kesehatan: Penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, atau Alzheimer dapat mempercepat penurunan kemampuan fisik dan mental.

Perawatan Kesehatan: Akses dan kualitas perawatan kesehatan dapat memperlambat penurunan kemampuan. Pengelolaan yang baik terhadap kondisi kronis dan rehabilitasi dapat membantu mempertahankan kemampuan lebih lama.

Dukungan Sosial: Dukungan dari keluarga, teman, dan pengasuh dapat membantu senior mempertahankan kemampuan mereka lebih lama dengan memberikan bantuan fisik, emosional, dan mental.

Gaya Hidup: Aktivitas fisik, nutrisi yang baik, dan keterlibatan sosial dapat memperlambat penurunan kemampuan.

Lingkungan: Lingkungan yang aman dan ramah senior dapat mendukung mereka dalam mempertahankan kemandirian dan mobilitas.

Meskipun beberapa kemampuan mungkin menurun secara bertahap, ada juga kemampuan yang dapat tetap stabil, terutama dengan dukungan yang tepat. Namun, secara umum, ada kecenderungan alami menuju penurunan kemampuan hingga akhirnya mortalitas terjadi.

       Tingkat kemampuan pada senior biasanya mulai menurun secara signifikan di usia 70-an hingga 80-an, meskipun ini bisa bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan individu, gaya hidup, dan faktor genetik. 

Beberapa titik usia yang sering dikaitkan dengan penurunan kemampuan yang lebih drastis:

Usia 70-an:
  • Pada usia ini, banyak orang mulai merasakan penurunan dalam mobilitas, kekuatan fisik, dan stamina. Penyakit kronis seperti arthritis, osteoporosis, dan penurunan fungsi kardiovaskular sering menjadi lebih menonjol. Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari mungkin mulai berkurang, dan lebih banyak bantuan dari orang lain mungkin diperlukan.
Usia 80-an:
  • Di usia ini, penurunan kognitif seperti memori, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan mungkin menjadi lebih jelas, terutama jika ada kondisi seperti demensia atau Alzheimer. Keterbatasan fisik juga biasanya semakin nyata, dengan banyak orang membutuhkan alat bantu untuk berjalan atau lebih banyak bantuan untuk aktivitas sehari-hari.
Usia 90-an dan lebih tua:
  • Pada usia ini, penurunan kemampuan fisik dan kognitif sering menjadi sangat signifikan. Banyak individu mengalami penurunan drastis dalam kemandirian dan mungkin memerlukan perawatan penuh waktu. Sistem imun juga melemah, meningkatkan risiko infeksi dan komplikasi kesehatan lainnya.
Meskipun penurunan kemampuan bisa menjadi lebih nyata pada usia-usia ini, beberapa orang mungkin mengalami penurunan yang lebih lambat atau lebih cepat tergantung pada banyak faktor, termasuk genetika, kesehatan umum, dan gaya hidup. Dukungan medis dan sosial yang tepat dapat membantu memperlambat penurunan ini dan meningkatkan kualitas hidup para senior.






Sumber:

https://www.truelinkfinancial.com/blog/how-loss-of-independence-for-older-adults-impacts-mental-and-physical-health

https://www.webmd.com/healthy-aging/what-to-know-about-cognitive-decline-in-older-adults

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-of-older-adults

https://bluemoonseniorcounseling.com/how-loss-of-independence-impacts-senior-mental-health/

https://inspiritseniorliving.com/problems-faced-by-seniors-in-the-last-phase-of-life/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK316202/

https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9170-dementia



Friday, 16 August 2024

Hati-hati Bercanda dengan Senior: Berdampak karena tidak Lucu

        Bercanda adalah tindakan atau ucapan yang dilakukan untuk tujuan menghibur, membuat orang tertawa, atau menciptakan suasana yang lebih santai dan akrab. Bercanda biasanya tidak dimaksudkan untuk diseriusi dan sering kali melibatkan humor, lelucon, atau sindiran ringan.  

Senior membutuhkan bercanda untuk tetap sehat.
(Sumber: foto Dwipatri Club)
Beberapa contoh candaan yang ringan dan menghibur yang mungkin cocok untuk Senior:

Candaan tentang Ingatan:
"Katanya semakin tua, semakin bijak. Tapi kenapa aku malah semakin sering lupa di mana aku menaruh kacamata ya? Mungkin bijaknya itu biar aku selalu ingat untuk tetap mencari!"

Candaan tentang Teknologi:
"Cucuku bilang, 'Nenek, kalau mau lebih cepat tahu berita, gunakan smartphone.' Saya bilang, 'Nak, saya sudah hidup lama dan saya sudah tahu lebih banyak berita sebelum smartphone itu ada!'"

Candaan tentang Kesehatan:
"Dulu saya olahraga untuk menjaga bentuk tubuh, sekarang saya olahraga biar bisa bangun dari kursi tanpa bunyi 'krak' di lutut!"

Candaan tentang Usia:
"Mereka bilang usia itu cuma angka, tapi kenapa angka ini terus naik tanpa henti? Harusnya bisa disetop kayak meteran listrik!"

Candaan tentang Waktu:
"Dulu, waktu saya muda, hari-hari terasa lama. Sekarang, baru saja mulai hari Senin, tahu-tahu sudah Jumat lagi. Sepertinya kalender saya sedang terburu-buru!"

Candaan-candaan ini bersifat ringan dan positif, serta menghindari topik yang mungkin sensitif. Tujuannya adalah untuk membawa senyum dan tawa, bukan untuk menyinggung perasaan.

       Senior  bisa memerlukan candaan, sama seperti kelompok usia lainnya. Candaan bisa memberikan banyak manfaat bagi mereka, seperti:

Meningkatkan Suasana Hati: Candaan dapat membantu meningkatkan suasana hati dan mengurangi perasaan kesepian atau depresi yang mungkin dialami oleh lansia.

Mengurangi Stres: Humor dan tertawa dapat mengurangi stres dan membantu menghadapi situasi sulit dengan lebih positif.

Memperkuat Hubungan Sosial: Bercanda dengan orang lain dapat memperkuat ikatan sosial dan membuat lansia merasa lebih terhubung dengan orang di sekitarnya.

Menjaga Kesehatan Mental: Humor dapat merangsang otak dan menjaga kesehatan mental, membantu lansia tetap berpikir tajam dan merasa bahagia.

Penting untuk memperhatikan sensitivitas dan kondisi Senior. Candaan yang tepat dan sesuai konteks sangat penting, karena tidak semua humor cocok untuk setiap individu. Pendekatan yang penuh rasa hormat dan pengertian sangat penting ketika bercanda dengan Senior.

       Mengetahui candaan yang sesuai dengan  Senior membutuhkan kepekaan, empati, dan pemahaman terhadap individu yang bersangkutan. 

Beberapa  kiat untuk memastikan candaan yang diberikan sesuai dengan Senior:

Kenali Karakter dan Selera Humor: Setiap orang memiliki selera humor yang berbeda. Luangkan waktu untuk mengenal Senior secara pribadi, pelajari apa yang mereka anggap lucu, dan hindari topik yang mungkin sensitif atau tidak nyaman bagi mereka.

Hindari Candaan yang Menyinggung: Hindari candaan yang mungkin menyinggung perasaan, seperti candaan tentang usia, kesehatan, atau topik sensitif lainnya. Pastikan candaan Anda tidak merendahkan atau membuat mereka merasa tidak dihargai.

Perhatikan Reaksi Mereka: Saat bercanda, amati bagaimana mereka bereaksi. Jika mereka tertawa dan tampak menikmati, candaan tersebut mungkin cocok. Namun, jika mereka tampak tidak nyaman atau tidak tertawa, sebaiknya segera hentikan candaan tersebut dan alihkan topik.

Pilih Candaan yang Sederhana dan Positif: Candaan yang ringan, sederhana, dan tidak terlalu rumit biasanya lebih cocok untuk  Senior. Candaan yang bersifat positif dan mengangkat semangat lebih disukai daripada candaan yang bersifat sarkastik atau negatif.

Sesuaikan dengan Situasi: Pertimbangkan situasi dan lingkungan saat bercanda. Candaan yang sesuai dalam suasana santai mungkin tidak cocok dalam situasi yang lebih serius atau formal.

Bertanya Jika Ragu: Jika Anda ragu tentang apakah suatu candaan akan diterima dengan baik, tidak ada salahnya untuk bertanya dengan cara yang sopan apakah mereka nyaman dengan jenis candaan tertentu.

Dengan pendekatan yang hati-hati dan penuh hormat, candaan bisa menjadi cara yang baik untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan  Senior dan membawa kebahagiaan dalam kehidupan mereka.

       Mengatasi candaan yang melewati batas pada  Senior memerlukan pendekatan yang sensitif dan bijaksana. 

Berikut langkah-langkah yang bisa diambil:

Segera Hentikan Candaan: Jika Anda atau orang lain menyadari bahwa candaan tersebut sudah melewati batas, segera hentikan percakapan atau candaan tersebut. Penting untuk tidak melanjutkan topik yang bisa membuat  Senior merasa tidak nyaman atau tersinggung.

Minta Maaf dengan Tulus: Jika Anda yang membuat candaan yang tidak sesuai, segera minta maaf dengan tulus. Akui bahwa Anda tidak bermaksud untuk menyakiti atau membuat mereka merasa tidak nyaman. Ucapan maaf yang cepat dan tulus dapat membantu meredakan situasi.

Alihkan Pembicaraan ke Topik Lain: Setelah meminta maaf, cobalah mengalihkan pembicaraan ke topik lain yang lebih ringan atau netral. Ini bisa membantu mengurangi ketegangan dan mengembalikan suasana yang lebih positif.

Perhatikan Bahasa Tubuh dan Respons: Perhatikan bahasa tubuh dan ekspresi wajah  Seniorsetelah candaan tersebut. Jika mereka masih tampak tidak nyaman, berikan mereka ruang untuk berbicara atau sekadar memberikan waktu bagi mereka untuk pulih dari kejadian tersebut.

Belajar dari Pengalaman: Jadikan kejadian ini sebagai pelajaran untuk lebih memahami batasan-batasan dalam bercanda, terutama dengan  Senior. Ini akan membantu Anda menghindari situasi serupa di masa depan.

Berikan Dukungan Emosional: Jika candaan tersebut benar-benar menyakiti perasaan  Senior, beri mereka dukungan emosional. Dengarkan jika mereka ingin berbicara tentang perasaannya, dan pastikan mereka merasa didengar dan dihargai.

Berbicara dengan Orang Lain yang Terlibat: Jika ada orang lain yang terlibat dalam candaan tersebut, ajak mereka untuk memahami dampak dari candaan itu dan diskusikan cara untuk lebih berhati-hati di masa depan.

Mengatasi candaan yang melewati batas, selesaikan dengan cepat dan penuh empati akan membantu memperbaiki hubungan dan memastikan bahwa  Senior merasa dihormati dan dihargai.






Sumber:

https://www.ama-assn.org/delivering-care/population-care/why-older-adults-benefit-regular-doses-humor

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23689078/

https://bluemoonseniorcounseling.com/benefits-of-laughter-for-seniors/

https://assistedlivinglocators.com/articles/celebrating-the-healing-power-of-laughter-with-seniors