Friday, 30 June 2023

Waspada Keringat Dan Parfum Bercampur, Hasilnya Wow !

        Harum adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bau atau aroma yang menyenangkan atau sedap. Ketika suatu benda atau zat mengeluarkan aroma yang enak, biasanya kita mengatakan bahwa itu harum. Bau harum dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk bunga, rempah-rempah, makanan, minuman, minyak wangi, dan lain sebagainya.

Persepsi bau harum seseorang dapat berbeda-beda tergantung pada preferensi individu dan pengalaman pribadi. Aroma yang dianggap harum oleh seseorang mungkin tidak selalu disukai oleh orang lain.

Mungkin Anda pernah pusing mencium aroma parfum seseorang yang lewat di depan Anda, atau sebaliknya Anda terpesona dengan pandangan mata tak berkedip mencium bau parfum seseorang. Jadi memang beberapa orang dapat menganggap bau bunga melati sangat harum, sementara orang lain mungkin lebih menyukai aroma jeruk atau kayu.

Pengharum (Fragrance) atau sering disebut juga sebagai parfum, adalah campuran bahan-bahan kimia yang digunakan untuk memberikan aroma pada produk-produk seperti parfum, wewangian tubuh, wewangian ruangan, atau produk perawatan pribadi lainnya

Pengharum dapat terdiri dari berbagai senyawa kimia sintetis, dan kadang-kadang juga dapat mengandung minyak wangi alami. Mereka diciptakan dengan tujuan menghasilkan aroma yang konsisten dan tahan lama. Pengharum sering kali memiliki aroma yang kompleks dan lebih kuat dibandingkan dengan minyak wangi alami.

Pengharum dapat mengandung berbagai bahan kimia tambahan, termasuk yang bersifat buatan, yang mungkin tidak ada di dalam minyak wangi alami. Oleh karena itu, bagi beberapa orang dengan sensitivitas yang tinggi atau alergi, penggunaan pengharum tertentu dapat menyebabkan reaksi negatif atau iritasi.

Parfum dan kosmetik wewangian lainnya mungkin mengandung sejumlah bahan kimia berbahaya yang menjadi perhatian, termasuk yang terkait dengan kanker, toksisitas reproduksi, alergi, dan kepekaan. Untuk melindungi diri Anda sendiri, pilih merek yang benar-benar transparan tentang kandungan wewangiannya, atau pilih produk tanpa "wewangian" pada label bahannya.

Saat memilih produk wangi, penting untuk mempertimbangkan preferensi pribadi dan sensitivitas individu terhadap aroma dan bahan kimia. Mencari produk dengan bahan alami dan menghindari paparan berlebihan dapat membantu mengurangi risiko potensial.

Reaksi keringat lansia dan pengharum

Keringat lansia dan pengharum dapat bereaksi dalam beberapa kasus tertentu, terutama jika pengharum mengandung bahan-bahan yang dapat berinteraksi dengan keringat atau menyebabkan iritasi pada kulit sensitif. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah:

πŸ’¦ Reaksi alergi:

Beberapa orang, termasuk lansia, dapat mengalami reaksi alergi terhadap bahan-bahan dalam pengharum. Jika pengharum bersentuhan dengan keringat dan kulit lansia yang sensitif, ini dapat memicu reaksi alergi seperti ruam, gatal-gatal, atau iritasi kulit.

πŸ’¦ Perubahan aroma: 

Keringat yang diproduksi oleh tubuh lansia dapat mempengaruhi aroma pengharum. Bahan kimia dalam pengharum dapat bereaksi dengan komponen keringat, menghasilkan aroma yang berbeda atau bahkan tidak sedap. Bau ini mungkin tidak disadari oleh yang bersangkutan, namun orang sekitar mencium bau aneh dan tidak sedap yang dapat menimbulkan pusing atau mual.

Para lansia ini sudah pasti semuanya harum,
 karena semua tersenyum
( Sumber: foto pensiun 49 ceria)

πŸ’¦ Iritasi kulit: 

Penggunaan pengharum yang mengandung bahan kimia keras atau potensial dapat menyebabkan iritasi kulit pada lansia, terutama jika mereka memiliki kulit yang sensitif atau kondisi kulit tertentu. Kombinasi pengharum dengan keringat dapat memperburuk iritasi kulit.

Pengawas lansia ini sudah harum,
 namun kalah "harum" dengan 2 makhluk di depannya😊
( Sumber: foto paguyuban pengawas purna )

Penggunaan pengharum ruangan atau benda wangi pada lansia harus diperhatikan dengan hati-hati. Beberapa hal perlu dipertimbangkan:

πŸ’¨ Kepekaan terhadap aroma: 

Lansia mungkin memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap bau atau aroma tertentu. Beberapa dari mereka dapat mengalami kesulitan pernapasan atau iritasi saat terpapar aroma yang kuat. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan reaksi individu terhadap pengharum ruangan dan memastikan bahwa mereka tidak menyebabkan tidak nyaman atau masalah kesehatan.

πŸ’¨ Pengaruh kesehatan:

Lansia mungkin memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit pernapasan atau alergi, yang membuat mereka lebih rentan terhadap iritasi dari pengharum ruangan. Sebelum menggunakan pengharum, penting untuk mempertimbangkan kondisi kesehatan mereka dan berkonsultasi dengan profesional medis jika diperlukan.

πŸ’¨ Interaksi dengan obat-obatan: 

Beberapa lansia mungkin mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat berinteraksi dengan pengharum ruangan atau benda wangi. Pengharum tertentu dapat mempengaruhi efektivitas obat atau menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk memastikan bahwa penggunaan pengharum tidak akan bertentangan dengan pengobatan yang sedang mereka jalani.

πŸ’¨ Keamanan: 

Penggunaan pengharum yang berlebihan atau tidak tepat dapat meningkatkan risiko kecelakaan, terutama jika lansia memiliki masalah kognitif atau kesulitan mobilitas. Misalnya, pengharum yang ditempatkan di tempat yang mudah dijangkau atau berpotensi tertelan dapat menyebabkan masalah jika lansia tidak menyadarinya.

         πŸ’¬ Sangat disarankan untuk memastikan kebersihan ruangan dan menjaga kebersihan pribadi lansia. Menggunakan sabun dan produk perawatan pribadi yang lembut dengan aroma ringan dapat memberikan kesegaran tanpa menyebabkan masalah kesehatan. Jika ada kebutuhan untuk menyegarkan aroma di ruangan, pilihan yang lebih aman adalah menggunakan sumber alami seperti bunga segar atau ventilasi yang baik.

         πŸ’­ Pengharum ruangan atau benda wangi tertentu dapat memicu atau memperburuk gejala pada beberapa individu, terutama bagi mereka yang memiliki sensitivitas atau alergi terhadap bahan kimia atau aroma tertentu

Beberapa kondisi atau masalah kesehatan yang dapat timbul akibat penggunaan pengharum yang berlebihan atau tidak tepat meliputi:

πŸ˜‡ Alergi: 

Pengharum dapat menjadi pemicu alergi pada beberapa orang. Mereka dapat menyebabkan reaksi alergi seperti bersin, hidung berair, gatal-gatal, mata berair, dan ruam kulit.

πŸ˜‡ Asma:

Aroma yang kuat atau bahan kimia dalam pengharum ruangan dapat memicu serangan asma pada individu yang menderita kondisi ini. Mereka dapat mengalami kesulitan bernapas, batuk, mengi, dan sesak napas.

πŸ˜‡ Sakit kepala:

Bau yang kuat atau aroma yang terlalu dominan dapat menyebabkan sakit kepala pada beberapa orang, terutama mereka yang memiliki sensitivitas terhadap bau tertentu.

πŸ˜‡ Iritasi saluran pernapasan: 

Pengharum yang mengandung bahan kimia tertentu dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, terutama pada individu yang memiliki masalah pernapasan seperti bronkitis kronis atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

πŸ˜‡ Gangguan neurologis: 

Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara paparan jangka panjang terhadap bahan kimia dalam pengharum ruangan dengan peningkatan risiko gangguan neurologis, termasuk sakit kepala, kecemasan, dan depresi.

πŸ˜‡ Gangguan hormonal:

Beberapa pengharum ruangan mengandung senyawa kimia yang dapat mengganggu keseimbangan hormonal dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat berdampak pada sistem endokrin.

πŸ˜‡ Polusi udara dalam ruangan:

Pengharum yang mengandung senyawa organik volatil (Volatile Organic Compounds/VOCs) dapat menghasilkan polusi udara dalam ruangan. Paparan jangka panjang terhadap VOCs dapat berkontribusi pada kualitas udara dalam ruangan yang buruk dan dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, gangguan kesehatan pernapasan, atau masalah kesehatan lainnya.

πŸ˜‡ Tremor :

Munculnya tremor atau gemetaran di bagian tangan dan kaki, disebabkan oleh kesalahan antara jaringan pusat di otak dan jaringan yang diperintahkan. Kandungan kimia pengharum ruangan yang terhirup dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan tremor yang lebih serius karena secara tak langsung ia mengganggu sistem saraf.

        πŸ’­ Penting untuk diingat bahwa respons terhadap pengharum dapat bervariasi di antara individu. Beberapa orang mungkin lebih sensitif daripada yang lain. Jika Anda atau seseorang dalam lingkungan Anda mengalami gejala yang mencurigakan setelah terpapar pengharum, disarankan untuk menghindari paparan tersebut dan berkonsultasi dengan profesional medis untuk diagnosis dan pengelolaan yang tepat.

Untuk lansia, penting untuk memilih pengharum yang tidak berpotensi menyebabkan iritasi atau masalah kesehatan. Beberapa pengharum yang lebih aman dan cocok untuk lansia adalah:

🌼  Aroma alami:

Memilih pengharum yang menggunakan bahan-bahan alami seperti minyak esensial dari bunga atau tumbuhan dapat menjadi pilihan yang baik. Minyak esensial seperti lavender, chamomile, atau peppermint dapat memberikan aroma yang menenangkan dan tidak terlalu kuat.

🌼 Produk hypoallergenic

Cari pengharum atau produk wangi yang dirancang khusus untuk orang dengan sensitivitas kulit atau alergi. Produk-produk ini biasanya mengandung bahan-bahan yang lebih lembut dan tidak mengandung bahan kimia yang berpotensi menyebabkan iritasi.

🌼 Pilihan yang lembut:

Pilih pengharum dengan aroma yang lembut dan tidak terlalu kuat. Aroma yang terlalu kuat dapat menyebabkan tidak nyaman bagi lansia yang memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap bau.

🌼 Pengharum alami dalam lingkungan:

Daripada menggunakan pengharum buatan, Anda juga dapat mencoba menghadirkan aroma alami ke dalam ruangan dengan cara meletakkan bunga segar atau potpourri yang terbuat dari bahan alami.

🌼 Ventilasi yang baik:

Memastikan ventilasi yang baik di dalam ruangan juga dapat membantu mengurangi kebutuhan akan pengharum. Udara segar dan sirkulasi yang baik dapat membantu menjaga kebersihan udara di dalam ruangan.

🌼 Pengharum dengan sifat relaksasi atau aromaterapi

Beberapa pengharum dapat memiliki efek relaksasi atau menenangkan yang dapat bermanfaat bagi lansia. Aroma seperti lavender, chamomile, atau lemon dapat membantu menciptakan suasana yang tenang dan menenangkan.

        πŸ’­ Selalu penting untuk mengamati reaksi lansia terhadap pengharum yang digunakan. Jika ada tanda-tanda tidak nyaman atau reaksi negatif, penggunaan pengharum harus dihentikan atau diganti dengan alternatif yang lebih cocok.

       πŸ’¬  Jika Anda memiliki kekhawatiran khusus terkait kesehatan lansia dengan pengharum, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional medis untuk saran yang lebih spesifik.






Sumber:

https://www.safecosmetics.org/red-list/

https://www.ewg.org/areas-focus/personal-care-products

https://www.fragrancefreeliving.com/

https://www.chemicalsafetyfacts.org/chemicals/fragrances/


Wednesday, 28 June 2023

Cari Tahu MCI, Cegah Sebelum Menimpa Anda

          Orang dengan gangguan ini mungkin menyadari bahwa ingatan atau fungsi mental mereka telah turun ke titik tertentu. Keluarga dan teman dekat juga mungkin melihat perubahan. Namun perubahan ini tidak cukup buruk untuk memengaruhi kehidupan sehari-hari atau memengaruhi aktivitas biasa.     

Gangguan neurokognitif ringan, juga disebut sebagai gangguan kognitif ringan (Mild Cognitive Impairment ) atau MCI, dapat dianggap sebagai jalan tengah antara penuaan normal dan gangguan neurokognitif utama.

Gangguan neurokognitif ringan cenderung berkembang perlahan dan ditandai dengan hilangnya memori progresif yang mungkin atau mungkin tidak untuk berkembang menjadi demensia.  

Penelitian telah menunjukkan bahwa antara 5-17% pasien dengan gangguan kognitif ringan akan berkembang menjadi demensia setiap tahun. 

Kemungkinan berkembangnya gangguan kognitif ringan meningkat seiring bertambahnya usia, mempengaruhi 10-20% orang dewasa berusia 65 tahun ke atas. Pria juga tampaknya berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kognitif ringan. 

Beberapa ciri dan gejala gangguan kognitif ringan pada lansia, yaitu :

πŸ˜‡ Gangguan memori:

Kesulitan mengingat informasi baru, seperti nama orang atau peristiwa yang baru terjadi, meskipun kemampuan memori jangka panjang tetap relatif baik.

Lansia pensiunan pengawas ini sedang rapat, bila lupa nama atau
 lupa dengan peristiwa yang baru terjadi, mohon dimaklumi
( Sumber: foto pensiunan pengawas purna )

πŸ˜‡ Gangguan fungsi kognitif lainnya: 

Selain gangguan memori, individu dengan gangguan kognitif ringan juga mungkin mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian, berpikir abstrak, memecahkan masalah, melakukan perencanaan, dan mengambil keputusan.

πŸ˜‡ Penurunan fungsi eksekutif:

Kemampuan untuk mengorganisir, merencanakan, memulai, dan menghentikan tugas atau aktivitas dapat terpengaruh pada gangguan kognitif ringan.

Ada satu lansia di foto ini bila Anda mengenalnya tetapi lupa nama
 atau lansia dalam foto juga lupa dengan siapa berfoto, harap maklum
( Sumber: foto pensiunan 49 ceria )

πŸ˜‡ Perubahan dalam kemampuan bahasa:

Kemampuan untuk menemukan kata yang tepat atau mengungkapkan diri secara lancar dapat terpengaruh pada gangguan kognitif ringan. 

πŸ˜‡ Perubahan perilaku atau suasana hati: 

Gangguan kognitif ringan juga dapat disertai dengan perubahan suasana hati, seperti depresi, kecemasan, kebingungan, atau kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati.


Sumber: newsmaker,tribunnews.com

πŸ˜‡ Afasia :

Afasia adalah seseorang yang tidak dapat memahami atau tidak dapat merumuskan bahasa karena kerusakan pada daerah otak tertentu .

πŸ˜‡ Apraksia :

Apraksia adalah gangguan motorik yang disebabkan oleh kerusakan otak, yang menyebabkan kesulitan perencanaan motorik untuk melakukan tugas atau gerakan.

πŸ˜‡ Agnosia:

Agnosia adalah ketidakmampuan untuk memproses informasi sensorik. Sering ada kehilangan kemampuan untuk mengenali objek, orang, suara, bentuk, atau bau sementara indera khusus tidak rusak juga tidak ada kehilangan ingatan yang signifikan.

         Penting untuk dicatat bahwa gangguan kognitif ringan bukan merupakan kondisi yang sama dengan demensia. Namun, individu dengan gangguan kognitif ringan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami perkembangan menjadi demensia, terutama penyakit Alzheimer. 

Tidak semua orang dengan gangguan kognitif ringan akan mengalami kemajuan ke demensia, dan beberapa orang mungkin tetap stabil atau bahkan mengalami pemulihan.

Faktor- faktor  yang diketahui dapat berkontribusi terhadap gangguan kognitif ringan pada lansia:

πŸ‘Ί Penuaan alami: 

Penuaan merupakan faktor risiko utama untuk perkembangan gangguan kognitif ringan pada lansia. Proses penuaan itu sendiri dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional pada otak yang mempengaruhi fungsi kognitif.

πŸ‘Ί Penyakit neurodegeneratif:

Beberapa penyakit neurodegeneratif, terutama penyakit Alzheimer, dapat menyebabkan gangguan kognitif ringan sebagai tahap awal sebelum demensia berkembang. Proses neurodegeneratif ini mengakibatkan kerusakan pada sel-sel saraf dan gangguan komunikasi antar sel di otak.

πŸ‘Ί Faktor genetik: 

Ada bukti bahwa faktor genetik dapat memengaruhi kerentanan seseorang terhadap gangguan kognitif ringan dan perkembangan lebih lanjut ke demensia. Beberapa variasi genetik, seperti gen ApoE Ξ΅4, diketahui memiliki hubungan dengan peningkatan risiko Alzheimer.

πŸ‘Ί Faktor vaskular: 

Gangguan sirkulasi darah yang melibatkan pembuluh darah otak, seperti aterosklerosis atau penyakit vaskular serebral, dapat mempengaruhi pasokan darah dan oksigen ke otak. Hal ini dapat berkontribusi terhadap gangguan kognitif ringan yang dikenal sebagai gangguan kognitif vaskular.

πŸ‘Ί Gaya hidup dan faktor lingkungan: 

Beberapa faktor gaya hidup dan lingkungan juga dapat memengaruhi risiko gangguan kognitif ringan pada lansia. Misalnya, merokok, kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat, obesitas, dan tingkat pendidikan rendah dapat berperan dalam perkembangan gangguan kognitif ringan.

πŸ‘Ί Gangguan tidur: 

Gangguan tidur, seperti insomnia atau sleep apnea, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan kognitif ringan pada lansia. Kurangnya tidur yang berkualitas dapat memengaruhi fungsi kognitif dan memori.

πŸ‘Ί Faktor psikososial: 

Beberapa faktor psikososial, seperti depresi, kecemasan, dan isolasi sosial, juga dapat mempengaruhi kesehatan kognitif pada lansia. Gangguan mental ini dapat berdampak negatif pada fungsi kognitif dan meningkatkan risiko gangguan kognitif ringan.

      πŸ’­ Penting untuk memahami bahwa gangguan kognitif ringan pada lansia dapat disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor di atas.

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko gangguan kognitif ringan pada lansia  :

πŸ’ͺPertahankan gaya hidup sehat:

Mengadopsi gaya hidup sehat termasuk makan makanan bergizi, menjaga berat badan yang sehat, dan melakukan aktivitas fisik secara teratur. Makanan sehat, seperti diet Mediterania yang kaya akan buah-buahan, sayuran, ikan, biji-bijian, dan minyak zaitun, telah terkait dengan penurunan risiko gangguan kognitif.

πŸ’ͺ Latih otak: 

Terus melakukan aktivitas yang merangsang otak, seperti membaca, menulis, memecahkan teka-teki, atau bermain permainan otak. Melatih otak dapat membantu menjaga kognisi dan memori yang baik.

πŸ’ͺ Pertahankan kesehatan jantung:

Penyakit kardiovaskular dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif. Oleh karena itu, menjaga tekanan darah normal, kolesterol yang sehat, dan menjaga kesehatan jantung secara umum sangat penting.

πŸ’ͺ Lindungi otak dari cedera: 

Hindari cedera kepala yang berulang dan lindungi diri dengan menggunakan helm saat bersepeda atau beraktivitas olahraga yang berisiko.

πŸ’ͺ Jaga kesehatan mental:

Mengelola stres, menjaga keseimbangan emosional, dan mengatasi gangguan mental seperti depresi atau kecemasan dapat membantu menjaga kesehatan kognitif.

πŸ’ͺ Jaga koneksi sosial:

Pertahankan hubungan sosial yang kuat dan aktif dengan keluarga, teman, dan komunitas. Keterlibatan sosial yang positif dapat membantu menjaga kesehatan kognitif.

πŸ’ͺ Tidur yang cukup: 

Pastikan untuk mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas setiap malam. Gangguan tidur dapat mempengaruhi kesehatan otak dan kognisi.

πŸ’ͺ Batasi konsumsi alkohol:

Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat merusak otak dan mempengaruhi fungsi kognitif. Batasi konsumsi alkohol atau hindari alkohol yang berlebihan.

πŸ’ͺ Tetap terlibat secara intelektual: 

Teruslah belajar dan mengeksplorasi hal-hal baru. Pendidikan seumur hidup dan menantang otak dengan aktivitas intelektual dapat membantu menjaga kesehatan kognitif.

πŸ’ͺ Ikuti saran medis: 

Jika Anda memiliki kondisi medis yang berisiko untuk gangguan kognitif, penting untuk mengikuti saran medis dan mengelola kondisi tersebut secara optimal.

Menerapkan gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko gangguan kognitif ringan pada lansia, yaitu :

πŸš‘  Makan makanan sehat: 

Pilih pola makan yang seimbang dan kaya akan nutrisi. Sertakan banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan berlemak seperti salmon, sumber protein sehat seperti kacang-kacangan dan produk susu rendah lemak, serta lemak sehat seperti minyak zaitun.

πŸš‘ Aktivitas fisik teratur:

Lakukan aktivitas fisik secara teratur. Setidaknya 150 menit aktivitas aerobik ringan hingga sedang per minggu, seperti berjalan cepat, bersepeda, berenang, atau tarian. Juga, lakukan latihan kekuatan untuk mempertahankan massa otot dan kekuatan.

πŸš‘ Merangsang otak:

Latih otak Anda dengan melakukan aktivitas yang menantang secara kognitif, seperti membaca, menulis, memecahkan teka-teki, bermain instrumen musik, atau mempelajari bahasa baru. Ini dapat membantu menjaga kesehatan kognitif.

πŸš‘ Tidur yang cukup:

Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas setiap malam. Tidur yang baik penting untuk memulihkan dan memperbaiki fungsi otak.

πŸš‘ Jaga kesehatan jantung: 

Pertahankan tekanan darah normal, kadar kolesterol yang sehat, dan kontrol diabetes. Ini penting karena kesehatan jantung yang baik berhubungan dengan kesehatan otak.

πŸš‘ Lindungi diri dari cedera kepala:

Lindungi kepala Anda dari cedera dengan menggunakan helm saat bersepeda, mengemudi dengan hati-hati, dan menghindari situasi yang berisiko tinggi.

πŸš‘ Hindari merokok dan batasi konsumsi alkohol: 

Merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat merusak otak dan meningkatkan risiko gangguan kognitif. Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol jika Anda minum.

πŸš‘ Kelola stres: 

Temukan cara-cara yang efektif untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau terlibat dalam hobi yang menyenangkan. Stres yang kronis dapat berdampak negatif pada kesehatan otak dan kognisi.

πŸš‘ Jaga koneksi sosial:

Pertahankan hubungan sosial yang positif dengan keluarga, teman, dan komunitas. Terlibat dalam kegiatan sosial dapat memberikan dukungan emosional dan stimulasi intelektual.

πŸš‘ Tetap terlibat dan aktif secara mental: 

        Teruslah belajar, menantang diri Anda dengan aktivitas intelektual, dan terlibat dalam kegiatan yang menstimulasi otak, seperti membaca buku, menulis, bermain teka-teki, atau mengikuti kursus.

Beberapa makanan yang baik untuk kesehatan otak dan dapat membantu mengatasi gangguan kognitif ringan:

πŸ€ Ikan berlemak: 

Ikan seperti salmon, sarden, dan trout mengandung asam lemak omega-3 yang penting untuk kesehatan otak. Omega-3 dapat membantu melindungi otak dari kerusakan dan meningkatkan fungsi kognitif. Disarankan untuk mengonsumsi ikan berlemak setidaknya dua kali seminggu.

πŸ€ Buah dan sayuran berwarna-warni: 

Buah dan sayuran yang berwarna-warni, seperti bayam, kale, blueberry, stroberi, dan alpukat, mengandung antioksidan, vitamin, dan mineral yang dapat melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif. Makanan ini juga dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan meningkatkan fungsi kognitif.

πŸ€ Kacang-kacangan: 

Kacang-kacangan seperti almond, kenari, kacang Brazil, dan kacang polong kaya akan vitamin E, asam lemak omega-3, dan antioksidan. Makanan ini dapat membantu meningkatkan kognisi dan melindungi otak dari kerusakan.

πŸ€ Biji-bijian utuh: 

Biji-bijian utuh, seperti gandum utuh, beras merah, quinoa, dan oatmeal, mengandung serat, vitamin, dan mineral yang penting untuk kesehatan otak. Biji-bijian utuh juga memiliki indeks glikemik rendah, yang dapat membantu menjaga kadar gula darah stabil dan mencegah penurunan kognitif.

πŸ€ Minyak zaitun:

Minyak zaitun mengandung senyawa antioksidan dan anti inflamasi yang dapat melindungi otak dari kerusakan dan peradangan. Gunakan minyak zaitun sebagai pilihan lemak sehat dalam memasak atau sebagai pelengkap pada makanan.

πŸ€ Teh hijau: 

Teh hijau mengandung senyawa antioksidan, seperti polifenol dan katekin, yang dapat melindungi otak dan meningkatkan fungsi kognitif. Minum teh hijau secara teratur dapat memberikan manfaat untuk kesehatan otak.

πŸ€ Telur: 

Telur mengandung nutrisi penting, termasuk vitamin B12, folat, dan kolin, yang bermanfaat bagi kesehatan otak. Nutrisi ini dapat mendukung fungsi kognitif yang baik.

πŸ€ Dark chocolate:

Dark chocolate dengan kandungan kakao tinggi mengandung antioksidan dan flavonoid yang dapat melindungi otak dan meningkatkan aliran darah ke otak. Pilih dark chocolate dengan kadar kakao minimal 70% untuk mendapatkan manfaat yang optimal.







Sumber:

https://en.wikipedia.org/wiki/Cognitive_disorder

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mild-cognitive-impairment/symptoms-causes/syc-20354578

https://www.alz.org/alzheimers-dementia/what-is-dementia/related_conditions/mild-cognitive-impairment

https://www.dementia.org.au/about-dementia-and-memory-loss/about-dementia/memory-loss/mild-cognitive-impairment


Monday, 26 June 2023

Kombinasi Penyakit Pada lansia, Lengkap Sudah Penderitaan

           Penampilan penyakit pada lansia sering berbeda dengan orang dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan kombinasi dari kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap luka (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

Pemeriksaan rutin kesehatan lansia menjauhkan dari kombinasi penyakit
( Sumber: foto grup pensiunan pengawas purna)
Lansia memang sangat rentan, kena satu penyakit saja sudah merepotkan dan menderita apalagi kombinasi  dua penyakit, tiga penyakit atau lebih tentu saja lengkap sudah penderitaannya.

Beberapa alasan mengapa lansia lebih rentan terhadap kombinasi beberapa penyakit. Beberapa faktor yang berkontribusi meliputi:

😊 Proses Penuaan:

Penuaan alami dapat menyebabkan perubahan dalam berbagai sistem tubuh. Sistem kekebalan tubuh dan kemampuan tubuh untuk memperbaiki kerusakan seluler dapat menurun seiring bertambahnya usia. Ini dapat membuat lansia lebih rentan terhadap berbagai penyakit.

😊 Kumulatifnya Faktor Risiko:

Seiring bertambahnya usia, lansia cenderung memiliki lebih banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan perkembangan penyakit. Misalnya, mereka mungkin memiliki riwayat merokok, paparan terhadap lingkungan yang berbahaya, pola makan yang tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Faktor-faktor ini, jika terakumulasi seiring waktu, dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit pada lansia.

😊 Penurunan Fungsi Sistem Tubuh: 

Lansia juga dapat mengalami penurunan fungsi organ dan sistem tubuh tertentu. Misalnya, penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan rentan terhadap infeksi dan penyakit auto imun. Penurunan fungsi kardiovaskular dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Penurunan fungsi metabolisme dapat menyebabkan risiko diabetes dan gangguan metabolik lainnya.

😊 Efek Samping Obat:

Lansia sering mengonsumsi beberapa obat untuk mengelola kondisi kesehatan mereka. Efek samping obat atau interaksi obat dapat terjadi, terutama jika lansia mengonsumsi beberapa obat sekaligus. Ini dapat mempengaruhi keseimbangan dan kesehatan sistem tubuh, meningkatkan risiko pengembangan penyakit atau komplikasi.

Gaya hidup sehat menjauhkan dari kombinasi penyakit kepada lansia
(Sumber: foto grup pensiunan 49 ceria )

😊 Faktor Genetik dan Genomik:

Beberapa penyakit memiliki faktor genetik yang dapat meningkatkan risiko terjadinya pada lansia. Kombinasi genetik tertentu dapat membuat individu lebih rentan terhadap beberapa penyakit pada saat yang sama.

            πŸ’¬   Karena beberapa faktor di atas, lansia sering kali menghadapi kombinasi beberapa penyakit. Oleh karena itu, penting bagi lansia untuk menjaga kesehatan secara holistik, melibatkan perawatan yang terkoordinasi, mengadopsi gaya hidup sehat, dan mengikuti perencanaan perawatan yang disarankan oleh dokter untuk mengelola dan mencegah komplikasi penyakit.

Beberapa kombinasi dua penyakit yang umum terjadi pada lansia (orang tua usia lanjut):

😈 Penyakit Jantung dan Hipertensi:

Lansia rentan terhadap penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan tekanan darah tinggi (hipertensi).

😈 Diabetes dan Penyakit Ginjal:

Diabetes melitus tipe 2 umum terjadi pada lansia. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti penyakit ginjal.

😈 Penyakit Parkinson dan Osteoartritis:

Penyakit Parkinson dan osteoartritis adalah penyakit degeneratif yang dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia.

😈 Demensia dan Penyakit Alzheimer:

Demensia, termasuk penyakit Alzheimer, sering terjadi pada lansia. Kondisi ini menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan ingatan.

😈 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan Asma:

PPOK dan asma dapat mempengaruhi fungsi pernapasan pada lansia.

😈 Osteoporosis dan Artritis Reumatoid:

Osteoporosis adalah kehilangan massa tulang yang umum terjadi pada lansia, sedangkan arthritis reumatoid adalah penyakit auto imun yang dapat menyebabkan peradangan pada sendi.

😈 Kanker dan Penyakit Kardiovaskular: 

Risiko kanker meningkat seiring bertambahnya usia, dan lansia juga berisiko terkena penyakit kardiovaskular.

😈 Gangguan Penglihatan dan Gangguan Pendengaran: 

Lansia sering mengalami masalah penglihatan seperti katarak dan degenerasi makula, serta gangguan pendengaran seperti tuli presbiakusis.

😈 Depresi dan Kecemasan: 

Masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia.

Contoh kombinasi tiga penyakit yang umum terjadi pada lansia:

😈 Penyakit Jantung, Diabetes, dan Hipertensi: 

Penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner sering kali terkait dengan diabetes dan hipertensi pada lansia. Diabetes dapat mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah, sedangkan hipertensi meningkatkan risiko penyakit jantung.

😈 Demensia, Osteoporosis, dan Gangguan Penglihatan:

Lansia dengan demensia, seperti penyakit Alzheimer, sering mengalami masalah kesehatan lainnya. Osteoporosis, yang menyebabkan kepadatan tulang berkurang, dan gangguan penglihatan seperti katarak atau degenerasi makula, adalah masalah umum pada lansia dengan demensia.

😈 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Artritis, dan Depresi:

Lansia sering menghadapi kombinasi penyakit paru seperti PPOK, masalah sendi seperti artritis, dan masalah kesehatan mental seperti depresi. Ketiga kondisi ini dapat saling mempengaruhi dan memperburuk kualitas hidup lansia.

          πŸ’­ Kombinasi penyakit pada lansia dapat bervariasi secara individual. Setiap individu dapat memiliki kombinasi penyakit yang unik, dan penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.

Mencegah kombinasi penyakit pada lansia melibatkan upaya untuk menjaga gaya hidup sehat secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu mencegah kombinasi dua penyakit pada lansia:

🍏 Mengadopsi pola makan sehat:

Konsumsi makanan yang kaya serat, rendah lemak jenuh, dan kaya nutrisi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan, dan produk susu rendah lemak. Hindari makanan olahan, makanan manis, dan makanan tinggi garam.

🍏 Aktif secara fisik:

Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan jantung, mengontrol gula darah, memperkuat tulang, dan meningkatkan kesehatan mental. Lakukan aktivitas fisik aerobik seperti berjalan, berenang, atau bersepeda, serta latihan kekuatan untuk mempertahankan otot dan tulang yang kuat.

🍏 Mengontrol berat badan: 

Mempertahankan berat badan yang sehat sangat penting untuk mencegah atau mengelola penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, dan osteoporosis. Jaga pola makan sehat dan rutin berolahraga untuk mengendalikan berat badan.

🍏 Rutin memeriksakan kesehatan:

Lansia harus menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur, termasuk pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan pemeriksaan lain yang dianjurkan oleh dokter. Dengan memantau kondisi kesehatan secara teratur, masalah kesehatan dapat terdeteksi lebih awal dan diobati dengan baik.

🍏 Hentikan kebiasaan merokok:

Merokok meningkatkan risiko penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), kanker, dan masalah kesehatan lainnya. Jika Anda merokok, sebaiknya berhenti merokok dan hindari paparan asap rokok pasif.

🍏 Kelola stres dengan baik:

Stres yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan secara keseluruhan. Temukan cara-cara yang efektif untuk mengelola stres, seperti olahraga, meditasi, relaksasi, atau mengambil waktu untuk melakukan aktivitas yang disukai.

🍏 Minum cukup air dan batasi konsumsi alkohol: 

Pastikan Anda terhidrasi dengan baik dengan minum cukup air setiap hari. Selain itu, batasi konsumsi alkohol sesuai dengan rekomendasi medis, karena konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan.

🍏 Jaga kesehatan mental:

Lansia rentan terhadap masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Penting untuk menjaga kesehatan mental dengan berinteraksi sosial, menjaga kegiatan yang bermanfaat, dan mencari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental jika diperlukan.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu mencegah tiga kombinasi penyakit pada lansia:

🍏 Gaya Hidup Sehat:

  • Makanlah makanan yang sehat dan seimbang, termasuk banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein sehat.
  • Batasi konsumsi gula, lemak jenuh, dan makanan olahan.
  • Hindari merokok dan batasi konsumsi alkohol.
  • Tetap terhidrasi dengan minum cukup air setiap hari.
  • Rutin berolahraga secara teratur, termasuk aktivitas aerobik, latihan kekuatan, dan latihan fleksibilitas.
  • Kelola stres dengan metode seperti meditasi, yoga, atau relaksasi.

🍏 Pengelolaan Penyakit yang Ada:

  • Jika Anda sudah memiliki satu atau dua penyakit kronis, pastikan untuk mengikuti rencana perawatan yang direkomendasikan oleh dokter Anda. Minum obat sesuai petunjuk, ikuti diet yang disarankan, dan jangan lewatkan kunjungan rutin ke dokter.
  • Pelajari tentang penyakit-penyakit yang Anda alami dan cari tahu cara-cara mengelola gejala dan mencegah komplikasi.

🍏 Pemeriksaan Kesehatan Rutin:

  • Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin secara teratur untuk memantau kesehatan Anda.
  • Lakukan pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan kolesterol, dan pemeriksaan lainnya sesuai petunjuk dokter.
  • Jika ada risiko genetik atau riwayat keluarga terkait dengan penyakit tertentu, diskusikan dengan dokter untuk mengetahui tindakan pencegahan yang tepat.
  • Perawatan Pencegahan Spesifik:
  • Jika Anda memiliki kombinasi penyakit yang sudah dikenal, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung, ikuti perawatan yang direkomendasikan oleh dokter dan kontrol kondisi tersebut dengan baik.
  • Ikuti pedoman pengelolaan penyakit spesifik, termasuk mengatur pola makan, olahraga, dan minum obat sesuai petunjuk.

🍏 Dukungan dan Sosialisasi:

  • Dapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan untuk membantu menjaga motivasi dan kesejahteraan mental.
  • Tetap terhubung dengan orang-orang yang positif dan terlibat dalam kegiatan sosial yang menyenangkan dan bermanfaat.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda untuk mendapatkan saran dan rekomendasi yang spesifik sesuai kondisi dan kebutuhan Anda.





Sumber:

https://www.webmd.com/healthy-aging/default.htm

https://medlineplus.gov/encyclopedia.html

https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle

https://www.nia.nih.gov/health/topics/healthy-eating-nutrition-and-diet


Saturday, 24 June 2023

Kesehatan Dan Kematian Saling Mengintai Lansia Berolahraga

     Semua orang dari anak-anak, remaja, orang dewasa hingga orang tua, memiliki kebutuhan yang sama akan olahraga. Kebutuhan akan olah fisik membantu tubuh agar sehat terjaga. Namun jenis olahraga yang bagus di setiap usianya tidak selalu sama. 

Begitu juga dengan olahraga untuk lansia, karena tubuh yang sudah tidak  muda, lansia tidak disarankan untuk melakukan olahraga dengan intensitas tinggi atau berat. Aktivitas lansia lebih difokuskan pada perawatan agar fungsi-fungsi tubuh tetap terjaga. 

Pemilihan olahraga yang kurang sesuai dengan kebutuhan lansia dan intensitas yang tidak tepat  dapat mengganggu kesehatan bahkan menimbulkan kematian.

Olahraga adalah aktivitas fisik yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan kebugaran fisik, kesehatan, atau sebagai sarana rekreasi. Ada berbagai jenis olahraga yang dapat dilakukan, dan pilihan tergantung pada preferensi pribadi, kondisi fisik, dan tujuan yang ingin dicapai.

Berikut adalah beberapa contoh olahraga yang umum dilakukan:

🎾 Lari:

Aktivitas berlari adalah salah satu olahraga kardiovaskular yang paling populer. Anda bisa berlari di luar ruangan atau di treadmill.

🎾 Bersepeda:

Bersepeda adalah olahraga yang bagus untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan kardiovaskular. Anda bisa bersepeda di jalan raya, gunung, atau menggunakan sepeda statis di gym.

Aktivitas sehat lansia dengan komunitas sepeda ontel
( Sumber: foto grup pensiunan 49 ceria) 
 

🎾 Renang: 

Renang adalah olahraga bebas hambatan yang melibatkan hampir semua otot tubuh. Ini dapat meningkatkan kekuatan, kebugaran kardiovaskular, dan fleksibilitas.

🎾 Angkat beban:

Latihan angkat beban melibatkan penggunaan beban atau resistensi untuk membangun kekuatan dan massa otot. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan barbel, dumbbell, mesin, atau berat tubuh sendiri.

🎾 Yoga: 

Yoga adalah kombinasi antara gerakan tubuh, pernapasan, dan meditasi. Ini membantu meningkatkan fleksibilitas, keseimbangan, dan kekuatan otot, serta memberikan manfaat kesehatan mental.

🎾 Sepak bola:

Olahraga tim seperti sepak bola melibatkan gerakan cepat, kekuatan, dan koordinasi. Ini membantu meningkatkan kekuatan otot, stamina, dan keterampilan tim.

🎾 Tenis:

Tenis adalah olahraga yang melibatkan gerakan cepat, kekuatan, dan kelincahan. Ini meningkatkan kekuatan otot, koordinasi, dan kebugaran kardiovaskular.

🎾 Bulu tangkis:

Bulu tangkis adalah olahraga yang melibatkan gerakan cepat, kekuatan, dan kelincahan. Ini meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas, dan keseimbangan.

Aktivitas sehat lansia dengan olahraga Bulu Tangis
(Sumber: foto grup pensiunan 49 ceria)

🎾 Aerobik: 

Aerobik adalah latihan kardiovaskular yang melibatkan gerakan energik dan ritmis. Ini dapat mencakup berbagai bentuk seperti Zumba, aerobik tingkat tinggi, atau aerobik air.

🎾 Tinju: 

Tinju adalah olahraga kontak yang melibatkan kombinasi gerakan tinju dan kekuatan tubuh. Ini membantu meningkatkan kekuatan, daya tahan, kelincahan, dan keseimbangan.

          πŸ’¬ Selain itu, ada banyak lagi olahraga seperti bola basket, bola voli, golf, hoki, dan masih banyak lagi. Pilihlah olahraga yang sesuai dengan minat dan kemampuan Anda, serta konsultasikan dengan profesional kesehatan jika perlu.

Di Mancanegara ada kompetisi Lansia

         National Senior Games (Olimpiade Senior) adalah kompetisi olahraga untuk warga lanjut usia di Amerika Serikat . Itu dilakukan oleh National Senior Games Association (NSGA) setiap dua tahun sekali. Mirip dengan Olimpiade Musim Panas , ini adalah acara multi olahraga yang dikhususkan untuk orang dewasa di atas usia 50 tahun. Terdiri dari kompetisi regional yang diadakan setiap tahun di semua negara bagian AS. Jadi lansia dapat bersenang-senang melakukan kesukaannya, olahraga memiliki manfaat penting bagi lansia (orang tua).

Beberapa alasan mengapa olahraga penting bagi lansia:

πŸ‘΅ Meningkatkan kesehatan jantung: 

Olahraga teratur dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan sirkulasi darah. Ini dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke pada lansia.

πŸ‘΅ Mempertahankan kekuatan otot dan kepadatan tulang: 

Olahraga kekuatan seperti angkat beban ringan atau latihan kekuatan tubuh dapat membantu menjaga kekuatan otot dan kepadatan tulang. Ini membantu mencegah penurunan massa otot dan risiko patah tulang pada lansia.

 πŸ‘΅ Meningkatkan keseimbangan dan koordinasi:

Latihan yang melibatkan keseimbangan dan koordinasi seperti yoga atau tai chi dapat membantu lansia mempertahankan kestabilan fisik dan mengurangi risiko jatuh.

πŸ‘΅ Meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas:

Olahraga yang melibatkan gerakan peregangan seperti yoga atau senam dapat membantu menjaga fleksibilitas dan mobilitas sendi pada lansia.

πŸ‘΅ Meningkatkan kesehatan mental dan suasana hati:

Olahraga dapat membantu mengurangi stres, kecemasan, dan depresi pada lansia. Ini juga dapat meningkatkan suasana hati dan kesejahteraan secara keseluruhan.

πŸ‘΅ Meningkatkan fungsi kognitif: 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan mencegah penurunan kognitif pada lansia. Aktivitas fisik dapat mempromosikan aliran darah ke otak dan merangsang koneksi saraf yang sehat.

            πŸ’¬   Penting untuk dicatat bahwa lansia sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai program olahraga baru. Dokter dapat memberikan rekomendasi yang sesuai berdasarkan kondisi kesehatan dan kemampuan fisik individu. Olahraga pada tingkat intensitas yang sesuai dan dengan memperhatikan kemampuan fisik akan membantu lansia memperoleh manfaat kesehatan tanpa risiko yang berlebihan.

Sumber: satelit.news.com

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebagai syarat untuk olahraga bagi lansia:

✅ Konsultasikan dengan dokter: 

Sebelum memulai program olahraga, lansia sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Dokter akan mengevaluasi kondisi kesehatan lansia, mengidentifikasi batasan atau kontraindikasi tertentu, dan memberikan saran yang sesuai berdasarkan kondisi individu.

✅ Pemahaman tentang kondisi kesehatan:

Lansia harus memahami kondisi kesehatan mereka sendiri dan memperhatikan batasan-batasan yang ada. Beberapa kondisi kesehatan tertentu seperti penyakit jantung, diabetes, atau osteoporosis dapat memerlukan pendekatan olahraga yang khusus.

✅ Memilih olahraga yang sesuai:

Lansia sebaiknya memilih olahraga yang sesuai dengan kondisi fisik dan minat mereka. Olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang seperti berjalan, berenang, bersepeda, tai chi, atau yoga sering kali menjadi pilihan yang baik. Penting untuk memilih aktivitas yang tidak terlalu menimbulkan tekanan pada sendi atau risiko jatuh yang tinggi.

✅ Pemanasan dan pendinginan: 

Lansia perlu melakukan pemanasan sebelum olahraga untuk mempersiapkan otot dan sendi mereka, serta melakukan pendinginan setelah olahraga untuk membantu tubuh kembali ke keadaan normal.

✅ Pemantauan intensitas:

Intensitas olahraga harus disesuaikan dengan tingkat kebugaran dan kesehatan lansia. Mengukur detak jantung selama latihan dapat membantu memastikan intensitas yang aman. Lansia harus mampu berbicara dengan nyaman selama olahraga tanpa merasa terlalu lelah atau kehabisan napas.

✅ Perhatikan tanda dan gejala:

Lansia harus memperhatikan tanda dan gejala yang tidak biasa selama atau setelah olahraga. Jika terjadi nyeri dada, pusing, sesak napas yang berlebihan, atau masalah kesehatan lainnya, segera hentikan olahraga dan konsultasikan dengan dokter.

✅ Rutinitas dan konsistensi: 

Lansia sebaiknya melakukan olahraga secara teratur dengan rutinitas yang konsisten. Jadwalkan sesi olahraga secara teratur, sesuaikan dengan kemampuan dan preferensi individu.

         πŸ’­ Selalu ingat untuk menghormati batasan fisik masing-masing individu dan mendengarkan tubuh Anda sendiri. Jika ada tidak nyaman atau kekhawatiran kesehatan, segera hentikan olahraga dan dapatkan nasihat dari profesional kesehatan.

Beberapa jenis olahraga yang umumnya disarankan untuk lansia:

πŸƒ Berjalan: 

Berjalan adalah olahraga ringan yang dapat dilakukan hampir oleh semua orang. Ini dapat dilakukan di luar rumah atau di dalam ruangan seperti di treadmill. Berjalan membantu meningkatkan kekuatan otot, kebugaran kardiovaskular, dan menjaga keseimbangan.

πŸƒ Berenang: 

Renang adalah olahraga non-beban yang melibatkan hampir semua otot tubuh. Aktivitas ini lembut pada persendian dan membantu meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas, dan kebugaran kardiovaskular.

πŸƒ Bersepeda: 

Bersepeda adalah olahraga dengan beban rendah yang dapat membantu meningkatkan kekuatan otot, keseimbangan, dan kebugaran kardiovaskular. Ini bisa dilakukan di luar ruangan atau menggunakan sepeda statis di dalam ruangan.

πŸƒ Tai Chi: 

Tai Chi adalah seni bela diri Tiongkok yang melibatkan gerakan perlahan, meditasi, dan pernapasan yang dalam. Ini membantu meningkatkan keseimbangan, fleksibilitas, dan relaksasi.

πŸƒ Yoga:

Yoga melibatkan gerakan tubuh, peregangan, pernapasan, dan meditasi. Ini membantu meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, keseimbangan, dan mengurangi stres.

πŸƒ Senam: 

Senam adalah latihan aerobik dengan gerakan tubuh yang teratur dan disertai dengan musik. Ini membantu meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas, dan kebugaran kardiovaskular.

πŸƒ Latihan kekuatan ringan:

Latihan kekuatan dengan menggunakan dumbbell atau mesin ringan dapat membantu memperkuat otot-otot tubuh, menjaga kepadatan tulang, dan meningkatkan kekuatan keseluruhan.

πŸƒ Pilates:

Pilates adalah latihan yang menekankan pada kekuatan inti, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi. Ini dapat dilakukan menggunakan alat khusus atau di atas matras.

 πŸƒ Stretching:

 Peregangan tubuh secara teratur membantu menjaga fleksibilitas otot dan sendi, meningkatkan rentang gerakan, dan mengurangi ketegangan otot.

Makanan sehat sangat penting bagi lansia yang aktif berolahraga. Beberapa makanan sehat yang direkomendasikan untuk lansia yang ingin menjaga kesehatan saat berolahraga:

🌼 Sayuran dan Buah-buahan:

Konsumsi beragam sayuran dan buah-buahan yang segar, seperti brokoli, bayam, wortel, apel, pisang, dan jeruk, dapat memberikan vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang penting bagi kesehatan secara keseluruhan.

🌼 Protein: 

Pastikan asupan protein yang mencukupi melalui daging tanpa lemak, ikan, telur, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak. Protein membantu memperbaiki dan membangun otot yang penting bagi pemulihan setelah berolahraga.

 πŸŒΌ Karbohidrat Sehat: 

Pilih karbohidrat yang kompleks dan rendah gula seperti roti gandum, beras merah, oatmeal, dan kentang manis. Karbohidrat ini memberikan energi tahan lama dan serat yang membantu menjaga kenyang.

 πŸŒΌ Lemak Sehat: 

Pilih lemak sehat seperti lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda yang terdapat dalam minyak zaitun, alpukat, ikan berlemak seperti salmon dan sarden, serta kacang-kacangan. Lemak sehat membantu menjaga kesehatan jantung dan fungsi otak.

🌼 Susu Rendah Lemak atau Alternatif Nabati:

Konsumsi susu rendah lemak, yoghurt rendah lemak, atau alternatif nabati seperti susu almond atau kedelai dapat memberikan kalsium dan protein yang penting untuk kesehatan tulang.

🌼 Air Putih: 

Jaga kecukupan cairan dengan minum air putih yang cukup sepanjang hari. Hindari minuman yang tinggi gula dan minuman beralkohol.

🌼 Makanan Kaya Serat: 

Sertakan sumber serat seperti biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan sayuran hijau dalam pola makan harian. Serat membantu menjaga pencernaan yang sehat dan mengendalikan kadar gula darah.

🌼 Suplemen:

Jika diperlukan, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui kebutuhan suplemen tertentu, seperti suplemen vitamin D atau suplemen omega-3.

            πŸ’¬ Selain itu, lansia harus menghindari makanan yang tinggi gula, garam, dan lemak jenuh yang dapat berdampak negatif pada kesehatan. Menjaga pola makan seimbang dan bervariasi adalah kunci penting dalam menjaga kesehatan saat berolahraga.







Sumber:

https://www.nia.nih.gov/health/how-older-adults-can-get-started-exercise#started

https://www.acefitness.org/continuing-education/specialist-programs/senior-fitness/

https://nsga.com/games-daily-intern-perspective-what-i-learned-about-aging/

https://en.wikipedia.org/wiki/Senior_Olympics



Thursday, 22 June 2023

Ayo Cari Tahu, Beda Makanan, Beda Pula Penyakitnya

          Makanan bisa menjadi komponen yang menentukan untuk membuat tubuh tetap sehat sekaligus komponen  untuk membuat tubuh jatuh sakit. Contohnya jengkol ( Archidendron pauciflorum), salah satu makanan yang umum dikonsumsi masyarakat Indonesia. Buah satu ini begitu dikenal dengan aromanya yang menyengat.

Konsumsi jengkol dalam jumlah banyak berpotensi memicu gangguan pada ginjal atau saluran kemih. Karena asam jengkolat pada jengkol mirip seperti asam urat yang dapat menyebabkan pembentukan kristal tajam di ginjal atau saluran kemih.

Akibatnya nyeri perut, terutama di perut bagian bawah. Nyeri pinggang dengan atau tanpa penyebaran ke perut bagian bawah dan selangkangan. Gangguan berkemih, yaitu nyeri saat berkemih, berkemih sedikit, atau tidak berkemih sama sekali. Tercium bau jengkol yang menyengat dari mulut dan urine.

Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan, kejengkolan biasanya terjadi 5 – 12 jam setelah mengonsumsi jengkol, dan dapat berlangsung selama beberapa hari. 


Para lansia yang sedang berkumpul untuk makan dan minum
( Sumber: foto pensiunan 49 ceria )

Jadi apa yang masuk ke dalam tubuh sangat mempengaruhi kesehatan.  Makanan yang sering dikonsumsi dapat memiliki pengaruh terhadap kemungkinan seseorang mengalami penyakit tertentu. 


Kumpul bersama sambil makan dan minum membuat lansia gembira
( Sumber : foto pensiunan 49 ceria)

Beberapa contoh makanan dan hubungannya dengan penyakit tertentu, antara lain:

🌡 Makanan olahan dan penyakit kardiovaskular

Konsumsi makanan olahan yang kaya akan lemak jenuh, garam, dan gula dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan kolesterol.

🌡 Makanan tinggi gula dan diabetes tipe 2

Mengonsumsi makanan yang kaya gula seperti minuman bersoda, permen, dan makanan manis lainnya secara berlebihan dapat meningkatkan risiko mengembangkan diabetes tipe 2.

🌡 Makanan tinggi lemak dan obesitas

Makanan yang tinggi lemak, terutama lemak jenuh dan trans, dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan dan obesitas. Obesitas, pada gilirannya, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker.

🌡 Makanan olahan dan risiko kanker

Konsumsi makanan olahan yang tinggi seperti daging olahan (sosis, ham, bacon) dan makanan kaleng tertentu telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus besar.

🌡 Makanan tinggi sodium dan tekanan darah tinggi

Mengonsumsi makanan yang kaya sodium (garam) secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan risiko penyakit hipertensi.

🌡 Makanan tinggi purin dan asam urat: 

Konsumsi makanan tinggi purin seperti daging merah, hati, dan beberapa jenis seafood tertentu dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh dan berkontribusi pada serangan asam urat.

           πŸ’­ Untuk diingat bahwa tidak semua orang akan mengalami efek yang sama dari makanan yang sama. Faktor-faktor seperti genetika, gaya hidup secara keseluruhan, dan kebiasaan makan yang umum juga memainkan peran dalam pengembangan penyakit. 

           πŸ’¬ Makanan olahan adalah makanan yang telah mengalami proses pengolahan lebih lanjut sebelum dikonsumsi. Proses pengolahan tersebut dapat melibatkan tambahan bahan kimia, pengawet, atau proses pemanasan yang lebih intensif. 

Beberapa contoh makanan olahan meliputi:

πŸ’’ Makanan kaleng:

Makanan yang dikemas dalam kaleng seperti sayuran kalengan, ikan kalengan, dan sup kalengan.

πŸ’’ Makanan beku: 

Makanan yang telah dibekukan seperti nugget ayam, pizza beku, atau makanan siap saji yang dapat dipanaskan.

πŸ’’ Makanan siap saji: 

Makanan yang telah diproses dan dikemas dalam kemasan siap saji, seperti mi instan, sosis, burger, atau makanan ringan.

πŸ’’ Makanan gorengan: 

Makanan yang digoreng dalam minyak panas seperti kentang goreng, nugget, atau ayam goreng.

πŸ’’ Makanan manis dan makanan ringan: 

Makanan yang tinggi gula seperti permen, cokelat, kue kering, atau makanan ringan seperti keripik kentang dan kue kering.

πŸ’’ Makanan yang diproses: 

Makanan yang telah mengalami proses pengolahan tambahan seperti daging olahan (sosis, ham, bacon), keju, roti, atau makanan yang mengandung bahan tambahan seperti pewarna, perasa, atau pengawet.

          πŸ’¬ Makanan olahan sering mengandung tambahan bahan seperti garam, gula, lemak jenuh, dan bahan pengawet yang dapat meningkatkan risiko penyakit jika dikonsumsi secara berlebihan. Penting untuk memperhatikan jumlah konsumsi makanan olahan dan lebih memilih makanan segar, alami, dan minim pengolahan untuk menjaga kesehatan yang optimal.

         πŸ’­  Meskipun makanan olahan secara umum dikaitkan dengan risiko kesehatan yang lebih tinggi, ada beberapa makanan olahan yang relatif aman atau dapat dikonsumsi dengan bijak.

Beberapa makanan olahan yang lebih aman antara lain:

☝ Sereal sarapan: 

Beberapa jenis sereal sarapan yang diolah seperti oatmeal, granola yang rendah gula, atau sereal gandum utuh dapat menjadi pilihan yang baik. Namun, perlu diingat untuk memeriksa label dan menghindari sereal yang tinggi gula tambahan.

☝ Susu dan produk susu:

Susu dan produk susu seperti yogurt atau keju yang minim pemrosesan dapat menjadi pilihan yang baik untuk asupan kalsium dan protein. Pastikan untuk memilih varian rendah lemak atau rendah gula jika diperlukan.

☝ Makanan kaleng dengan bahan tunggal:

Beberapa makanan kaleng seperti kacang-kacangan, ikan tuna, atau sayuran tanpa tambahan gula atau garam yang berlebihan dapat menjadi pilihan yang lebih sehat.

☝ Bumbu dan rempah-rempah: 

Bumbu dan rempah-rempah seperti merica, kayu manis, atau adas yang dikemas dapat digunakan dengan bijak untuk memberikan rasa pada makanan tanpa menambahkan lemak atau garam berlebihan.

☝ Makanan kemasan yang alami: 

Ada beberapa jenis makanan kemasan yang menggunakan bahan-bahan alami dan minim pengawet, seperti makanan kemasan organik atau makanan kemasan yang hanya terdiri dari beberapa bahan baku seperti kacang-kacangan atau biji-bijian.

          πŸ’¬ Penting untuk tetap memeriksa label dan memilih makanan olahan dengan bijaksana. Pastikan membaca dan memahami daftar bahan yang tercantum, memperhatikan jumlah tambahan gula, garam, lemak jenuh, serta mengonsumsinya dengan proporsi yang tepat dalam pola makan yang seimbang dan bergizi.

Beberapa makanan sehat yang direkomendasikan untuk lansia:

 πŸ‚ Buah-buahan dan sayuran:

Makanan ini kaya akan serat, vitamin, dan mineral. Pilihlah berbagai jenis buah-buahan dan sayuran yang berwarna-warni untuk mendapatkan manfaat yang beragam. Contohnya, apel, pisang, jeruk, bayam, brokoli, wortel, dan kubis.

πŸ‚ Sumber protein rendah lemak:

Lansia membutuhkan protein untuk mempertahankan massa otot. Pilihlah sumber protein yang rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit, telur, kedelai, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak seperti yoghurt dan keju rendah lemak.

πŸ‚ Biji-bijian utuh: 

Gandum utuh, beras merah, quinoa, dan oatmeal adalah contoh biji-bijian utuh yang kaya serat dan nutrisi. Serat dalam biji-bijian utuh dapat membantu menjaga pencernaan yang sehat dan mengendalikan kadar gula darah.

πŸ‚ Lemak sehat: 

Pilihlah sumber lemak sehat seperti minyak zaitun, alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Lemak sehat dapat membantu menjaga kesehatan jantung.

πŸ‚ Susu rendah lemak atau alternatif non-susu: 

Jika mengonsumsi produk susu, pilihlah yang rendah lemak. Namun, beberapa lansia mungkin memiliki intoleransi laktosa atau alergi terhadap susu sapi. Dalam kasus tersebut, pilihlah susu nabati seperti susu almond, susu kedelai, atau susu oat yang diperkaya dengan kalsium.

πŸ‚ Air: 

Penting bagi lansia untuk tetap terhidrasi dengan baik. Pastikan minum cukup air setiap hari untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.


                                             πŸ’ͺ😏Makan makanan sehat, lansia hidup sehat.







Sumber:

https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/disease-prevention/

https://www.nhs.uk/live-well/eat-well/how-to-eat-a-balanced-diet/what-are-processed-foods/

https://www.fda.gov/food/nutrition-education-resources-materials/new-nutrition-facts-label

https://www.healthhub.sg/live-healthy/1115/shopping-for-fruit-and-veggies




Tuesday, 20 June 2023

Kendalikan Suasana Hati Yang Buruk, Ini Caranya

          Suasana hati pada manusia merujuk pada keadaan emosional atau perasaan subjektif yang dialami seseorang pada suatu waktu tertentu. Kadang-kadang tanpa sebab perasaan menjadi kesal, ibaratnya kucing lewat ditendang tanpa tahu sebabnya atau daun pintu dibanting dengan keras. 

Suasana hati adalah perubahan emosi ketika seseorang kehilangan fokus pada suatu hal . Misalnya ketika Anda masih merasa marah lalu mendapat kabar baik dari orang tercinta. Perubahan perasaan dari marah ke bahagia inilah yang disebut mood .

Suasana hati memiliki empat unsur di dalamnya yakni energi positif, kelelahan, aktivitas negatif, dan relaksasi. Ini mencakup perasaan umum yang dapat berkisar dari positif (senang, bersemangat, gembira) hingga negatif (sedih, marah, cemas). 

Interaksi sosial membuat suasana hati sedih lansia menjadi gembira
(Sumber : foto grup pensiunan 49 ceria)


Suasana hati lansia dipengaruhi faktor pengalaman pribadi
( Sumber: foto grup pensiunan 49 ceria )

Suasana hati seseorang dapat bervariasi sepanjang hari dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti situasi lingkungan, interaksi sosial, pengalaman pribadi, kesehatan fisik, dan faktor biologis seperti perubahan hormonal.

Suasana hati seseorang juga dapat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, stres, atau gangguan suasana hati lainnya

          Beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan alami untuk memiliki suasana hati yang lebih stabil atau berfluktuasi, sedangkan orang lain mungkin lebih rentan terhadap perubahan suasana hati yang tajam atau ekstrem.

Berkumpul bersama mendukung suasana hati menjadi baik
( Sumber: foto grup pensiunan 49 ceria)

Beberapa ciri-ciri suasana hati lansia yang tidak seimbang atau dapat menunjukkan adanya masalah kesejahteraan mental atau emosional, sebagai berikut:

πŸ’– Perubahan mood yang tiba-tiba dan ekstrem: 

Lansia yang mengalami ketidakseimbangan suasana hati dapat menunjukkan perubahan mood yang cepat dan ekstrem, misalnya dari sangat bahagia menjadi sangat sedih atau marah dengan cepat dan tanpa alasan yang jelas.

πŸ’– Perasaan sedih atau kehilangan minat:

Lansia yang merasa sedih secara konstan atau kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya mereka nikmati dapat menunjukkan tanda-tanda depresi atau suasana hati yang tidak seimbang.

πŸ’– Rasa cemas atau cemas yang berlebihan:

Lansia dengan suasana hati yang tidak seimbang mungkin merasa cemas atau khawatir secara berlebihan tentang hal-hal sehari-hari, bahkan hal-hal yang sebenarnya tidak signifikan atau tidak berbahaya.

πŸ’– Perubahan nafsu makan atau pola tidur:

Perubahan drastis dalam nafsu makan (misalnya, kehilangan selera makan atau makan berlebihan) atau pola tidur (misalnya, insomnia atau tidur berlebihan) dapat menjadi indikator adanya masalah suasana hati yang tidak seimbang pada lansia.

πŸ’– Perasaan putus asa atau tidak berharga:

Lansia yang merasa putus asa, tidak berharga, atau tidak bernilai dapat menunjukkan tanda-tanda depresi atau masalah emosional lainnya.

πŸ’– Kekurangan energi atau kelelahan yang berlebihan: 

Lansia dengan suasana hati yang tidak seimbang mungkin merasa kekurangan energi secara kronis atau mengalami kelelahan yang berlebihan, bahkan dengan aktivitas yang biasa mereka lakukan tanpa masalah sebelumnya.

πŸ’– Kesulitan berkonsentrasi atau pengambilan keputusan: 

Lansia yang mengalami ketidakseimbangan suasana hati mungkin mengalami kesulitan berkonsentrasi atau mengambil keputusan, bahkan pada tugas-tugas yang biasanya mudah mereka lakukan.

πŸ’– Perasaan bersalah atau tidak berharga yang berlebihan: 

Lansia yang merasa bersalah secara berlebihan atau merasa tidak berharga tanpa alasan yang jelas dapat menunjukkan adanya masalah suasana hati yang tidak seimbang.

        πŸ’­ Penting untuk diingat bahwa setiap individu dapat mengalami suasana hati yang fluktuatif atau perubahan suasana hati sesekali.

Faktor- faktor yang mempengaruhi emosi dan suasana hati :

πŸ’Ÿ Kesehatan fisik: 

Masalah kesehatan yang berkaitan dengan penuaan seperti nyeri, kelelahan, masalah tidur, atau kondisi medis kronis dapat mempengaruhi suasana hati lansia.

πŸ’Ÿ Kesehatan mental: 

Lansia mungkin mengalami perubahan suasana hati karena kondisi mental seperti depresi, kecemasan, stres, atau demensia. Kondisi-kondisi ini dapat mempengaruhi persepsi dan emosi mereka.

πŸ’Ÿ Perubahan sosial: 

Perubahan dalam hubungan sosial, seperti kehilangan pasangan, kehilangan teman, atau isolasi sosial, dapat menyebabkan perubahan suasana hati pada lansia.

πŸ’Ÿ Perubahan lingkungan:

Perubahan dalam lingkungan fisik, seperti pindah rumah atau perubahan tempat tinggal, dapat mempengaruhi suasana hati lansia. Faktor lingkungan seperti kebisingan, kekacauan, atau kurangnya keamanan juga dapat mempengaruhi suasana hati mereka.

πŸ’Ÿ Keterbatasan fisik: 

Keterbatasan fisik seperti kesulitan bergerak, kehilangan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, atau ketergantungan pada orang lain untuk membantu dapat mempengaruhi suasana hati lansia.

πŸ’Ÿ Perubahan hormonal: 

Perubahan hormonal yang terjadi selama proses penuaan dapat mempengaruhi suasana hati lansia. Misalnya, perubahan kadar hormon serotonin dapat berkontribusi terhadap perubahan suasana hati.

        πŸ’¬ Penting untuk diingat bahwa perubahan suasana hati pada lansia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling terkait

Cara Memperbaiki Suasana Hati yang Buruk :

πŸ’ͺ Menjaga kesehatan fisik: 

Pastikan lansia menjaga pola makan sehat, mendapatkan istirahat yang cukup, dan melakukan aktivitas fisik secara teratur. Aktivitas fisik ringan seperti berjalan, berkebun, atau melakukan senam dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.

πŸ’ͺ Menjaga kesehatan mental:

Dukung kesehatan mental lansia dengan cara seperti memberikan kesempatan untuk berbicara dan berbagi perasaan mereka, menjaga interaksi sosial yang positif, dan memberikan dukungan emosional. Jika diperlukan, konsultasikan dengan profesional kesehatan mental untuk evaluasi dan bantuan yang sesuai.

πŸ’ͺ Menjaga rutinitas yang konsisten: 

Membangun rutinitas yang konsisten dan terstruktur dapat memberikan rasa keamanan dan stabilitas bagi lansia. Hal ini dapat mencakup rutinitas harian seperti bangun tidur dan makan pada waktu yang sama, serta melibatkan mereka dalam aktivitas yang bermanfaat seperti hobi, seni, atau olahraga ringan.

πŸ’ͺ Mendorong interaksi sosial: 

Lansia dapat merasakan kebahagiaan dan dukungan dari interaksi sosial yang positif dengan keluarga, teman, atau komunitas. Mendorong partisipasi mereka dalam kegiatan sosial seperti kelompok seni, klub buku, atau program sukarela dapat membantu menjaga koneksi sosial yang penting.

πŸ’ͺ Menyediakan lingkungan yang positif: 

Ciptakan lingkungan yang mendukung dan positif bagi lansia. Hal ini dapat mencakup penataan ruang yang nyaman, musik yang menenangkan, bahan bacaan yang menarik, atau hewan peliharaan yang memberikan kegembiraan dan kehangatan emosional.

πŸ’ͺ Menggunakan teknik relaksasi: 

Bantu lansia menggunakan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, yoga, atau mendengarkan musik yang menenangkan. Teknik-teknik ini dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati secara keseluruhan.

πŸ’ͺ Memberikan perhatian penuh: 

Luangkan waktu untuk berinteraksi dengan lansia secara penuh perhatian, mendengarkan mereka dengan sabar, dan menunjukkan minat pada cerita dan pengalaman mereka. Memberikan perhatian dan rasa dihargai dapat memberikan pengaruh positif pada suasana hati mereka.

          πŸ’¬ Selalu penting untuk melibatkan keluarga, tenaga medis, dan profesional kesehatan dalam memberikan dukungan yang tepat untuk menjaga keseimbangan suasana hati lansia.

Makanan dapat memainkan peran penting dalam menjaga suasana hati yang seimbang. Beberapa makanan yang dapat membantu meningkatkan suasana hati secara umum adalah:

🍲 Makanan tinggi serotonin: 

Serotonin adalah neurotransmitter yang terkait dengan perasaan bahagia dan stabil. Makanan tinggi tryptophan, yang merupakan prekursor serotonin, dapat membantu meningkatkan produksi serotonin dalam tubuh. Contoh makanan tinggi tryptophan meliputi kalkun, ayam, kacang-kacangan, kedelai, telur, dan produk susu rendah lemak.

🍲 Makanan tinggi omega-3:

 Asam lemak omega-3, terutama DHA dan EPA, telah dikaitkan dengan kesehatan otak dan suasana hati yang baik. Makanan tinggi omega-3 meliputi ikan berlemak seperti salmon, sarden, tuna, dan trout, serta biji rami, biji chia, dan kacang-kacangan.

🍲 Makanan kaya antioksidan: 

Antioksidan membantu melawan kerusakan sel oleh radikal bebas dan dapat berkontribusi pada kesehatan otak dan suasana hati yang lebih baik. Buah-buahan dan sayuran berwarna-warni seperti berry, jeruk, kubis, brokoli, bayam, dan wortel mengandung banyak antioksidan.

🍲 Makanan tinggi magnesium: 

Magnesium dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Beberapa sumber makanan yang kaya magnesium meliputi kacang-kacangan, biji-bijian, bayam, pisang, alpukat, dan dark chocolate.

🍲 Makanan tinggi folat:

Kekurangan folat dapat dikaitkan dengan penurunan suasana hati. Makanan tinggi folat meliputi sayuran berdaun hijau, alpukat, jeruk, kacang-kacangan, biji-bijian, dan hati sapi.

🍲 Makanan tinggi kompleks vitamin B: 

Vitamin B kompleks seperti vitamin B6, B12, dan asam folat penting untuk fungsi otak yang sehat dan bisa membantu menjaga suasana hati yang seimbang. Sumber makanan yang baik termasuk kacang-kacangan, biji-bijian, daging tanpa lemak, ikan, telur, dan produk susu rendah lemak.

Olahraga dapat menjadi kegiatan yang bermanfaat bagi lansia dalam menjaga suasana hati yang seimbang. Beberapa jenis olahraga yang dapat membantu meningkatkan suasana hati pada lansia antara lain:

⚾ Berjalan kaki: 

Berjalan kaki adalah olahraga yang ringan namun efektif. Hal ini dapat membantu meningkatkan aliran darah dan oksigen ke otak serta melepaskan endorfin, hormon yang dapat meningkatkan suasana hati.

⚾ Senam ringan atau aerobik:

Senam ringan atau aerobik dengan intensitas rendah atau sedang dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi stres, dan merangsang pelepasan endorfin.

⚾ Peregangan dan yoga: 

Latihan peregangan dan yoga dapat membantu mengurangi ketegangan fisik dan mental serta meningkatkan fleksibilitas. Peregangan dan latihan pernapasan dalam yoga juga dapat membantu menenangkan pikiran dan merasa lebih tenang.

⚾ Berenang: 

Berenang adalah olahraga yang lembut pada sendi dan otot, sehingga cocok untuk lansia. Berenang dapat membantu meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan dan merangsang pelepasan endorfin untuk meningkatkan suasana hati.

⚾ Tai chi: 

Tai chi adalah seni bela diri tradisional China yang melibatkan gerakan perlahan, meditasi, dan pernapasan. Olahraga ini dapat membantu meningkatkan keseimbangan, fleksibilitas, dan mengurangi stres.

⚾ Kegiatan kelompok atau sosial:

Mengikuti kegiatan olahraga kelompok seperti senam, tarian, atau kegiatan olahraga sosial lainnya dapat membantu meningkatkan suasana hati dengan cara memperkuat interaksi sosial dan rasa komunitas.

Penting untuk memperhatikan lingkungan media sosial yang dihadapi oleh lansia dan memastikan bahwa mereka berada dalam lingkungan yang mendukung dan positif. Hal ini dapat melibatkan:

🎧 Mengelola konten yang dikonsumsi: 

Mendorong lansia untuk mengikuti akun yang memberikan konten yang positif dan bermanfaat. Mengurangi atau menghindari konten yang bersifat negatif, berpotensi memicu atau mengganggu suasana hati dapat membantu menjaga kestabilan emosi.

🎧 Mendorong interaksi positif:

Mendorong lansia untuk terlibat dalam interaksi sosial yang positif di media sosial, seperti berbagi cerita, memposting foto yang menyenangkan, atau berpartisipasi dalam grup yang mendukung dan ramah.

🎧 Membatasi waktu di media sosial: 

Menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial dapat meningkatkan risiko terpapar komentar negatif. Mengatur batasan waktu yang sehat dan memberikan alternatif aktivitas yang lebih positif seperti membaca, berkebun, atau menjalankan hobi dapat membantu menjaga keseimbangan emosional.

🎧 Membantu lansia dalam mengatasi stres: 

Memberikan dukungan emosional dan membantu lansia dalam mengatasi stres yang mungkin timbul dari interaksi negatif di media sosial. Mengajarkan teknik-teknik relaksasi seperti pernapasan dalam atau meditasi juga dapat membantu dalam mengatasi efek negatif dari komentar atau interaksi sosial yang tidak menyenangkan.

🎧 Mendukung interaksi sosial luar media sosial:

Mendorong lansia untuk terlibat dalam interaksi sosial langsung di dunia nyata. Kegiatan seperti bertemu dengan teman, berpartisipasi dalam kelompok seni atau olahraga, atau melibatkan diri dalam kegiatan sosial dapat memberikan dukungan sosial yang lebih nyata dan positif.

        πŸ’¬ Ingatlah bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dan respons yang berbeda terhadap media sosial, termasuk lansia. Mengamati dan memahami pengaruh media sosial pada suasana hati mereka dapat membantu dalam menciptakan lingkungan yang mendukung dan bermanfaat bagi kesejahteraan mental dan emosional lansia.




Sumber:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5003566/

https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/for-your-heart-stay-calm-and-cool





Sunday, 18 June 2023

Ini Tesnya Apakah Anda Bungkuk, Atau Tidak

     Sering kita tidak sadar jika kita memiliki postur tubuh yang buruk atau bongkok alias bungkuk . Padahal, postur tubuh bungkuk akan sangat berpengaruh ketika seseorang lanjut usia, karena tubuh tidak lagi mampu mempertahankan postur yang tegak. Lansia sering kali mengalami bungkuk karena berbagai alasan, termasuk proses penuaan alami dan faktor gaya hidup. 

Bungkuk (Kyphosis) Merujuk pada kondisi di mana terjadi peningkatan kelengkungan di daerah punggung atas (tulang belakang bagian atas), yang menyebabkan bahu melengkung ke depan dan punggung terlihat melengkung atau melengkung ke belakang. 

Sumber: viva.co.id

Sedikit tes kalau mau tahu bungkuk atau tidak , tempelkan badan ke dinding. Berdiri, punggung menempel ke dinding, pantat menempel , bahu menempel, kepala juga harus menempel ke dinding. Kalau kepalanya tidak menempel di dinding, berarti otot bagian depan sudah pendek.

Otot yang memendek di bagian depan, ini karena dibiasakan. Padahal postur tubuh manusia harus tegak lurus dari ujung kepala hingga kaki, maka jika tidak tegak lurus, ada yang tidak beres. 

 

Ilustrasi Tubuh Bungkuk
(Sumber: suara.com )

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bungkuk pada lansia :

🎩 Osteoporosis: 

Osteoporosis adalah kondisi dimana kepadatan tulang menurun, membuat tulang lebih rentan terhadap patah tulang. Tulang belakang merupakan area yang sering terkena osteoporosis, dan patah tulang belakang dapat menyebabkan bungkuk.

🎩 Penurunan massa otot: 

Penuaan alami menyebabkan penurunan massa otot dan kekuatan. Lemahnya otot punggung dan perut dapat menyebabkan postur tubuh yang tidak stabil dan mempengaruhi postur tulang belakang, yang pada akhirnya dapat menyebabkan bungkuk.

🎩 Penyakit degeneratif : 

Beberapa penyakit degeneratif seperti osteoartritis dan penyakit diskus degeneratif dapat mempengaruhi struktur tulang belakang dan menyebabkan perubahan postur, termasuk bungkuk.

🎩 Postur yang buruk: 

Kebiasaan postur tubuh yang buruk selama bertahun-tahun dapat menyebabkan perubahan permanen pada tulang belakang. Misalnya, penutupan secara berlebihan saat duduk atau berdiri dapat menyebabkan bungkuk seiring waktu.

🎩 Lemahnya otot inti:

Otot inti yang lemah, termasuk otot perut dan punggung, dapat mengurangi dukungan tulang belakang. Hal ini dapat mempengaruhi postur tubuh dan menyebabkan bungkuk.

🎩 Cedera: 

Cedera pada tulang belakang atau punggung juga dapat menyebabkan bungkuk pada lansia. Cedera seperti patah tulang belakang atau cedera tulang belakang lainnya dapat mengganggu struktur tulang belakang dan menyebabkan perubahan postur tubuh.

      πŸ’¬ Penting untuk memperhatikan postur dan kesehatan tulang belakang pada usia lanjut. Olahraga teratur, termasuk latihan kekuatan dan kelenturan, dapat membantu menjaga massa otot dan kekuatan tulang. 

       πŸ’¬ Menjaga postur tubuh yang baik saat duduk dan berdiri serta menghindari kebiasaan yang membebani tulang belakang juga dapat membantu mencegah bungkuk pada lansia. 

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah bungkuk pada lansia  :

πŸ‘‹Latihan fisik secara teratur : 

Melakukan latihan fisik secara teratur meliputi latihan kekuatan, kelenturan, dan keseimbangan, dapat membantu menjaga massa otot dan kekuatan tulang. Latihan kekuatan seperti mengangkat beban ringan atau menggunakan tali karet dapat membantu memperkuat otot-otot punggung dan inti. Latihan kelenturan seperti yoga atau peregangan juga dapat membantu menjaga kelenturan tulang belakang dan otot-otot yang terkait.

πŸ‘‹Posisi duduk yang baik: 

Menggunakan kursi yang ergonomis dengan dukungan punggung yang baik dapat membantu menjaga postur tubuh yang baik saat duduk. Pastikan punggung tetap lurus, bahu rileks, dan lutut sedikit lebih rendah dari panggul saat duduk. Menggunakan bantal penyangga atau bantalan punggung juga bisa membantu untuk menjaga postur tubuh yang baik.

πŸ‘‹Perhatikan posisi tidur: 

Saat tidur, gunakan kasur yang nyaman dan bantal yang sesuai untuk mendukung leher dan punggung dengan baik. Hindari posisi tidur yang menyebabkan tekanan berlebih pada tulang belakang, seperti tidur tengkurap . Atur tidur teleentang atau miring dengan bantal penyangga yang sesuai.

πŸ‘‹Perhatikan berat badan: 

Mempertahankan berat badan yang sehat dapat mengurangi stress pada resiko tulang belakang dan mengurangi bungkuk. Gaya hidup sehat dengan pola makan seimbang dan olahraga teratur dapat membantu menjaga berat badan yang sehat.

πŸ‘‹ Hindari posisi duduk atau berdiri yang lama:

Jika Anda harus duduk atau berdiri dalam waktu lama, pastikan untuk melakukan istirahat singkat dan mengubah posisi tubuh secara teratur. Menggunakan alas kaki yang nyaman dan empuk saat berdiri juga bisa membantu mengurangi tekanan pada tulang belakang.

πŸ‘‹Periksa kesehatan secara teratur: 

Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur dapat membantu mendeteksi masalah tulang belakang atau faktor risiko yang dapat menyebabkan bungkuk lebih awal. Oleh karena itu, tindakan pencegahan atau penanganan yang tepat dapat dilakukan dengan lebih cepat.

       πŸ’¬ Menghindari jatuh atau cedera yang dapat mempengaruhi tulang belakang. Mempertahankan gaya hidup aktif, menjaga postur tubuh yang baik, dan melakukan latihan fisik secara teratur merupakan langkah penting dalam mencegah bungkuk pada lansia.

Beberapa jenis makanan yang dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan mencegah kerusakan tulang pada lansia:

🍯 Makanan tinggi kalsium: 

Kalsium merupakan mineral penting untuk kesehatan tulang. Konsumsi makanan kaya kalsium, seperti produk susu rendah lemak atau bebas lemak, keju rendah lemak, yoghurt, ikan dengan tulang lunak seperti salmon dan sarden, serta kacang-kacangan dan biji-bijian seperti almond dan biji chia dapat membantu menjaga kepadatan tulang.

🍯 Makanan tinggi vitamin D: 

Vitamin D bekerja sama dengan kalsium untuk menjaga kesehatan tulang. Sumber alami vitamin D meliputi sinar matahari, ikan berlemak seperti salmon, tuna, atau makarel, kuning telur, dan produk yang diperkaya dengan vitamin D seperti susu atau sereal sarapan.

🍯 Makanan protein tinggi:

Protein adalah nutrisi penting untuk mempertahankan massa otot. Pilih sumber protein yang sehat seperti daging tanpa lemak, unggas, ikan, kacang-kacang, biji-bijian, dan produk susu rendah lemak atau bebas lemak.

🍯 Buah-buahan dan sayuran: 

Konsumsi buah-buahan dan sayuran segar yang bervariasi dapat memberikan nutrisi penting, seperti vitamin C, vitamin K, dan antioksidan. Vitamin C membantu pembentukan kolagen yang penting untuk kesehatan tulang dan jaringan ikat. Vitamin K juga penting untuk pembentukan tulang yang sehat.

🍯 Makanan tinggi magnesium: 

Magnesium berperan dalam metabolisme kalsium dan vitamin D, yang keduanya penting untuk kesehatan tulang. Sumber makanan yang kaya magnesium termasuk bayam, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, dan pisang.

🍯 Omega-3 asam lemak:

Asam lemak omega-3 memiliki sifat anti inflamasi dan dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan persendian. Sumber omega-3 termasuk ikan berlemak seperti salmon, sarden, atau trout, serta biji chia, biji rami, dan minyak ikan.

              πŸ’¬ Untuk diingat bahwa makanan saja tidak cukup untuk mencegah bungkuk. Pola makan sehat perlu dikombinasikan dengan gaya hidup aktif dan olahraga teratur untuk menjaga kesehatan tulang dan otot secara keseluruhan.

Bungkuk yang terjadi karena penuaan alami (kyphosis postural) biasanya sulit untuk disembuhkan secara total. 

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengelola dan memperbaiki kondisi tersebut, antara lain :

♿ Fisioterapi:

Melakukan latihan fisioterapi yang ditujukan untuk memperkuat otot-otot punggung dan inti, meningkatkan kelenturan tulang belakang, dan memperbaiki postur tubuh dapat membantu mengurangi bungkuk dan memperbaiki simptomatiknya. Konsultasikan dengan fisioterapis untuk mendapatkan program latihan yang sesuai dengan kondisi Anda.

♿ Latihan kekuatan dan fleksibilitas: 

Melakukan latihan kekuatan dan kelenturan secara teratur dapat membantu memperkuat otot-otot punggung dan perut, serta meningkatkan kelenturan tulang belakang. Hal ini dapat membantu memperbaiki postur tubuh dan mengurangi kelengkungan berlebih pada tulang belakang.

♿ Pelapis penyangga atau perangkat bantu:

Beberapa kasus bungkuk yang lebih parah dapat memerlukan penggunaan penyangga punggung atau perangkat bantu untuk membantu menjaga postur tubuh yang baik dan mengurangi tekanan pada tulang belakang. Penggunaan penyangga harus dilakukan di bawah pengawasan dokter atau fisioterapis yang berkompeten.

♿ Perubahan gaya hidup: 

Memperhatikan postur tubuh saat duduk, berdiri, dan beraktivitas sehari-hari dapat membantu mengurangi beban pada tulang belakang. Perhatikan posisi duduk yang baik, hindari tontonan secara berlebihan, dan gunakan alas kaki yang nyaman dan empuk.

♿ Perawatan medis: 

Beberapa kasus bungkuk yang disebabkan oleh faktor medis tertentu, seperti osteoporosis atau penyakit degeneratif tulang belakang, mungkin memerlukan perawatan medis yang lebih intensif. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosa yang tepat dan rekomendasi perawatan yang sesuai.

Beberapa kiat untuk menjaga postur tubuh yang baik agar dapat mengurangi risiko bungkuk :

✅  Posisi duduk yang baik:

  •  Pastikan punggung tetap lurus dan tegak.
  •  Dukung punggung bagian bawah dengan bantalan yang sesuai.
  •  Bahu harus rileks dan tidak tertarik ke depan.
  •  Kaki sebaiknya rata dilantai atau menggunakan penyangga kaki jika diperlukan.

✅ Posisi berdiri yang baik:

  •  Berdirilah dengan tegak, dengan berat tubuh seimbang di kedua kaki.
  •  Bahu rileks dan sedikit ditarik ke belakang.
  •  Pastikan panggul tidak mendorong ke depan.
  •  Jaga kepala dan leher dalam posisi yang sejajar dengan tulang belakang.
  •  Jaga kepala dan leher dalam posisi yang sejajar dengan tulang belakang.

✅ Posisi tidur yang baik:

  • Gunakan kasur yang nyaman dan sesuai dengan preferensi Anda.
  •  Posisi tidur yang disarankan adalah tidur teleentang atau miring dengan bantal penyangga yang sesuai untuk mendukung leher dan sandaran.

✅ Posisi saat mengangkat atau membawa barang berat:                                                                        

  •  Saat mengangkat beban, tekuk lutut dan gunakan otot kaki untuk mengangkat, bukan punggung. Pegang beban dekat dengan tubuh dan menjaga postur tubuh yang baik saat membawanya.

        πŸ’¬ Selain menjaga posisi tubuh yang baik, penting juga untuk menghindari aktivitas yang dapat mengganggu postur tubuh, seperti relaksasi dalam waktu yang lama atau mengangkat beban yang terlalu berat. Selalu perhatikan postur tubuh Anda dalam berbagai kegiatan sehari-hari dan usahakan untuk melatih postur tubuh yang baik secara konsisten. 

       πŸ’¬ Jika seseorang mengalami bungkuk yang mengganggu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan untuk evaluasi dan saran lebih lanjut.






Sumber:

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/kyphosis/symptoms-causes/syc-20374205

https://www.webmd.com/back-pain/exercises-reduce-kyphosis

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/kyphosis/symptoms-causes/syc-20374205?p=1