Bosan adalah perasaan ketika seseorang merasa kehilangan minat atau kegembiraan dalam melakukan kegiatan tertentu atau berada dalam situasi yang monoton, tidak menarik, atau tidak menantang. Ini adalah perasaan yang umum dialami oleh banyak orang di berbagai tahap kehidupan, dan bisa menjadi sinyal bahwa seseorang membutuhkan variasi atau perubahan dalam rutinitas atau aktivitas mereka.
Ada ungkapan yang disampaikan oleh William F. Buckley, seorang penulis konservatif, intelektual publik, dan komentator politik Amerika (1925- 2008) "Kebosanan adalah racun paling mematikan", sesekali bosan memang tidak membunuh. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa kebosanan jangka panjang dapat meningkatkan risiko kematian dini. Tetapi itu bukan karena kebosanan itu sendiri melainkan gaya hidup tertentu dan masalah kesehatan yang mendasarinya.
Masalah kesehatan, antara lain:
π Alexithymia :
Alexithymia adalah fenomena neuropsikologis yang ditandai dengan tantangan yang signifikan dalam mengenali, mengekspresikan, dan menggambarkan emosi diri sendiri jadi ketidakmampuan untuk menggambarkan dan mengidentifikasi emosi.
π Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD):
Salah satu gangguan perkembangan saraf yang paling umum pada masa kanak-kanak. Biasanya pertama kali didiagnosis pada masa kanak-kanak dan sering berlangsung hingga dewasa. Anak-anak dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan untuk memperhatikan, mengendalikan perilaku impulsif (mungkin bertindak tanpa memikirkan apa akibatnya nanti), atau menjadi terlalu aktif.
π Depresi :
Depresi (gangguan depresi mayor) adalah penyakit medis umum dan serius yang secara negatif memengaruhi perasaan, cara berpikir, dan cara bertindak. Ini dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik dan dapat menurunkan kemampuan Anda untuk berfungsi di tempat kerja dan di rumah.
π Sensitivitas Tinggi:
Kepribadian ini dapat didefinisikan sebagai respons fisik, mental, dan emosional yang akut terhadap rangsangan eksternal (sosial dan lingkungan) atau internal. Orang yang sangat sensitif dapat menjadi introvert, ekstrovert, atau di antara keduanya.
π Cedera otak traumatis:
Cedera otak adalah cedera kepala yang menyebabkan terjadinya gangguan fungsi otak. Cedera otak secara garis besar diklasifikasikan menjadi cedera otak traumatik (COT) yang berasal dari sumber eksternal dan cedera otak non-traumatik yang berasal dari sumber internal.
Wisata perjalanan pendek lansia bersama keluarga sangat ampuh melawan kebosanan (Sumber: foto paguyuban pengawas purna) |
Perasaan bosan adalah perasaan atau emosi yang muncul ketika seseorang merasa kurang tertarik, kurang termotivasi, atau merasa tidak ada hal menarik yang dilakukan. Biasanya, perasaan bosan muncul ketika seseorang merasa kegiatan atau situasi yang mereka alami tidak menarik, monoton, atau terlalu rutin.
Kebosanan adalah salah satu kondisi mental kompleks yang diatur oleh hormon dopamin di otak. Hormon dopamin adalah suatu senyawa kimia yang berfungsi sebagai neurotransmitter dalam sistem saraf pusat manusia. Dopamin memiliki peran penting dalam berbagai fungsi kognitif, emosional, dan perilaku. Beberapa orang menghasilkan lebih sedikit dopamin atau memiliki reseptor di otak yang kurang sensitif terhadapnya dan orang-orang ini memiliki ambang kebosanan yang lebih rendah.
"Bosan," "kebosanan," dan "perasaan bosan" merujuk pada hal yang sama, yaitu kondisi atau emosi ketika seseorang merasa kurang tertarik, kurang termotivasi, atau merasa tidak ada hal menarik yang dilakukan.
Ilustrasi lansia sedang merasa bosan, racun paling mematikan (Sumber: Canva.com) |
Semua istilah tersebut merujuk pada kondisi emosional di mana seseorang merasa kurang terhibur atau termotivasi, dan mereka sering menginginkan hiburan atau variasi untuk mengatasi kebosanan tersebut. Kondisi ini adalah pengalaman emosional yang umum dan wajar dalam kehidupan sehari-hari.
Namun hasil temuan peneliti :
- Kebosanan bisa memangkas tahun-tahun hidup Anda.
- Orang yang mengeluhkan kebosanan lebih mungkin mati muda, dan bahwa mereka yang mengalami 'tingkat tinggi' kebosanan lebih dari dua setengah kali lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung atau stroke daripada mereka yang puas dengan nasib mereka.
- Lebih dari 7.000 pegawai negeri dipelajari selama 25 tahun - dan mereka yang mengatakan mereka bosan hampir 40 persen lebih mungkin meninggal pada akhir studi daripada mereka yang tidak.
Lansia (orang yang sudah berusia lanjut) bisa merasa bosan karena beberapa faktor yang umum terjadi pada tahap kehidupan tersebut.
Beberapa alasan utama mengapa lansia merasa bosan, antara lain:
π Keterbatasan aktivitas fisik:
Dengan bertambahnya usia, lansia mungkin mengalami penurunan kemampuan fisik, kelelahan lebih cepat, dan bahkan ada yang memiliki kondisi kesehatan yang membatasi mereka untuk bergerak atau berpartisipasi dalam aktivitas fisik. Keterbatasan ini dapat menyebabkan rasa bosan karena mereka merasa tidak dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya dinikmati.
π Sosialisasi yang berkurang:
Lansia sering kali mengalami perubahan dalam lingkungan sosial mereka. Teman, kolega, atau anggota keluarga mungkin berpindah atau meninggal dunia, yang dapat menyebabkan perasaan kesepian dan isolasi. Keterbatasan fisik juga dapat menghambat kemampuan mereka untuk berinteraksi sosial, seperti pergi ke acara sosial atau mengunjungi teman-teman.
π Kurangnya rangsangan mental:
Ketika rutinitas sehari-hari menjadi terbatas dan kegiatan-kegiatan menantang menurun, lansia dapat merasa kurang terstimulasi secara mental. Hal ini bisa menyebabkan mereka merasa bosan dan kurang bermakna dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
π Perubahan gaya hidup:
Setelah pensiun, lansia mungkin tidak lagi terlibat dalam kegiatan pekerjaan atau proyek yang menarik. Ini bisa menyebabkan perasaan kehilangan tujuan dan membuat mereka merasa tidak berguna.
π Perubahan peran dalam keluarga:
Lansia mungkin merasa bosan karena peran mereka dalam keluarga telah berubah. Anak-anak sudah dewasa dan mandiri, sehingga perhatian dan tanggung jawab yang sebelumnya ada menjadi berkurang.
π Kurangnya minat pada aktivitas baru:
Beberapa lansia mungkin enggan mencoba hal-hal baru atau berpartisipasi dalam kegiatan yang tidak biasa bagi mereka. Ini bisa menyebabkan perasaan monoton dan bosan dengan rutinitas sehari-hari.
Ciri-ciri lansia yang merasa bosan dapat bervariasi dari individu ke individu, tetapi ada beberapa tanda umum yang menunjukkan bahwa seorang lansia mengalami rasa bosan.
Beberapa ciri-ciri lansia merasa bosan, antara lain:
π Tidak bersemangat atau kurang minat:
Lansia yang merasa bosan mungkin kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati. Mereka mungkin tampak tidak bersemangat atau kurang antusias dalam menjalani hari-hari mereka.
π Kurangnya inisiatif:
Lansia yang merasa bosan mungkin cenderung kurang berinisiatif untuk memulai atau mencoba hal-hal baru. Mereka mungkin merasa tidak termotivasi untuk mencari pengalaman baru atau mengatasi tantangan.
π Isolasi sosial:
Perasaan bosan sering dapat menyebabkan lansia mengalami isolasi sosial. Mereka mungkin cenderung menghindari interaksi dengan orang lain dan lebih memilih untuk menjalani waktu sendirian.
π Perubahan suasana hati:
Lansia yang merasa bosan mungkin mengalami perubahan suasana hati yang lebih sering, termasuk perasaan kesal, frustrasi, atau sedih.
π Menghabiskan waktu dengan cara yang tidak produktif:
Lansia yang merasa bosan mungkin menghabiskan waktu dalam rutinitas yang monoton atau kegiatan yang kurang bermakna, seperti menonton televisi secara berlebihan atau hanya tiduran sepanjang hari.
π Merasa kehilangan tujuan:
Rasa bosan dapat membuat lansia merasa kehilangan tujuan dalam hidup mereka. Mereka mungkin merasa tidak memiliki arah atau tujuan yang jelas untuk dikejar.
π Menjadi mudah lelah atau lesu:
Lansia yang merasa bosan mungkin merasa lelah atau lesu secara fisik dan mental, karena kurangnya stimulasi dan aktivitas yang menarik.
π Kesulitan tidur:
Rasa bosan dapat mempengaruhi pola tidur lansia, menyebabkan kesulitan tidur atau tidur yang terganggu.
π Perubahan pola makan:
Beberapa lansia yang merasa bosan dapat mengalami perubahan dalam pola makan, termasuk kurangnya selera makan atau kecenderungan untuk mengonsumsi makanan sebagai bentuk mengisi waktu luang.
π¬ Rasa bosan adalah perasaan yang wajar, terutama dalam tahap kehidupan tertentu seperti usia lanjut. Namun, jika rasa bosan berlanjut dalam jangka panjang dan mengganggu kualitas hidup lansia, penting untuk mencari dukungan dan mencari cara-cara yang positif dan memuaskan untuk mengisi waktu dan menjaga kesehatan fisik serta mental mereka.
Melibatkan lansia dalam aktivitas yang menarik, membangun hubungan sosial yang kuat, dan merawat kesehatan fisik dan mental mereka dapat membantu mengatasi rasa bosan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Rasa bosan itu sendiri bukan penyakit, tetapi bisa menjadi gejala atau indikator adanya masalah kesehatan atau kondisi emosional tertentu.
Beberapa penyakit atau kondisi yang mungkin menyertai atau berkontribusi pada rasa bosan adalah:
π°Depresi:
Depresi adalah gangguan mental yang serius yang dapat menyebabkan perasaan sedih, putus asa, kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati, dan perasaan bosan yang berkelanjutan. Rasa bosan yang berhubungan dengan depresi biasanya tidak hanya muncul sebagai reaksi terhadap lingkungan atau rutinitas yang kurang menarik, tetapi lebih merupakan gejala dari ketidakmampuan untuk merasakan kebahagiaan atau kenikmatan dalam kehidupan.
π° Gangguan Kecemasan:
Beberapa gangguan kecemasan seperti gangguan kecemasan generalisasi (GAD) atau gangguan kecemasan sosial dapat menyebabkan perasaan bosan karena ketegangan dan kekhawatiran yang berlebihan mengganggu kemampuan seseorang untuk menikmati aktivitas atau interaksi sosial.
π° Demensia atau Gangguan Kognitif:
Lansia yang mengalami demensia atau gangguan kognitif dapat merasa bosan karena perubahan dalam fungsi kognitif mereka, yang dapat mempengaruhi minat mereka pada aktivitas dan kemampuan mereka untuk terlibat dalam kegiatan sehari-hari.
π° Isolasi Sosial:
Isolasi sosial atau kurangnya interaksi dengan orang lain dapat menyebabkan perasaan bosan dan kesepian pada orang dewasa maupun lansia.
π° Gangguan Tidur:
Gangguan tidur yang sering atau kurang tidur dapat menyebabkan perasaan bosan karena ketidakmampuan untuk mendapatkan istirahat yang cukup dan energi yang kurang.
π° Kurangnya Stimulasi Mental:
Kurangnya stimulasi mental atau kurangnya keterlibatan dalam kegiatan kognitif yang menantang dapat menyebabkan perasaan bosan pada lansia atau orang-orang dari berbagai kelompok usia.
πMengobati rasa bosan pada lansia melibatkan pendekatan yang holistik, yang mencakup berbagai aspek kehidupan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi rasa bosan pada lansia:
π― Aktivitas fisik:
Mendorong lansia untuk tetap aktif secara fisik sangat penting. Olahraga ringan, seperti berjalan-jalan, senam ringan, atau yoga, dapat membantu meningkatkan suasana hati dan energi mereka.
π― Aktivitas mental:
Melatih otak dengan teka-teki, puzzle, atau bermain permainan yang menantang dapat membantu menjaga keterampilan kognitif dan mengatasi rasa bosan.
π― Menjaga koneksi sosial:
Mengajak lansia untuk tetap terhubung dengan keluarga, teman, atau komunitas dapat membantu mengurangi perasaan kesepian dan rasa bosan.
Menjaga koneksi sosial dengan keluarga dan teman merupakan cara ampuh membunuh kebosanan (Sumber : foto grup bodekers) |
π― Hobi dan minat:
Mendorong lansia untuk terlibat dalam hobi atau minat yang mereka nikmati dapat memberikan rasa pencapaian dan kepuasan.
Hobi dan minat dapat menghilangkan perasaan bosan misalnya berjualan makanan di bazar perumahan (Sumber: foto grup bodrekers) |
π― Relawan:
Mengikutsertakan lansia dalam kegiatan sukarela atau program sosial di masyarakat dapat membantu merasa lebih bermanfaat dan memberikan tujuan dalam hidup.
Menjadi relawan kegiatan RT, RW,PKK merupakan cara terbaik lansia menghilangkan kebosanan (Sumber: foto forum warga RT 009 RW 009) |
π― Pendidikan dan pelatihan:
Menyediakan kesempatan untuk belajar hal-hal baru atau mengikuti pelatihan dapat membantu menjaga semangat hidup dan mengatasi rasa bosan.
π― Aktivitas seni:
Mendorong lansia untuk mengikuti kelas seni atau berkreasi dengan melukis, menyulam, atau melakukan kegiatan seni lainnya dapat merangsang kreativitas dan menghilangkan rasa bosan.
π― Wisata atau perjalanan:
Jika memungkinkan, membawa lansia untuk berwisata atau melakukan perjalanan pendek dapat memberikan perubahan suasana dan pengalaman yang menarik.
π― Konsultasi dengan profesional kesehatan:
Jika lansia tampak mengalami rasa bosan yang parah atau mengalami gejala depresi atau masalah kesehatan mental lainnya, segera konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan mental untuk penilaian dan bantuan lebih lanjut.
π― Rutinitas yang sehat:
Membantu lansia untuk menjaga rutinitas yang sehat termasuk tidur yang cukup, pola makan yang seimbang, dan menghindari perilaku merugikan seperti konsumsi alkohol berlebihan atau merokok.
π¬ Penting untuk melibatkan lansia dalam proses pengambilan keputusan mengenai aktivitas dan perubahan gaya hidup mereka. Mendengarkan dan memahami keinginan dan kebutuhan mereka akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih positif dan memuaskan untuk mengatasi rasa bosan.
Bila seseorang merasa terganggu oleh rasa bosan secara berlebihan atau merasa bahwa perasaan bosan telah mengganggu kualitas hidup mereka, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan atau psikolog untuk penilaian lebih lanjut dan bantuan yang tepat.
πͺπ΄π΅π
Sumber:
https://serenityhomecare.ca/2021/05/26/boredom-in-seniors/
https://www.arborcompany.com/blog/why-activities-for-elderly-people-are-important
https://www.homecareassistancearlingtontx.com/ways-to-keep-elderly-people-from-being-bored/
https://tutera.com/blog/boredom-and-depression-are-seniors-at-higher-risk/
https://en.wikipedia.org/wiki/Alexithymia
https://www.psychiatry.org/patients-families/depression/what-is-depression
No comments:
Post a Comment