Sunday 30 July 2023

Tanda Bahaya, Bila Anda Jumpa TIA (Transient Ischemic Attack)

            Dalam perbincangan sehari-hari, sering mendengar ada tetangga atau kawan kena stroke ringan dan dibawa ke rumah sakit. Dalam benak sebagian besar orang, serangan penyakit stroke ringan itu biasa saja dan tidak berbahaya, karena kata "ringan" membuat persepsi tidak berisiko.         

Stroke ringan mempunyai gejala yang cukup identik dengan penyakit stroke pada umumnya yang biasanya akan muncul secara tiba-tiba. Secara umum, stroke ringan bisa merujuk pada kondisi yang disebut "transient ischemic attack" (TIA). 

TIA terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu untuk sementara waktu, biasanya hanya beberapa menit. Gejalanya mirip dengan stroke, tetapi berlangsung singkat dan tidak menyebabkan kerusakan permanen.

Jadi istilah medis untuk stroke ringan adalah "Ischemic Transient Attack" (ITA) atau "Transient Ischemic Attack" (TIA). Istilah "Transient" menunjukkan bahwa gejala stroke pada TIA bersifat sementara dan hanya berlangsung dalam waktu singkat, biasanya kurang dari 24 jam.

Serangan stroke ringan (TIA) terjadi tiba-tiba
dan berlangsung singkat
(Sumber: foto paguyuban pengawas purna)

TIA sering disebut mini stroke, TIA mungkin merupakan peringatan. Sekitar 1 dari 3 orang yang mengalami TIA pada akhirnya akan mengalami stroke, dengan sekitar setengahnya terjadi dalam setahun setelah TIA

TIA adalah kondisi yang mirip dengan stroke, tetapi gejala-gejalanya berlangsung singkat karena penyumbatan pembuluh darah di otak bersifat sementara dan kemudian larut sendiri. 

Dua perbedaan penting antara stroke dan TIA. Yang pertama adalah TIA berhenti dengan sendirinya. Stroke tidak, dan perlu perawatan untuk menghentikan dan membalikkan efeknya. Stroke juga meninggalkan bukti pada pemindaian magnetic resonance imaging (MRI). 

Mini-stroke, yang dikenal dengan TIA, dapat terjadi pada usia berapa pun. Namun, risiko TIA cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Orang yang lebih tua memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami TIA dibandingkan dengan orang yang lebih muda.

Lansia memiliki risiko tinggi terkena mini-stroke atau TIA
(Sumber: foto canva.com)

TIA lebih umum terjadi pada orang di atas usia 60 tahun. Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan TIA meliputi:

πŸ‘΄ Usia: 

Risiko TIA meningkat seiring bertambahnya usia.

πŸ‘΄ Riwayat medis:

Riwayat kondisi kesehatan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan penyakit arteri koroner dapat meningkatkan risiko TIA.

πŸ‘΄ Gaya hidup: 

Faktor gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik dapat berkontribusi pada risiko TIA.

πŸ‘΄ Riwayat keluarga: 

Jika ada riwayat keluarga dengan TIA atau stroke, risiko seseorang untuk mengalami TIA juga dapat meningkat.

          TIA  banyak mengenai lansia karena ada beberapa faktor yang berkontribusi pada risiko TIA yang meningkat seiring bertambahnya usia. 

Beberapa alasan mengapa TIA lebih banyak terjadi pada lansia :

⛔ Penumpukan plak arteri: 

Seiring bertambahnya usia, arteri cenderung mengalami penuaan dan mengalami penumpukan plak, yang disebut aterosklerosis. Plak arteri dapat menyempitkan pembuluh darah dan menghambat aliran darah ke otak, meningkatkan risiko TIA.

⛔ Penyakit jantung dan tekanan darah tinggi:

Orang tua cenderung lebih mungkin mengalami penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah atau emboli yang dapat menyumbat aliran darah ke otak, menyebabkan TIA.

Penyakit vaskular: 

⛔ Orang tua lebih mungkin mengalami penyakit vaskular, yang melibatkan gangguan pada sistem peredaran darah tubuh. Faktor-faktor seperti diabetes, obesitas, dan gaya hidup yang kurang sehat dapat berkontribusi pada penyakit vaskular dan meningkatkan risiko TIA.

Gangguan irama jantung:

⛔ Gangguan irama jantung, seperti fibrilasi atrium, lebih sering terjadi pada orang tua. Ketika irama jantung tidak normal, risiko pembentukan bekuan darah yang dapat menyebabkan TIA meningkat.

⛔ Kelemahan sistem kekebalan tubuh: 

Sistem kekebalan tubuh cenderung melemah seiring bertambahnya usia, yang dapat menyebabkan respons tubuh terhadap peradangan dan penyakit yang tidak efektif. Peradangan dan gangguan kekebalan tubuh dapat mempengaruhi kondisi pembuluh darah dan berkontribusi pada TIA.

            πŸ’¬ Semua faktor ini berarti bahwa orang tua lebih rentan terhadap kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan TIA. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk menjaga gaya hidup sehat, mengelola kondisi kesehatan yang sudah ada, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur untuk mendeteksi faktor risiko potensial sejak dini.

Gejala ini dapat muncul tiba-tiba dan harus dianggap sebagai tanda peringatan serius bahwa ada risiko stroke yang lebih besar.

Beberapa gejala TIA secara umum, meliputi:

✅ Kesulitan berbicara: 

Penderita TIA mungkin mengalami gangguan berbicara, seperti kesulitan dalam mengucapkan kata-kata atau kesulitan memahami pembicaraan orang lain.

Gejala TIA antara lain kesulitan berbicara
(Sumber: foto canva.com)

✅ Kelemahan atau mati rasa: 

Penderita TIA dapat mengalami kelemahan atau mati rasa pada wajah, lengan, atau kaki, biasanya hanya di satu sisi tubuh.

✅ Gangguan penglihatan: 

Penderita TIA mungkin mengalami gangguan penglihatan, seperti penglihatan ganda, penglihatan kabur, atau kehilangan penglihatan sebagian pada salah satu mata atau kedua mata.

✅ Kehilangan keseimbangan atau koordinasi:

Penderita TIA dapat merasa pusing atau sulit menjaga keseimbangan. Koordinasi gerakan juga dapat terpengaruh.

✅ Kebingungan atau sulit memahami:

Beberapa orang mengalami kebingungan, sulit memahami informasi, atau kebingungan dalam mengenali lingkungan sekitar mereka.

✅ Kehilangan kesadaran: 

Meskipun jarang terjadi pada TIA, beberapa orang dapat kehilangan kesadaran atau pingsan.

✅ Kelemahan atau kelumpuhan satu sisi ( hemiplegia ):

Kelumpuhan satu sisi disebut sebagai "hemiplegia" atau "hemiparesis ". Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kehilangan atau kelemahan fungsi otot pada satu sisi tubuh, baik itu lengan, kaki, atau wajah. Hemiplegia mengacu pada kelumpuhan total pada sisi tubuh yang terpengaruh, sementara hemiparesis mengacu pada kelemahan sebagian pada sisi tubuh yang terkena.

✅ Kesulitan dengan atau kehilangan kemampuan berbicara (afasia):

Afasia adalah gangguan bahasa yang disebabkan oleh kerusakan atau gangguan pada area otak yang bertanggung jawab atas produksi atau pemahaman bahasa. Gangguan ini mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menggunakan atau memahami bahasa secara efektif, meskipun kemampuan intelektual dan fungsi otak lainnya tetap utuh.

✅ Bicara cadel atau kacau (dysarthria) :

Dysarthria adalah gangguan bicara yang disebabkan oleh kerusakan pada otot-otot yang terlibat dalam produksi suara saat berbicara. Gangguan ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mengontrol otot-otot bicara, lidah, bibir, dan rongga mulut, sehingga suara yang dihasilkan menjadi kabur, tidak jelas, atau terganggu.

✅ Kehilangan kontrol otot di satu sisi wajah atau wajah terkulai:

Kondisi di mana seseorang mengalami kelemahan atau kelumpuhan pada otot-otot wajah, sehingga wajah tampak kendur, tidak simetris, dan tidak dapat dikendalikan dengan baik. Kondisi ini juga disebut sebagai "Bell's palsy" atau "paralisis wajah perifer".

✅ Tiba-tiba kehilangan pancaindra :

Baik sebagian atau total,  dari satu atau lebih indra ( penglihatan , pendengaran , penciuman , rasa dan sentuhan).

✅ Kehilangan koordinasi atau kecanggungan (ataksia) :

Pada individu dengan ataksia, terjadi ketidakmampuan untuk mengontrol gerakan tubuh dengan akurat, sehingga menyebabkan ketidakstabilan dan kekakuan dalam berjalan, berbicara, menulis, atau melakukan gerakan lainnya.

✅ Pusing atau vertigo :

Sensasi ini dapat dirasakan seolah-olah lingkungan berputar atau bergerak, atau seolah-olah diri sendiri berputar atau berputar-putar. Sensasi vertigo sering disertai dengan rasa mual, muntah, dan ketidakstabilan.

           Penting untuk diingat bahwa gejala TIA bersifat sementara dan mungkin hilang dalam beberapa menit hingga beberapa jam. Meskipun demikian, TIA harus dianggap sebagai kondisi medis yang serius dan memerlukan evaluasi dan perawatan segera. 

πŸ’€ Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala seperti itu, segera hubungi layanan medis darurat. TIA bisa menjadi tanda peringatan adanya risiko stroke yang lebih besar di masa mendatang, dan penting untuk memeriksakan diri dan mencari pengobatan untuk mengurangi risiko tersebut.

TIA disebabkan oleh penyumbatan sementara pada pembuluh darah di otak. Penyumbatan ini dapat terjadi karena beberapa kondisi medis yang berhubungan dengan gangguan aliran darah ke otak.

Beberapa penyakit dan faktor risiko yang dapat menyebabkan TIA meliputi:

πŸš‘ Aterosklerosis:

Ini adalah kondisi di mana plak (endapan lemak, kolesterol, dan zat lain) menumpuk di dinding arteri, menyempitkan pembuluh darah dan menghambat aliran darah ke otak.

πŸš‘ Fibrilasi atrium:

Ini adalah gangguan irama jantung yang menyebabkan atrium jantung berdetak tidak teratur. Jika darah tidak dipompa dengan benar dari atrium, bisa terbentuk gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah di otak.

πŸš‘ Penyakit jantung: 

Kondisi jantung tertentu, seperti gagal jantung, infark miokard (serangan jantung), dan katup jantung yang rusak, dapat meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah yang bisa menyebabkan TIA.

πŸš‘ Tekanan darah tinggi (hipertensi): 

Tekanan darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko terjadinya TIA.

πŸš‘ Diabetes:

Diabetes melitus menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan memperburuk aterosklerosis, yang meningkatkan risiko TIA.

πŸš‘ Hiperlipidemia: 

Tingginya kadar kolesterol dan lemak dalam darah (hiperlipidemia) dapat menyebabkan akumulasi plak dalam arteri dan menyumbat aliran darah ke otak.

πŸš‘ Merokok: 

Merokok merusak dinding pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah.

πŸš‘ Obesitas dan gaya hidup tidak sehat: 

Gaya hidup tidak sehat, termasuk diet yang buruk dan kurangnya aktivitas fisik, dapat menyebabkan obesitas dan meningkatkan risiko TIA.

πŸš‘ Riwayat keluarga: 

Jika ada anggota keluarga dengan riwayat TIA atau stroke, risiko Anda untuk mengalami TIA juga dapat meningkat.

         Mencegah TIA pada lansia melibatkan pengelolaan gaya hidup yang sehat dan mengendalikan faktor risiko kesehatan yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya TIA. 

Beberapa langkah yang dapat membantu mencegah TIA pada lansia:

⛹ Kendalikan tekanan darah:

Tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor risiko utama TIA dan stroke. Penting untuk mengukur tekanan darah secara teratur dan mengikuti perawatan dan pengobatan yang diresepkan oleh dokter untuk menjaga tekanan darah dalam kisaran yang sehat.

⛹ Pertahankan kadar kolesterol sehat: 

Tingginya kadar kolesterol dalam darah dapat menyebabkan pembentukan plak arteri dan meningkatkan risiko TIA. Mengadopsi pola makan sehat dan menjalani gaya hidup aktif dapat membantu menjaga kadar kolesterol dalam kisaran yang sehat.

⛹ Jaga berat badan yang sehat: 

Obesitas merupakan faktor risiko TIA dan masalah kesehatan lainnya. Usahakan untuk menjaga berat badan yang sehat dengan mengadopsi pola makan sehat dan rutin berolahraga.

 ⛹ Berhenti merokok: 

Merokok merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko TIA dan stroke. Jika Anda merokok, mencari dukungan untuk berhenti merokok dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan Anda.

⛹ Kendalikan diabetes: 

Jika Anda memiliki diabetes, penting untuk mengelola kadar gula darah dengan baik. Ikuti rencana perawatan dan pengobatan yang telah ditentukan oleh dokter untuk mengendalikan diabetes.

⛹ Aktivitas fisik teratur:

Rajin berolahraga dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah, menjaga berat badan yang sehat, dan meningkatkan kesehatan jantung. Pilih aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi fisik Anda dan lakukan secara teratur.

Olahraga jalan kaki rutin setiap hari mencegah TIA
(Sumber: foto LPC-lansia)

⛹ Konsumsi makanan sehat: 

Makan makanan yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan berlemak, dan kacang-kacangan dapat mendukung kesehatan jantung dan pembuluh darah.

⛹ Batasi konsumsi alkohol: 

Jika Anda minum alkohol, lakukan dengan bijak dan sesuai dengan panduan medis.

⛹ Rutin pemeriksaan kesehatan: 

Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur untuk memantau kondisi kesehatan Anda dan mendeteksi faktor risiko potensial sejak dini.

⛹ Periksakan faktor risiko keluarga:

Jika ada anggota keluarga dengan riwayat TIA atau stroke, bicarakan dengan dokter tentang langkah-langkah pencegahan yang sesuai untuk Anda.

            πŸ’¬ Selain langkah-langkah di atas, penting juga untuk mengikuti semua saran medis yang diberikan oleh dokter dan menjalani pengobatan yang diresepkan untuk kondisi kesehatan yang ada. Mencegah TIA memerlukan komitmen untuk gaya hidup sehat dan pemantauan kesehatan secara berkala

Setelah diagnosis TIA dibuat oleh tim medis, pengobatan akan ditentukan berdasarkan penyebab dan faktor risiko individu. 

Pengobatan TIA bertujuan untuk mencegah serangan stroke lebih lanjut dan dapat mencakup beberapa langkah, seperti:

πŸ’‰ Terapi Anti platelet: 

Dokter mungkin meresepkan obat anti platelet seperti aspirin untuk mencegah pembekuan darah dan mengurangi risiko pembentukan gumpalan darah.

πŸ’‰ Anti koagulan: 

Untuk beberapa kasus TIA yang berhubungan dengan kondisi jantung tertentu, dokter dapat meresepkan anti koagulan, seperti warfarin, untuk mencegah pembekuan darah.

πŸ’‰ Kontrol tekanan darah: 

Jika tekanan darah tinggi merupakan faktor penyebab TIA, dokter akan bekerja sama dengan pasien untuk mengelola tekanan darah dalam kisaran yang sehat melalui obat-obatan atau perubahan gaya hidup.

πŸ’‰ Pengelolaan diabetes: 

Bagi penderita diabetes, pengelolaan kadar gula darah yang baik sangat penting untuk mencegah TIA dan masalah kesehatan lainnya.

πŸ’‰ Modifikasi gaya hidup: 

Mengadopsi gaya hidup sehat dengan menerapkan diet seimbang, rutin berolahraga, berhenti merokok, dan mengurangi konsumsi alkohol dapat membantu mengurangi risiko TIA dan masalah kesehatan lainnya.

πŸ’‰ Pemeriksaan lebih lanjut: 

Setelah TIA, pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mengevaluasi kondisi kesehatan yang mendasarinya dan menentukan langkah-langkah pencegahan lebih lanjut.

                πŸ’€Alasan utama mengapa TIA keadaan darurat medis adalah karena sering merupakan peringatan bahwa stroke mungkin terjadi atau bahkan sudah dekat. Hingga 20% orang yang mengalami TIA mengalami stroke dalam 90 hari, dan setengah dari stroke tersebut terjadi dalam dua hari pertama setelah TIA.

              Ingatlah bahwa TIA adalah tanda peringatan serius bahwa Anda berisiko mengalami serangan stroke yang lebih besar di masa mendatang. Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami gejala TIA.









Sumber:

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/transient-ischemic-attack/symptoms-causes/syc-20355679

https://www.nhs.uk/conditions/transient-ischaemic-attack-tia/

https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14173-transient-ischemic-attack-tia-or-mini-stroke

https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/transient-ischemic-attack-tia

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459143/

https://www.stroke.org.uk/what-is-stroke/types-of-stroke/transient-ischaemic-attack



No comments:

Post a Comment