Ilustrasi periksa gula darah (canva.com) |
Menurut World Health Organization (WHO), diabetes adalah salah satu dari 10 penyakit yang paling sering terjadi di dunia, dan merupakan penyebab kematian nomor enam di dunia.
Pada tahun 2021, WHO memperkirakan bahwa sekitar 422 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes, dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat di masa depan.Masyarakat sering menyebutnya sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula
Diabetes adalah suatu kondisi di mana kadar gula darah seseorang lebih tinggi dari normal. Hal ini terjadi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara efektif.
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan membantu mengontrol kadar gula darah. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jika tidak diobati dengan baik, seperti kerusakan pada organ tubuh dan bahkan kematian.
Diabetes dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu: diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
👉 Diabetes tipe 1 terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi insulin sama sekali
👉 Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif.
Ukuran gula darah atau kadar glukosa darah normal pada orang dewasa sehat adalah antara 70 hingga 99 mg/dL (miligram per deciliter) saat puasa atau tidak makan selama 8 jam. Setelah makan, kadar gula darah normal pada orang dewasa sehat adalah kurang dari 140 mg/dL dalam waktu 2 jam.
Normalnya kadar gula darah dapat berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan riwayat medis seseorang. Jika seseorang memiliki kadar gula darah di luar rentang normal, dapat menandakan adanya gangguan metabolik seperti diabetes atau masalah kesehatan lainnya.
Penting untuk selalu memantau kadar gula darah secara teratur dan berkonsultasi dengan dokter jika ada perubahan atau gejala yang tidak biasa.
Tubuh tidak dapat mengatur insulin dengan baik pada penderita diabetes karena ada gangguan pada sistem metabolisme glukosa.
Pada diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas, sehingga produksi insulin menurun atau bahkan berhenti sama sekali.
Sedangkan pada diabetes tipe 2, tubuh masih memproduksi insulin, namun sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik sehingga glukosa tidak dapat dimetabolisme dengan efektif dan menumpuk dalam darah.
Diabetes dapat terjadi pada semua kelompok umur, namun penyakit ini lebih umum terjadi pada orang dewasa dan lanjut usia. Diabetes tipe 2, yang merupakan jenis diabetes yang paling umum, biasanya terjadi pada orang dewasa yang berusia di atas 40 tahun, meskipun dapat terjadi pada usia yang lebih muda.
Beberapa tahun terakhir, diabetes tipe 2 semakin sering terjadi pada anak-anak dan remaja karena adanya peningkatan angka obesitas pada kelompok usia tersebut. Diabetes tipe 1, sering terjadi pada anak-anak dan remaja, dapat terjadi pada usia berapa pun, namun kebanyakan terjadi sebelum usia 30 tahun. Oleh karena itu, diabetes tipe 1 juga dikenal sebagai diabetes awal usia.
Pada umumnya, risiko terkena diabetes meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Oleh karena itu, orang yang berusia di atas 45 tahun dan memiliki faktor risiko seperti kegemukan, kurang beraktivitas fisik, dan riwayat keluarga dengan diabetes, harus memeriksakan diri secara teratur untuk mendeteksi kemungkinan terkena diabetes.
Beberapa ciri-ciri tubuh yang sudah terkena diabetes:
💧 Sering merasa haus dan lapar.
💧 Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
💧 Kelelahan yang tidak bisa dijelaskan dengan sebab yang jelas.
💧 Penglihatan kabur.
💧 Luka sulit sembuh.
💧 Infeksi sering terjadi pada kulit atau saluran kemih.
💧 Munculnya kram atau mati rasa pada tangan atau kaki.
💧 Penurunan berat badan yang tidak diinginkan.
💧 Sering mengalami gejala seperti kesemutan atau lemah pada lengan atau kaki.
💧 Napas bau aseton atau seperti buah-buahan.
Catatan :
Penting diingat bahwa beberapa orang dengan diabetes mungkin tidak mengalami gejala atau hanya mengalami gejala ringan. Oleh karena itu, memeriksakan diri secara teratur ke dokter dan melakukan tes gula darah, khususnya jika memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga yang menderita diabetes, obesitas, atau gaya hidup tidak sehat.
Gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2,antara lain:
💣 Kegemukan atau obesitas.
Kegemukan atau obesitas dapat meningkatkan risiko diabetes karena dapat mempengaruhi resistensi insulin, yaitu ketidakmampuan tubuh untuk merespons insulin dengan benar.
💣 Kurangnya aktivitas fisik.
Kurangnya aktivitas fisik dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes.
💣 Pola makan yang tidak sehat.
Pola makan yang kaya lemak jenuh, gula, dan karbohidrat sederhana, serta rendah serat dapat meningkatkan risiko diabetes.
💣 Merokok.
Merokok dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes.
💣 Minum minuman beralkohol secara berlebihan.
Minum minuman beralkohol secara berlebihan dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan meningkatkan risiko diabetes.
💣 Stres kronis.
Stres kronis dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes.
Cara mencegah diabetes tipe 2 antara lain:
🙆 Menjaga berat badan yang sehat.
Kegemukan atau obesitas dapat meningkatkan risiko diabetes, oleh karena itu menjaga berat badan yang sehat dengan mengadopsi pola makan sehat dan berolahraga secara teratur dapat membantu mencegah diabetes.
🙆 Mengadopsi pola makan yang sehat.
Pola makan yang sehat dengan kandungan serat yang cukup, rendah lemak jenuh, rendah gula, dan rendah karbohidrat sederhana dapat membantu mencegah diabetes.
🙆 Berolahraga secara teratur.
Berolahraga secara teratur dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin, dan membantu mengatur kadar gula darah.
🙆 Menghindari merokok dan minum alkohol secara berlebihan.
Merokok dan minum alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes dan sejumlah kondisi kesehatan lainnya, oleh karena itu sebaiknya dihindari atau dikurangi.
🙆 Mengelola stres.
Stres kronis dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan meningkatkan risiko diabetes, oleh karena itu penting untuk mengelola stres dengan cara yang sehat seperti olahraga, meditasi, atau terapi.
🙆 Memantau kadar gula darah.
Jika memiliki faktor risiko diabetes, seperti riwayat keluarga yang menderita diabetes atau tekanan darah tinggi, memantau kadar gula darah secara teratur dapat membantu mencegah diabetes.
Diabetes atau sering disebut penyakit kencing manis sering dijumpai di lingkungan sekitar. Ada yang sudah diderita bertahun- tahun, baik pria maupun wanita, bahkan ada yang sudah kronis dan harus diamputasi.
Kepedulian masyarakat perlu ditingkatkan akan diabetes ini, lebih baik mencegah daripada terkena, untuk menghindari derita yang panjang karena diabetes.
Salam sehat untuk kita semua.
Sumber:
https://www.idf.org/aboutdiabetes/type-2-diabetes.html
https://diabetes.org/healthy-living/weight-loss
https://www.diabetes.co.uk/type1-diabetes-symptoms.html
https://www.diabetesselfmanagement.com/managing-diabetes/blood-glucose-management/blood-sugar-chart/
https://www.who.int/health-topics/diabetes#
https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus