Thursday, 6 July 2023

Sangat Fatal, Bila Anda Pusing Tujuh Keliling

        Pusing adalah sensasi perasaan tidak stabil atau berputar, terkadang disertai dengan rasa lemah, pandangan kabur, atau perasaan ingin pingsan. Pusing bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan mekanisme yang kompleks.

Istilah "pusing tujuh keliling" sering digunakan secara tidak harfiah untuk menggambarkan perasaan sangat pusing atau kebingungan yang ekstrem. Secara medis, tidak ada kondisi spesifik yang disebut "pusing tujuh keliling". Ini lebih merupakan ungkapan figuratif untuk menyampaikan intensitas atau tingkat parah pusing yang dirasakan seseorang.


Lansia sehat dan semangat setelah operasi tulang belakang
tetap sehat jauh dari segala pusing
( Sumber : foto forum warga rt009/rw09)

         πŸ’¬  Namun, pusing juga perlu diwaspadai karena kemungkinan ada sesuatu penyakit dalam tubuh yang perlu penanganan secara medis. Pusing dapat disertai dengan berbagai gejala yang dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya. 

Pusing saat berdiri dari posisi duduk, jongkok, atau berbaring

Ini disebut hipotensi ortostatik, yaitu suatu kondisi di mana tekanan darah Anda tiba-tiba turun saat Anda berdiri dari posisi duduk, jongkok atau berbaring. Hipotensi berarti tekanan darah rendah.

Menurut definisi hipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan darah sistolik 20 mm Hg atau penurunan tekanan darah diastolik 10 mm Hg dalam waktu tiga menit berdiri jika dibandingkan dengan tekanan darah dari posisi duduk atau terlentang.

Gejala hipotensi ortostatik dapat meliputi:

πŸ‘¦ Pusing atau pusing saat berdiri

πŸ‘¦ Penglihatan kabur

πŸ‘¦ Kelemahan

πŸ‘¦ Kehilangan kesadaran sementara (sinkop)

πŸ‘¦ Mual

πŸ‘¦ Sulit berkonsentrasi

        πŸ’¬  Biasanya, saat Anda berdiri, tekanan darah Anda menurun karena darah terkumpul di kaki Anda. Sel khusus biasanya merasakan perubahan tekanan darah dan menyesuaikan detak jantung untuk memompa lebih banyak darah dan menstabilkan tekanan darah. Lesi atau kerusakan pada proses ini dapat menyebabkan hipotensi ortostatik.

Penyebab lain mungkin termasuk:

  • Dehidrasi
  • Istirahat di tempat tidur yang lama
  • Masalah jantung
  • Kondisi tiroid
  • Diabetes atau penyakit lainnya
  • Asupan diuretik, vasodilator, atau jenis obat lain yang berlebihan

         πŸ’¬   Faktor risiko hipotensi ortostatik, antara lain : berusia 65 tahun atau lebih, penyakit tertentu, beberapa obat, kehamilan, dan penggunaan alkohol. Pada orang tua, kondisi tersebut dapat mengindikasikan peningkatan risiko stroke, serangan jantung, atau gagal jantung.

Beberapa gejala umum yang sering dikaitkan dengan pusing, meliputi:

  • Sensasi perasaan tidak stabil atau berputar.
  • Pusing yang meningkat saat bergerak, berdiri, atau berubah posisi.
  • Rasa lemah atau kehilangan keseimbangan.
  • Mual atau muntah.
  • Pandangan kabur atau penglihatan ganda.
  • Sensasi tertekan di kepala.
  • Kehilangan kesadaran (dalam kasus yang lebih parah).
  • Kesulitan berkonsentrasi atau kebingungan.
  • Telinga berdenging atau tuli sementara.
  • Berkeringat atau pucat.

Berkumpul sesama Lansia, melupakan 
segala kepenatan dan pusing
(sumber: foto pensiunan 49 ceria)

   πŸ’¬   Perlu dicatat bahwa gejala-gejala ini tidak eksklusif untuk pusing dan dapat muncul pada kondisi lain juga. Ada beberapa alasan mengapa lansia (orang tua yang sudah lanjut usia) mungkin mengalami pusing. 

Beberapa penyebab umum mengalami pusing, meliputi:

πŸ˜‡ Penurunan fungsi kognitif:

Seiring bertambahnya usia, lansia mungkin mengalami penurunan fungsi kognitif, seperti gangguan memori dan kesulitan dalam memproses informasi. Ini dapat menyebabkan pusing atau perasaan kebingungan.


Sumber: yogya,news.com

πŸ˜‡ Gangguan keseimbangan: 

Lansia cenderung memiliki gangguan keseimbangan yang lebih tinggi, seperti masalah dengan sistem vestibular (pengatur keseimbangan dalam tubuh) atau penurunan kekuatan otot. Gangguan keseimbangan ini dapat menyebabkan sensasi pusing atau pusing saat berdiri atau berjalan.

πŸ˜‡ Efek samping obat-obatan: 

Lansia sering mengonsumsi beberapa jenis obat, dan beberapa di antaranya memiliki efek samping yang meliputi pusing. Jika lansia baru mulai mengonsumsi obat baru atau mengalami perubahan dosis obat yang ada, itu dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh dan menyebabkan pusing.

Sumber: radar bali.jawapos.com

πŸ˜‡ Gangguan sirkulasi: 

Lansia mungkin memiliki gangguan sirkulasi, seperti tekanan darah rendah atau masalah pada sistem peredaran darah. Ini dapat mengurangi aliran darah ke otak dan menyebabkan pusing atau pingsan.

πŸ˜‡ Gangguan pendengaran:

Lansia sering mengalami gangguan pendengaran, yang dapat mempengaruhi keseimbangan dan menyebabkan sensasi pusing.

πŸ˜‡ Penyakit tertentu: 

Beberapa kondisi medis tertentu, seperti penyakit Meniere, vertigo, atau penyakit serebrovaskular (penyakit pembuluh darah di otak), dapat menyebabkan pusing pada lansia.

Beberapa langkah yang dapat membantu mencegah atau mengurangi risiko mengalami pusing:

πŸ’¦ Minum cukup air: 

Pastikan Anda terhidrasi dengan baik. Kurangnya cairan dalam tubuh dapat menyebabkan pusing. Usahakan minum setidaknya 8 gelas air per hari, atau sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda.

πŸ’¦ Hindari perubahan posisi yang tiba-tiba: 

Ketika bangkit dari posisi duduk atau berbaring, lakukan perubahan posisi secara perlahan dan perlahan untuk memberi tubuh waktu untuk menyesuaikan dengan perubahan tekanan darah.

Pusing postural adalah kondisi di mana seseorang merasa pusing saat berdiri atau berubah posisi secara tiba-tiba. Lansia sering lebih rentan terhadap kondisi ini. Anjurkan lansia untuk bangkit dari posisi tidur atau duduk dengan perlahan, dan berikan waktu bagi mereka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan posisi.

πŸ’¦ Hindari pemicu migrain: 

Jika Anda memiliki riwayat migrain, hindari pemicu yang diketahui, seperti makanan tertentu, stres, kurang tidur, atau pencahayaan yang terang. Menghindari pemicu ini dapat membantu mengurangi serangan migrain yang bisa menyebabkan pusing.

πŸ’¦ Jaga keseimbangan gula darah: 

Makan secara teratur dan hindari lonjakan gula darah yang tiba-tiba. Pastikan Anda mengonsumsi makanan seimbang yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, dan serat.

πŸ’¦ Hindari alkohol dan kafein berlebihan:

Konsumsi alkohol yang berlebihan atau minuman mengandung kafein dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh dan menyebabkan pusing. Batasi konsumsi mereka atau hindari jika mungkin.

πŸ’¦ Gunakan pelindung saat berdiri: 

Jika Anda sering merasa pusing saat berdiri, gunakan bantuan seperti tongkat atau pegangan untuk menjaga keseimbangan saat berdiri.

πŸ’¦ Hindari suhu ekstrem:

Paparan suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat menyebabkan pusing pada beberapa orang. Usahakan untuk menghindari suhu ekstrem dan mengatur suhu lingkungan dengan nyaman.

πŸ’¦ Kurangi stres: 

Stres dapat memicu pusing pada beberapa orang. Temukan teknik relaksasi yang efektif, seperti meditasi, pernapasan dalam, atau olahraga, untuk mengelola stres dengan lebih baik.

πŸ’¦ Perhatikan efek samping obat-obatan: 

Jika Anda mengonsumsi obat-obatan tertentu dan mengalami pusing, bicarakan dengan dokter Anda. Mereka mungkin dapat mengubah dosis atau meresepkan alternatif yang lebih cocok bagi Anda.

πŸ’¦ Latihan fisik ringan: 

Olahraga ringan seperti jalan kaki atau peregangan dapat membantu meningkatkan keseimbangan dan kekuatan otot, yang dapat mengurangi risiko pusing.

Ada beberapa makanan yang dapat membantu mencegah pusing atau menjaga keseimbangan tubuh, antara lain :

🍘 Buah-buahan: 

Buah-buahan seperti pisang, jeruk, apel, dan stroberi kaya akan nutrisi dan serat. Mereka dapat membantu menjaga keseimbangan gula darah dan mencegah penurunan tiba-tiba yang dapat menyebabkan pusing.

🍘 Sayuran hijau:

Sayuran hijau seperti bayam, brokoli, kale, dan selada romaine mengandung banyak nutrisi, termasuk magnesium. Magnesium dikenal dapat membantu mengendalikan tekanan darah dan menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

🍘 Biji-bijian utuh:

Biji-bijian utuh seperti gandum, beras merah, quinoa, dan oatmeal merupakan sumber serat yang baik dan dapat membantu menjaga gula darah stabil. Serat juga membantu meningkatkan pencernaan dan penyerapan nutrisi.

🍘 Ikan berlemak: 

Ikan seperti salmon, sarden, dan trout kaya akan asam lemak omega-3. Omega-3 memiliki efek anti inflamasi dan dapat meningkatkan sirkulasi darah, yang dapat berkontribusi pada keseimbangan dan pencegahan pusing.

🍘 Kacang-kacangan: 

Kacang-kacangan seperti almond, kenari, dan kacang merah mengandung banyak nutrisi penting, termasuk vitamin B, magnesium, dan protein. Mereka juga rendah gula dan dapat membantu menjaga gula darah stabil.

🍘 Air kelapa: 

Air kelapa mengandung elektrolit alami seperti kalium, natrium, dan magnesium. Ini membantu menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh dan dapat berguna untuk mengatasi dehidrasi yang dapat menyebabkan pusing.

🍘 Teh herbal: 

Teh herbal seperti peppermint, jahe, atau chamomile dapat memberikan efek menenangkan pada tubuh dan membantu mengurangi stres yang dapat memicu pusing.

     πŸ’¬ Penting untuk memperhatikan kebutuhan tubuh Anda sendiri dan mencoba makan makanan seimbang yang mengandung berbagai nutrisi penting. 

Beberapa metode umum yang digunakan untuk mengobati pusing:

😌 Istirahat dan perubahan posisi:

Jika pusing disebabkan oleh perubahan posisi, seperti pusing ortostatik (pusing saat berdiri), dokter mungkin merekomendasikan untuk berbaring atau duduk secara perlahan saat bangkit dari posisi duduk atau berbaring.

😌 Manajemen stres: 

Stres dapat menjadi faktor pemicu pusing bagi beberapa orang. Melakukan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga dapat membantu mengurangi stres dan mengelola pusing.

😌 Penyesuaian obat-obatan: 

Jika pusing merupakan efek samping dari obat-obatan tertentu, dokter mungkin akan mengubah dosis, mengganti obat dengan yang lain, atau menghentikan penggunaan obat tersebut.

😌 Terapi fisik: 

Terapi fisik dapat membantu meningkatkan keseimbangan dan kekuatan otot, yang dapat mengurangi risiko pusing. Ahli terapi fisik dapat merancang program latihan yang sesuai dengan kebutuhan individu.

😌 Terapi vestibular

Untuk pusing yang disebabkan oleh gangguan vestibular, seperti vertigo, terapi vestibular mungkin direkomendasikan. Terapi ini melibatkan latihan dan teknik khusus yang bertujuan mengembalikan keseimbangan dan mengurangi gejala pusing.

😌 Pengobatan medis: 

Untuk beberapa kondisi yang mendasari pusing, seperti migrain, penyakit Meniere (masalah telinga bagian dalam yang dapat menyebabkan pusing), atau gangguan sirkulasi, dokter mungkin meresepkan obat-obatan tertentu untuk mengurangi gejala pusing atau mencegah serangan.

        πŸ’¬  Penting untuk mengikuti petunjuk dokter dan menginformasikan mereka tentang riwayat kesehatan Anda serta semua obat-obatan atau suplemen yang sedang Anda konsumsi. Setiap kasus pusing mungkin memiliki penyebab dan penanganan yang berbeda, jadi penting untuk mendapatkan diagnosis dan rekomendasi dari tenaga medis yang berkompeten.

 




Sumber:

https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/headache

https://www.nhs.uk/conditions/tension-headaches/

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-daily-headaches/in-depth/headaches/ART-20047375?p=1

https://www.webmd.com/migraines-headaches/understanding-migraine-symptoms

https://www.everydayhealth.com/migraine/guide/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448192/

https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2011/0901/p527.html

Tuesday, 4 July 2023

Ini Bukan "Si Pahit Lidah" , Memang Ada Gangguan Pada Lidah

             Dalam kehidupan masyarakat sering Anda mendengar kalimat, orang itu si pahit lidah. Maksud "si pahit lidah" adalah sebuah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki sifat atau kecenderungan untuk selalu mengkritik, menyampaikan komentar yang kurang menyenangkan, atau memiliki sikap yang tajam dalam berbicara.

Ungkapan ini menunjukkan bahwa orang tersebut cenderung membuat orang lain merasa tidak nyaman atau tersinggung dengan kata-kata atau tindakan mereka. 

Lidah merupakan kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan. Lidah dikenal sebagai indra pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap, juga turut membantu dalam tindakan bicara. 

Namun, ketika Anda sedang sakit, lidah yang sebenarnya juga terasa pahit dan hambar. Kondisi tersebut disebabkan oleh pelepasan protein oleh tubuh yang berfungsi untuk mengatasi peradangan saat sakit. Akibatnya, akan mempengaruhi indra pengecap dan menyebabkan rasa pahit di lidah saat sakit.

Kehilangan Rasa Pada Lidah

Rasa adalah indra kimiawi yang diaktifkan selama makan dan minum. Penyebab hilangnya rasa meliputi:

πŸ‘‰ Seseorang mungkin kehilangan indra pengecap jika saraf wajah rusak. Misalnya, Bell's palsy dapat menghentikan kerja saraf wajah dengan benar dan mencegah atau mengurangi fungsi mengunyah (dan, karenanya, mengubah rasa). Tidak jarang setiap saraf pengecap (pahit, asin, manis dan asam) terpengaruh.

πŸ‘‰ Gangguan auto imun yang dikenal sebagai sindrom Sjogren menyebabkan berkurangnya produksi air liur, yang pada gilirannya mengurangi indra pengecap. Ini karena indra pengecap hanya dapat mendeteksi rasa ketika makanan tercampur dengan baik dengan air liur.

πŸ‘‰ Glossodynia, suatu kondisi yang ditandai dengan sensasi terbakar di lidah, juga terkait dengan hilangnya rasa dalam beberapa kasus.

πŸ‘‰ Beberapa obat dapat menyebabkan rasa logam yang tidak enak di mulut, seperti tetrasiklin (antibiotik), litium karbonat (antipsikotik), dan kaptopril (anti hipertensi).

πŸ‘‰ Cedera lidah adalah penyebab paling umum dari tidak nyaman lidah. Lidah memiliki banyak ujung saraf untuk rasa sakit dan sentuhan dan lebih sensitif dibandingkan bagian tubuh lainnya. 

πŸ‘‰ Lidah sering tergigit secara tidak sengaja tetapi sembuh dengan cepat. Tambalan atau gigi yang tajam dan patah dapat menyebabkan kerusakan besar pada jaringan halus ini. Luka dangkal sembuh dengan cepat, dan luka yang lebih dalam biasanya tidak bertahan lebih dari 3 minggu

Lansia sehat berpikir untuk menikmati makan sate;
godaannya makan sedikit tidak apa-apa πŸ˜‹
( Sumber: foto paguyuban pengawas purna)

     πŸ’¬ Reseptor rasa pada lidah dapat merespons empat rasa utama, yaitu manis, asam, asin, dan pahit. Pada tahun 2000-an, penelitian menunjukkan bahwa terdapat reseptor khusus untuk mengenali rasa umami, yang merupakan rasa kelima yang ditemukan pada makanan seperti daging, keju, dan makanan yang mengandung MSG (monosodium glutamat), di masyarakat Indonesia rasa umami di sebut gurih.

Gangguan lidah pada lansia bisa terjadi karena beberapa alasan, termasuk perubahan yang terkait dengan penuaan serta kondisi medis tertentu. Beberapa gangguan lidah yang umum pada lansia meliputi:

πŸ˜› Xerostomia: 

Kondisi mulut kering yang dapat mempengaruhi lidah dan membuatnya terasa kering, terbakar, atau terasa seperti terdapat kapas di dalam mulut. Xerostomia sering terjadi pada lansia karena berkurangnya produksi air liur.

πŸ˜› Glossitis: 

Peradangan atau pembengkakan pada lidah yang dapat membuatnya terasa nyeri, merah, dan berubah bentuk. Glossitis dapat disebabkan oleh defisiensi nutrisi, infeksi, alergi, atau penggunaan obat-obatan tertentu.

πŸ˜› Perubahan rasa:

Lansia juga bisa mengalami perubahan rasa pada lidah. Mereka mungkin memiliki masalah dengan rasa manis, asin, asam, atau pahit. Penurunan kemampuan mengecap ini dapat disebabkan oleh penuaan, perubahan hormon, efek samping obat-obatan, atau kondisi medis seperti infeksi atau masalah gigi.

Lansia ini sehat indra pengecapnya, masih dapat
menikmati duren πŸ˜‹
(Sumber: foto paguyuban pengawas purna)

πŸ˜› Glossodynia: 

Kondisi ketika lidah terasa nyeri atau terbakar tanpa adanya penyebab yang jelas. Glossodynia dapat terjadi pada lansia dan sering kali berkaitan dengan faktor stres, kecemasan, atau gangguan sistem saraf.

πŸ˜› Leukoplakia: 

Ini adalah kondisi di mana muncul bercak putih pada lidah yang tidak bisa dihilangkan. Leukoplakia bisa menjadi tanda adanya kerusakan pada lidah dan berpotensi berkembang menjadi kanker mulut. Kondisi ini terutama terkait dengan kebiasaan merokok atau penggunaan tembakau.

            πŸ’¬ Penting untuk konsultasi kondisi ini dengan dokter atau ahli gigi yang dapat mengevaluasi gangguan lidah pada lansia. Penanganan tergantung pada penyebab yang mendasarinya dan bisa melibatkan perubahan pola makan, perawatan mulut yang tepat, penggunaan obat-obatan, atau penanganan masalah kesehatan yang mendasarinya.

Beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi lidah pada lansia antara lain:

😝 Penurunan jumlah dan fungsi papila: 

Papila adalah struktur kecil di permukaan lidah yang mengandung sel-sel pengecap. Seiring penuaan, jumlah dan fungsi papila dapat berkurang, sehingga mengurangi sensitivitas lidah terhadap rasa makanan.

😝 Xerostomia (mulut kering): 

Mulut kering sering dialami oleh lansia, terutama yang menggunakan obat-obatan tertentu. Kurangnya produksi air liur dapat mempengaruhi lidah dan menyebabkan perubahan rasa makanan.

😝 Gangguan neurologis: 

Beberapa penyakit neurologis seperti stroke, penyakit Alzheimer, dan penyakit Parkinson dapat mempengaruhi fungsi saraf yang mengontrol lidah dan indra pengecap, sehingga mengganggu kemampuan untuk merasakan rasa makanan dengan baik.

😝 Defisiensi nutrisi: 

Kurangnya asupan nutrisi penting seperti vitamin B12 dan zinc dapat mempengaruhi lidah dan menyebabkan perubahan rasa makanan.

             πŸ’­ Gangguan lidah pada lansia dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, kesulitan dalam memilih makanan yang sehat, atau perubahan pola makan. Penting untuk memperhatikan asupan nutrisi dan keseimbangan makanan yang sehat bagi lansia dengan gangguan indra pengecap. 

Ciri-ciri lidah yang mengalami gangguan pada lansia dapat bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat parahnya. Beberapa ciri-ciri umum yang dapat terjadi adalah:

😜 Perubahan sensitivitas terhadap rasa:

Lansia dengan gangguan lidah mungkin mengalami penurunan sensitivitas terhadap rasa makanan. Mereka mungkin kesulitan merasakan rasa manis, asam, pahit, atau asin secara normal.

Lansia sehat dengan indra pengecap yang baik,
tentu makan dengan lahab berbagai jenis lauk pauk πŸ˜‹
( Sumber: foto pensiun 49 ceria)
😜 Perubahan persepsi rasa: 

Selain penurunan sensitivitas, lansia juga dapat mengalami perubahan persepsi rasa. Misalnya, makanan yang seharusnya memiliki rasa tertentu mungkin terasa berbeda atau tidak berasa sama sekali.

😜 Kesulitan membedakan rasa:

Lansia dengan gangguan indra pengecap mungkin mengalami kesulitan membedakan antara rasa makanan yang mirip atau memiliki rasa yang kompleks. Misalnya, mereka mungkin sulit membedakan antara rasa garam dan rasa asin.

😜 Penurunan nafsu makan: 

Gangguan lidah dapat menyebabkan penurunan nafsu makan karena makanan tidak lagi memberikan sensasi atau kenikmatan rasa yang sama seperti sebelumnya.

😜 Perubahan pola makan:

Lansia dengan gangguan indra pengecap mungkin cenderung menghindari beberapa jenis makanan karena tidak lagi memiliki rasa yang menyenangkan bagi mereka. Hal ini dapat menyebabkan perubahan pola makan dan risiko kekurangan nutrisi.

😜 Kesulitan dalam memilih makanan: 

Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memilih makanan yang sehat karena tidak dapat merasakan perbedaan rasa antara makanan yang berbeda.

                πŸ’¬  Jika Anda atau orang yang Anda pedulikan mengalami gejala-gejala ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Mereka dapat melakukan evaluasi lebih lanjut dan memberikan saran yang tepat mengenai nutrisi dan perawatan yang diperlukan.

Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan gangguan lidah pada lansia, antara lain:

😈 Penyakit Alzheimer: 

Penyakit Alzheimer dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, termasuk saraf yang mengontrol lidah dan indra pengecap. Hal ini dapat menyebabkan penurunan sensitivitas lidah terhadap rasa makanan.

😈 Stroke: 

Stroke dapat merusak bagian otak yang terlibat dalam pengindraan rasa dan kontrol lidah. Akibatnya, lansia yang mengalami stroke dapat mengalami gangguan indra pengecap.

😈 Parkinson:

Penyakit Parkinson mempengaruhi sistem saraf dan dapat mempengaruhi gerakan, termasuk gerakan lidah. Gangguan gerakan lidah ini dapat menyebabkan gangguan indra pengecap.

😈 Diabetes: 

Pada lansia dengan diabetes, tingkat gula darah yang tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat merusak saraf-saraf yang mengontrol lidah dan indra pengecap. Hal ini dapat mengganggu kemampuan lidah untuk merasakan rasa makanan dengan baik.

😈 Infeksi saluran pernapasan atas:

Infeksi saluran pernapasan atas seperti pilek atau flu dapat menyebabkan gangguan sementara pada indra pengecap, karena hidung yang tersumbat dapat mempengaruhi kemampuan untuk mencium dan merasakan rasa makanan secara penuh.

😈 Efek samping obat: 

Beberapa obat yang umum digunakan oleh lansia, seperti obat tekanan darah, obat diabetes, atau obat antidepresan, dapat memiliki efek samping yang mempengaruhi indra pengecap dan merobah persepsi rasa.

                πŸ’­ Ini hanya beberapa contoh penyakit yang dapat menyebabkan gangguan indra pengecap pada lansia. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengevaluasi kondisi kesehatan secara menyeluruh dan mendapatkan diagnosis yang akurat jika Anda atau orang yang Anda pedulikan mengalami gangguan lidah.

Beberapa kiat untuk mencegah gangguan indra pengecap pada lansia:

πŸ’Š Menjaga kebersihan mulut dan gigi: 

Sikat gigi secara teratur setidaknya dua kali sehari dan gunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi. Juga, periksakan gigi secara teratur ke dokter gigi untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi.

πŸ’Š Konsumsi makanan sehat:

Pastikan asupan nutrisi yang cukup dengan mengonsumsi makanan sehat dan seimbang. Sertakan berbagai jenis makanan yang kaya akan nutrisi, termasuk sayuran, buah-buahan, protein, biji-bijian, dan susu rendah lemak.

πŸ’Š Hindari kebiasaan merokok:

Merokok dapat merusak lidah dan papila, serta menyebabkan gangguan lidah. Jika Anda merokok, pertimbangkan untuk berhenti atau mengurangi konsumsi rokok.

πŸ’Š Batasi konsumsi alkohol:

Konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat mempengaruhi lidah dan indra pengecap. Batasi konsumsi alkohol atau hindari alkohol sepenuhnya.

πŸ’Š Hindari makanan olahan dan tinggi garam:

Makanan olahan sering mengandung tinggi garam dan bahan tambahan lainnya yang tidak sehat. Coba untuk membatasi konsumsi makanan olahan dan gantilah dengan makanan segar dan alami.

πŸ’Š Periksakan kesehatan secara rutin: 

Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter untuk memantau kondisi kesehatan secara keseluruhan. Jika Anda mengalami gejala atau masalah pada indra pengecap, segera berkonsultasi dengan dokter.

πŸ’Š Minum cukup air:

Pastikan tubuh Anda terhidrasi dengan cukup minum air putih. Air membantu menjaga kelembapan mulut dan lidah, yang penting untuk fungsi indra pengecap yang optimal.

πŸ’Š Kurangi stres: 

Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan, termasuk fungsi indra pengecap. Coba teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau aktivitas yang menyenangkan untuk mengurangi stres.

πŸ’Š Konsultasikan dengan dokter: 

Jika Anda memiliki penyakit atau mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi indra pengecap, diskusikan dengan dokter mengenai dampaknya dan cara mengelolanya.

                  πŸ’¬  Selalu penting untuk menjaga gaya hidup sehat secara keseluruhan untuk mencegah gangguan indra pengecap pada lansia. Tetaplah aktif, terlibat dalam aktivitas fisik yang sesuai dengan kemampuan Anda, dan jaga pola makan yang sehat.

Jika Anda mengalami gangguan indra pengecap, berikut adalah beberapa makanan yang dapat membantu Anda menikmati pengalaman makan yang lebih baik:

🍲 Makanan dengan tekstur yang beragam:

Pilih makanan yang memiliki variasi tekstur, seperti makanan renyah, kenyal, atau rebus. Ini dapat memberikan sensasi yang berbeda di mulut dan membuat makanan lebih menarik.

🍲 Makanan yang kaya akan rasa alami:

Pilih makanan yang memiliki rasa alami yang kuat, seperti buah-buahan yang matang, sayuran yang manis, atau daging yang berkualitas. Rasa alami ini dapat memberikan sensasi yang lebih kuat pada lidah.

🍲 Makanan yang bervariasi secara visual: 

Buatlah piring makanan Anda terlihat menarik dengan memadukan berbagai warna dan bentuk. Ini dapat memancing selera dan meningkatkan kepuasan saat makan.

🍲 Makanan yang kaya rempah:

Tambahkan rempah-rempah seperti merica, jahe, atau kayu manis pada makanan Anda. Rempah-rempah ini dapat memberikan stimulasi rasa yang kuat dan membuat makanan lebih beragam.

🍲 Makanan dengan tekstur lembut:

Jika Anda memiliki kesulitan mengunyah makanan, pilih makanan dengan tekstur yang lembut seperti sup kental, pure, atau smoothie. Makanan ini lebih mudah dikonsumsi dan dapat memberikan variasi rasa.

🍲 Makanan yang kaya nutrisi: 

Pastikan makanan yang Anda pilih kaya nutrisi untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Sertakan buah-buahan, sayuran, protein sehat, biji-bijian, dan makanan tinggi serat dalam diet Anda.

🍲 Perhatikan sajian makanan:

Susun makanan dengan cara yang menarik dan menggugah selera. Penampilan makanan yang menarik dapat meningkatkan antusiasme Anda untuk mencoba dan menikmatinya.

🍲 Jangan ragu mencoba berbagai makanan: 

Eksplorasi makanan baru dan mencoba variasi rasa dapat membantu meningkatkan pengalaman makan Anda. Jangan takut untuk mencoba makanan dari berbagai budaya atau mencampurkan bahan-bahan yang tidak biasa.

🍲 Konsultasikan dengan ahli gizi: 

Jika Anda mengalami gangguan lidah pengecap yang signifikan, berkonsultasilah dengan ahli gizi atau dokter gizi yang dapat memberikan saran khusus mengenai diet yang cocok untuk Anda.

                          πŸ’­   Ingatlah bahwa setiap individu memiliki preferensi dan kebutuhan yang berbeda. Jika Anda mengalami gangguan indra pengecap, eksplorasi dan percobaan adalah kunci untuk menemukan makanan yang sesuai dengan selera dan kebutuhan Anda.  





Sumber:

https://www.merckmanuals.com/home/mouth-and-dental-disorders/lip-and-tongue-disorders/tongue-discomfort

https://www.verywellhealth.com/tongue-diseases-5118157

https://www.healthline.com/health/tongue-problems-2

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27343960/

https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/tongue

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/burning-mouth-syndrome/symptoms-causes/syc-20350911



Sunday, 2 July 2023

Anda lansia "Rapuh" Atau "Kuat" , jangan Ambil Risiko, Ini Kriterianya

             Penuaan adalah proses berkelanjutan yang melekat pada kondisi manusia. Terdiri dari serangkaian perubahan organik, psikis, dan sosial yang bersifat progresif yang dipengaruhi oleh genetika dan kebiasaan serta perilaku yang diasumsikan individu sepanjang hidup mereka. 

Penuaan ditandai dengan penurunan fungsi organik dan kognitif, predisposisi yang lebih besar terhadap perkembangan penyakit degeneratif kronis, dan hilangnya kemandirian dalam aktivitas kehidupan sehari-hari .

Kerapuhan pada lansia bukanlah suatu keniscayaan atau kepastian. Meskipun kerapuhan lebih umum terjadi pada lansia karena proses alami penuaan, bukan berarti semua lansia akan mengalami kerapuhan. 

Beberapa lansia berjejer tertib berfoto dengan pasangan pengantin (tengah)
Peluang terjadi kerapuhan pada lansia meningkat sesuai pertambahan usia.
( Sumber: foto pensiunan 49 ceria)








Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kerapuhan pada lansia, termasuk gaya hidup, kondisi kesehatan yang mendasarinya, genetika, dan perawatan yang diterima.

Dengan mengadopsi gaya hidup sehat, seperti menjaga aktivitas fisik, mengonsumsi makanan yang seimbang, dan menjaga kesehatan mental, lansia dapat meminimalkan risiko kerapuhan.

Perawatan kesehatan yang tepat dan pengelolaan kondisi kesehatan yang baik juga dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan kerapuhan pada lansia. Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki perjalanan kesehatan yang unik. 

Beberapa lansia mungkin mengalami kerapuhan dengan tingkat yang lebih tinggi, sedangkan yang lain mungkin tetap aktif dan sehat dalam usia lanjut. Dalam hal ini, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai, tetapi tidak ada jaminan bahwa seseorang akan mengalami kerapuhan pada masa tua mereka.

Fenotipe kelemahan fisik 

Pendekatan populer untuk penilaian kelemahan geriatri mencakup penilaian lima dimensi yang dihipotesiskan untuk mencerminkan sistem yang regulasi gangguannya mendasari sindrom tersebut.

Kelima dimensi tersebut adalah:

  • Berat badan Anda menyusut. Anda secara tidak sengaja kehilangan 10 pon ( kurang lebih 4,5 kg) atau lebih dalam setahun terakhir.
  • Anda merasa lemah. Anda kesulitan berdiri tanpa bantuan atau kekuatan genggaman berkurang.
  • Anda merasa lelah. Segala sesuatu yang Anda lakukan memerlukan upaya besar, atau Anda tidak dapat melakukannya selama tiga hari atau lebih hampir setiap minggu.
  • Tingkat aktivitas Anda rendah. Ini termasuk olahraga formal ditambah pekerjaan rumah tangga dan aktivitas yang Anda lakukan untuk bersenang-senang.
  • Anda berjalan perlahan. Kecepatan Anda dianggap lambat jika Anda membutuhkan waktu lebih dari enam atau tujuh detik untuk berjalan sejauh 15 kaki ( 4,57 m).

Kelima dimensi ini membentuk kriteria khusus yang menunjukkan fungsi yang merugikan, yang diimplementasikan dengan menggunakan kombinasi pengukuran yang dilaporkan sendiri dan berbasis kinerja. Mereka yang memenuhi setidaknya tiga kriteria didefinisikan sebagai "rapuh", sedangkan mereka yang tidak memenuhi salah satu dari lima kriteria tersebut didefinisikan sebagai "kuat"

Beberapa lansia ada yang masuk kriteria "rapuh" dan "kuat"
Anda masuk kriteria mana?
(Sumber: foto pensiunan 49 ceria)
Konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan untuk mendapatkan penilaian individu dan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda. Mereka dapat memberikan nasihat yang lebih terperinci tentang risiko kerapuhan dan bagaimana mencegahnya berdasarkan situasi dan kebutuhan Anda.

Kerapuhan pada lansia bukan secara langsung merupakan tanda kehancuran menuju kematian. Kerapuhan adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan lansia, tetapi tidak secara otomatis mengarah pada kematian. Namun, kerapuhan pada lansia dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kesehatan serius dan kecacatan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi harapan hidup.

Kerapuhan pada lansia dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menjalani kehidupan sehari-hari, meningkatkan risiko jatuh dan cedera, dan mengurangi kemandirian. Hal ini sering kali berdampak pada kualitas hidup dan dapat mempercepat kemunduran kesehatan pada lansia.

Perawatan yang tepat dan adekuat
memperlambat kemajuan kerapuhan pada lansia

(Sumber: foto pensiunan 49 ceria) 

Setiap individu memiliki perjalanan kesehatan yang unik, dan dampak kerapuhan pada harapan hidup dapat bervariasi. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi harapan hidup seseorang, termasuk faktor genetik, gaya hidup, lingkungan, dan adanya kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Perawatan yang tepat dan dukungan yang terjamin dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan memperlambat kemajuan kerapuhan pada lansia. Upaya untuk menerapkan pola hidup sehat, menjaga kekuatan fisik, memperhatikan nutrisi yang baik, serta menjaga hubungan sosial yang positif juga dapat berdampak positif pada kesehatan lansia.

Kerapuhan pada lansia mengacu pada kondisi fisik yang melemah seiring bertambahnya usia. Beberapa tanda dan gejala kerapuhan pada lansia dapat meliputi:

πŸ“’ Kelemahan fisik:

Lansia yang mengalami kerapuhan mungkin mengalami penurunan kekuatan fisik, seperti sulit bangun dari duduk atau kesulitan mengangkat benda berat. Mereka juga dapat merasa lelah dengan mudah dan cepat kelelahan saat melakukan aktivitas fisik ringan.

πŸ“’ Penurunan keseimbangan:

Lansia yang mengalami kerapuhan mungkin mengalami masalah dalam menjaga keseimbangan tubuh. Mereka bisa sering mengalami kesulitan berjalan atau mudah terjatuh, bahkan tanpa sebab yang jelas.

πŸ“’Penurunan massa otot:

Kerapuhan pada lansia sering disertai dengan penurunan massa otot atau atrofi otot. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kekuatan dan ketahanan fisik serta meningkatkan risiko cedera.

πŸ“’ Penurunan kepadatan tulang:

 Lansia yang mengalami kerapuhan mungkin memiliki kepadatan tulang yang rendah atau mengalami osteoporosis. Hal ini membuat mereka lebih rentan mengalami patah tulang, terutama pada pinggul, tangan, atau tulang belakang.

πŸ“’ Ketidakstabilan emosional: 

Kerapuhan pada lansia dapat berdampak pada kesejahteraan emosional. Mereka mungkin mengalami perubahan suasana hati yang tiba-tiba, menjadi cemas atau mudah marah. Penurunan kualitas hidup dan rasa terisolasi juga bisa terjadi.

πŸ“’ Penurunan fungsi kognitif: 

Pada beberapa kasus, kerapuhan dapat berdampak pada fungsi kognitif. Lansia yang mengalami kerapuhan mungkin mengalami penurunan daya ingat, kesulitan berkonsentrasi, dan masalah dalam pemecahan masalah.

πŸ“’ Peningkatan risiko komplikasi kesehatan:

Kerapuhan pada lansia dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kesehatan, seperti infeksi saluran pernapasan, patah tulang, luka tekan, dan gangguan nutrisi.

πŸ’¬ Mencegah kerapuhan pada lansia melibatkan upaya untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan sosial secara keseluruhan. 

Beberapa langkah yang dapat membantu mencegah kerapuhan pada lansia:

πŸ’ͺ Aktivitas fisik teratur:

Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu mempertahankan kekuatan otot, keseimbangan, dan fleksibilitas. Pilih aktivitas yang sesuai dengan kondisi fisik dan minat Anda, seperti jalan santai, senam ringan, atau yoga. Konsultasikan dengan dokter atau ahli kebugaran untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai.

πŸ’ͺ Nutrisi seimbang: 

Pastikan asupan makanan yang seimbang dan bergizi. Konsumsi makanan yang kaya akan protein, serat, vitamin, dan mineral. Hindari makanan yang tinggi gula, lemak jenuh, dan garam berlebihan. Jaga juga kecukupan cairan dengan minum air yang cukup setiap hari.

πŸ’ͺ Jaga keseimbangan dan kekuatan:

Latihan keseimbangan dan kekuatan seperti latihan dengan beban ringan atau pilates dapat membantu menjaga kekuatan otot dan keseimbangan tubuh. Keseimbangan yang baik dapat mengurangi risiko jatuh dan cedera.

πŸ’ͺ Perawatan kesehatan yang teratur: 

Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan ikuti saran dokter. Jaga agar kondisi kesehatan Anda tetap terkontrol dan ambil langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan seperti vaksinasi.

πŸ’ͺ Hindari kebiasaan buruk:

Jauhi konsumsi alkohol berlebihan, merokok, dan penyalahgunaan obat-obatan. Kebiasaan buruk tersebut dapat memperburuk kondisi kesehatan dan meningkatkan risiko kerapuhan pada lansia.

πŸ’ͺ Pertahankan kesehatan mental:

Jaga kesehatan mental dengan menjaga hubungan sosial yang positif, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan menjaga keterlibatan intelektual seperti membaca, menulis, atau mempelajari hal-hal baru.

πŸ’ͺ Perhatikan keamanan di lingkungan:

Pastikan rumah Anda aman dan bebas dari potensi bahaya, seperti permukaan yang licin, pencahayaan yang buruk, dan hambatan fisik lainnya yang dapat meningkatkan risiko jatuh.

πŸ’ͺ Dukungan sosial:

Dapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan lansia. Bersosialisasi dan terlibat dalam kegiatan sosial dapat membantu mencegah isolasi sosial dan menjaga kesejahteraan emosional.

       πŸ’­ Pencegahan kerapuhan pada lansia merupakan upaya yang berkelanjutan dan melibatkan gaya hidup sehat secara menyeluruh. Jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan nasihat dan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.







Sumber:

https://medlineplus.gov/olderadults.html

https://medcraveonline.com/HPMIJ/aging-fragility-and-palliative-care-challenges-of-an-emerging-context.html

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4098658/

https://www.bmj.com/content/358/bmj.j4478/rr

https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/stay-strong-four-ways-to-beat-the-frailty-risk

https://en.wikipedia.org/wiki/Frailty_syndrome