Tolak pinggang, bahasa tubuh (gerak anggota tubuh) atau yang biasa disebut gestur yaitu dengan telapak tangan memegang pinggang dengan siku tangan membentuk sudut 45 derajat. Tolak pinggang biasanya digunakan saat sedang bersantai ataupun sedang merasa percaya diri.
Tetapi penyakit pinggang yang sudah mengenai tubuh, akan sulit untuk bersantai, apalagi percaya diri, yang terasa adalah: pinggang pegal, kaku, seperti ditusuk, rasa nyeri dari pinggang ke bokong sampai kaki, rasa nyeri dari pinggang ke selangkangan hingga alat kelamin, sulit bergerak dan berdiri tegak, dan perasaan lain yang tidak nyaman. Bagaimana mungkin bertolak pinggang dengan perasaan nyeri tak terkira.
Ilustrasi lansia sakit pinggang, nyeri tak terkira ( Sumber: canva.com) |
Penyakit pinggang dapat mencakup berbagai kondisi yang mempengaruhi organ, struktur, atau fungsi di daerah pinggang. Beberapa penyakit pinggang secara umum, meliputi:
π Batu Ginjal:
Terbentuknya batu keras dalam ginjal yang dapat menyebabkan nyeri hebat di area pinggang saat batu ginjal bergerak melalui saluran kemih.
π Infeksi Saluran Kemih (ISK):
Infeksi yang terjadi di saluran kemih, termasuk ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Infeksi ginjal (pielonefritis) dapat menyebabkan nyeri di daerah pinggang.
π Gangguan Ginjal:
Termasuk gangguan seperti penyakit ginjal polikistik, gagal ginjal, glomerulonefritis, atau penyakit ginjal lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal dan masalah di area pinggang.
π Cedera Otot atau Ligamen Pinggang:
Cedera pada otot atau ligamen di sekitar pinggang, seperti regangan otot pinggang atau cedera ligamen pada tulang belakang, dapat menyebabkan nyeri dan gangguan fungsi.
Lansia sehat dan tidak sakit pinggang ( Sumber: pens 49 ceria) |
π Hernia Nukleus Pulposus (HNP):
Juga dikenal sebagai "hernia tulang belakang" atau "herniated disc," kondisi ini terjadi ketika cakram intervertebralis di tulang belakang mendorong keluar dari tempatnya, dapat memberikan tekanan pada saraf dan menyebabkan nyeri di area pinggang.
πSpondilosis:
Kondisi degeneratif pada tulang belakang yang melibatkan kerusakan diskus intervertebralis dan perubahan pada tulang belakang. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pinggang dan kekakuan.
π Radang Sendi:
Radang sendi di daerah pinggang, seperti pada osteoarthritis atau arthritis reumatoid, dapat menyebabkan nyeri dan peradangan di sekitar pinggang.
π Skoliosis:
Kelainan tulang belakang di mana tulang belakang melengkung secara abnormal. Skoliosis dapat menyebabkan gangguan postur dan nyeri pinggang.
Tentu saja, ini hanya beberapa contoh penyakit pinggang secara umum, dan diagnosis akurat harus dilakukan oleh tenaga medis atau dokter berdasarkan gejala dan pemeriksaan lebih lanjut. Jika Anda mengalami gejala atau masalah di area pinggang, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan penanganan yang tepat.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan lansia sering mengalami sakit pinggang, alasan yang mungkin, termasuk:
π Osteoarthritis:
Osteoarthritis adalah kondisi yang umum terjadi pada lansia. Ini terjadi ketika tulang rawan di antara sendi mengalami kerusakan atau aus, yang dapat menyebabkan peradangan dan nyeri di area pinggang.
π Penyakit Degeneratif pada Tulang Belakang:
Penuaan dapat menyebabkan perubahan degeneratif pada tulang belakang, seperti hernia nukleus pulposus (HNP) atau spondilosis. Kondisi ini dapat menyebabkan penekanan pada saraf dan menyebabkan nyeri pinggang.
π Penyakit Ginjal:
Gangguan ginjal, seperti penyakit ginjal polikistik atau gagal ginjal, dapat menyebabkan nyeri pinggang. Ini bisa terjadi karena kerusakan pada ginjal atau peningkatan tekanan dalam ginjal.
π Penyakit Infeksi:
Infeksi saluran kemih atau infeksi ginjal (pielonefritis) dapat menyebabkan nyeri pinggang pada lansia.
π Patah Tulang Belakang:
Osteoporosis, yang umum terjadi pada lansia, dapat membuat tulang belakang menjadi rapuh dan rentan terhadap patah tulang. Patah tulang belakang dapat menyebabkan nyeri pinggang.
π Postur yang Buruk:
Kekurangan otot dan kekuatan tulang belakang akibat penuaan dapat menyebabkan postur yang buruk. Postur yang tidak baik dapat memberikan tekanan ekstra pada tulang belakang dan menyebabkan nyeri pinggang.
π Aktivitas Fisik yang Berlebihan atau Kurang Aktif:
Aktivitas fisik yang berlebihan atau kekurangan aktivitas fisik dapat mempengaruhi kesehatan tulang dan otot, termasuk di daerah pinggang. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan nyeri pinggang pada lansia.
π Efek Samping Obat-obatan:
Beberapa obat yang umum dikonsumsi oleh lansia, seperti obat anti inflamasi non steroid atau diuretik, dapat menyebabkan efek samping berupa nyeri pinggang.
π¬ Penting untuk memeriksakan lansia ke dokter untuk penilaian dan diagnosis yang tepat jika mereka sering mengalami sakit pinggang. Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik, tes diagnostik, dan memberikan penanganan yang sesuai berdasarkan kondisi khusus individu.
Beberapa ciri yang mungkin muncul pada lansia yang mengalami sakit pinggang adalah sebagai berikut:
π Nyeri:
Lansia dengan sakit pinggang umumnya akan mengalami nyeri atau ketidaknyamanan di daerah pinggang. Nyeri dapat bersifat tumpul, tajam, menyebar, atau terlokalisasi pada satu sisi atau kedua sisi pinggang.
π Kekakuan:
Lansia dengan sakit pinggang mungkin mengalami kekakuan di daerah pinggang, terutama setelah beristirahat atau bangun tidur. Kekakuan dapat membuat gerakan tubuh menjadi terbatas atau sulit.
π Kesulitan Berjalan:
Sakit pinggang yang parah atau berkepanjangan dapat menyebabkan kesulitan berjalan pada lansia. Mereka mungkin merasa tidak nyaman atau merasa nyeri ketika bergerak atau melakukan aktivitas fisik.
π Penurunan Fungsi:
Sakit pinggang yang berlangsung lama atau parah dapat mengganggu kemampuan lansia untuk menjalankan aktivitas sehari-hari dengan normal. Mereka mungkin mengalami penurunan fungsi fisik atau kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti membersihkan rumah, berbelanja, atau merawat diri sendiri.
π Gangguan Tidur:
Lansia dengan sakit pinggang mungkin mengalami gangguan tidur karena nyeri yang dialami. Mereka mungkin mengalami kesulitan tidur atau terbangun karena nyeri di area pinggang.
π Kelemahan Otot:
Sakit pinggang yang kronis atau berat dapat menyebabkan kelemahan otot di sekitar daerah pinggang. Kelemahan ini dapat mempengaruhi keseimbangan dan kekuatan tubuh secara keseluruhan.
π Gangguan Buang Air Kecil:
Beberapa kasus sakit pinggang pada lansia dapat mempengaruhi fungsi ginjal atau saluran kemih, yang mungkin menyebabkan masalah saat buang air kecil. Hal ini dapat termasuk perubahan frekuensi buang air kecil, nyeri saat buang air kecil, atau perubahan warna atau bau urin.
π¬ Penting untuk diingat bahwa ciri-ciri di atas tidak spesifik hanya untuk sakit pinggang pada lansia. Diagnosis akurat harus dilakukan oleh tenaga medis atau dokter berdasarkan evaluasi yang menyeluruh, termasuk pemeriksaan fisik, riwayat medis, dan jika diperlukan, tes diagnostik. Jika ada gejala atau kekhawatiran, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan penanganan yang tepat.
Untuk mencegah sakit pinggang pada lansia, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
π³ Pergi ke dokter secara teratur:
Lansia sebaiknya menjalani pemeriksaan rutin dengan dokter untuk memantau kesehatan mereka secara keseluruhan. Dokter dapat mendeteksi masalah potensial pada pinggang atau memberikan nasihat untuk mencegah masalah lebih lanjut.
π³ Pertahankan postur yang baik:
Memiliki postur yang baik saat duduk, berdiri, dan berjalan dapat membantu menjaga kesehatan tulang belakang dan mencegah stres berlebih pada pinggang. Hindari membungkuk atau melengkungkan punggung saat beraktivitas.
π³ Jaga berat badan yang sehat:
Mempertahankan berat badan yang sehat sangat penting untuk mengurangi beban pada tulang belakang dan mencegah stres berlebih pada pinggang. Jika diperlukan, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk rekomendasi tentang manajemen berat badan.
π³ Lakukan latihan fisik secara teratur:
Aktivitas fisik yang teratur dan seimbang dapat membantu memperkuat otot-otot pinggang dan mempertahankan fleksibilitas tulang belakang. Pilih olahraga yang sesuai dengan kondisi fisik dan usia lansia, seperti berjalan, berenang, atau yoga.
π³ Hindari mengangkat beban yang berat:
Jika terpaksa lansia perlu mengangkat beban, pastikan mereka menggunakan teknik pengangkatan yang benar untuk menghindari cedera pada pinggang. Bantu mereka untuk tidak mengangkat beban yang terlalu berat atau menggunakan alat bantu jika diperlukan.
π³ Jaga postur tidur yang baik:
Pastikan lansia tidur dengan posisi yang nyaman dan dengan alas tidur yang adekuat. Gunakan bantal yang mendukung leher dan tulang belakang dengan baik.
π³ Hindari aktivitas yang berlebihan:
Jaga keseimbangan antara aktivitas fisik dan istirahat. Hindari aktivitas yang berlebihan yang dapat menyebabkan kelelahan otot atau tekanan berlebih pada pinggang.
π³ Perhatikan tulang belakang:
Hindari mengangkat atau memindahkan benda yang berat secara tiba-tiba. Saat membungkuk, tekuk lutut dan jaga punggung tetap lurus.
π³ Gunakan peralatan bantu jika diperlukan:
Jika lansia memiliki kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti membersihkan rumah atau berkebun, pertimbangkan untuk menggunakan alat bantu atau peralatan yang dapat mengurangi stres pada pinggang.
π Makanan sehat yang kaya nutrisi dapat membantu menjaga kesehatan tulang, otot, dan sistem tubuh secara keseluruhan, yang pada gilirannya dapat membantu mencegah sakit pinggang pada lansia.
Berikut adalah beberapa makanan yang baik untuk lansia dalam menjaga kesehatan pinggang:
π Kalsium:
Makanan kaya kalsium seperti susu rendah lemak atau tanpa lemak, yoghurt, keju rendah lemak, dan sayuran hijau berdaun seperti brokoli dan bayam, dapat membantu menjaga kekuatan tulang dan mencegah kerapuhan tulang.
π Vitamin D:
Vitamin D membantu penyerapan kalsium yang baik untuk kesehatan tulang. Sumber makanan alami vitamin D termasuk ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan tuna, serta kuning telur. Lansia juga dapat mendapatkan vitamin D dari paparan sinar matahari yang cukup.
π Serat:
Konsumsi makanan tinggi serat seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah sembelit, yang dapat mengurangi ketegangan pada pinggang.
π Omega-3:
Makanan kaya omega-3 seperti ikan berlemak (salmon, sarden, tuna), biji chia, biji rami, dan kenari dapat memiliki efek antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan pada tubuh dan mengurangi risiko sakit pinggang yang terkait dengan peradangan.
π Antioksidan:
Buah-buahan dan sayuran berwarna-warni kaya akan antioksidan, seperti vitamin C dan vitamin E, yang membantu melawan stres oksidatif dan peradangan. Blueberry, strawberry, wortel, bayam, dan brokoli adalah contoh makanan dengan kandungan antioksidan yang tinggi.
π Protein:
Makanan tinggi protein seperti daging tanpa lemak, ayam, ikan, telur, kacang-kacangan, dan tahu, dapat membantu membangun dan memperbaiki jaringan otot, yang penting untuk menjaga kekuatan dan stabilitas pinggang.
π Air:
Penting bagi lansia untuk minum cukup air setiap hari. Air membantu menjaga hidrasi yang baik dan membantu fungsi tubuh yang tepat, termasuk kesehatan tulang dan otot.
Penting juga untuk memperhatikan asupan garam dan mengurangi konsumsi makanan olahan yang tinggi sodium, karena dapat mempengaruhi keseimbangan air dalam tubuh.
π¬ Selain makanan, penting untuk menjaga gaya hidup sehat secara keseluruhan dengan menghindari merokok, membatasi konsumsi alkohol, dan menjaga berat badan yang sehat. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk saran yang sesuai dengan kondisi khusus lansia.
Sumber;
https://www.webmd.com/back-pain/ss/slideshow-low-back-pain-overview
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/7936-lower-back-pain
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538173/
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/back-pain/symptoms-causes/syc-20369906