Demensia (Dementia) adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok gejala yang terkait dengan penurunan fungsi kognitif dan gangguan dalam kemampuan sehari-hari seseorang. Ini bukan suatu penyakit tunggal, melainkan sindroma atau kondisi yang disebabkan oleh berbagai gangguan yang merusak otak dan mengganggu fungsi mental. Demensia dapat mempengaruhi berbagai aspek fungsi mental, termasuk kemampuan untuk mengingat, berpikir, berbicara, serta melakukan tugas-tugas sehari-hari
Saat ini lebih dari 55 juta orang menderita demensia di seluruh dunia, lebih dari 60% di antaranya tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Setiap tahunnya, terdapat hampir 10 juta kasus baru. Demensia saat ini menduduki peringkat ketujuh penyebab kematian dan salah satu penyebab utama kecacatan dan ketergantungan pada lansia secara global.
Demensia mempunyai dampak fisik, psikologis, sosial dan ekonomi, tidak hanya bagi penderita demensia, namun juga bagi orang yang merawatnya, keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Seringkali terdapat kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang demensia, yang mengakibatkan stigmatisasi dan hambatan dalam diagnosis dan perawatan.
Demensia mempunyai dampak fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. (Sumber: foto pens 49 ceria) |
Demensia menyerang jutaan orang dan lebih umum terjadi seiring bertambahnya usia namun hal ini bukan merupakan bagian normal dari penuaan. Banyak orang yang hidup hingga usia 90-an atau lebih tanpa tanda-tanda demensia.
Tanda dan gejala demensia terjadi ketika neuron (sel saraf) yang tadinya sehat di otak berhenti bekerja, kehilangan koneksi dengan sel otak lainnya, dan mati. Meskipun setiap orang kehilangan beberapa neuron seiring bertambahnya usia, penderita demensia mengalami kehilangan yang jauh lebih besar.
Ada berbagai jenis penyakit dan gangguan yang dapat menyebabkan demensia atau gejala yang mirip dengan demensia.
Beberapa di antaranya meliputi:
💩 Alzheimer's Disease (Penyakit Alzheimer):
Ini adalah penyebab paling umum dari dementia. Alzheimer's disease menyebabkan perubahan pada struktur dan fungsi otak, termasuk penumpukan plak beta-amiloid dan kerusakan pada sel-sel saraf.
💩 Dementia Vaskular:
Penyakit ini terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, sering kali karena penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah. Ini dapat menyebabkan kerusakan otak dan gejala dementia.
💩 Dementia Lewy Body:
Penyakit ini terkait dengan penumpukan protein abnormal yang disebut Lewy bodies di dalam otak. Gejala utamanya meliputi gangguan dalam perhatian, halusinasi visual, dan perubahan perilaku.
Halusinasi visual dan perubahan tingkah laku; (Sumber: foto canva,com) |
💩 Penyakit Parkinson:
Pada tahap lanjut, penyakit Parkinson dapat menyebabkan gangguan kognitif yang mirip dengan dementia, yang dikenal sebagai "dementia Parkinson."
💩 Demensia Frontotemporal:
Ini adalah kelompok penyakit langka yang mengakibatkan kerusakan pada lobus frontal dan temporal otak. Gejalanya termasuk perubahan kepribadian, penurunan fungsi eksekutif, dan gangguan perilaku.
💩 Demensia Mixed:
Beberapa orang dapat mengalami kombinasi dua atau lebih jenis dementia, seperti Alzheimer's disease dan dementia vaskular.
💩 Demensia pada Penyakit Huntington:
Penyakit ini adalah gangguan genetik yang dapat menyebabkan gejala seperti demensia, bersama dengan pergerakan abnormal.
💩 Demensia pada Penyakit Creutzfeldt-Jakob:
Ini adalah penyakit prion yang langka dan mematikan yang mempengaruhi otak dan menyebabkan gejala dementia.
💩 Demensia pada HIV/AIDS:
Infeksi HIV yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan otak dan gejala demensia yang disebut demensia terkait HIV.
💩 Demensia pada Penyakit Traumatik Otak:
Cedera kepala berat atau trauma otak berulang dapat menyebabkan gangguan kognitif yang disebut demensia traumatis.
Cedera kepala berat menyebabkan demensia traumatis. (Sumber: foto canva.com) |
💩 Demensia pada Penyakit Metabolik:
Beberapa gangguan metabolisme, seperti penyakit Wilson, dapat menyebabkan kerusakan otak dan gejala demensia.
💩 Demensia pada Penyakit Autoimun:
Beberapa penyakit autoimun, seperti penyakit lupus sistemik, dapat memengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan gejala demensia.
💩 Demensia pada Penyakit Kronis Paru-paru (Penyakit Obstruktif Paru Kronik - PPOK):
PPOK yang berat dapat mengurangi aliran oksigen ke otak, yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif.
💭 Penyebab dan gejala dementia dapat bervariasi tergantung pada jenis penyakit atau gangguan yang mendasarinya.
Dementia pada lansia dapat memunculkan berbagai ciri-ciri dan gejala, yang dapat bervariasi tergantung pada jenis dementia dan individu yang terkena.
Beberapa gejala umum yang sering terkait dengan demensia pada lansia:
😱 Kehilangan Kemampuan Ingatan:
Salah satu gejala paling mencolok adalah kesulitan dalam mengingat informasi baru atau mengingat peristiwa masa lalu. Lansia dengan dementia sering kali mengalami lupa yang signifikan.
Kehilangan ingatan atau lupa yang signifikan. (Sumber: foto canva.com) |
😱 Kesulitan dalam Berbicara dan Mengekspresikan Diri:
Penderita dementia mungkin mengalami kesulitan dalam menemukan kata-kata yang tepat, menggabungkan kalimat dengan baik, atau berbicara secara lancar. Hal ini bisa membuat komunikasi sehari-hari menjadi sulit.
😱 Kerancuan dan Kelelahan dalam Berpikir:
Kemampuan berpikir abstrak dan menyelesaikan masalah mungkin menurun. Mereka juga mungkin mengalami kebingungan, terutama dalam situasi yang tidak familiar.
😱 Kesulitan dalam Melakukan Tugas Sehari-hari:
Lansia dengan dementia mungkin kesulitan dalam melakukan tugas-tugas sehari-hari yang biasa, seperti berpakaian, mandi, memasak, atau mengurus keuangan.
😱 Perubahan Perilaku:
Perubahan perilaku seperti kecemasan, depresi, kebingungan, dan bahkan agresi dapat terjadi pada orang dengan dementia. Mereka juga mungkin menjadi lebih mudah marah atau cemas.
😱 Kehilangan Orientasi:
Penderita dementia dapat kesulitan dalam mengenali tempat dan waktu. Mereka mungkin bertanya-tanya tentang hari, tanggal, atau lokasi saat ini.
😱 Gangguan Penglihatan dan Penginderaan:
Dalam beberapa jenis dementia, seperti dementia Lewy body, penderita dapat mengalami halusinasi visual atau gangguan penginderaan lainnya.
😱 Kesulitan dalam Pengambilan Keputusan:
Kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat dapat menurun, dan ini dapat mengarah pada kesulitan dalam mengelola keuangan atau menjaga diri mereka sendiri.
😱 Penurunan Kemampuan Motorik:
Dalam beberapa kasus, gangguan motorik seperti kesulitan berjalan atau kesulitan mengkoordinasikan gerakan tubuh dapat muncul.
😱 Perubahan Kepribadian:
Orang dengan dementia mungkin mengalami perubahan dalam kepribadian mereka. Misalnya, seseorang yang dulunya tenang bisa menjadi gelisah atau seseorang yang biasanya ramah bisa menjadi lebih dingin.
😱 Isolasi Sosial:
Penderita dementia mungkin menjadi semakin terisolasi sosial karena kesulitan berkomunikasi dan kebingungannya.
💭 Gejala-gejala ini dapat berkembang secara perlahan dan beragam dari satu individu ke individu lainnya.
Mencegah atau mengurangi risiko dementia pada lansia melibatkan pengambilan langkah-langkah untuk menjaga kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan. Meskipun tidak ada jaminan bahwa tindakan-tindakan ini akan sepenuhnya mencegah dementia, mereka dapat membantu mengurangi risiko atau mengatasi perkembangan penyakit.
Beberapa cara yang dapat membantu mencegah demenaia pada lansia:
🌳 Aktivitas Fisik Teratur:
Olahraga dan aktivitas fisik teratur dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan mempromosikan kesehatan otak. Cobalah untuk berjalan, bersepeda, berenang, atau berpartisipasi dalam kegiatan fisik lainnya setidaknya beberapa kali seminggu.
🌳 Pola Makan Seimbang:
Makan makanan yang sehat dan seimbang berperan penting dalam menjaga kesehatan otak. Konsumsi banyak buah, sayuran, ikan berlemak (seperti salmon), kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun yang kaya akan nutrisi yang baik untuk otak.
🌳 Kendalikan Tekanan Darah dan Kolesterol:
Hipertensi (tekanan darah tinggi) dan kadar kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko dementia. Kendalikan tekanan darah dan periksa kadar kolesterol secara teratur dengan bantuan dokter.
🌳 Kegiatan Mental Aktif:
Berpikir dan belajar secara teratur dapat membantu menjaga otak tetap tajam. Bermain teka-teki, menulis jurnal, membaca, atau mengikuti kursus adalah contoh kegiatan mental yang baik.
🌳 Sosialisasi:
Tetap terhubung dengan teman, keluarga, dan komunitas Anda. Aktivitas sosial dapat merangsang otak dan membantu mengurangi risiko sosial isolation.
🌳 Kelola Stres:
Stres yang berkepanjangan dapat merusak otak. Cari cara untuk mengelola stres Anda, seperti meditasi, yoga, atau terapi.
🌳 Tidur yang Cukup:
Tidur yang baik dan cukup penting untuk pemulihan otak yang sehat. Pastikan Anda memiliki pola tidur yang konsisten dan berkualitas.
🌳 Hindari Merokok dan Konsumsi Alkohol Berlebihan:
Merokok dan alkohol berlebihan dapat merusak otak dan meningkatkan risiko dementia. Berhenti merokok dan konsumsi alkohol dengan bijak.
🌳 Pertimbangkan Suplemen:
Beberapa suplemen seperti vitamin B, vitamin D, dan asam lemak omega-3 telah dikaitkan dengan kesehatan otak. Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mengambil suplemen.
🌳 Kendalikan Penyakit Kronis:
Jika Anda memiliki penyakit kronis seperti diabetes, pastikan Anda mengelolanya dengan baik. Penyakit kronis dapat meningkatkan risiko dementia jika tidak dikendalikan.
🌳 Jaga Kesehatan Jantung:
Kesehatan jantung yang baik berkontribusi pada kesehatan otak. Pola makan sehat, olahraga, dan menghindari merokok dapat membantu menjaga kesehatan jantung.
🌳 Kontrol Berat Badan:
Obesitas dapat meningkatkan risiko demensia. Pertahankan berat badan yang sehat melalui pola makan seimbang dan aktivitas fisik.
🌳 Kegiatan Menarik Minat:
Terlibat dalam aktivitas yang menarik minat Anda dapat memberikan stimulus positif pada otak dan meningkatkan kualitas hidup Anda.
🌳 Konsultasi Medis Rutin:
Penting untuk menjalani pemeriksaan medis rutin dengan dokter Anda untuk memantau kesehatan Anda secara keseluruhan dan mendeteksi masalah kesehatan lebih awal.
🌳 Jangan Isolasi Diri:
Jika Anda merasa cenderung terisolasi atau kesepian, cari dukungan sosial dan berbicara dengan seseorang yang Anda percayai tentang perasaan Anda.
💭 Mencegah dementia melibatkan perubahan gaya hidup dan kebiasaan sehat yang berkelanjutan. Kombinasi berbagai faktor ini dapat membantu mengurangi risiko terjadinya dementia pada lansia dan meningkatkan kualitas hidup Anda secara keseluruhan.
Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan dementia sepenuhnya atau mengembalikan fungsi kognitif yang telah hilang. Beberapa pendekatan perawatan dan manajemen yang dapat membantu mengelola gejala dan memperlambat kemajuan penyakit pada lansia dengan dementia. Perawatan dan manajemen ini dapat disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan dementia.
Beberapa komponen utama dari pengobatan dan manajemen demensia:
💎 Terapi Obat:
Beberapa jenis obat dapat digunakan untuk mengelola gejala dementia, terutama dalam kasus Alzheimer. Beberapa contoh obat yang digunakan termasuk inhibitor kolinesterase (seperti donepezil, rivastigmine, dan galantamine) dan memantauan N-metil-D-aspartat (NMDA) (seperti memantau NMDA). Obat ini dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan mengelola gejala seperti kebingungan dan gangguan perilaku.
💎 Terapi Non-Obat:
Terapi non-obat juga penting dalam manajemen dementia. Ini termasuk terapi bicara, terapi fisik, terapi okupasi, dan terapi musik. Terapi ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan membantu individu dengan dementia berinteraksi lebih baik dengan lingkungan mereka.
💎 Manajemen Perilaku:
Pemahaman dan manajemen perilaku yang muncul akibat dementia, seperti kecemasan, agresi, atau halusinasi, penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi penderita. Ini bisa mencakup teknik pengalihan perhatian, pendekatan yang tenang dan sabar, serta penggunaan rutinitas yang konsisten.
💎 Perubahan Gaya Hidup:
Memelihara gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko kemunduran lebih lanjut pada lansia dengan dementia. Aktivitas fisik yang sesuai, diet seimbang, dan tidur yang cukup penting untuk kesehatan otak.
💎 Dukungan Sosial:
Dukungan dari keluarga, teman, dan caregiver sangat penting dalam merawat individu dengan dementia. Terlibat dalam kelompok dukungan atau mencari bantuan dari profesional kesehatan mental dapat membantu caregiver mengatasi stres dan belajar cara merawat dengan lebih baik.
💎 Perawatan Kesehatan Lainnya:
Penting untuk mengelola penyakit kronis lainnya yang mungkin dialami oleh individu dengan dementia, seperti diabetes atau hipertensi. Ini dapat membantu memperlambat kemajuan gejala.
💎 Konsultasi dengan Spesialis:
Beberapa jenis dementia mungkin memiliki perawatan atau pendekatan yang lebih spesifik, jadi penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis, seperti neurolog atau psikiater, untuk mendapatkan evaluasi dan rekomendasi yang sesuai.
Perawatan dan manajemen dementia harus disesuaikan dengan kebutuhan individu dan kondisi klinisnya. Dalam beberapa kasus, perawatan hanya akan berfokus pada pengelolaan gejala dan peningkatan kualitas hidup, sedangkan pada kasus lain, mungkin ada upaya untuk memperlambat kemajuan penyakit. Diagnosa dini dan intervensi yang tepat dapat membantu dalam manajemen dementia.
Sumber:
https://www.cdc.gov/aging/dementia/index.html#:~:text=Dementia
https://www.nia.nih.gov/health/what-is-dementia
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dementia/symptoms-causes/syc-20352013
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dementia
https://www.nhs.uk/conditions/dementia/about-dementia/what-is-dementia/