Salah minum obat adalah situasi di mana seseorang mengonsumsi obat dengan cara yang tidak sesuai dengan instruksi yang telah diberikan oleh dokter, apoteker, atau yang tercantum pada label obat. Ini bisa mencakup berbagai jenis kesalahan, seperti:
- Dosis yang Salah: Mengonsumsi jumlah obat yang lebih banyak atau lebih sedikit dari yang direkomendasikan.
- Waktu yang Salah: Mengambil obat pada waktu yang salah, misalnya meminumnya di pagi hari ketika seharusnya diminum pada malam hari, atau sebelum makan ketika seharusnya setelah makan.
- Cara yang Salah: Mengonsumsi obat dengan cara yang tidak tepat, misalnya memecah tablet yang seharusnya ditelan utuh, mengunyah tablet yang tidak boleh dikunyah, atau menelan obat yang seharusnya digunakan secara topikal (dioleskan).
- Obat yang Salah: Mengambil obat yang salah, seperti tertukar dengan obat lain karena kemasan yang mirip atau karena kebingungan dalam membaca label.
- Penggunaan yang Tidak Sesuai: Menggunakan obat untuk tujuan yang tidak sesuai, seperti menggunakan antibiotik untuk infeksi virus atau menggunakan obat untuk orang lain yang memiliki resep berbeda.
- Penghentian Obat yang Tidak Tepat: Menghentikan penggunaan obat tanpa saran dari dokter, yang bisa mengakibatkan kondisi tidak terkontrol atau kambuh.
Salah minum obat bisa berakibat ringan hingga serius, tergantung pada jenis kesalahan yang dilakukan dan kondisi kesehatan individu. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu mengikuti instruksi pengobatan dengan cermat.
|
Semoga lansia terjaga dari salah minum obat. (Sumber: foto Rozali) |
Beberapa penyebab umum terjadinya salah minum obat:
Kurangnya Pemahaman tentang Petunjuk Penggunaan:
Jika seseorang tidak membaca atau tidak memahami petunjuk pada label obat, mereka bisa mengambil dosis yang salah, waktu yang salah, atau cara minum yang salah (misalnya, diminum saat perut kosong padahal harusnya setelah makan).
Kebingungan dengan Obat yang Serupa:
Banyak obat yang memiliki nama, bentuk, atau kemasan yang mirip, yang dapat menyebabkan kebingungan dan pengambilan obat yang salah.
Penggunaan Tanpa Rekomendasi atau Resep:
Mengonsumsi obat tanpa resep atau saran dari dokter atau apoteker, terutama jika seseorang menggunakan obat milik orang lain atau obat yang lama, dapat meningkatkan risiko salah minum obat.
Mengabaikan Kondisi Kesehatan:
Jika seseorang tidak mempertimbangkan kondisi kesehatan mereka (seperti alergi, penyakit ginjal, atau hati), mereka mungkin minum obat yang berbahaya atau tidak cocok untuk kondisi mereka.
Keterbatasan Bahasa atau Literasi:
Orang yang tidak fasih dalam bahasa yang digunakan pada label obat atau memiliki tingkat literasi yang rendah mungkin kesulitan memahami cara penggunaan yang benar.
Kurangnya Informasi dari Penyedia Kesehatan:
Jika dokter atau apoteker tidak memberikan penjelasan yang cukup atau jika informasi yang diberikan tidak dipahami dengan baik, hal ini dapat menyebabkan kesalahan dalam penggunaan obat.
Terlalu Banyak Obat (Polifarmasi):
Orang yang mengonsumsi banyak obat sekaligus (sering terjadi pada lansia) mungkin bingung dengan jadwal atau dosis obat, sehingga terjadi kesalahan dalam minum obat.
Lupa atau Kesalahan Ingatan:
Lupa apakah sudah mengambil obat atau belum, atau ingatan yang salah mengenai dosis dan waktu, bisa menyebabkan salah minum obat.
Tidak Mengikuti Instruksi Tertentu (Non-Kepatuhan):
Beberapa orang mungkin sengaja mengabaikan petunjuk, misalnya dengan berpikir bahwa mengambil dosis yang lebih besar akan mempercepat penyembuhan, padahal ini berbahaya.
Interaksi dengan Makanan atau Obat Lain:
Mengonsumsi obat tanpa mempertimbangkan interaksi dengan makanan atau obat lain yang dikonsumsi bisa menyebabkan obat tidak bekerja dengan benar atau menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Mencegah salah minum obat melibatkan memahami dan mengikuti petunjuk dengan cermat, berkonsultasi dengan dokter atau apoteker jika ada keraguan, dan memastikan semua obat disimpan dan diberi label dengan jelas.
Lansia sering salah minum obat karena beberapa faktor yang berhubungan dengan usia, kesehatan, dan kondisi psikososial mereka.
Beberapa alasan utama lansia, salah minum obat:
Penurunan Daya Ingat dan Kognisi:
Seiring bertambahnya usia, kemampuan kognitif dan daya ingat sering menurun. Lansia mungkin lupa apakah mereka sudah minum obat atau tidak, atau lupa instruksi yang diberikan oleh dokter atau apoteker.
Polifarmasi (Penggunaan Banyak Obat Sekaligus):
Lansia sering mengonsumsi banyak obat sekaligus untuk berbagai kondisi kesehatan. Mengelola jadwal dan dosis yang rumit bisa membingungkan, yang meningkatkan risiko salah minum obat.
Masalah Penglihatan:
Penglihatan yang menurun dapat membuat lansia sulit membaca label obat atau melihat perbedaan antara obat yang satu dengan yang lain, terutama jika obat memiliki bentuk atau warna yang mirip.
Gangguan Pendengaran:
Gangguan pendengaran dapat menyebabkan lansia tidak sepenuhnya memahami instruksi lisan yang diberikan oleh dokter atau apoteker.
Kesulitan dalam Pengelolaan Obat:
Lansia mungkin kesulitan membuka botol obat, menghitung dosis dengan benar, atau menggunakan alat bantu seperti inhaler atau jarum suntik.
Kompleksitas Instruksi Obat:
Instruksi obat yang kompleks, seperti mengatur waktu tertentu untuk minum obat, atau instruksi khusus seperti "minum dengan makanan" atau "hindari sinar matahari", dapat sulit diikuti oleh lansia.
Depresi atau Kecemasan:
Kondisi mental seperti depresi atau kecemasan bisa membuat lansia kurang fokus atau kurang termotivasi untuk mengikuti jadwal pengobatan yang benar.
Interaksi dengan Pengasuh atau Anggota Keluarga:
Jika pengasuh atau anggota keluarga tidak terlibat secara aktif atau tidak memahami pengobatan yang diperlukan, lansia mungkin tidak mendapatkan bantuan yang diperlukan untuk mengelola obat dengan benar.
Kondisi Kesehatan Lainnya:
Beberapa kondisi medis, seperti penyakit Alzheimer atau demensia, dapat mengganggu kemampuan lansia untuk memahami dan mengikuti instruksi obat.
Kurangnya Edukasi tentang Obat:
Lansia mungkin tidak menerima atau tidak memahami penjelasan yang memadai tentang obat-obatan mereka dari dokter atau apoteker, sehingga mereka tidak tahu kapan atau bagaimana cara minum obat dengan benar.
Salah minum obat dapat memiliki berbagai dampak, yang bisa bervariasi dari efek samping ringan hingga komplikasi serius yang mengancam jiwa.
Beberapa dampak potensial dari salah minum obat:
1. Efek Samping Ringan
- Mual, Muntah, atau Sakit Perut: Salah minum obat (misalnya, mengambil obat tertentu tanpa makan padahal seharusnya diminum setelah makan) dapat menyebabkan mual atau gangguan pencernaan.
- Sakit Kepala atau Pusing: Mengonsumsi obat pada waktu yang salah atau dosis yang salah bisa menyebabkan pusing atau sakit kepala.
2. Penurunan Efektivitas Pengobatan
- Obat Tidak Bekerja Sesuai Harapan: Mengonsumsi obat pada waktu yang salah atau dalam kondisi yang tidak tepat bisa menyebabkan obat tidak diserap dengan baik, sehingga efektivitasnya menurun. Ini bisa memperburuk kondisi kesehatan yang sedang dirawat.
3. Overdosis
- Keracunan: Mengonsumsi dosis obat yang lebih tinggi dari yang direkomendasikan bisa menyebabkan overdosis, yang dapat mengakibatkan kerusakan organ, kejang, atau bahkan kematian, tergantung pada jenis obatnya.
- Gejala Overdosis: Gejalanya bisa termasuk kebingungan, detak jantung yang cepat, kejang, atau hilangnya kesadaran.
4. Reaksi Alergi
- Reaksi Alergi Ringan hingga Parah: Salah minum obat yang mengandung bahan yang seseorang alergi terhadapnya dapat menyebabkan reaksi alergi, yang bervariasi dari ruam kulit ringan hingga reaksi anafilaksis yang mengancam jiwa.
5. Interaksi Obat yang Berbahaya
- Efek Toksik: Menggabungkan obat yang tidak kompatibel atau mengonsumsi obat bersamaan dengan makanan tertentu bisa menyebabkan interaksi obat yang berbahaya, yang bisa menyebabkan keracunan atau penurunan fungsi organ.
- Efek Penggandaan atau Pengurangan: Beberapa obat bisa meningkatkan atau menurunkan efek satu sama lain, yang bisa menyebabkan penurunan efektivitas pengobatan atau peningkatan risiko efek samping.
6. Perburukan Kondisi Kesehatan
- Kondisi Tidak Terkendali: Jika obat yang seharusnya dikonsumsi secara rutin terlewatkan atau diambil pada waktu yang salah, kondisi medis yang sedang dirawat (misalnya, hipertensi, diabetes) bisa menjadi tidak terkendali, yang bisa menyebabkan komplikasi jangka panjang.
7. Kerusakan Organ
- Kerusakan Hati atau Ginjal: Beberapa obat sangat berat pada hati atau ginjal, dan mengonsumsi obat dengan dosis yang salah atau dalam kondisi yang salah bisa menyebabkan kerusakan organ ini.
- Masalah Jantung: Obat-obatan tertentu yang salah digunakan bisa mempengaruhi ritme jantung, yang dapat menyebabkan aritmia atau gagal jantung.
8. Masalah Mental dan Psikologis
- Kebingungan atau Halusinasi: Mengonsumsi obat yang salah atau overdosis bisa menyebabkan efek psikologis seperti kebingungan, kecemasan, atau halusinasi.
9. Kematian
- Kegagalan Organ atau Overdosis Fatal: Dalam kasus yang ekstrem, salah minum obat bisa menyebabkan kematian, terutama jika berkaitan dengan overdosis, reaksi alergi parah, atau interaksi obat yang berbahaya.
10. Penundaan Pemulihan
- Pemulihan yang Lebih Lama: Salah minum obat bisa menunda pemulihan dari penyakit atau kondisi yang sedang dirawat, karena obat mungkin tidak bekerja sebagaimana mestinya atau malah memperburuk kondisi.
Jika terjadi kesalahan dalam minum obat, penting untuk mengambil langkah-langkah segera untuk meminimalkan dampak negatif dan memastikan kesehatan tetap terjaga.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi salah minum obat:
1. Tetap Tenang
- Jika Anda atau orang lain salah minum obat, usahakan untuk tetap tenang agar bisa berpikir jernih dalam mengambil langkah berikutnya.
2. Evaluasi Kesalahan
- Identifikasi Obat: Cek nama obat, dosis yang dikonsumsi, dan waktu konsumsi yang sebenarnya dibandingkan dengan yang seharusnya.
- Perhatikan Gejala: Amati apakah ada gejala atau reaksi yang tidak biasa, seperti mual, pusing, sesak napas, ruam, atau perubahan mental.
3. Hubungi Tenaga Medis
- Konsultasi dengan Dokter atau Apoteker: Jika Anda menyadari telah salah minum obat, segera hubungi dokter atau apoteker untuk mendapatkan nasihat medis. Mereka bisa memberikan petunjuk apakah perlu tindakan lebih lanjut.
- Hubungi Layanan Gawat Darurat (jika perlu): Jika terjadi reaksi serius seperti kesulitan bernapas, kejang, kehilangan kesadaran, atau gejala overdosis lainnya, segera hubungi layanan gawat darurat atau pergi ke rumah sakit.
4. Ikuti Instruksi Medis
- Tidak Melakukan Tindakan Sendiri: Jangan mencoba memuntahkan obat atau mengambil tindakan lain tanpa panduan dari tenaga medis. Beberapa obat bisa berbahaya jika dimuntahkan kembali.
- Ikuti Saran Pengobatan Lainnya: Dokter mungkin akan memberi Anda saran tentang bagaimana melanjutkan pengobatan yang benar, apakah perlu menunggu sebelum dosis berikutnya, atau jika diperlukan, pengobatan untuk mengatasi efek samping.
5. Bawa Obat ke Tenaga Medis
- Simpan Kemasan Obat: Jika pergi ke rumah sakit atau klinik, bawa kemasan obat yang diminum untuk membantu tenaga medis mengevaluasi situasi.
6. Mencegah Kesalahan di Masa Depan
- Gunakan Kotak Obat: Gunakan kotak obat harian yang diatur sesuai jadwal untuk menghindari kebingungan.
- Tuliskan Jadwal Obat: Buat daftar jadwal minum obat dan letakkan di tempat yang mudah dilihat.
- Gunakan Pengingat: Atur pengingat di ponsel atau perangkat lain untuk membantu mengingat waktu minum obat yang tepat.
- Label yang Jelas: Pastikan semua obat diberi label dengan jelas, termasuk petunjuk kapan dan bagaimana cara meminumnya.
7. Lakukan Pemantauan
- Monitor Kondisi: Terus amati kondisi fisik setelah salah minum obat, dan catat gejala yang muncul. Jika ada gejala baru atau gejala yang memburuk, segera konsultasikan dengan tenaga medis.
8. Edukasi Diri dan Keluarga
- Pelajari Tentang Obat Anda: Pahami obat yang Anda konsumsi, termasuk dosis, frekuensi, dan potensi efek samping.
- Libatkan Keluarga: Jika Anda merawat lansia atau anak-anak, pastikan mereka juga paham tentang pentingnya mengikuti petunjuk obat dengan benar.
Mengatasi salah minum obat memerlukan tindakan cepat dan hati-hati untuk memastikan bahwa risiko kesehatan dapat diminimalkan. Selalu ikuti instruksi dari tenaga medis dan jangan ragu untuk meminta bantuan jika diperlukan.
Sumber:
https://www.assistinghands-il-wi.com/blog/the-danger-of-forgetting-or-taking-the-wrong-medication
https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/17512433.2019.1615442
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2723202/
https://www.nationalgeographic.com/premium/article/wrong-medication-medicine-pim
https://westhartfordhealth.com/news/senior-safety/causes-medication-errors/
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1551741121001145