Kehilangan keseimbangan adalah masalah umum yang dihadapi oleh lansia. Anda dapat melihat kawan, mulai dari posisi duduk, berdiri dan cara berjalan atau Anda merasakan sendiri bagaimana kondisi yang Anda hadapi, perhatikan ciri-ciri bahwa seseorang lansia mulai kehilangan keseimbangan:
- Kesulitan dalam menjaga langkah yang mantap saat berjalan, langkah kaki hanya dilempar ke depan, dan mungkin bergantung pada alat bantu seperti tongkat atau kursi roda untuk membantu menjaga keseimbangan.
- Sering mengalami kejadian terjatuh atau hampir terjatuh.
- Membungkuk atau miring saat berdiri atau berjalan, padahal sudah merasa badan tegap.
- Kesulitan dalam berpindah dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri. Bahkan mungkin membutuhkan bantuan atau waktu yang lebih lama untuk melakukannya.
- Penurunan kekuatan otot yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menjaga keseimbangan dengan baik.
- Kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari seperti mandi, berpakaian, atau beraktivitas di sekitar rumah.
- Kesulitan memakai celana panjang atau pendek dengan posisi berdiri.
Ilustrasi titik kontak objek dengan permukaan pendukung (BOS) (Sumber: Canva.com) |
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan lansia mengalami gangguan keseimbangan, meliputi:
π Perubahan pada sistem vestibular:
Sistem vestibular, yang terletak di dalam telinga dalam, bertanggung jawab dalam mengatur keseimbangan tubuh. Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan fungsi sistem vestibular, yang dapat mengganggu keseimbangan dan koordinasi gerakan.
π Penurunan kekuatan dan fleksibilitas otot:
Proses penuaan dapat menyebabkan penurunan kekuatan otot dan fleksibilitas tubuh. Kelemahan otot dapat membuat lansia lebih rentan terhadap gangguan keseimbangan.
π Perubahan penglihatan:
Masalah penglihatan, seperti penglihatan kabur, penglihatan ganda, atau penurunan penglihatan, dapat mempengaruhi persepsi jarak dan ruang, yang penting dalam menjaga keseimbangan tubuh.
π Penurunan fungsi sensorik:
Lansia mungkin mengalami penurunan fungsi sensorik, seperti penurunan sensitivitas proprioceptive (sensori yang memberikan informasi tentang posisi tubuh) atau gangguan pendengaran. Fungsi sensorik yang terganggu dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk merasakan perubahan posisi dan merespons dengan benar.
π Efek samping obat-obatan:
Beberapa obat yang umum dikonsumsi oleh lansia dapat memiliki efek samping yang mempengaruhi keseimbangan dan koordinasi gerakan. Misalnya, obat penenang atau obat-obatan yang mempengaruhi sistem saraf pusat dapat menyebabkan gangguan keseimbangan.
π Penyakit atau kondisi kesehatan tertentu:
Beberapa kondisi kesehatan, seperti penyakit Parkinson, penyakit Meniere, masalah sirkulasi darah, atau gangguan neurologis, dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh pada lansia.
π Kurangnya aktivitas fisik:
Kurangnya aktivitas fisik atau gaya hidup yang kurang aktif dapat menyebabkan penurunan kekuatan otot, fleksibilitas, dan keterampilan keseimbangan.
π¬ Adanya kombinasi dari faktor-faktor di atas dapat meningkatkan risiko gangguan keseimbangan pada lansia. Penting untuk mendapatkan penilaian medis yang tepat jika lansia mengalami gangguan keseimbangan, karena dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka dan meningkatkan risiko jatuh yang serius.
Beberapa gejala gangguan keseimbangan pada lansia yang mungkin terjadi meliputi:
♿ Pusing atau rasa tidak stabil.
♿ Kesulitan berjalan atau merasa tidak mantap saat berdiri atau berjalan.
♿ Kesulitan mempertahankan keseimbangan saat melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berpaling, berbalik, atau berpindah posisi.
♿ Sensasi limbung atau perasaan melayang.
♿ Gangguan koordinasi gerakan atau kehilangan kontrol atas gerakan tubuh.
♿ Kesulitan mengendalikan pergerakan mata.
♿ Sulit menggerakkan kepala atau leher tanpa merasa pusing atau tidak seimbang.
♿ Sensasi terjatuh atau kecemasan yang berkaitan dengan keseimbangan.
♿ Perubahan dalam langkah berjalan, seperti langkah yang tidak teratur, terhuyung-huyung, atau tergesa-gesa.
♿ Jatuh tanpa penyebab yang jelas.
π¬ Gejala gangguan keseimbangan pada lansia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan sensorik (seperti penglihatan atau pendengaran yang buruk), kekuatan dan fleksibilitas otot yang berkurang, masalah dengan sistem vestibular (yang mengatur keseimbangan), atau efek samping obat-obatan tertentu.
Gangguan keseimbangan dapat menjadi faktor risiko jatuh yang serius pada lansia, sehingga penting untuk memperhatikan gejala tersebut dan segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan penanganan lebih lanjut.
Tes Romberg adalah tes yang mengukur rasa keseimbangan seseorang. Secara khusus, tes menilai fungsi kolom dorsal sumsum tulang belakang (kolom dorsal bertanggung jawab untuk proprioception) .
Jalur kolom dorsal adalah salah satu saluran menaik yaitu jalur saraf di mana informasi sensorik dari saraf perifer ditransmisikan ke korteks serebral. Di sumsum tulang belakang , jalur ini berjalan di kolom dorsal, dan di batang otak , yang ditransmisikan melalui lemniscus medial sehingga disebut sebagai jalur lemniscus kolom-medial dorsal.
Proprioception (rasa posisi tubuh dalam ruang) adalah rasa neuromuskular tubuh yang penting. Dan itu termasuk dalam "indra keenam" kita, lebih dikenal sebagai somatosensasi
Tes keseimbangan:
Tes keseimbangan fisik dapat membantu mendeteksi risiko jatuh atau gangguan keseimbangan yang mungkin terkait dengan masalah neurologis atau gangguan pada sistem vestibular.
Manfaat Tes Romberg:
π Pada tes ini, seseorang diminta untuk berdiri tegak dengan kaki rapat dan mata tertutup selama beberapa detik. Jika seseorang mengalami kesulitan menjaga keseimbangan atau terguncang saat mata tertutup, ini dapat menjadi indikasi masalah keseimbangan.
π Tes Romberg adalah alat yang tepat untuk mendiagnosis ataksia sensorik ( gangguan gaya berjalan yang disebabkan oleh propriosepsi abnormal yang melibatkan informasi tentang lokasi sendi).
Contoh kondisi meliputi:
- Degenerasi gabungan subakut sumsum tulang belakang ( kekurangan vitamin B12 );
- Sindrom tali posterior (infark arteri tulang belakang posterior);
- Hemiseksi sumsum tulang belakang ( sindrom Brown Sequard ) .
π Alat ini juga terbukti sensitif dan akurat untuk mengukur tingkat ketidakseimbangan yang disebabkan oleh vertigo sentral , vertigo perifer, dan trauma kepala. Telah digunakan di klinik selama 150 tahun.
Cara melakukan Tes Romberg Asli
Tes dilakukan sebagai berikut:
π Pasien diminta untuk melepas sepatunya dan berdiri dengan kedua kaki dirapatkan. Lengan dipegang di samping badan atau disilangkan di depan badan.
π Dokter meminta pasien untuk berdiri diam dengan mata terbuka, dan kemudian dengan mata tertutup. Pasien berusaha menjaga keseimbangannya. Untuk keamanan, pengamat harus berdiri dekat dengan pasien untuk mencegah potensi cedera jika pasien jatuh. Saat pasien menutup matanya, dia tidak boleh mengarahkan dirinya sendiri dengan cahaya, indera atau suara, karena hal ini dapat mempengaruhi hasil tes dan menyebabkan hasil positif palsu.
π Tes Romberg dinilai dengan menghitung detik pasien mampu berdiri dengan mata tertutup.
- Tes Romberg positif ketika pasien tidak dapat menjaga keseimbangan dengan mata tertutup. Kehilangan keseimbangan dapat didefinisikan sebagai peningkatan goyangan tubuh, menempatkan satu kaki ke arah jatuh, atau bahkan terjatuh.
πΊ Perhatikan dan tonton klik video Tes Romberg
Tes Sharpened atau Tandem Romberg adalah variasi dari tes aslinya. Implementasinya sebagian besar sama.
Ilustrasi Tes Romberg Sharpened ( Sumber: canva.com) |
π Seperti tes Romberg asli, penilaian dilakukan pertama kali dengan mata terbuka dan kemudian dengan mata tertutup.
π Pasien menyilangkan tangan di depan dada, dan telapak tangan yang terbuka terletak di bahu yang berlawanan. Pasien juga mendistribusikan berat badannya pada kedua kakinya dan menahan dagunya sejajar dengan lantai
πΊ Perhatikan dan lihat, klik Tes Sharpened atau Tandem Romberg
Keandalan dan Validitas.
Tidak ada konsensus dalam Keandalan (Intra dan antar) dan validitas untuk Romberg dalam literatur karena tes ini lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif (Tujuan). Namun, tes ini dapat digunakan sebagai alat klinis cepat untuk menyaring. Pengenalan berbagai instrumen dalam arena penilaian keseimbangan dan penggunaan force platform telah memberikan pengukuran yang lebih objektif dan akurat.
Hasil Tes Romberg.
Jika pasien bergoyang atau terjatuh selama prosedur, hal ini menandakan tes romberg memiliki hasil positif.
Tes Romberg yang positif mungkin menunjukkan adanya masalah dengan:
- Sistem sensorik
- Sistem vestibular
- Sistem proprioseptif
Ketiga sistem tersebut membantu pasien tetap seimbang saat berdiri tegak. Namun jika ada masalah dengan salah satu sistem, pasien mungkin tidak dapat menjaga keseimbangan.
Mencegah masalah keseimbangan pada lansia melibatkan langkah-langkah untuk menjaga kekuatan fisik, koordinasi, dan stabilitas mereka.
Beberapa kiat untuk mencegah masalah keseimbangan pada lansia:
π Aktivitas fisik teratur:
Latihan fisik yang teratur, seperti jalan santai, berenang, atau senam ringan, dapat membantu memperkuat otot, memperbaiki koordinasi, dan mempertahankan fleksibilitas tubuh. Konsultasikan dengan dokter atau ahli kebugaran terlebih dahulu sebelum memulai program latihan.
π Latihan keseimbangan:
Latihan khusus yang menargetkan keseimbangan, seperti latihan berdiri di atas satu kaki, berjalan pada garis lurus, atau latihan keseimbangan pada bola khusus, dapat membantu melatih dan memperkuat kemampuan keseimbangan.
Lansia latihan keseimbangan dengan berdiri satu kaki (Sumber: Canva.com) |
π Perbaiki kondisi visual dan pendengaran:
Memastikan penglihatan dan pendengaran yang optimal sangat penting dalam menjaga keseimbangan. Rutin menjalani pemeriksaan mata dan pendengaran, serta memakai kacamata atau alat bantu pendengaran yang sesuai jika diperlukan.
π Hindari obat-obatan yang dapat mempengaruhi keseimbangan:
Beberapa obat dapat menyebabkan efek samping yang mempengaruhi keseimbangan. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker mengenai efek samping obat yang mungkin terjadi, terutama pada lansia, dan cari alternatif jika diperlukan.
π Atur lingkungan rumah yang aman:
Mengurangi risiko jatuh dengan memastikan lingkungan rumah aman dan bebas hambatan. Pasang pegangan di kamar mandi, gunakan karpet anti selip, dan pastikan pencahayaan yang memadai di seluruh rumah.
π Gunakan alat bantu jika diperlukan:
Bantuan seperti tongkat, kursi roda, atau penyangga dapat membantu lansia menjaga keseimbangan dan mengurangi risiko jatuh.
π Konsumsi makanan sehat:
Gizi yang seimbang dan diet yang sehat dapat mendukung kekuatan otot dan kesehatan tulang. Pastikan asupan kalsium, vitamin D, dan protein yang cukup untuk menjaga kesehatan tulang.
π Minum cukup air:
Kehilangan cairan dapat mempengaruhi keseimbangan dan kekuatan tubuh. Pastikan untuk minum cukup air setiap hari untuk menjaga hidrasi yang baik.
Tetap waspada dan perhatikan gejala yang mencurigakan:
Jika ada perubahan atau gejala yang mencurigakan terkait keseimbangan, seperti pusing yang berulang atau ketidakstabilan, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Selalu penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis yang berpengalaman untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan individu dan kebutuhan lansia.
Sumber:
https://www.physio-pedia.com/Romberg_Test
https://www.verywellhealth.com/proprioception-in-multiple-sclerosis-2440810
https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/22901-romberg-test
https://en.wikipedia.org/wiki/Romberg%27s_test