Tuesday, 2 July 2024

Makanan Kalori Kosong: Ancaman Tersembunyi bagi Lansia

        Makanan kalori kosong adalah makanan atau minuman yang mengandung banyak kalori tetapi sedikit atau tidak ada nilai gizi, seperti : vitamin, mineral, serat, dan protein. Kalori dalam makanan ini terutama berasal dari gula tambahan dan lemak tidak sehat

Kalori kosong dapat menimbulkan efek bahaya.
(Sumber: foto LPC-Lansia)
Kalori kosong adalah kalori yang tidak memberikan nilai gizi; kalori ini sering kali terbuat dari lemak padat dan gula tambahan. Kalori ini tidak mengandung vitamin, mineral, protein, serat, dan asam lemak, yang semuanya merupakan unsur penting dalam makanan seimbang. Kalori ini tetap akan memberi energi seperti makanan lain, tetapi tidak akan memberi manfaat gizi. Pada dasarnya, makanan dengan kalori kosong menambah asupan kalori sambil menyediakan sangat sedikit nutrisi.

 Berusahalah sebaik mungkin untuk menghindari kalori kosong. Kalori kosong sering ditemukan dalam makanan olahan, permen, dan minuman bersoda. Menghindari makanan yang dianggap sebagai makanan "kalori kosong" tidak hanya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, tetapi juga dapat membantu mengurangi atau mencegah timbulnya penyakit seperti diabetes atau kolesterol tinggi. Itu tidak berarti Anda tidak boleh makan camilan atau makanan ringan sesekali, karena kuncinya adalah moderasi, tetapi perhatikan berapa banyak makanan kalori kosong yang Anda atau orang tua Anda konsumsi.

Mengonsumsi makanan kalori kosong secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk penambahan berat badan, obesitas, diabetes tipe 2, dan masalah jantung. Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi dan seimbang untuk mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Karena kalori kosong hanya mengandung gula dan lemak, mengonsumsinya dapat menyebabkan penambahan berat badan dan penyakit kronis. Tubuh mulai menyimpan lemak ini jika aktivitas fisik kita tidak melebihi asupan kalori kosong. Secara alami, tubuh kita membutuhkan nutrisi tertentu yang tidak dapat disediakan oleh makanan ini, oleh karena itu penting untuk mengonsumsi lebih banyak makanan padat nutrisi agar tubuh kita tetap sehat . Kalori kosong dapat secara langsung menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas, dan obesitas menyebabkan beberapa masalah lain seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

 Contoh makanan kalori kosong meliputi: 
  • Minuman manis: soda, minuman energi, dan minuman berperasa lainnya yang tinggi gula.
  • Makanan cepat saji: burger, kentang goreng, pizza, dan makanan cepat saji lainnya yang digoreng atau tinggi lemak.
  • Makanan Kemasan/Camilan: Kerupuk, Permen, keripik, sereal batangan, coklat, biskuit, kue, dan donat.
  • Minuman: minuman berenergi, minuman buah, minuman beralkohol, dan bir.
  • Produk susu penuh lemak: Keju dan es krim.
  • Daging Padat Berlemak: Sosis, bacon, dan iga.
Beberapa efek berbahaya dari mengonsumsi kalori kosong adalah:

Penambahan Berat Badan:
Makanan berkalori kosong mengandung banyak lemak dan gula yang tidak sehat, sehingga tidak memberikan nilai gizi tambahan. Oleh karena itu, tubuh tidak dapat menyerap nutrisi dari makanan dan minuman berkalori kosong. Sebaliknya, tubuh menyimpan semua kalori kosong dalam bentuk lemak, terutama di perut. Seperti yang ditunjukkan oleh banyak penelitian , hal ini menyebabkan kenaikan berat badan yang cepat sehingga membuat individu berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan yang terkait dengan obesitas.

Penyakit kardiovaskular:
Tingginya jumlah lemak dan asam lemak omega-6 dalam makanan berkalori kosong menyebabkan kadar kolesterol Anda meningkat secara signifikan. Kadar kolesterol yang tinggi menyebabkan banyak masalah kardiovaskular seperti hipertensi, aritmia, penyumbatan arteri, dan bahkan seringnya stroke dan serangan jantung dalam jangka panjang.

Diabetes tipe 2:
Makanan yang kaya akan kalori kosong sering kali berupa makanan berlemak dan manis seperti minuman manis, kue, es krim, dan cokelat. Tubuh Anda tidak dapat menyerap gula berlebih yang terkandung dalam makanan ini secara efisien, yang menyebabkan diabetes tipe 2 dan masalah kesehatan lainnya, seperti resistensi insulin dan hiperinsulinemia. 


Lansia harus mewaspadai makanan dengan kalori kosong.
(Sumber: foto paguyuban pengawas purna)

       Menghindari makanan dengan kalori kosong adalah langkah penting untuk menjaga pola makan yang sehat. Makanan dengan kalori kosong biasanya mengandung banyak kalori tetapi sedikit atau tidak ada nilai gizi. 

Berikut beberapa cara untuk menghindarinya:

Baca Label Nutrisi:
  • Periksa kandungan gula tambahan, lemak jenuh, dan bahan kimia pada label nutrisi.
  • Pilih makanan dengan kandungan serat, protein, vitamin, dan mineral yang lebih tinggi.
Kurangi Konsumsi Makanan Olahan:
  • Hindari makanan seperti keripik, kue, permen, dan makanan cepat saji.
  • Pilih makanan segar seperti buah, sayuran, dan biji-bijian utuh.
Pilih Minuman Sehat:
  • Hindari minuman manis seperti soda, jus buah dengan gula tambahan, dan minuman energi.
  • Minum air putih, teh tanpa gula, atau jus buah segar.
Masak di Rumah:
  • Memasak sendiri memberi Anda kendali penuh atas bahan yang digunakan.
  • Gunakan bahan segar dan hindari bahan tambahan yang tidak perlu.
Cermat dalam Memilih Makanan Ringan:
  • Pilih camilan yang sehat seperti kacang-kacangan, buah segar, atau yoghurt rendah lemak.
  • Hindari camilan yang tinggi gula dan garam.
Perhatikan Ukuran Porsi:
  • Konsumsi porsi yang wajar dan tidak berlebihan, bahkan untuk makanan yang sehat.
  • Makan dengan piring kecil untuk membantu mengontrol porsi.
Pilih Karbohidrat yang Sehat:
  • Pilih karbohidrat kompleks seperti roti gandum, beras merah, dan pasta gandum utuh.
  • Hindari karbohidrat sederhana seperti roti putih dan pasta putih.
Perhatikan Makanan Cepat Saji:
  • Jika harus makan di luar, pilih menu yang lebih sehat seperti salad atau makanan panggang daripada gorengan.
  • Perhatikan bahan tambahan seperti saus dan dressing yang bisa menambah kalori kosong.
Dengan mengadopsi kebiasaan makan yang sehat dan lebih sadar akan pilihan makanan, Anda dapat mengurangi asupan kalori kosong dan meningkatkan kualitas pola makan Anda secara keseluruhan. 

Makanan dan minuman apa pun yang tidak mengandung nilai gizi signifikan tetapi menyediakan kalori dalam jumlah besar adalah makanan berkalori kosong. Meskipun kalori kosong memberi Anda energi instan, kalori kosong tidak memberikan nilai gizi apa pun, sehingga menjadi salah satu penyebab utama kenaikan berat badan. 



Sumber:

https://coahc.org/the-importance-of-good-nutrition-for-older-adults 

https://www.mdpi.com/2072-6643/13/7/2384

https://www.closingthegap.ca/empty-calories-everything-you-need-to-know/

https://www.healthifyme.com/blog/understanding-empty-calories/

https://www.medicalnewstoday.com/articles/empty-calories

https://en.wikipedia.org/wiki/Empty_calories


Saturday, 29 June 2024

Rahasia Panjang Umur: Pentingnya Serat Makanan untuk Kesehatan Lansia

        Serat pada makanan adalah bagian dari tumbuhan yang tidak bisa dicerna atau diserap oleh sistem pencernaan manusia. Meskipun tubuh tidak mencerna serat, serat tetap memiliki peran penting dalam kesehatan. 

Serat makanan dibagi menjadi dua jenis utama:

Serat Larut (Soluble Fiber):
  • Larut dalam air dan membentuk gel kental di dalam usus.
  • Dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan mengontrol kadar gula darah.
  • Sumber serat larut termasuk oat, kacang-kacangan, buah-buahan (seperti apel dan jeruk), dan sayuran tertentu.
Serat Tidak Larut (Insoluble Fiber):
  • Tidak larut dalam air dan menambah massa pada tinja.
  • Membantu memperlancar pergerakan usus dan mencegah sembelit.
  • Sumber serat tidak larut termasuk gandum utuh, dedak, sayuran, dan kacang-kacangan.
Lansia memerlukan banyak makanan mengandung serat.
(Sumber: foto LPC-Lansia)
Manfaat utama dari serat dalam makanan meliputi:

Meningkatkan kesehatan pencernaan: Serat membantu memperlancar pergerakan usus, mencegah sembelit, dan menjaga kesehatan usus secara keseluruhan.

Mengontrol kadar gula darah: Serat larut membantu memperlambat penyerapan gula, yang dapat membantu mengontrol kadar gula darah.

Menurunkan kadar kolesterol: Serat larut dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dengan mengikat kolesterol dalam usus dan mengeluarkannya dari tubuh.

Membantu mengontrol berat badan: Makanan berserat tinggi cenderung membuat Anda merasa kenyang lebih lama, yang dapat membantu mengurangi asupan kalori dan membantu dalam pengelolaan berat badan.

Mengonsumsi berbagai jenis makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan, sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Beberapa buah yang kaya akan serat dan sangat baik untuk dikonsumsi:
  • Apel: Mengandung sekitar 4 gram serat per buah sedang.
  • Pisang: Mengandung sekitar 3 gram serat per buah sedang.
  • Pir: Mengandung sekitar 5.5 gram serat per buah sedang.
  • Raspberry: Mengandung sekitar 8 gram serat per cangkir.
  • Blackberry: Mengandung sekitar 8 gram serat per cangkir.
  • Jeruk: Mengandung sekitar 3 gram serat per buah sedang.
  • Kiwi: Mengandung sekitar 2 gram serat per buah sedang.
  • Mangga: Mengandung sekitar 5 gram serat per buah sedang.
  • Alpukat: Mengandung sekitar 10 gram serat per buah sedang (alpukat adalah buah, meskipun sering dianggap sebagai sayuran).
  • Buah Ara (Fig): Mengandung sekitar 7 gram serat per 100 gram.
  • Pomegranate: Mengandung sekitar 7 gram serat per buah.
  • Pepaya: Mengandung sekitar 3 gram serat per cangkir.
  • Anggur: Mengandung sekitar 1 gram serat per cangkir (walaupun lebih rendah dibandingkan dengan buah lainnya, anggur tetap menyediakan serat).
  • Plum: Mengandung sekitar 3 gram serat per buah sedang.
Mengonsumsi buah-buahan ini secara teratur dapat membantu memenuhi kebutuhan serat harian dan mendukung kesehatan pencernaan.
        
Memakan buah-buahan adalah sumber serat harian.
(Sumber: foto LPC-Lansia)
         Selain buah-buahan, banyak makanan lain yang kaya akan serat dan sangat baik untuk dikonsumsi. 
Beberapa sumber serat selain buah-buahan, antara lain  :

Sayuran
  • Brokoli: Mengandung sekitar 5 gram serat per cangkir.
  • Wortel: Mengandung sekitar 3.6 gram serat per cangkir.
  • Bayam: Mengandung sekitar 4 gram serat per cangkir.
  • Kubis: Mengandung sekitar 2.5 gram serat per cangkir.
  • Kentang (dengan kulit): Mengandung sekitar 4 gram serat per kentang ukuran sedang.
Legum dan Kacang-kacangan
  • Kacang hitam: Mengandung sekitar 15 gram serat per cangkir.
  • Kacang merah: Mengandung sekitar 13 gram serat per cangkir.
  • Lentil: Mengandung sekitar 15.6 gram serat per cangkir.
  • Kacang polong: Mengandung sekitar 16 gram serat per cangkir.
  • Buncis (chickpeas): Mengandung sekitar 12.5 gram serat per cangkir.
Biji-bijian Utuh
  • Oat: Mengandung sekitar 4 gram serat per cangkir.
  • Quinoa: Mengandung sekitar 5 gram serat per cangkir.
  • Beras coklat: Mengandung sekitar 3.5 gram serat per cangkir.
  • Barley: Mengandung sekitar 6 gram serat per cangkir.
Kacang-kacangan dan Biji-bijian
  • Almond: Mengandung sekitar 3.5 gram serat per ons (sekitar 23 almond).
  • Biji chia: Mengandung sekitar 10 gram serat per ons (sekitar 2 sendok makan).
  • Biji rami (flaxseeds): Mengandung sekitar 8 gram serat per cangkir.
  • Biji bunga matahari: Mengandung sekitar 3 gram serat per ons.
Produk Olahan Tertentu
  • Roti gandum utuh: Mengandung sekitar 2-3 gram serat per irisan.
  • Pasta gandum utuh: Mengandung sekitar 6 gram serat per cangkir.
  • Mengonsumsi berbagai jenis makanan ini secara teratur dapat membantu memenuhi kebutuhan serat harian Anda, mendukung kesehatan pencernaan, serta memberikan manfaat kesehatan lainnya.
Kekurangan serat dalam diet dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan meningkatkan risiko beberapa penyakit. 

Beberapa penyakit dan kondisi yang bisa disebabkan oleh kurangnya asupan serat:

Sembelit (Konstipasi):
Serat membantu memperlancar pergerakan usus dan mencegah sembelit. Kekurangan serat dapat membuat tinja menjadi keras dan sulit untuk dikeluarkan, yang menyebabkan sembelit.

Penyakit Divertikular:
Kekurangan serat dapat menyebabkan divertikulosis, yaitu kondisi di mana terbentuk kantung-kantung kecil (divertikula) di dinding usus besar. Divertikulosis dapat berkembang menjadi divertikulitis jika kantung-kantung ini meradang atau terinfeksi.

Hemoroid (Wasir):
Sembelit yang kronis akibat kurang serat dapat menyebabkan wasir, yaitu pembengkakan dan peradangan pada pembuluh darah di sekitar anus dan rektum.

Sindrom Iritasi Usus (Irritable Bowel Syndrome/IBS):
Kekurangan serat dapat memperburuk gejala IBS, termasuk sembelit, diare, dan kram perut.

Penyakit Jantung:
Diet rendah serat, terutama serat larut, dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat), yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Diabetes Tipe 2:
Serat membantu mengontrol kadar gula darah. Diet rendah serat dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula darah yang lebih besar dan meningkatkan risiko pengembangan diabetes tipe 2.

Kanker Kolorektal:
Beberapa studi menunjukkan bahwa diet rendah serat dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal, karena serat membantu menjaga kesehatan usus besar dan mempercepat pengeluaran zat-zat karsinogen dari saluran pencernaan.

Obesitas:
Serat membantu merasa kenyang lebih lama dan mengontrol asupan kalori. Kekurangan serat dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan dan konsumsi makanan berlebih, yang dapat menyebabkan obesitas.

Untuk mencegah masalah-masalah ini, penting untuk mengonsumsi cukup serat setiap hari. Asupan serat yang dianjurkan adalah sekitar 25 gram per hari untuk wanita dan 38 gram per hari untuk pria. Mengonsumsi berbagai buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian dapat membantu memenuhi kebutuhan serat harian ini.

       Penelitian menunjukkan bahwa serat makanan dapat memiliki berbagai manfaat kesehatan yang berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan potensi untuk memperpanjang umur. 

Beberapa alasan mengapa serat makanan dianggap dapat membantu memperpanjang umur:

Kesehatan Jantung:
Serat, terutama serat larut, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah, yang mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.

Pengaturan Gula Darah:
Serat membantu mengatur kadar gula darah dengan memperlambat penyerapan gula. Ini penting untuk pencegahan dan pengelolaan diabetes tipe 2.

Kesehatan Pencernaan:
Serat membantu memperlancar pergerakan usus dan mencegah sembelit, divertikulosis, dan wasir. Ini juga dapat mengurangi risiko kanker kolorektal.

Kontrol Berat Badan:
Makanan berserat tinggi membuat Anda merasa kenyang lebih lama, membantu mengontrol nafsu makan dan asupan kalori, yang dapat membantu mencegah obesitas dan penyakit terkait.

Mengurangi Peradangan:
Diet tinggi serat telah dikaitkan dengan penurunan peradangan dalam tubuh, yang berkontribusi pada pencegahan penyakit kronis.

Mikrobioma Usus:
Serat berfungsi sebagai prebiotik yang mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus. Mikrobioma usus yang sehat terkait dengan banyak aspek kesehatan, termasuk fungsi kekebalan dan kesehatan mental.

Studi epidemiologis menunjukkan bahwa individu yang mengonsumsi diet tinggi serat cenderung memiliki risiko lebih rendah untuk berbagai penyakit kronis dan secara umum memiliki umur yang lebih panjang dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi sedikit serat. Namun, penting untuk dicatat bahwa memperpanjang umur tidak hanya bergantung pada asupan serat saja, tetapi juga pada keseluruhan pola makan dan gaya hidup sehat, termasuk aktivitas fisik, tidak merokok, dan manajemen stres.

Mengintegrasikan serat dalam diet harian melalui konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan adalah langkah penting menuju gaya hidup sehat yang dapat berkontribusi pada umur panjang dan kualitas hidup yang lebih baik.


Sumber:

https://acl.gov/sites/default/files/nutrition/Nutrition-Needs_Fiber_FINAL-2.19-FINAL_508.pdf

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10220584/

https://www.webmd.com/healthy-aging/increased-fiber-important-older-adults

https://bmcgeriatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12877-023-04352-9

https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/fibre-in-food



Friday, 28 June 2024

Reminiscence di Usia Senja: Manfaat Emosional dan Tantangan Psikologis

        Reminiscence adalah ingatan aktif atau pasif dari masa lalu. Hal ini telah diteliti dan dibahas sejak pertengahan tahun 1900-an dan digambarkan sebagai proses perkembangan alami. Efek menguntungkan dari penggunaan reminiscence sebagai pengobatan terapeutik mendukung pentingnya hal ini bagi kesejahteraan di akhir kehidupan. 

Meskipun ini merupakan proses alami dan dapat digunakan dalam pengobatan dan perbaikan tekanan pada orang lanjut usia, tidaklah bijaksana untuk berasumsi bahwa mengenang adalah proses sederhana atau perilaku yang sangat sehat. Bentuk kenangan yang disfungsional dapat berkontribusi pada pengalaman suasana hati yang tertekan di usia lanjut. Misalnya, kecenderungan untuk merenung adalah salah satu mekanisme yang dapat mengganggu proses ingatan alami ini dan menyebabkan hasil yang maladaptif. 

Reminiscence adalah  menjaga identitas dan harga diri lansia.
(Sumber: foto LPC-Lansia)
Reminiscence atau nostalgia pada lansia merujuk pada proses mengingat kembali pengalaman dan kenangan masa lalu. Ini adalah aktivitas mental di mana individu menghidupkan kembali peristiwa, situasi, dan emosi yang pernah dialami. 

Reminiscence pada lansia memiliki beberapa tujuan dan manfaat, antara lain:

Menjaga Identitas dan  Harga Diri: Mengingat kembali masa lalu membantu lansia mempertahankan  harga diri dan identitas mereka. Hal ini penting dalam menjaga integritas psikologis dan perasaan kontinuitas diri.

Kesejahteraan Emosional: Aktivitas ini dapat meningkatkan kesejahteraan emosional dengan menghadirkan kembali kenangan yang menyenangkan, mengurangi perasaan kesepian, dan memberikan rasa pencapaian dan makna hidup.

Stimulasi Kognitif: Reminiscence dapat merangsang fungsi kognitif seperti memori, perhatian, dan kemampuan verbal, yang dapat membantu memperlambat penurunan kognitif terkait usia.

Penyelesaian Konflik Internal: Proses ini memungkinkan lansia untuk mengatasi dan menyelesaikan konflik atau perasaan yang belum terselesaikan dari masa lalu, yang dapat mengurangi stres dan kecemasan.

Interaksi Sosial: Berbagi cerita dan kenangan dengan orang lain, baik dengan keluarga, teman, atau kelompok pendukung, dapat memperkuat ikatan sosial dan meningkatkan rasa keterhubungan.

       Dalam praktik terapeutik, reminiscence sering digunakan sebagai bagian dari terapi reminiscence, di mana terapis mendorong klien lansia untuk menceritakan dan mengeksplorasi pengalaman masa lalu mereka. Terapi ini dapat dilakukan secara individual maupun dalam kelompok, dan sering kali melibatkan penggunaan foto, musik, atau objek lain yang memicu kenangan tertentu.

Secara keseluruhan, reminiscence pada lansia bukan hanya sekadar mengingat masa lalu, tetapi juga merupakan alat yang berharga untuk meningkatkan kesejahteraan mental, emosional, dan sosial mereka.

       Meskipun reminiscence atau nostalgia pada lansia memiliki banyak manfaat, ada beberapa efek negatif yang mungkin timbul. Efek negatif ini biasanya terkait dengan bagaimana individu memproses dan menginterpretasikan kenangan mereka. 

Beberapa efek negatif yang mungkin terjadi antara lain:

Menghidupkan Kenangan Buruk: Bagi beberapa lansia, mengingat kembali masa lalu bisa memicu kenangan yang traumatis atau menyedihkan. Ini dapat menyebabkan stres emosional, kecemasan, dan depresi.

Rasa Penyesalan dan Kesedihan: Mengingat kesempatan yang terlewatkan, keputusan yang salah, atau kegagalan masa lalu dapat menimbulkan perasaan penyesalan dan kesedihan yang mendalam. Hal ini dapat mengganggu kesejahteraan emosional dan psikologis.

Mengurangi Kepuasan Hidup Saat Ini: Terlalu banyak fokus pada masa lalu bisa membuat lansia kurang menghargai dan menikmati kehidupan mereka saat ini. Mereka mungkin merasa bahwa masa lalu lebih baik dibandingkan dengan keadaan mereka sekarang, yang bisa mengurangi kepuasan hidup.

Perasaan Kehilangan dan Nostalgia yang Berlebihan: Reminiscence dapat memperkuat perasaan kehilangan, terutama jika lansia mengingat orang-orang tercinta yang telah meninggal atau masa-masa yang tidak dapat diulang. Perasaan nostalgia yang berlebihan bisa menyebabkan melankolia dan perasaan keterasingan dari masa kini.

Keterasingan Sosial: Jika lansia terlalu terfokus pada kenangan masa lalu dan tidak terlibat dalam aktivitas sosial saat ini, mereka mungkin menjadi terisolasi secara sosial. Keterasingan sosial dapat memperburuk masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.

Distorsi Memori: Ada kemungkinan bahwa kenangan yang diingat tidak sepenuhnya akurat dan mungkin terdistorsi oleh persepsi dan interpretasi saat ini. Hal ini dapat menyebabkan pandangan yang tidak realistis atau idealisasi masa lalu, yang bisa mengganggu penyesuaian diri dengan kenyataan saat ini.

Untuk mengurangi efek negatif ini, penting bagi individu dan penyedia layanan kesehatan untuk mengelola proses reminiscence dengan hati-hati. Pendekatan yang seimbang, yang menggabungkan kenangan positif dan strategi untuk mengatasi kenangan negatif, dapat membantu lansia mendapatkan manfaat maksimal dari aktivitas ini tanpa mengalami efek samping yang merugikan.

Reminiscence pada lansia dapat berakibat baik atau buruk.
(Sumber: foto LPC-lansia)

       Untuk memanfaatkan reminiscence agar memberikan dampak positif bagi lansia, penting untuk menggunakan pendekatan yang terstruktur dan terarah. 

Beberapa strategi yang dapat diterapkan:

1. Terapi Reminiscence Terstruktur
  • Kelompok Terapi: Membentuk kelompok kecil lansia yang dapat berbagi cerita dan pengalaman mereka di bawah bimbingan seorang fasilitator. Ini menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung untuk berbagi kenangan.
  • Individual Therapy: Terapi reminiscence satu-satu dengan seorang terapis, memungkinkan pendekatan yang lebih personal dan fokus pada kebutuhan individu.
2. Menggunakan Stimuli yang Memicu Kenangan Positif
  • Foto dan Album Keluarga: Melihat foto-foto lama dapat membantu memicu kenangan positif dan cerita menarik dari masa lalu.
  • Musik: Musik dari era tertentu sering kali membawa kembali kenangan yang kuat dan bisa digunakan sebagai alat untuk memicu reminiscence.
  • Objek-Objek Nostalgia: Barang-barang lama seperti pakaian, buku, atau mainan bisa memicu kenangan masa kecil dan memberikan rasa nyaman.
3. Fokus pada Kenangan Positif dan Pencapaian
  • Cerita Sukses: Mengajak lansia untuk menceritakan kisah sukses dan pencapaian mereka. Hal ini dapat meningkatkan rasa harga diri dan kepuasan hidup.
  • Kenangan Bahagia: Memfokuskan pada kenangan yang menyenangkan seperti liburan, perayaan, dan momen spesial dalam hidup mereka.
4. Membuat Buku Kenangan atau Memoar
  • Penulisan Memoar: Mendorong lansia untuk menulis kenangan mereka dalam bentuk buku atau memoar. Ini tidak hanya membantu mereka mengingat masa lalu tetapi juga memberikan sesuatu yang bisa diwariskan kepada generasi berikutnya.
  • Album Kenangan: Membuat album atau scrapbook yang berisi foto dan cerita dari berbagai tahap kehidupan mereka.
5. Melibatkan Keluarga dan Teman
  • Sesi Reminiscence Keluarga: Mengadakan sesi berbagi kenangan bersama keluarga. Ini tidak hanya memperkuat hubungan keluarga tetapi juga memberikan dukungan emosional.
  • Kunjungan dan Percakapan: Mendorong keluarga dan teman untuk sering mengunjungi dan berbicara tentang masa lalu bersama lansia.
6. Integrasi dalam Kegiatan Sehari-Hari
  • Aktivitas Harian: Mengintegrasikan reminiscence dalam aktivitas sehari-hari, seperti memasak makanan favorit dari masa lalu atau menonton film klasik.
  • Program di Pusat Lansia: Mengadakan program reminiscence di pusat kegiatan lansia atau panti jompo sebagai bagian dari rutinitas mereka.
7. Pendekatan yang Sensitif dan Empatik
  • Pendekatan Empatik: Menggunakan pendekatan yang penuh empati dan mendengarkan dengan seksama ketika lansia berbagi kenangan mereka.
  • Menghindari Kenangan Traumatis: Dengan hati-hati menghindari topik yang mungkin memicu kenangan traumatis atau menyedihkan. Fokuskan pada kenangan positif dan memberikan dukungan emosional bila diperlukan.
Dengan pendekatan yang terstruktur dan sensitif, reminiscence dapat menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan kesejahteraan emosional, sosial, dan kognitif lansia, serta membantu mereka merasa lebih terhubung dengan masa lalu mereka dan orang-orang di sekitar mereka.

        Reminiscence, atau terapi reminiscence, tidak selalu menyembuhkan penyakit mental secara langsung, tetapi bisa menjadi alat yang efektif dalam manajemen dan perawatan berbagai kondisi kesehatan mental, terutama pada lansia. 

Beberapa kondisi mental di mana terapi reminiscence dapat memberikan manfaat yang signifikan:

1. Depresi
  • Mengurangi Gejala Depresi: Mengingat kembali kenangan positif dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi gejala depresi pada lansia. Berbagi cerita masa lalu yang menyenangkan dapat memberikan perasaan pencapaian dan kebahagiaan.
  • Meningkatkan Harga Diri: Mengingat pencapaian dan pengalaman positif dapat meningkatkan rasa harga diri dan nilai diri.
2. Kecemasan
  • Mengurangi Kecemasan: Berbicara tentang masa lalu dalam lingkungan yang aman dapat membantu mengurangi kecemasan dengan memberikan rasa kenyamanan dan stabilitas.
  • Teknik Relaksasi: Reminiscence dapat berfungsi sebagai teknik relaksasi, membantu individu merasa lebih tenang dan terpusat.
3. Demensia dan Alzheimer
  • Meningkatkan Fungsi Kognitif: Terapi reminiscence dapat membantu merangsang ingatan dan memperlambat penurunan kognitif pada penderita demensia dan Alzheimer. Aktivitas ini membantu menjaga kemampuan verbal dan memori jangka panjang.
  • Mengurangi Agitasi dan Perilaku Bermasalah: Berfokus pada kenangan positif dapat mengurangi perilaku agresif atau agitasi yang sering terjadi pada pasien demensia.
4. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
  • Proses Terapi yang Aman: Dalam beberapa kasus, reminiscence dapat digunakan sebagai bagian dari terapi untuk PTSD, membantu individu mengingat kembali peristiwa masa lalu dalam lingkungan yang terkontrol dan mendukung. Namun, ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari pemicu trauma.
  • Menciptakan Narasi yang Positif: Membantu individu menciptakan narasi yang lebih positif dan koheren tentang masa lalu mereka, yang dapat mengurangi dampak trauma.
5. Kesepian dan Isolasi Sosial
  • Meningkatkan Interaksi Sosial: Berbagi kenangan dengan orang lain dapat mengurangi perasaan kesepian dan isolasi sosial. Ini juga memperkuat ikatan dengan keluarga, teman, dan kelompok sebaya.
  • Memperkuat Hubungan: Menghidupkan kembali kenangan bersama orang lain dapat memperkuat hubungan sosial dan memberikan rasa keterhubungan.
6. Gangguan Stres dan Trauma
  • Mengatasi Perasaan Tertekan: Mengingat dan membicarakan peristiwa masa lalu dalam setting terapeutik dapat membantu mengurangi perasaan tertekan dan memperbaiki kesejahteraan emosional.
  • Penyelesaian Konflik Emosional: Membantu individu menyelesaikan konflik emosional yang belum terselesaikan dari masa lalu mereka.
Pendekatan Terapeutik
Untuk memaksimalkan manfaat reminiscence dalam pengobatan berbagai kondisi mental, penting untuk dilakukan dengan pendekatan yang tepat:
  • Pendampingan Profesional: Terapis atau profesional kesehatan mental dapat memandu proses ini untuk memastikan bahwa reminiscence dilakukan dengan cara yang aman dan mendukung.
  • Lingkungan yang Aman dan Mendukung: Melakukan reminiscence dalam lingkungan yang mendukung dan empatik untuk mendorong berbagi yang jujur dan terbuka.
  • Fokus pada Kenangan Positif: Meskipun penting untuk mengakui seluruh spektrum pengalaman hidup, fokus utama harus pada kenangan positif untuk meningkatkan kesejahteraan emosional.
Secara keseluruhan, meskipun terapi reminiscence mungkin tidak menyembuhkan penyakit mental, namun dapat menjadi bagian penting dari pendekatan holistik untuk meningkatkan kesejahteraan emosional, kognitif, dan sosial pada lansia.





Sumber:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5549128/

https://bethesdahealth.org/blog/2021/10/20/benefits-of-nostalgia-and-reminiscing-for-seniors 

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4359728/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10332080/

https://bmcgeriatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12877-023-03967-2