Tuesday, 9 July 2024

Ketakutan Terbesar Lansia: Bukan Kematian, Tapi Kesehatan yang Memburuk.

         Dalam sejarah manusia, kita telah memasuki era di mana mencapai usia tua dianggap sebagai hal yang biasa. Tidak seperti di masa lalu, ketika hidup sampai usia tua merupakan kemewahan yang hanya diberikan kepada orang-orang kaya, secara global sekitar 79% wanita dan 70% pria dapat mencapai usia 65 tahun dan seterusnya.

Beberapa orang begitu takutnya terhadap penuaan sehingga hal itu menjadi kondisi patologis yang disebut gerascophobia , yang mengarah kepada pikiran dan perilaku yang tidak rasional, misalnya, terpaku pada kesehatan, penyakit, dan kematian serta asyik menyembunyikan tanda-tanda penuaan.

Lansia ternyata takut dengan kesehatan yang memburuk.
(Sumber: foto Dwi Pa Tri Club)
Ketakutan pada lansia mengacu pada berbagai kekhawatiran, kecemasan, dan rasa takut yang dialami oleh individu yang berusia lanjut. Ketakutan ini dapat berasal dari berbagai faktor, termasuk perubahan fisik, mental, sosial, dan lingkungan yang sering kali terjadi seiring bertambahnya usia. 

Berdasarkan survei dan penelitian di seluruh dunia, beberapa hal yang paling ditakuti oleh lansia meliputi: 

Kesehatan yang Memburuk: Ketakutan terhadap penyakit kronis, penurunan fungsi fisik, dan penurunan kemampuan kognitif adalah kekhawatiran utama. Penyakit seperti Alzheimer, kanker, dan penyakit jantung sering menjadi sumber ketakutan.

Kehilangan Kemandirian: Banyak lansia khawatir kehilangan kemampuan untuk hidup mandiri dan harus bergantung pada orang lain untuk perawatan dan bantuan sehari-hari.

Kesepian dan Isolasi Sosial: Kehilangan pasangan hidup, teman, dan anggota keluarga sering kali menyebabkan perasaan kesepian dan isolasi sosial yang mendalam.

Masalah Keuangan: Kekhawatiran tentang kehabisan uang selama masa pensiun dan tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup adalah ketakutan yang umum. Ini termasuk kekhawatiran tentang biaya perawatan kesehatan yang tinggi.

Kehilangan Identitas dan Tujuan: Setelah pensiun, beberapa lansia merasa kehilangan identitas dan tujuan hidup. Mereka mungkin merasa tidak lagi memiliki peran yang berarti dalam masyarakat.

Ketergantungan pada Teknologi: Banyak lansia merasa kesulitan mengikuti perkembangan teknologi, yang dapat membuat mereka merasa tertinggal dan terisolasi.

Kehilangan Kendali atas Hidup: Ketakutan akan kehilangan kendali atas keputusan pribadi dan kehidupan sehari-hari, terutama jika harus masuk ke panti jompo atau fasilitas perawatan lainnya.

Ketakutan akan Kematian: Meskipun tidak selalu diungkapkan, ketakutan akan kematian dan proses kematian adalah sesuatu yang banyak dirasakan oleh lansia.

Ketakutan-ketakutan ini bisa bervariasi tergantung pada budaya, kondisi ekonomi, dan dukungan sosial yang tersedia di masing-masing negara.

       Kematian sering berada dalam urutan lebih rendah dalam daftar ketakutan lansia karena beberapa alasan:

Penerimaan Alamiah: Seiring bertambahnya usia, banyak lansia yang mulai menerima kematian sebagai bagian alami dari kehidupan. Pengalaman hidup dan refleksi sering kali membuat mereka lebih damai dengan kenyataan ini.

Pengalaman Hidup: Lansia telah menyaksikan dan mengalami banyak hal selama hidup mereka, termasuk kematian orang-orang yang mereka kenal dan cintai. Pengalaman ini dapat mengurangi ketakutan mereka terhadap kematian sendiri.

Persiapan Mental dan Spiritual: Banyak lansia yang mempersiapkan diri secara mental dan spiritual untuk kematian. Ini termasuk melalui praktik keagamaan, meditasi, atau diskusi terbuka tentang akhir hayat.

Prioritas Lain: Ketakutan terhadap masalah kesehatan, kehilangan kemandirian, kesepian, dan masalah keuangan sering kali lebih mendesak dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka secara langsung. Oleh karena itu, ketakutan-ketakutan ini lebih menonjol.

Dukungan Sosial: Dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas dapat membantu lansia merasa lebih aman dan diterima, mengurangi ketakutan terhadap kematian.

Penurunan Rasa Takut: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rasa takut terhadap kematian cenderung menurun seiring bertambahnya usia, mungkin karena penurunan sensitivitas emosional atau peningkatan kebijaksanaan dan perspektif hidup.

Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa ketakutan terhadap kematian masih ada dan signifikan bagi banyak lansia, meskipun mungkin tidak selalu menjadi ketakutan utama yang mereka rasakan.

Ketakutan terhadap kematian masih ada dan signifikan.
(Sumber: foto LPC-Lansia)
       Ketakutan dapat mempengaruhi kesehatan lansia secara signifikan. Ketakutan dan kecemasan yang terus-menerus dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka. 

Beberapa cara bagaimana ketakutan dapat mempengaruhi kesehatan lansia:

Stres Kronis: Ketakutan yang berkelanjutan dapat menyebabkan stres kronis, yang dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan hipertensi.

Kesehatan Mental: Ketakutan dan kecemasan yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti depresi dan gangguan kecemasan. Ini dapat mengurangi kualitas hidup dan menyebabkan isolasi sosial.

Masalah Tidur: Ketakutan dan kecemasan dapat mengganggu pola tidur, menyebabkan insomnia atau gangguan tidur lainnya. Kurang tidur dapat memperburuk masalah kesehatan fisik dan mental.

Perilaku Kesehatan Negatif: Ketakutan dapat menyebabkan perilaku kesehatan negatif seperti kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang buruk, dan ketidakpatuhan terhadap pengobatan atau rencana perawatan.

Fungsi Kognitif: Stres dan kecemasan kronis dapat mempengaruhi fungsi kognitif, mempercepat penurunan kognitif, dan meningkatkan risiko gangguan seperti demensia.

Isolasi Sosial: Ketakutan akan kesepian atau kehilangan kemandirian dapat menyebabkan isolasi sosial, yang dapat memperburuk masalah kesehatan fisik dan mental.

Gangguan Sistem Kekebalan: Stres dan kecemasan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat lansia lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.

Untuk mengatasi dampak negatif ketakutan pada kesehatan lansia, penting untuk menyediakan dukungan sosial, akses ke perawatan kesehatan mental, dan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung. Terapi, konseling, aktivitas fisik, dan keterlibatan sosial dapat membantu mengurangi ketakutan dan meningkatkan kualitas hidup lansia.

       Lansia dapat mengambil berbagai langkah untuk mengatasi ketakutan dan meningkatkan kualitas hidup mereka. 

Beberapa upaya yang dapat dilakukan:

Mencari Dukungan Sosial:
  • Keluarga dan Teman: Menghabiskan waktu dengan keluarga dan teman dapat mengurangi rasa kesepian dan isolasi.
  • Komunitas dan Kelompok Dukungan: Bergabung dengan kelompok dukungan atau komunitas lansia dapat memberikan rasa memiliki dan dukungan emosional.
Aktivitas Fisik:
  • Olahraga Teratur: Aktivitas fisik seperti berjalan, berenang, atau yoga dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental.
  • Kelas Kebugaran untuk Lansia: Bergabung dalam kelas kebugaran yang dirancang khusus untuk lansia dapat membantu menjaga kebugaran dan memberikan kesempatan untuk bersosialisasi.
Mengelola Stres dan Kecemasan:
  • Meditasi dan Relaksasi: Teknik meditasi, pernapasan dalam, dan relaksasi dapat membantu mengurangi stres.
  • Terapi: Terapi kognitif-behavioral atau konseling dapat membantu lansia mengatasi kecemasan dan depresi.
Kesehatan Mental:
  • Terapi dan Konseling: Mencari bantuan profesional melalui terapi atau konseling dapat membantu mengatasi ketakutan dan kecemasan.
  • Kegiatan Kreatif: Terlibat dalam kegiatan seperti melukis, menulis, atau berkebun dapat memberikan outlet emosional dan mengurangi stres.
Pendidikan dan Informasi:
  • Mendapatkan Informasi yang Akurat: Mengetahui lebih banyak tentang kesehatan, pengelolaan penyakit, dan perawatan dapat mengurangi ketakutan yang berasal dari ketidaktahuan.
  • Pelatihan Teknologi: Mengikuti pelatihan teknologi untuk tetap terhubung dengan dunia digital dan mengurangi ketakutan akan teknologi.
Menjaga Kesehatan Fisik:
  • Pemeriksaan Kesehatan Rutin: Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur dapat membantu mendeteksi dan mengelola masalah kesehatan sejak dini.
  • Gizi yang Baik: Mengonsumsi makanan yang seimbang dan bergizi dapat mendukung kesehatan fisik dan mental.
Perencanaan Masa Depan:
  • Perencanaan Keuangan: Mengatur keuangan dengan baik dan merencanakan masa pensiun dapat mengurangi ketakutan akan masalah keuangan.
  • Perencanaan Perawatan: Merencanakan perawatan jangka panjang dan membuat keputusan perawatan kesehatan dapat memberikan rasa kontrol dan mengurangi ketakutan akan kehilangan kemandirian.
Keterlibatan dalam Komunitas:
  • Sukarelawan: Menjadi sukarelawan di komunitas dapat memberikan tujuan dan kepuasan, serta membantu mengurangi perasaan kesepian.
  • Kegiatan Sosial: Menghadiri acara sosial, bergabung dengan klub atau organisasi, dan berpartisipasi dalam kegiatan komunitas dapat meningkatkan keterlibatan sosial.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, lansia dapat mengurangi ketakutan mereka, meningkatkan kesejahteraan mereka, dan menikmati kualitas hidup yang lebih baik.





Sumber:

https://www.seniorliving.org/finance/senior-fears-study/

https://theconversation.com/fear-of-ageing-is-really-a-fear-of-the-unknown-and-modern-society-is-making-things-worse-220925

https://www.forbes.com/health/medicare/fear-of-aging-survey/

https://en.wikipedia.org/wiki/Gerontophobia

https://en.wikipedia.org/wiki/Gerascophobia


       







Monday, 8 July 2024

Titik Rawan: Diet dan Kesehatan Lansia

        Berkat penelitian berkelanjutan di bidang nutrisi dan gerontologi. Apa yang kita konsumsi tidak hanya memberi  energi bagi tubuh kita, tetapi juga memengaruhi umur panjang dan kualitas tahun terakhir hidup kita.

Dalam konteks medis, istilah "diet" sering kali digunakan untuk merujuk pada pola makan yang terencana dan dikontrol untuk tujuan kesehatan tertentu. Diet adalah pola makan yang melibatkan pemilihan dan konsumsi makanan dan minuman yang dilakukan oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu. 

Diet dapat dipengaruhi oleh budaya dan keyakinan etis.
(Sumber: foto LPC-Lansia)
Diet dapat ditentukan berdasarkan berbagai faktor seperti tujuan kesehatan, budaya, preferensi pribadi, kondisi medis, atau kebutuhan nutrisi tertentu. 

Beberapa pengertian dan aspek terkait diet:

Definisi Umum:

Diet merujuk pada jenis dan jumlah makanan serta minuman yang dikonsumsi oleh seseorang secara rutin.

Tujuan Diet:
  • Penurunan Berat Badan: Diet yang dirancang untuk membantu menurunkan berat badan dengan mengurangi kalori atau memilih makanan yang rendah kalori.
  • Peningkatan Berat Badan: Diet yang bertujuan menambah berat badan dengan meningkatkan asupan kalori dan nutrisi.
  • Kesehatan dan Kesejahteraan Umum: Diet yang bertujuan untuk menjaga atau meningkatkan kesehatan umum, mengelola kondisi medis, atau meningkatkan energi dan kebugaran.
  • Kebutuhan Medis Khusus: Diet yang disesuaikan untuk kondisi medis tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, intoleransi laktosa, atau penyakit celiac.
Jenis-jenis Diet:
  • Diet Seimbang: Mengonsumsi berbagai jenis makanan dalam proporsi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian.
  • Diet Rendah Karbohidrat: Mengurangi asupan karbohidrat dan meningkatkan asupan protein dan lemak.
  • Diet Vegetarian/Vegan: Menghindari konsumsi daging (vegetarian) atau semua produk hewani (vegan).
  • Diet Mediterania: Menekankan konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan, dan lemak sehat seperti minyak zaitun.
  • Diet Paleo: Berdasarkan pola makan nenek moyang manusia dengan fokus pada daging, ikan, buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan, sambil menghindari makanan olahan.
  • Diet Ketogenik: Diet tinggi lemak dan sangat rendah karbohidrat yang memaksa tubuh dalam kondisi ketosis, di mana lemak digunakan sebagai sumber energi utama.
Komponen Diet:
  • Makronutrien: Karbohidrat, protein, dan lemak yang dibutuhkan dalam jumlah besar.
  • Mikronutrien: Vitamin dan mineral yang dibutuhkan dalam jumlah kecil tetapi penting untuk fungsi tubuh.
  • Serat: Komponen penting dalam diet yang mendukung kesehatan pencernaan.
  • Air: Komponen vital dalam diet untuk hidrasi dan fungsi tubuh.
Pengaruh Budaya dan Etika:
  • Diet sering dipengaruhi oleh budaya, agama, tradisi, dan keyakinan etis. Misalnya, beberapa agama memiliki aturan makanan tertentu, dan beberapa orang memilih diet berdasarkan alasan etis seperti kesejahteraan hewan.
       
Lansia memilih diet seimbang agar tetap sehat.
(Sumber: foto LPC-Lansia)
       Diet yang sesuai untuk lansia perlu mempertimbangkan kebutuhan gizi khusus yang berubah seiring bertambahnya usia. 

Beberapa panduan diet yang dapat membantu lansia untuk menjaga kesehatan dan vitalitas:

1. Konsumsi Nutrisi Seimbang
  • Protein: Penting untuk menjaga massa otot. Sumber protein yang baik meliputi ikan, ayam, kacang-kacangan, telur, dan produk susu rendah lemak.
  • Karbohidrat Kompleks: Pilih biji-bijian utuh seperti gandum, beras merah, dan oatmeal yang menyediakan serat dan energi.
  • Lemak Sehat: Fokus pada lemak tak jenuh seperti yang ditemukan dalam alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun. Hindari lemak trans dan lemak jenuh berlebihan.
2. Asupan Serat yang Cukup
  • Serat membantu mencegah sembelit dan menjaga kesehatan pencernaan. Sumber serat yang baik termasuk buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan.
3. Hidrasi yang Adekuat
  • Lansia sering kali merasa kurang haus sehingga perlu memastikan asupan cairan yang cukup. Air putih, teh herbal, dan sup adalah pilihan yang baik.
4. Vitamin dan Mineral Penting
  • Kalsium dan Vitamin D: Penting untuk kesehatan tulang. Sumber kalsium termasuk susu, yoghurt, keju, dan sayuran berdaun hijau. Sumber vitamin D meliputi ikan berlemak dan sinar matahari.
  • Vitamin B12: Ditemukan dalam daging, ikan, unggas, dan produk susu. Lansia mungkin memerlukan suplemen karena penyerapan vitamin ini menurun seiring bertambahnya usia.
  • Vitamin C dan E: Penting untuk sistem kekebalan tubuh. Sumbernya termasuk buah jeruk, paprika, stroberi, dan kacang-kacangan.
5. Kontrol Asupan Garam dan Gula
  • Batasi asupan garam untuk menghindari tekanan darah tinggi. Kurangi konsumsi gula tambahan untuk mencegah diabetes dan menjaga berat badan sehat.
6. Porsi Makan yang Terkontrol
  • Bagi lansia yang mengalami penurunan nafsu makan, makan dalam porsi kecil tetapi sering bisa membantu menjaga asupan nutrisi yang cukup.
7. Makanan Berwarna-warni
  • Konsumsi berbagai macam sayuran dan buah-buahan berwarna-warni untuk memastikan asupan beragam antioksidan dan fitonutrien.
8. Pertimbangkan Kondisi Kesehatan Khusus
  • Jika ada kondisi medis seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung, sesuaikan diet sesuai rekomendasi dokter atau ahli gizi.
Dengan mengikuti panduan ini, lansia dapat memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang diperlukan untuk mendukung kesehatan mereka sepanjang hari. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk menyesuaikan diet dengan kebutuhan individu.



Sumber:

https://chefsforseniors.com/blog/diet-and-aging/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8838212/

https://medlineplus.gov/nutritionforolderadults.html

https://health.gov/news/202107/nutrition-we-age-healthy-eating-dietary-guidelines

https://health.clevelandclinic.org/how-to-age-better-by-eating-more-healthfully


 


Thursday, 4 July 2024

Ancaman Tak Terlihat: Bahaya Camilan bagi Lansia

         Camilan adalah makanan atau kudapan ringan yang biasanya dikonsumsi di antara waktu makan utama, seperti sarapan, makan siang, dan makan malam. Camilan sering kali dimakan untuk menghilangkan rasa lapar sementara, menambah energi, atau sebagai bagian dari kebiasaan atau kegiatan sosial. Camilan bisa berupa makanan manis atau gurih, sehat atau kurang sehat, tergantung pada pilihan dan kebiasaan individu.

Lansia harus mampu memilih camilan yang sehat.
(Sumber: foto Dwi Patri Club 2023)
Contoh camilan meliputi buah-buahan, kacang-kacangan, biskuit, keripik, kue, yogurt, dan berbagai jenis makanan ringan lainnya. Pilihan camilan yang sehat biasanya mengandung nutrisi yang bermanfaat, seperti serat, protein, vitamin, dan mineral, sementara camilan yang kurang sehat cenderung tinggi gula, garam, atau lemak jenuh.

       Lansia perlu makan camilan, namun penting untuk memilih camilan yang sehat. Camilan dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian, memberikan energi, dan menjaga kadar gula darah tetap stabil. 

Beberapa camilan sehat untuk lansia meliputi:
  • Buah-buahan segar: Seperti apel, pisang, dan buah beri.
  • Kacang-kacangan: Seperti almond, kenari, dan kacang mete.
  • Yogurt rendah lemak: Yogurt mengandung kalsium yang baik untuk kesehatan tulang.
  • Sayuran: Wortel, seledri, dan tomat ceri bisa menjadi pilihan camilan yang baik.
  • Keripik gandum utuh atau roti gandum: Bisa disajikan dengan hummus atau selai kacang.
Pastikan camilan yang dikonsumsi tidak mengandung terlalu banyak gula, garam, atau lemak jenuh. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan individu.

       Istilah umum yang digunakan dalam konteks makanan dan nutrisi yang dapat diterapkan pada camilan sehat untuk lansia. 

Beberapa istilah tersebut, antara lain:

Makanan Tambahan (Supplemental Nutrition):
  • Contoh: Minuman pengganti makanan seperti Ensure atau Boost, yang mengandung protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan.
Makanan Energi Tinggi (High-Energy Foods):
  • Contoh: Kacang-kacangan, biji-bijian, atau bar energi yang diperkaya dengan nutrisi penting.
Makanan Tinggi Protein (High-Protein Snacks):
  • Contoh: Yogurt Yunani, telur rebus, atau keju rendah lemak.
Makanan Tinggi Serat (High-Fiber Foods):
  • Contoh: Buah-buahan segar seperti apel atau pir, sayuran mentah seperti wortel atau seledri, dan kacang-kacangan.
Makanan Kaya Kalsium (Calcium-Rich Foods):
  • Contoh: Yogurt, keju, atau almond yang diperkaya dengan kalsium untuk mendukung kesehatan tulang.
Makanan Fungsional (Functional Foods):
  • Contoh: Produk probiotik seperti yogurt atau kefir yang baik untuk pencernaan, dan makanan yang diperkaya dengan omega-3 seperti biji chia atau flaxseed.
Istilah ini mencerminkan jenis camilan yang tidak hanya memuaskan rasa lapar tetapi juga memberikan manfaat kesehatan yang penting bagi lansia, mendukung kebutuhan nutrisi mereka secara keseluruhan.

Beberapa manfaat bagi lansia makan camilan yang sehat, termasuk:

Menjaga Energi: Camilan yang sehat dapat memberikan tambahan energi sepanjang hari, membantu lansia tetap aktif dan bersemangat.

Menjaga Kadar Gula Darah: Camilan sehat dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, yang penting untuk menghindari lonjakan atau penurunan gula darah yang drastis.

Meningkatkan Asupan Nutrisi: Camilan dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian, terutama jika camilan tersebut kaya akan vitamin, mineral, serat, dan protein.

Meningkatkan Kesehatan Pencernaan: Camilan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah sembelit.

Mencegah Kehilangan Berat Badan Berlebihan: Beberapa lansia mungkin mengalami penurunan nafsu makan atau masalah penyerapan nutrisi. Camilan sehat dapat membantu mencegah penurunan berat badan yang tidak diinginkan.

Mendukung Kesehatan Tulang: Camilan yang kaya kalsium dan vitamin D, seperti yogurt atau almond, dapat membantu menjaga kepadatan tulang dan mencegah osteoporosis.

Meningkatkan Fungsi Kognitif: Camilan yang mengandung omega-3, seperti kacang-kacangan dan biji-bijian, dapat membantu menjaga kesehatan otak dan meningkatkan fungsi kognitif.

Menjaga Kesehatan Jantung: Camilan yang kaya akan lemak sehat, seperti alpukat atau kacang-kacangan, dapat membantu menjaga kesehatan jantung dengan mengurangi kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL).

Mengurangi Rasa Lapar Berlebihan: Makan camilan sehat di antara waktu makan utama dapat membantu mengurangi rasa lapar berlebihan, sehingga lansia tidak makan berlebihan saat waktu makan tiba.

Memenuhi Kebutuhan Cairan: Camilan seperti buah-buahan segar dapat membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh, mencegah dehidrasi yang sering dialami oleh lansia.

Camilan dapat menjadi ancaman tak terlihat.
(Sumber: foto Dwi Patri Club 2023)
Beberapa jenis camilan yang sebaiknya dihindari atau dikonsumsi dengan sangat hati-hati oleh lansia :

Makanan Tinggi Gula:
  • Contoh: Permen, kue manis, soda, dan minuman berenergi. Konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes, obesitas, dan masalah gigi.
Makanan Tinggi Garam:
  • Contoh: Keripik, makanan olahan, dan makanan ringan asin lainnya. Garam berlebih dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Makanan Tinggi Lemak Jenuh dan Trans:
  • Contoh: Makanan cepat saji, makanan yang digoreng, dan makanan olahan. Lemak jenuh dan trans dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan kolesterol tinggi.
Makanan Rendah Nutrisi (Kalori Kosong):
  • Contoh: Makanan ringan yang tinggi kalori tetapi rendah nutrisi, seperti keripik kentang, popcorn bermentega, dan kue-kue manis. Makanan ini tidak memberikan nutrisi yang dibutuhkan dan hanya menambah kalori kosong.
Makanan yang Sulit Dicerna:
  • Contoh: Makanan berserat sangat tinggi yang sulit dicerna dalam jumlah besar, seperti popcorn atau kacang yang keras. Ini dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung atau sembelit.
Makanan dengan Risiko Tersedak:
  • Contoh: Kacang utuh, permen keras, dan potongan besar buah atau sayuran mentah. Makanan ini dapat menjadi bahaya tersedak, terutama bagi lansia dengan masalah menelan.
Makanan dengan Bahan Pengawet dan Aditif:
  • Contoh: Makanan olahan yang mengandung banyak pengawet, pewarna buatan, dan aditif lainnya. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan reaksi alergi atau masalah kesehatan jangka panjang.
Makanan yang Mengandung Alkohol:
  • Contoh: Camilan yang mengandung alkohol atau disertai minuman beralkohol. Alkohol dapat berinteraksi dengan obat-obatan dan kondisi kesehatan tertentu, serta menyebabkan dehidrasi.
Memilih camilan yang sehat dan bergizi sangat penting bagi lansia untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan mereka. Konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter untuk mendapatkan saran yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan individu.



  
 

Sumber:

https://www.linkedin.com/pulse/benefits-healthy-snacking-older-adults-steve-toll 

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9692411/

https://www.hse.ie/eng/about/who/healthwellbeing/our-priority-programmes/heal/food-pyramid-images/healthy-eating-for-older-adults-booklet.pdf