Monday 8 April 2024

Jangan Sembunyi pada Kata Maaf, Tidak Semua Orang dapat Memaafkan.

        

Saling memaafkan proses dua belah pihak saling memberikan pengampunan.
(Sumber: foto LPC-Lansia)

        Pertanyaan tentang apakah lansia seharusnya memaafkan pelanggaran lama yang tidak (begitu) pantas bagi mereka untuk memaafkannya pada waktu yang lebih awal dapat dianalisis dalam kerangka konsepsi naratif tentang kehidupan manusia, yang menitikberatkan pada perubahan dampak pelanggaran terhadap korban seiring dengan perjalanan hidup mereka.

Maaf adalah ekspresi dari pemaafan. Ini adalah kata kerja yang secara khusus merujuk pada tindakan memberikan pengampunan kepada seseorang yang telah melakukan kesalahan atau melukai Anda. Saat Anda memberikan maaf kepada seseorang, Anda secara simbolis mengakui bahwa Anda tidak lagi memegang dendam atau kebencian terhadap mereka atas tindakan mereka yang salah.

Saling memaafkan adalah proses di mana dua pihak atau lebih saling memberikan pengampunan satu sama lain atas kesalahan atau luka yang mereka alami. Ini menciptakan kesempatan untuk membuka kembali hubungan yang rusak atau terganggu, serta memulai kembali interaksi yang sehat dan berkelanjutan antara mereka.

Lansia membutuhkan saling memaafkan.
(Sumber: foto canva.com)

Pengampunan adalah tindakan atau proses menghentikan perasaan negatif terhadap seseorang yang telah melakukan kesalahan atau melukai Anda. Ini melibatkan kesediaan untuk melepaskan dendam, kebencian, atau keinginan untuk membalas dendam terhadap orang yang bersalah. Pengampunan sering kali melibatkan kesadaran yang mendalam dan keputusan aktif untuk membebaskan diri dari beban emosional yang terkait dengan kesalahan tersebut.

Jadi pengampunan adalah proses atau tindakan mental atau emosional yang melibatkan kesediaan untuk membebaskan diri dari perasaan negatif terhadap pelaku, sementara maaf adalah ekspresi konkret dari pengampunan yang ditunjukkan melalui kata-kata atau tindakan yang menunjukkan kesediaan untuk memaafkan orang tersebut.

Meskipun terdapat kekhawatiran mengenai alasan pengampunan atas pelanggaran yang sudah lama terjadi mengingat perubahan yang terjadi pada orang (baik korban maupun pelanggar) dari waktu ke waktu, ada pandangan bahwa pengampunan memiliki peran penting dalam memperbaiki moral yang hilang dan meresapi narasi kehidupan. 

Pengampunan dapat berfungsi sebagai sumber positif yang penting untuk membantu individu mengatasi peristiwa stres secara emosional, yang pada akhirnya mempengaruhi kesehatan. Pemeriksaan tentang bagaimana individu memaafkan dalam konteks hubungan dekat dapat memberikan informasi berguna tentang penuaan positif. 

Pengampunan bentuk positip individu mengatasi stres.
(Sumber: foto canva.com)

Pengampunan adalah bidang penelitian yang semakin berkembang dalam psikologi. Ada pemahaman umum tentang perbedaan antara :

Forgiving (Pemaafan):
Ini adalah tindakan atau proses menghentikan perasaan negatif terhadap seseorang yang telah melakukan kesalahan atau melukai Anda. Pemaafan melibatkan kesediaan untuk melepaskan dendam atau kebencian terhadap orang yang bersalah.

Forgetting (Melupakan):
Melupakan adalah tindakan atau proses kehilangan ingatan tentang sesuatu atau seseorang. Dalam konteks pemaafan, melupakan dapat berarti menghilangkan ingatan tentang kesalahan yang dilakukan oleh orang lain.

Reconciling (Berdamai):
Ini adalah tindakan atau proses memperbaiki hubungan yang rusak atau terganggu. Berdamai melibatkan upaya untuk memperbaiki ketidaksepakatan atau konflik antara pihak yang terlibat.

Berdamai proses memperbaiki hubungan.
(Sumber: foto canva.com)
Condoning (Membenarkan):
Membenarkan adalah tindakan atau proses menerima atau menyetujui sesuatu yang dianggap tidak pantas atau salah. Ini mungkin tidak melibatkan pengampunan atau perbaikan hubungan, tetapi lebih merupakan tindakan untuk tidak menghukum atau menyalahkan.

Excusing (Memaklumi):
Memaklumi adalah tindakan atau proses memberikan alasan atau pembenaran untuk tindakan yang dianggap salah atau tidak pantas. Ini seringkali dilakukan untuk mengurangi tanggung jawab atau konsekuensi dari tindakan tersebut.

Denying (Menyangkal):
Menyangkal adalah tindakan atau proses menolak atau tidak mengakui kebenaran dari sesuatu. Ini bisa merujuk pada penolakan untuk mengakui kesalahan atau penolakan untuk menerima tanggung jawab atas tindakan tertentu.

Meskipun ada beberapa persamaan dalam konsep-konsep ini, mereka memiliki nuansa yang berbeda dalam konteks pemaafan, hubungan antarpribadi, atau tanggapan terhadap tindakan yang salah.

Terdapat kurangnya konsensus mengenai definisi operasional dari pengampunan. Namun demikian, beberapa peneliti yang relevan menganggap pengampunan sebagai respons yang tidak terlalu negatif secara umum dan lebih positif terhadap pelaku.

Orang-orang menawarkan pandangan mereka tentang pengampunan mengingat sifatnya yang sepihak atau dinegosiasikan, beberapa pelanggaran tidak dapat dimaafkan dan tidak semua orang dapat memaafkan.

        Berbagai penelitian menunjukkan efek positif dari pengampunan secara fisik dan mental, meskipun perlu juga memperhitungkan pengecualian atau disebut “sisi gelap” dari pengampunan.

Meskipun pengampunan memiliki banyak manfaat yang positif, ada juga sisi gelap atau risiko yang terkait dengan proses tersebut. 

Beberapa sisi gelap dari pengampunan:

Penyalahgunaan atau Pembenaran Kelakuan Buruk: 
Dalam beberapa kasus, pengampunan dapat dianggap sebagai legitimasi terhadap perilaku yang tidak pantas atau bahkan merugikan. Misalnya, jika seseorang terus-menerus memaafkan pasangan yang berselingkuh tanpa memberikan konsekuensi yang sesuai, ini dapat memberikan sinyal bahwa perilaku tersebut dapat diterima atau diabaikan.

Menyembunyikan Masalah yang Tidak Terselesaikan: Seringkali, pengampunan dapat menyebabkan orang untuk menutup mata terhadap masalah yang belum terselesaikan dalam hubungan atau keadaan yang menyebabkan luka. Ini dapat mengakibatkan penumpukan emosi negatif yang tidak terungkap dan memperburuk hubungan dalam jangka panjang.

Seringkali pengampunan, digunakan untuk menutup mata kesalahan.
(Sumber: foto canva.com)
Mempertahankan Pola yang Tidak Sehat: 
Jika seseorang terlalu sering memaafkan tanpa adanya perubahan perilaku atau kesadaran dari pihak yang bersalah, ini dapat mempertahankan pola yang tidak sehat dalam hubungan, seperti penyalahgunaan atau ketidaksetiaan.

Mengabaikan Diri Sendiri: 
Terlalu fokus pada memberikan pengampunan kepada orang lain dapat menyebabkan seseorang mengabaikan kebutuhan dan perasaannya sendiri. Ini dapat mengakibatkan perasaan tidak dihargai atau tidak dihargai dalam hubungan.

Mengalami Pengulangan Kembali Kerusakan: 
Jika seseorang terlalu mudah memaafkan tanpa memperhatikan pola perilaku yang berulang-ulang, mereka mungkin menemukan diri mereka terjebak dalam siklus pengampunan yang berulang, di mana luka terjadi lagi dan lagi.

Oleh karena itu, sementara pengampunan memiliki nilai dan manfaat yang signifikan, penting juga untuk melihat sisi gelapnya dan melakukannya dengan bijaksana dan selektif, terutama ketika ada pola perilaku yang merugikan atau ketidaksetiaan yang berulang.

       Pengampunan memiliki manfaat yang signifikan bagi lansia, terutama karena mereka sering menghadapi berbagai tantangan emosional dan psikologis seiring dengan bertambahnya usia. 

Beberapa manfaat pengampunan bagi lansia:

Kesejahteraan Emosional: 
Memaafkan dapat membantu mengurangi tingkat stres, kecemasan, dan depresi pada lansia. Dengan membebaskan diri dari dendam atau kebencian terhadap orang lain, mereka dapat merasa lebih ringan secara emosional dan lebih mampu mengatasi tantangan hidup.

Hubungan Sosial yang Lebih Kuat:
Lansia yang memaafkan cenderung memiliki hubungan sosial yang lebih sehat dan mendukung. Pengampunan membantu memperkuat ikatan interpersonal dengan keluarga, teman, dan orang lain di sekitar mereka, yang penting untuk kesejahteraan psikologis dan sosial mereka.

Meningkatkan Kualitas Hidup: 
Dengan mengurangi beban emosional yang terkait dengan kesalahan atau luka masa lalu, lansia dapat menikmati kualitas hidup yang lebih tinggi. Mereka mungkin merasa lebih puas, lebih damai, dan lebih bersemangat tentang kehidupan mereka.

Lansia dapat menikmati kualitas hidup tanpa beban emosional.
(Sumber: foto canva.com)
Kesehatan Fisik yang Lebih Baik:
Ada bukti yang menunjukkan bahwa pengampunan dapat memiliki dampak positif pada kesehatan fisik. Lansia yang mampu memaafkan cenderung memiliki tekanan darah yang lebih rendah, sistem kekebalan yang lebih kuat, dan risiko penyakit kronis yang lebih rendah.

Pertumbuhan Pribadi dan Spiritual: 
Proses pengampunan dapat menjadi bagian dari pertumbuhan pribadi dan spiritual bagi lansia. Ini dapat membantu mereka mengembangkan sikap rendah hati, kedermawanan, dan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai seperti penghargaan dan keberanian.

Demikian, pengampunan tidak hanya memberikan manfaat emosional dan psikologis bagi lansia, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan secara keseluruhan dan kualitas hidup yang lebih baik di tahap-tahap akhir kehidupan.


Sumber:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8123510 

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8293913/

https://ggia.berkeley.edu/practice/eight_essentials_when_forgiving

https://en.wikipedia.org/wiki/Forgiveness



No comments:

Post a Comment