Hipertiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid. Kondisi ini juga disebut tiroid yang terlalu aktif. Hipertiroidisme mempercepat metabolisme tubuh. Hal ini dapat menyebabkan banyak gejala, seperti penurunan berat badan, tangan gemetar, dan detak jantung yang cepat atau tidak teratur.
Hipertiroidisme adalah kondisi medis yang terjadi ketika kelenjar tiroid seseorang menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid. Hormon tiroid, seperti tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3), memegang peran penting dalam mengatur metabolisme tubuh. Ketika produksi hormon tiroid berlebihan, tubuh menjadi terlalu aktif, dan ini dapat menghasilkan sejumlah gejala dan masalah kesehatan.
Ketika kelenjar tiroid menghasilkan banyak hormon, timbul masalah. (Sumber: foto pens 49 ceria) |
Penyebab hipertiroidisme paling umum adalah penyakit Graves, yang merupakan penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid dan merangsang produksi hormon tiroid yang berlebihan. Selain itu, hipertiroidisme juga bisa disebabkan oleh adenoma toksik tiroid (benjolan jinak yang menghasilkan hormon tiroid berlebihan), tiroiditis (radang tiroid), atau penggunaan obat-obatan tertentu.
Kondisi ketika kelenjar tiroid menghasilkan banyak hormon tiroid. (Sumber: foto canva.com) |
Gejala hipertiroidisme pada lansia bisa mirip dengan gejala hipertiroidisme pada orang dewasa pada umumnya. Namun, pada lansia, gejala hipertiroidisme dapat menjadi lebih sulit dikenali atau diidentifikasi karena kemiripannya dengan gejala penuaan alami atau masalah kesehatan lain yang sering dialami oleh lansia.
Beberapa gejala hipertiroidisme yang dapat muncul pada lansia meliputi:
😌 Kelelahan:
Lansia mungkin mengalami kelelahan yang berlebihan, tetapi ini juga bisa merupakan tanda dari masalah kesehatan lainnya.
😌 Menurunnya berat badan:
Meskipun penurunan berat badan yang tidak diinginkan adalah salah satu gejala umum hipertiroidisme, pada lansia, penurunan berat badan juga bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti masalah pencernaan atau penurunan nafsu makan.
😌 Kelemahan otot:
Kelemahan otot dapat terjadi pada lansia yang mengalami hipertiroidisme, tetapi hal ini juga bisa terjadi karena penuaan alami.
Hipertiroidisme menimbulkan kelemahan otot. (Sumber: foto canva.com) |
😌 Peningkatan denyut jantung:
Lansia yang mengalami hipertiroidisme mungkin memiliki detak jantung yang lebih cepat dari biasanya, tetapi ini juga bisa dipengaruhi oleh kondisi jantung lainnya yang sering terjadi pada lansia.
😌 Perubahan mood:
Hipertiroidisme dapat menyebabkan perasaan cemas, gelisah, atau iritabilitas. Namun, perubahan mood juga dapat terjadi sebagai bagian dari proses penuaan.
😌 Gangguan tidur:
Kesulitan tidur atau insomnia bisa menjadi gejala hipertiroidisme pada lansia.
😌 Masalah pencernaan:
Diare atau masalah pencernaan lainnya dapat terjadi pada lansia dengan hipertiroidisme, tetapi juga bisa menjadi gejala masalah pencernaan lain.
Gejala di atas bukanlah indikator pasti hipertiroidisme pada lansia. Untuk mendiagnosis hipertiroidisme, diperlukan pemeriksaan medis yang komprehensif, termasuk tes darah untuk mengukur kadar hormon tiroid dan konsultasi dengan dokter
Hipertiroidisme pada lansia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk faktor-faktor yang sama dengan yang mempengaruhi orang dewasa pada umumnya.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hipertiroidisme pada lansia:
😈 Penyakit Graves:
Graves' disease adalah penyakit autoimun yang dapat memengaruhi siapa pun, termasuk lansia. Pada penyakit Graves, sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid dan merangsang produksi hormon tiroid yang berlebihan.
😈 Adenoma toksik tiroid:
Ini adalah benjolan jinak yang tumbuh di dalam kelenjar tiroid dan menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah yang berlebihan. Adenoma toksik tiroid dapat terjadi pada lansia dan merupakan penyebab umum hipertiroidisme.
Benjolan jinak muncul didalam kelenjar tiroid. (sumber: foto canva.com) |
😈 Tiroiditis:
Radang tiroid atau tiroiditis dapat menyebabkan pelepasan hormon tiroid yang tersimpan dalam kelenjar, menyebabkan peningkatan sementara hormon tiroid dalam darah. Tiroiditis bisa terjadi pada lansia.
😈 Penggunaan obat-obatan: Beberapa obat, seperti amiodarone, yang digunakan untuk mengatasi masalah jantung, atau obat yang mengandung hormon tiroid dalam jumlah tinggi, bisa menyebabkan hipertiroidisme pada lansia.
😈 Penuaan alami:
Proses penuaan alami juga dapat memengaruhi kelenjar tiroid dan menghasilkan gangguan hormon tiroid. Meskipun ini tidak selalu menghasilkan hipertiroidisme, perubahan fungsi tiroid karena penuaan dapat memengaruhi keseimbangan hormon.
😈 Riwayat keluarga:
Faktor keturunan juga dapat memainkan peran dalam risiko seseorang terkena hipertiroidisme. Jika ada anggota keluarga yang menderita hipertiroidisme, risiko dapat meningkat.
😈 Stres dan trauma:
Beberapa kondisi medis, termasuk stres fisik atau trauma, dapat memicu perkembangan hipertiroidisme pada lansia.
😈 Radioterapi atau pengobatan radiasi sebelumnya:
Jika seseorang telah menjalani radioterapi atau pengobatan radiasi pada area leher atau kepala di masa lalu, ini dapat meningkatkan risiko hipertiroidisme
Hipertiroidisme pada lansia tidak selalu dapat dicegah sepenuhnya, terutama jika penyebabnya bersifat genetik atau autoimun. Namun, ada beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi risiko hipertiroidisme atau mencegah komplikasi yang lebih serius.
Beberapa kiat yang dapat membantu mencegah :
👳 Periksakan Kesehatan Teratur:
Penting untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur, termasuk pemeriksaan tiroid, terutama jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan masalah tiroid. Pemeriksaan rutin dapat membantu mendeteksi masalah tiroid lebih awal.
Periksa kesehatan lansia secara teratur. (Sumber: foto canva.com) |
👳 Mengelola Stres:
Stres dapat memicu masalah tiroid. Belajar mengelola stres melalui teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu menjaga kesehatan tiroid.
👳 Menghindari Paparan Radiasi Berlebih:
Jika memungkinkan, hindari paparan radiasi berlebih, terutama pada daerah leher dan kepala. Radioterapi atau radiasi yang berlebihan dapat meningkatkan risiko masalah tiroid.
👳 Gizi Seimbang: Makanan yang seimbang dan kaya akan yodium, selenium, dan zinc dapat membantu menjaga kesehatan tiroid. Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi ini, seperti ikan laut, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan biji-bijian.
👳 Hindari Rokok dan Asap Rokok:
Merokok atau terpapar asap rokok secara pasif dapat meningkatkan risiko penyakit tiroid. Jika Anda merokok, pertimbangkan untuk berhenti, dan hindari asap rokok.
👳 Minimalkan Paparan Lingkungan yang Berpotensi Beracun:
Beberapa bahan kimia dan polutan lingkungan dapat memengaruhi kesehatan tiroid. Cobalah untuk mengurangi paparan terhadap bahan-bahan beracun tersebut sebisa mungkin.
👳 Pentingnya Tindak Lanjut:
Jika Anda memiliki masalah tiroid yang telah diidentifikasi sebelumnya atau sudah menjalani pengobatan, penting untuk melakukan tindak lanjut dengan dokter secara teratur sesuai rekomendasi dokter.
👳 Pentingnya Pendidikan:
Jika Anda adalah seorang lansia atau merawat orang yang lebih tua, penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang gejala hipertiroidisme dan kondisi tiroid lainnya. Ini dapat membantu dalam mendeteksi masalah lebih awal.
Pencegahan tidak selalu efektif dalam menghindari hipertiroidisme karena beberapa kasus bersifat genetik atau tidak dapat diprediksi.
Pengobatan hipertiroidisme pada lansia dapat bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisinya.
Beberapa pilihan pengobatan yang dapat digunakan untuk mengobati hipertiroidisme pada lansia:
⌛ Obat-obatan Anti tiroid:
Dokter dapat meresepkan obat-obatan antitiroid, seperti metimazol atau propiltiourasil, untuk menghentikan produksi berlebihan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Penggunaan obat ini akan memerlukan pemantauan rutin untuk memantau kadar hormon tiroid dalam darah.
⌛ Terapi Radioaktif:
Terapi radioaktif dengan yodium radioaktif (RAI) dapat digunakan untuk menghancurkan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid yang berfungsi berlebihan. Ini adalah salah satu metode yang umum digunakan untuk mengobati penyakit Graves. Setelah RAI diberikan, pasien mungkin akan memerlukan terapi penggantian hormon tiroid seumur hidup.
⌛ Operasi Tiroid (Tiroidectomy):
Dalam beberapa kasus, terutama jika terdapat benjolan toksik di kelenjar tiroid yang tidak merespons obat-obatan atau terapi radioaktif, operasi untuk mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar tiroid dapat diperlukan. Setelah operasi, pasien akan memerlukan terapi penggantian hormon tiroid seumur hidup.
⌛ Terapi Hormon Pengganti:
Jika pengobatan atau tindakan lain mengakibatkan hipotiroidisme (kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon tiroid), pasien akan memerlukan terapi hormon tiroid pengganti, seperti levothyroxine, untuk menggantikan hormon yang hilang.
Pilihan pengobatan tergantung pada kondisi dan preferensi pasien, serta rekomendasi dari dokter yang merawat. Perlu diingat bahwa pengobatan hipertiroidisme sering kali adalah proses jangka panjang, dan pemantauan rutin oleh dokter sangat penting untuk memastikan tingkat hormon tiroid tetap dalam rentang yang normal dan untuk mengelola perubahan dosis obat yang mungkin diperlukan.
Selain pengobatan medis, penting juga untuk menjalani gaya hidup sehat, termasuk makan gizi seimbang, mengelola stres, dan berhenti merokok jika merokok. Semua ini dapat membantu dalam pengobatan dan manajemen hipertiroidisme pada lansia. Konsultasikan selalu dengan dokter untuk merencanakan pengobatan yang tepat sesuai dengan situasi khusus Anda.
Sumber:
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyperthyroidism/symptoms-causes/syc-20373659
https://www.nhs.uk/conditions/overactive-thyroid-hyperthyroidism/
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14129-hyperthyroidism
https://www.niddk.nih.gov/health-information/endocrine-diseases/hyperthyroidism