Lansia sangat rentan dengan berbagai penyakit karena penuaan. (Sumber: foto paguyuban pengawas purna) |
Tidak nyaman di daerah perut sering dialami lansia. (Sumber: foto canva.com) |
Lansia sering mengalami stres dan depresi. (Sumber: foto canva.com) |
Lansia sangat rentan dengan berbagai penyakit karena penuaan. (Sumber: foto paguyuban pengawas purna) |
Tidak nyaman di daerah perut sering dialami lansia. (Sumber: foto canva.com) |
Lansia sering mengalami stres dan depresi. (Sumber: foto canva.com) |
Penyakit keturunan pada lansia adalah kondisi kesehatan yang disebabkan oleh faktor genetik atau kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua ke anak-anak mereka. Kondisi ini dapat muncul pada usia lanjut atau lansia dan dapat berkembang menjadi masalah kesehatan kronis atau neurodegeneratif, seperti Alzheimer, Parkinson, atau penyakit-penyakit lain yang memiliki basis genetik yang kuat.
Penyakit ini disebabkan oleh kelainan atau mutasi pada gen tertentu yang diwariskan dari generasi ke generasi. Namun, tidak semua penyakit yang umum pada lansia adalah keturunan. Banyak faktor dapat mempengaruhi perkembangan penyakit pada lansia, termasuk gaya hidup, lingkungan, dan faktor genetik.
Penyakit keturunan pada lansia karena faktor genetik dari orang tua. (Sumber: foto forum 0909) |
Ada beberapa cara untuk mengetahui apakah seseorang memiliki penyakit keturunan:
Tidak semua penyakit keturunan dapat dideteksi melalui tes genetik, dan faktor lingkungan serta gaya hidup juga dapat mempengaruhi risiko seseorang terhadap penyakit tertentu.
Beberapa penyakit yang dapat muncul pada lansia dan memiliki faktor keturunan yang signifikan:
Tremor gangguan neurodegeneratif akibat kurang dopamin di otak. (Sumber: foto canva.com) |
Kerusakan hati karena kelainan genetik. (Sumber: foto canva.com) |
Beberapa mekanisme yang mungkin terjadi pada gen sehingga muncul penyakit keturunan:
Mekanisme yang mendasari penyakit keturunan dapat bervariasi tergantung pada jenis penyakit dan faktor-faktor individu lainnya.
Mencegah penyakit keturunan seringkali melibatkan langkah-langkah pencegahan yang berfokus pada faktor-faktor risiko yang dapat dikontrol, serta upaya-upaya untuk memahami riwayat keluarga dan melakukan skrining genetik jika diperlukan.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penyakit keturunan:
Tidak semua penyakit keturunan dapat dicegah sepenuhnya, tetapi langkah-langkah pencegahan di atas dapat membantu mengurangi risiko terjadinya penyakit dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Sumber:
https://medlineplus.gov/genetics/condition/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3295054/
https://www.healthdirect.gov.au/huntingtons-disease
https://www.healthdirect.gov.au/tay-sachs-disease
https://rarediseases.org/rare-diseases/
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15808-pompe-disease
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gauchers-disease/symptoms-causes/syc-20355546
https://en.wikipedia.org/wiki/Fabry_disease
https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/hereditary-hemorrhagic-telangiectasia
Perubahan cepat dalam demografi penuaan sedang terjadi di seluruh dunia sehingga para profesional kesehatan semakin banyak yang merawat pasien lanjut usia. Sinkop pada lansia merupakan suatu gejala menantang yang kurang diketahui, terutama pada kondisi perawatan akut.
Alasannya adalah gejala yang muncul pada orang lanjut usia mungkin tidak khas: pasien cenderung tidak mengalami prodromal (gejala peringatan), mungkin mengalami amnesia karena kehilangan kesadaran, dan kejadian yang sering terjadi tanpa disadari.
Lansia mengalami sinkop tanpa gejala. (Sumber: foto paguyuban pengawas purna) |
Prevalensi sinkop meningkat seiring bertambahnya usia, melebihi 20% pada mereka yang berusia ≥ 75 tahun, dengan kejadian tahunan mendekati 2% pada orang yang berusia di atas 80 tahun. Orang lanjut usia yang menderita sinkop memiliki rata-rata 3,5 penyakit medis kronis dan mengonsumsi obat 3 kali lebih banyak dibandingkan populasi umum, hal ini merupakan faktor yang berkontribusi terhadap kompleksitas dalam menilai dan menangani sinkop pada orang lanjut usia.
Sinkop adalah istilah medis untuk pingsan. Banyak kondisi yang dapat menyebabkan pingsan. Orang dewasa yang lebih tua mungkin memiliki lebih dari satu kondisi.
Pada orang lanjut usia, penyebab sinkop yang paling umum adalah:
Sinkop menyerang lansia sehingga terjatuh.
(Sumber: foto canva.com)
Penyebab Sinkop Lainnya
Sinkop pada lansia bisa menjadi tanda atau gejala kondisi kesehatan yang serius, penting untuk melakukan evaluasi medis menyeluruh jika seorang lansia sering mengalami fainting atau memiliki faktor risiko yang berkaitan. Tindakan pencegahan seperti menjaga hidrasi yang baik, menghindari berdiri terlalu lama, dan memantau efek samping obat-obatan dapat membantu mengurangi risiko fainting pada lansia.
Sinkop, pada lansia dapat memiliki ciri-ciri yang serupa dengan fainting pada kelompok usia lainnya, tetapi ada beberapa perbedaan yang perlu diperhatikan.
Beberapa ciri umum sinkop pada lansia dapat mencakup:
Sinkop dapat terjadi dalam kegiatan fisik maupun tidak. (Sumber: foto canva.com) |
Mencegah sinkop pada lansia melibatkan serangkaian langkah yang dapat membantu mengelola faktor risiko yang mungkin menyebabkan kehilangan kesadaran.
Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil:
Mencegah sinkop pada lansia melibatkan pendekatan yang holistik, yang mencakup perawatan medis yang tepat, perubahan gaya hidup yang sehat, dan lingkungan yang mendukung keselamatan dan kesehatan mereka. Konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan untuk rencana pencegahan yang spesifik sesuai dengan kebutuhan individu.
Sinkop pada lansia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dan pendekatan perawatan akan tergantung pada penyebab spesifiknya. Mengobati fainting pada lansia melibatkan identifikasi dan penanganan faktor-faktor yang mendasarinya.
Beberapa langkah yang dapat diambil:
Lansia minum lebih banyak cairan. (Sumber: foto canva.com) |
Konsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan untuk diagnosis dan perawatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan individu. Terapi yang efektif akan tergantung pada penyebab sinkop atau pingsan, dan kondisi kesehatan keseluruhan lansia tersebut.
Sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4984568/#:~:text=Syncope
https://www.hkmj.org/abstracts/v24n2/182.htm
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6159456/
https://www.healthinaging.org/a-z-topic/fainting-syncope/causes