Friday, 15 May 2020

Kemarau, Bahaya Untuk Lansia


Kemarau untuk lansia

Kondisi pandemic Covid -19  yang masih terus mengancam masyarakat  dan lansia khususnya tentu perlu mendapat perhatian ekstra. Lansia harus tetap dijaga kesehatannya baik dari pengaruh buruk datangnya Musim kemarau maupun serangan Covid -19


Datangnya musim kemarau berkait erat dengan peralihan Angin Baratan (Monsun Asia) menjadi Angin Timuran (Monsun Australia). 

BMKG memprediksi peralihan angin monsun akan dimulai dari wilayah Nusa Tenggara pada April 2020, lalu wilayah Bali dan Jawa, kemudian sebagian wilayah Kalimantan dan Sulawesi pada Mei 2020 dan akhirnya Monsun Australia sepenuhnya dominan di wilayah Indonesia pada bulan Juni hingga Agustus 2020.

Banyak tindakan pencegahan yang biasa digunakan orang untuk bersiap menghadapi kondisi perubahan cuaca. Begitu pula untuk  para lansia untuk melindungi diri mereka sendiri. 

Beberapa tindakan pencegahan begitu penting untuk lansia, mengingat sifat lansia yang lemah dan kecenderungan mereka terhadap komplikasi kesehatan. 

Pengasuh atau anggota keluarga, harus mampu mengatasi  kekurangan yang sering diabaikan untuk orang yang Anda sayangi karena hal ini merupakan perjuangan  hidup dan mati bagi mereka.

 Tetap Aman dalam Musim kemarau

Para lansia rentan terhadap gangguan panas yang mendorong tubuh mereka yang lebih lemah mendekati kelelahan yang berbahaya. 

Keletihan membuat mereka memiliki masalah jantung atau tekanan darah dan risiko yang lebih besar adalah komplikasi kesehatan. 

Memastikan para lansia terhidrasi dengan baik dan memiliki akses ke pendingin udara. Sebelum suhu tinggi tiba, lakukan tindakan pencegahan agar  orang yang Anda sayangi seaman mungkin, disarankan untuk :

 

·         Pasang  unit pendingin udara di kamar yang paling sering dikunjungi

·         Tutup semua celah di sepanjang pintu dan jendela untuk menahan udara dingin

·         Gantung atau tutup tirai yang ada yang menutupi jendela tempat sinar matahari masuk

·         Tutup kisi-kisi luar ruangan atau awning (pengurangan panas 80%!)

·         Sering mengunjungi lansia itu dan jika perlu tawarkan untuk membawa mereka ke suatu tempat untuk menenangkan diri untuk sementara waktu.







Baca : Hati-hati Virus menyerang lansia

           Lansia Keniscayaan


Wednesday, 1 April 2020

Stay At Home lansia



Lansia di rumah saja

Daftar isi

1. Kesepian
2. Kematian
3. Kesehatan



Tinggal di rumah dan tidak bepergian bila tidak ada keperluan dan kebutuhan yang mendesak untuk lansia harus diperhatikan dengan cermat. 

Mereka mungkin tidak memahami dan mengerti mengenai bahaya Covid-19, padahal lansia adalah kelompok yang sangat rentan terhadap serangan virus ini. 

Lansia berjalan ke taman-taman atau lapangan terbuka untuk mencari udara segar dan suasana yang nyaman. Namun kondisi buruk dengan hadirnya virus corona menjadi halangan untuk bepergian dan berkumpul dengan rekan lansia yang lain.

1.Kesepian

Umumnya masalah psikologis yang paling banyak terjadi pada lansia  adalah kesepian. Antara lain yang sering terjadi pada lansia yaitu, isolasi sosial, kehilangan, kemiskinan, perasaan ditolak, perjuangan menemukan makna hidup, ketergantungan perasaan, tidak berdaya dan putus asa, ketakutan terhadap kematian, sedih karena kematian orang lain, kemunduran fisik dan mental, depresi, dan rasa penyesalan mengenai hal-hal yang lampau.

Beberapa penelitian menemukan bahwa kesepian dapat menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit, depresi, bunuh diri, bahkan menyebabkan kematian pada lansia (Ebersole, 2005). 

Menurut Probosuseno (2007), menyatakan bahwa orang yang menderita kesepian lebih sering mendatangi layanan gawat darurat 61% lebih banyak bila di bandingkan dengan mereka yang tidak menderita kesepian, memiliki resiko empat kali mengalami serangan jantung dan mengalami kematian akibat serangan jantung tersebut, juga beresiko meningkatkan mortalitas dan kejadian stroke dibandingkan yang tidak kesepian.

Salah satu cara untuk membantu mengurangi kesepian adalah dengan adanya dukungan keluarga dan orang-orang di sekitarnya. 

Dukungan informatif adalah dukungan yang berupa pemberian  informasi  yang dibutuhkan oleh lansia, informasi yang dibutuhkan seperti informasi tentang perkembangan keluarganya, tentang penyakit yang mungkin sedang dideritanya seperti: katarak, osteoporosis, asam urat, penyakit jantung, penurunan fungsi fisik serta pola makan yang baik untuk lansia. 

Dengan adanya informasi tersebut lansia merasa ada yang memperhatikan dan tidak merasa diasingkan, jadikan kondisi tinggal di rumah menciptakan suasana yang hangat dan akrab sehingga lansia merasa nyaman.


2. Kematian

            Covid -19 yang berbahaya untuk lansia makin memperbesar  kecemasan dalam menghadapi kematian pada lanjut usia. Rasa cemas terhadap kematian dapat disebabkan oleh kematian itu sendiri dan apa yang akan terjadi sesudah kematian, sanak dan keluarga yang ditinggalkan, atau merasa bahwa tempat yang akan dikunjungi setelah kematian sangat buruk.

Kecemasan dengan kematian akan semakin membuat para lansia tidak siap dalam menghadapi kematian. Kesiapan merupakan keseluruhan kondisi yang membuat seseorang siap untuk memberi respon terhadap suatu situasi.Keadaan lansia yang telah siap untuk menghadapi dan menerima kematian tidak menimbulkan penyesalan maupun ketakutan apapun ketika kematian terjadi.

            Spiritual merupakan aspek yang di dalamnya mencakup aspek-aspek yang lain, yaitu fisik, psikologi dan sosial. Spiritualitas merupakan hubungan yang memiliki dua dimensi, yaitu antara dirinya,  orang  lain dan lingkungannya, serta dirinya dengan Tuhannya.

Spiritualitas lansia yang sehat dapat membantu lansia dalam menjalani kehidupan  dan mempersiapkan dirinya dalam menghadapi kematian. Kesehatan spiritual yang terbangun dengan baik membantu lansia menghadapi kenyataan, berpartisipasi  dalam  hidup, merasa memiliki harga diri dan menerima kematian sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari. Untuk memiliki spiritualitas sehat, lansia harus terus dibantu melaksanakan aktivitas keagamaan di rumah.


            3.Kesehatan

Lansia memang sangat rentan dengan serangan Covid-19 karena selain penurunan daya fisiknya juga penyakit-penyakit yang sudah lama dideritanya, seperti: diabetes, hipertensi, kolesterol dan sebagainya. 

Kesehatan lansia dikaitkan dengan  status gizi mereka. Status kesehatan pada lansia ditentukan oleh kualitas dan kuantitas asupan zat gizi. Kondisi yang tidak sehat, aktivitas fisik dan asupan makanan yang kurang baik adalah faktor utama penyebab gangguan status gizi dan penurunan kualitas hidup .

Status gizi pada lansia perlu mendapat perhatian lebih agar dapat mengurangi kesakitan pada lansia. Status gizi juga dapat dipengaruhi oleh tingkat kemandirian lansia. Seiring dengan penurunan fungsi fisiologisnya, maka tingkat kemandiriannya juga akan semakin menurun. 

Tingkat kemandirian dalam melakukan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi lansia, baik ketergantungan dalam makan (menyuap makanan dan mempersiapkan makanan) maupun ketergantungan dalam mobilitas. Keluarga sangat berperan dalam menjaga kesehatan lansia agar tetap bertahan dalam serangan badai Corona.







           Lansia keniscayaan

Thursday, 12 March 2020

lansia Jaga Kesehatan, Jauh dari Covid -19

Lansia Jauhkan dari Covid -19

Sobat lansia dengan pengumuman WHO bahwa Covid -19 menjadi pandemi global.Harus disikapi dengan waspada dan hati-hati.Ikuti anjuran menjaga kesehatan dari semua instansi terkait,puskesmas,rumah sakit dan kementerian kesehatan Republik Indonesia yang terus-menerus menyampaikan perkembangan terkini virus corona.

Lansia dengan kondisi yang sangat rentan harus terus-menerus menjaga kesehatan,Resiko kematian terkait usia mungkin mencerminkan kekuatan, atau kelemahan, dari sistem pernapasan. Sekitar setengah dari 109 pasien Covid-19 (usia 22 hingga 94) yang dirawat di Rumah Sakit Pusat Wuhan, peneliti di sana melaporkan, mengembangkan sindrom gangguan pernapasan akut (Acute Respiratory Distress Syndrome/ARDS), di mana cairan menumpuk di kantong udara kecil paru-paru. Itu membatasi berapa banyak udara yang bisa diambil paru-paru, mengurangi suplai oksigen ke organ vital, kadang-kadang fatal; setengah dari pasien ARDS meninggal, dibandingkan dengan 9% dari pasien yang tidak mengembangkan sindrom tersebut. 
Pasien ARDS memiliki usia rata-rata 61, dibandingkan dengan usia rata-rata 49 tahun bagi mereka yang tidak mengembangkan ARDS. Pasien usia lanjut “lebih mungkin mengembangkan ARDS,” tulis para peneliti, menunjukkan bagaimana usia dapat membuat Covid-19 lebih parah dan bahkan berakibat fatal: usia meningkatkan risiko sistem pernapasan pada dasarnya akan ditutup dengan serangan virus.(Statnews.com,By SHARON BEGLEY )

Sobat lansia  mari kita jaga dan tingkatkan kesehatan masing-masing ,tetap semangat dan berdoa untuk negara tercinta agar terlepas dari pandemi global.
Menurut staf kepresidenan 
"Sampai dengan saat ini secara resmi World Health Organization (WHO) dan dunia belum menemukan obat yang spesifik untuk virus ini dan juga belum menemukan vaksin yang spesifik untuk virus ini. Tetapi sebagaimana layaknya virus pada umumnya, self limited desease," ucap Yurianto di Kantor Kepala Staf Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 5 Maret 2020 (Tagar.id)