Tinggal di rumah dan tidak bepergian bila tidak ada keperluan dan
kebutuhan yang mendesak untuk lansia harus diperhatikan dengan cermat.
Mereka
mungkin tidak memahami dan mengerti mengenai bahaya Covid-19, padahal lansia
adalah kelompok yang sangat rentan terhadap serangan virus ini.
Lansia berjalan
ke taman-taman atau lapangan terbuka untuk mencari udara segar dan suasana yang
nyaman. Namun kondisi buruk dengan hadirnya virus corona menjadi halangan untuk
bepergian dan berkumpul dengan rekan lansia yang lain.
1.Kesepian
Umumnya masalah psikologis yang paling banyak terjadi pada lansia adalah kesepian. Antara lain yang sering
terjadi pada lansia yaitu, isolasi sosial, kehilangan, kemiskinan, perasaan
ditolak, perjuangan menemukan makna hidup, ketergantungan perasaan, tidak
berdaya dan putus asa, ketakutan terhadap kematian, sedih karena kematian orang
lain, kemunduran fisik dan mental, depresi, dan rasa penyesalan mengenai
hal-hal yang lampau.
Beberapa penelitian menemukan bahwa kesepian dapat menyebabkan seseorang
mudah terserang penyakit, depresi, bunuh diri, bahkan menyebabkan kematian pada
lansia (Ebersole, 2005).
Menurut Probosuseno (2007), menyatakan bahwa orang
yang menderita kesepian lebih sering mendatangi layanan gawat darurat 61% lebih
banyak bila di bandingkan dengan mereka yang tidak menderita kesepian, memiliki resiko
empat kali mengalami serangan jantung dan mengalami kematian akibat serangan
jantung tersebut, juga beresiko meningkatkan mortalitas dan kejadian stroke
dibandingkan yang tidak kesepian.
Salah satu cara untuk membantu mengurangi kesepian adalah dengan adanya
dukungan keluarga dan orang-orang di sekitarnya.
Dukungan informatif adalah
dukungan yang berupa pemberian informasi
yang dibutuhkan oleh lansia, informasi yang dibutuhkan seperti informasi
tentang perkembangan keluarganya, tentang penyakit yang mungkin sedang
dideritanya seperti: katarak, osteoporosis, asam urat, penyakit jantung,
penurunan fungsi fisik serta pola makan yang baik untuk lansia.
Dengan adanya
informasi tersebut lansia merasa ada yang memperhatikan dan tidak merasa
diasingkan, jadikan kondisi tinggal di rumah menciptakan suasana yang hangat dan
akrab sehingga lansia merasa nyaman.
2. Kematian
Covid -19 yang berbahaya untuk
lansia makin memperbesar kecemasan dalam
menghadapi kematian pada lanjut
usia. Rasa cemas terhadap kematian dapat disebabkan oleh kematian itu sendiri dan apa yang akan terjadi sesudah kematian, sanak dan keluarga yang
ditinggalkan, atau merasa bahwa
tempat yang akan dikunjungi setelah kematian sangat buruk.
Kecemasan dengan
kematian akan semakin membuat para lansia tidak siap dalam menghadapi kematian.
Kesiapan merupakan keseluruhan kondisi yang membuat seseorang siap untuk
memberi respon terhadap suatu situasi.Keadaan lansia yang telah siap untuk menghadapi dan menerima
kematian tidak menimbulkan penyesalan maupun ketakutan apapun ketika kematian
terjadi.
Spiritual
merupakan aspek yang di dalamnya mencakup aspek-aspek yang lain, yaitu fisik,
psikologi dan sosial. Spiritualitas merupakan hubungan yang memiliki dua
dimensi, yaitu antara dirinya,
orang lain dan lingkungannya,
serta dirinya dengan Tuhannya.
Spiritualitas lansia yang sehat dapat membantu
lansia dalam menjalani kehidupan dan
mempersiapkan dirinya dalam menghadapi kematian. Kesehatan
spiritual yang terbangun dengan baik
membantu lansia menghadapi kenyataan, berpartisipasi dalam
hidup, merasa memiliki harga diri dan menerima kematian sebagai sesuatu
yang tidak dapat dihindari. Untuk memiliki spiritualitas sehat, lansia harus
terus dibantu melaksanakan aktivitas keagamaan di rumah.
3.Kesehatan
Lansia memang sangat rentan dengan serangan Covid-19
karena selain penurunan daya fisiknya juga penyakit-penyakit yang sudah lama
dideritanya, seperti: diabetes, hipertensi, kolesterol dan sebagainya.
Kesehatan
lansia dikaitkan dengan status gizi
mereka. Status kesehatan pada lansia ditentukan oleh kualitas dan kuantitas
asupan zat gizi. Kondisi yang tidak sehat, aktivitas fisik dan asupan makanan
yang kurang baik adalah faktor utama penyebab gangguan status gizi dan
penurunan kualitas hidup .
Status gizi pada lansia perlu mendapat
perhatian lebih agar dapat mengurangi kesakitan pada lansia. Status gizi juga
dapat dipengaruhi oleh tingkat kemandirian lansia. Seiring dengan penurunan
fungsi fisiologisnya, maka tingkat kemandiriannya juga akan semakin menurun.
Tingkat kemandirian dalam melakukan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS)
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi lansia, baik
ketergantungan dalam makan (menyuap makanan dan mempersiapkan makanan) maupun
ketergantungan dalam mobilitas. Keluarga sangat berperan dalam menjaga
kesehatan lansia agar tetap bertahan dalam serangan badai Corona.