Saturday, 20 May 2023

Banyak Kematian, Padahal Obatnya Murah

 

Ilustrasi Mengukur Tekanan Darah
(canva.com)

     Jumlah orang dewasa berusia 30-79 tahun dengan hipertensi telah meningkat dari 650 juta menjadi 1,28 miliar dalam tiga puluh tahun terakhir, menurut analisis global komprehensif pertama tentang tren prevalensi, deteksi, pengobatan dan pengendalian hipertensi, yang dipimpin oleh Imperial College London dan WHO. Hampir setengah dari orang-orang ini tidak tahu bahwa mereka menderita hipertensi, sungguh sangat ironis peristiwa ini dapat terjadi.

Hipertensi secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung, otak dan ginjal, dan merupakan salah satu penyebab utama kematian dan penyakit di seluruh dunia.

Padahal hipertensi dapat dengan mudah dideteksi melalui alat pengukuran tekanan darah, di rumah atau di pusat kesehatan, dan dapat diobati secara efektif dengan obat-obatan yang berbiaya rendah.

Hipertensi, juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis di mana tekanan darah dalam arteri seseorang konstan meningkat.

Tekanan darah diukur dengan dua angka: tekanan sistolik (tekanan saat jantung berkontraksi dan memompa darah) dan tekanan diastolik (tekanan saat jantung beristirahat di antara denyutan). Tekanan darah normal adalah sekitar 120/80 mmHg.

Tabel kategori tekanan darah

Sumber :https://www.heart.org









Hipertensi terjadi ketika tekanan darah secara konsisten melebihi batas normal. Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung dan memperburuk kesehatan pembuluh darah, meningkatkan risiko komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, dan masalah kesehatan lainnya.

Kerusakan organ akibat komplikasi Hipertensi akan tergantung kepada besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.  

Hipertensi dapat terjadi pada berbagai usia

Anak-anak:

Hipertensi jarang terjadi pada anak-anak, bisa terjadi jika ada faktor risiko seperti obesitas atau riwayat keluarga dengan hipertensi.

Dewasa Muda:

Hipertensi pada dewasa muda biasanya terkait dengan gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok.

Orang Dewasa: 

Prevalensi hipertensi cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada usia 18 tahun ke atas, lebih dari setengahnya memiliki tekanan darah yang tidak normal atau telah didiagnosis dengan hipertensi.

Lansia:

Hipertensi menjadi lebih umum pada lansia. Penyebabnya dapat melibatkan faktor-faktor seperti perubahan struktural pada pembuluh darah, penurunan elastisitas pembuluh darah, dan peningkatan ketebalan dinding arteri.

Hipertensi cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Prevalensi hipertensi umumnya lebih tinggi pada orang dewasa dan lansia. Hipertensi atau tekanan darah tinggi kadang tidak menimbulkan gejala yang jelas pada tahap awal, sehingga sering disebut sebagai "pembunuh diam" karena dapat merusak organ tubuh tanpa disadari.

Beberapa ciri-ciri yang dapat menjadi petunjuk adanya hipertensi adalah:

😈 Kepala pusing: 

Terkadang, hipertensi dapat menyebabkan pusing atau sakit kepala yang terutama terasa di bagian belakang kepala.

😈 Gangguan penglihatan:

Beberapa orang dengan hipertensi melaporkan penglihatan kabur, bintik-bintik, atau gangguan penglihatan lainnya.

😈 Sesak napas:

Hipertensi yang parah atau tidak terkontrol dapat menyebabkan sesak napas atau kesulitan bernapas, terutama saat melakukan aktivitas fisik.

😈 Nyeri dada:

Hipertensi yang parah dapat menyebabkan nyeri dada. Jika Anda mengalami nyeri dada yang hebat, segera cari bantuan medis, karena ini juga dapat menjadi tanda masalah jantung yang serius.

😈 Palpitasi: 

Beberapa orang dengan hipertensi dapat merasakan denyut jantung yang tidak normal atau berdebar-debar.

😈 Kelelahan: 

Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kelelahan yang berlebihan atau merasa lemas tanpa alasan yang jelas.

😈 Gelisah: 

Hipertensi yang parah atau tidak terkontrol dapat menyebabkan perasaan gelisah, cemas, atau stres yang berlebihan.

     Penting: Gejala-gejala tersebut tidak spesifik hanya untuk hipertensi dan dapat juga terkait dengan kondisi medis lainnya. Satu-satunya cara pasti untuk mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah secara teratur. 

Beberapa makanan yang dapat menjadi faktor risiko atau memperburuk kondisi hipertensi:

😁 Garam (natrium):

Konsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Makanan olahan, makanan cepat saji, camilan gurih, dan makanan kalengan umumnya mengandung tinggi natrium.

😁 Lemak jenuh dan trans: 

Makanan tinggi lemak jenuh dan trans, seperti daging berlemak, makanan olahan, gorengan, margarin, dan makanan cepat saji, dapat meningkatkan risiko hipertensi.

😁 Gula tambahan: 

Konsumsi gula tambahan dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan risiko hipertensi. Minuman manis, makanan penutup manis, dan makanan olahan sering mengandung gula tambahan.

😁 Alkohol: 

Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Jumlah dan frekuensi konsumsi alkohol yang berlebihan harus dihindari atau dibatasi.

😁 Kafein: 

Meskipun efek kafein pada tekanan darah dapat bervariasi antara individu, konsumsi kafein yang berlebihan dalam kopi, teh, minuman energi, atau minuman berkafein lainnya dapat meningkatkan tekanan darah pada beberapa orang.

😁 Makanan olahan: 

Makanan olahan umumnya mengandung jumlah garam, gula tambahan, dan lemak jenuh yang lebih tinggi. Contohnya adalah makanan kalengan, daging olahan, makanan beku siap saji, camilan kemasan, dan makanan cepat saji.

Beberapa contoh makanan yang dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mendukung pengelolaan hipertensi:

👍 Buah-buahan: 

Buah-buahan seperti pisang, jeruk, apel, stroberi, semangka, dan blueberry mengandung serat, kalium, dan antioksidan yang baik untuk kesehatan jantung dan mengontrol tekanan darah.

👍 Sayuran Hijau Daun: 

Bayam, selada, dan kangkung adalah contoh sayuran hijau yang kaya akan magnesium, kalium, dan serat. Konsumsi sayuran hijau daun dapat membantu menjaga tekanan darah yang sehat.

👍 Biji-bijian utuh: 

Gandum utuh, oatmeal, dan beras merah adalah contoh biji-bijian utuh yang kaya serat dan nutrisi. Konsumsi biji-bijian utuh dapat membantu mengurangi risiko hipertensi.

👍 Ikan : 

Ikan seperti salmon, makarel, dan sarden kaya akan asam lemak omega-3, yang dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan mengurangi tekanan darah.

👍 Kacang-kacangan : 

Almond, kenari, kacang-kacangan, kacang hijau, dan kacang merah mengandung serat, protein, dan mineral penting seperti kalium dan magnesium yang dapat membantu mengontrol tekanan darah.

👍 Produk Susu Rendah Lemak:

Susu rendah lemak, yogurt rendah lemak, dan keju rendah lemak mengandung kalsium dan protein yang baik untuk kesehatan jantung. Pastikan memilih pilihan yang rendah lemak untuk menghindari kandungan lemak jenuh yang tinggi.

👍 Teh Hijau:

Teh hijau mengandung antioksidan yang disebut polifenol, yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan jantung dan mengurangi risiko hipertensi.

👍 Dark Chocolate (Cokelat Gelap): 

Cokelat gelap dengan kandungan kakao tinggi dapat memberikan manfaat untuk kesehatan jantung dan tekanan darah. Pastikan memilih cokelat dengan kadar gula yang rendah.

      Penting untuk menggabungkan makanan-makanan sehat ini dalam pola makan yang seimbang dan bervariasi. Kurangi konsumsi garam berlebihan, menghindari makanan olahan, dan mengatur ukuran porsi makanan secara tepat.

Hipertensi dapat juga disebabkan oleh kombinasi dari faktor gaya hidup, genetika, dan faktor lingkungan. Meskipun beberapa makanan dan kebiasaan makan dapat mempengaruhi tekanan darah dan meningkatkan risiko hipertensi. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk perencanaan makan yang tepat sesuai dengan kebutuhan individu Anda.

Perlindungan terbaik dari hipertensi adalah pengetahuan, manajemen, dan pencegahan

🙏 Ketahui nomor Anda 

Cara terbaik untuk mengetahui apakah Anda memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan memeriksakan tekanan darah Anda .

🙏  Gejala dan risikonya 

Pelajari faktor-faktor apa yang dapat membuat Anda lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi dan membuat Anda berisiko mengalami masalah medis yang serius.

🙏 Lakukan perubahan yang penting 

Ambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko dan mengelola tekanan darah Anda. Buat perubahan gaya hidup jantung sehat, minum obat sesuai resep dan bekerja sama dengan profesional perawatan kesehatan Anda.

       Jika Anda mencurigai memiliki hipertensi atau memiliki faktor risiko yang meningkat, segera berkonsultasi dengan dokter dan profesional kesehatan untuk pemeriksaan dan penilaian yang tepat.

Pada tahun 2023, tema hipertensi sedunia yang diangkat adalah Ukur Tekanan Darah Anda Secara Akurat, Kendalikan, Hidup Lebih Lama , berfokus pada memerangi tingkat kesadaran rendah di seluruh dunia, terutama di daerah berpenghasilan rendah hingga menengah, dan metode pengukuran tekanan darah yang akurat.


Sumber:

https://www.who.int/news/item/25-08-2021-more-than-700-million-people-with-untreated-hypertension

https://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure

https://www.nhlbi.nih.gov/health/high-blood-pressure

https://www.cdc.gov/bloodpressure/index.htm

https://www.whleague.org/about-us/world-hypertension-day

https://p2ptm.kemkes.go.id


  

Wednesday, 17 May 2023

Awas Keselek dan Tersedak,Ada Bahaya Tuh

   

Ilustrasi Tersedak atau keselek
(canva.com)

      Di Amerika Serikat menurut Injury Facts , tersedak adalah penyebab utama keempat kematian karena cedera yang tidak disengaja . Dari 3.000 orang yang meninggal karena tersedak pada tahun 2020, 1.430 berusia di atas 74 tahun. 

Makanan sering menjadi penyebab insiden tersedak pada lansia. Hidup sendiri, dan memiliki gigi palsu atau kesulitan menelan dapat meningkatkan risiko. Meskipun belum ada data tersedak di tanah air, kewaspadaan terhadap kejadian tersebut perlu ditingkatkan.

Angka persentase lansia yang mengalami tersedak dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk usia, kondisi kesehatan, pola makan, dan lingkungan di sekitarnya. Namun demikian, beberapa penelitian menunjukkan bahwa insiden tersedak pada lansia memang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih muda.

Karena masing-masing individu memiliki faktor risiko yang berbeda-beda, maka cara terbaik untuk mencegah tersedak pada lansia adalah dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko tersedak, dan melakukan pencegahan sejak dini.

Perbedaan tersedak dan keselek   

Tersedak dan keselek seringkali digunakan sebagai istilah yang sama, namun sebenarnya keduanya memiliki perbedaan.

Tersedak terjadi ketika benda asing, seperti makanan atau benda lainnya, masuk ke dalam saluran pernapasan, seperti trakea atau bronkus, dan menghalangi aliran udara ke paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, sesak nafas, batuk, bahkan kehilangan kesadaran atau kematian.

Sementara itu, keselek terjadi ketika makanan atau minuman terjepit di tenggorokan dan menimbulkan sensasi sesak atau sulit bernafas. Kondisi ini dapat terjadi pada orang dari segala usia dan biasanya dapat diatasi dengan mudah dengan batuk atau minum air. Namun, dalam beberapa kasus, keselek dapat menjadi serius dan menyebabkan kesulitan bernapas atau bahkan kehilangan kesadaran.

Perbedaan antara tersedak dan keselek terletak pada lokasi masuknya benda asing ke dalam tubuh. Pada tersedak, benda asing masuk ke saluran pernapasan, sedangkan pada keselek, makanan atau minuman terjepit di tenggorokan. Meskipun keduanya berbeda, tersedak dan keselek dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Beberapa faktor lansia mengalami tersedak, antara lain:

😨 Daya tahan tubuh dan kesehatan menurun: 

Pada usia lanjut, daya tahan tubuh dan kesehatan saluran pencernaan cenderung menurun. Hal ini dapat menyebabkan makanan atau minuman sulit dicerna dan berisiko menimbulkan tersedak.

😨 Kehilangan kontrol refleks: 

Pada orang tua atau lansia, refleks menelan mungkin tidak lagi berfungsi dengan baik karena usia dan keadaan kesehatan yang memburuk, sehingga makanan atau minuman dapat masuk ke saluran pernapasan.

😨 Masalah gigi atau mulut:

Gangguan pada gigi atau mulut, seperti gigi yang tanggal, gusi bengkak, atau mulut yang kering dapat menyebabkan kesulitan mengunyah dan menelan makanan.

😨 Masalah pencernaan:

Beberapa kondisi medis yang mempengaruhi pencernaan, seperti penyakit asam lambung, GERD (gastroesophageal reflux disease), atau kelainan pada otot esofagus, dapat meningkatkan risiko tersedak pada lansia.

😨 Gangguan neurologis: 

Beberapa kondisi neurologis seperti stroke, Alzheimer, Parkinson, dan sklerosis multiple dapat mempengaruhi kemampuan menelan dan meningkatkan risiko tersedak.

😨 Kurang perhatian saat makan:

Lansia yang tidak fokus pada saat makan atau terburu-buru makan juga dapat meningkatkan risiko tersedak.

😨 Konsumsi alkohol atau obat-obatan:

Lansia yang mengonsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu, seperti obat penenang atau obat yang menekan sistem saraf pusat, juga dapat mengalami tersedak.


Berikut beberapa cara mencegah tersedak pada orang tua atau lansia:

Potong makanan menjadi ukuran kecil:

Potong makanan menjadi ukuran kecil sebelum disajikan atau diberikan pada orang tua atau lansia. Ini akan memudahkan mereka mengunyah dan menelan makanan dengan lebih mudah.

Perhatikan kebersihan mulut dan gigi:

Pastikan mulut dan gigi orang tua atau lansia selalu dalam keadaan bersih, karena sisa makanan atau debu dapat memicu tersedak.

Hindari memberikan makanan yang sulit dikunyah:

Hindari memberikan makanan yang sulit dikunyah, seperti daging yang keras, beras yang kurang matang, atau buah dengan kulit keras. Ini dapat membuat mereka kesulitan mengunyah dan menelan makanan.

Berikan air atau minuman pada suhu yang tepat:

Berikan air atau minuman pada suhu yang tepat, jangan terlalu panas atau terlalu dingin. Minuman yang terlalu panas dapat menyebabkan luka pada tenggorokan, sedangkan minuman yang terlalu dingin dapat menyebabkan kram perut.

Hindari memberikan makanan atau minuman terlalu cepat:

Jangan memberikan makanan atau minuman terlalu cepat karena dapat menyebabkan orang tua atau lansia menelan makanan atau minuman secara tidak benar.

Berikan perhatian dan pengawasan saat makan:

Berikan perhatian dan pengawasan saat orang tua atau lansia makan, untuk memastikan mereka tidak terburu-buru atau mengunyah makanan terlalu sedikit.

Posisikan tubuh dengan benar saat makan:

Posisikan tubuh dengan benar saat makan, dengan duduk tegak dan kepala sedikit condong ke depan. Ini akan membantu makanan atau minuman masuk ke saluran pencernaan dengan lebih mudah.


Tips untuk untuk mencegah lansia tersedak

  • Jangan biarkan orang tua atau lansia makan sendiri jika mereka memiliki masalah menelan atau tersedak. Bantu mereka selama proses makan dan berikan dukungan yang diperlukan.
  • Jangan biarkan orang tua atau lansia makan saat merasa lelah atau lesu, karena ini dapat meningkatkan risiko tersedak.


Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan pertolongan pertama orang tersedak :

✅ Panggil bantuan medis segera jika korban tidak dapat bernafas atau kesulitan bernafas.

✅ Jika korban masih bisa berbicara atau batuk, biarkan mereka batuk sampai benda yang menyumbat keluar.

✅ Jika korban tidak bisa batuk atau benda yang menyumbat terlalu besar, lakukan Heimlich maneuver. Berdirilah di belakang korban dan posisikan tanganmu di sekitar perutnya. Kemudian, tekan perut ke dalam dan ke atas beberapa kali hingga benda yang menyumbat keluar.

✅ Setelah benda yang menyumbat keluar, periksa apakah korban masih memiliki kesulitan bernafas atau tidak. Jika masih, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.  

Pelatihan pertolongan pertama yang formal yang diselenggarakan organisasi , seperti Palang Merah Indonesia atau organisasi kesehatan terkait, baik untuk diikuti agar dapat melakukan  Heimlich maneuver. dengan benar.





Sumber:

https://www.nsc.org/community-safety/safety-topics/choking

https://injuryfacts.nsc.org/all-injuries/deaths-by-demographics/deaths-by-age/data-details/

https://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-choking/basics/art-20056637

https://pmidkijakarta.or.id/page/Kemitraan-PMI-DKI-Jakarta



Monday, 15 May 2023

Tulang Patah Ini Bukan Urusan Dukun,Awas Gagal Fokus

 

Ilustrasi pergelangan tangan patah
(canva.com)

     Penyakit ini membuat tulang lemah dan rapuh, sangat meningkatkan risiko patah tulang meskipun hanya  jatuh atau terbentur ringan. Gejala yang dimiliki tidak jelas, sehingga banyak orang tidak mengetahui bahwa mereka menderita osteoporosis hingga mengalami patah tulang.

Osteoporosis adalah kondisi yang terjadi ketika tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Orang tua lebih mungkin mengalami osteoporosis karena penurunan hormon dan penurunan massa tulang yang terjadi seiring bertambahnya usia. Osteoporosis dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, seperti patah tulang pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan.

Fraktur dapat mengubah hidup, menyebabkan rasa sakit, kecacatan, dan kehilangan kemandirian. Itulah mengapa penting untuk mencegah osteoporosis 

Macam  Osteoporosis

😱 Osteoporosis Primer

Osteoporosis primer, atau yang biasa disebut dengan osteoporosis tipe 1, merupakan osteoporosis yang umumnya paling banyak terjadi karena terjadi pada wanita usia lanjut atau mulai memasuki fase menopause. Penyebab utama tipe osteoporosis primer ini adalah menurunnya hormon estrogen pada wanita dan hormon androgen pada pria, yang akan menyebabkan tulang mengalami proses pengapuran.

😱 Osteoporosis Sekunder

Osteoporosis sekunder atau yang biasa disebut osteoporosis tipe 2 adalah osteoporosis yang disebabkan oleh penyakit atau konsumsi obat-obatan tertentu. Beberapa penyakit yang rentan terserang osteoporosis tipe ini antara lain diabetes, lupus, ginjal, liver, dan kelainan bawaan lahir.

Orang yang berisiko tinggi untuk mengalami osteoporosis adalah:

💁 Orang yang usianya di atas 50 tahun: 

Risiko terkena osteoporosis meningkat seiring bertambahnya usia.

💁 Wanita pasca-menopause: 

Wanita yang telah mengalami menopause memiliki risiko yang lebih tinggi terkena osteoporosis karena kadar estrogen dalam tubuh menurun. Data Kemenkes RI mencatat prevalensi osteoporosis di Indonesia sebesar 23% pada wanita berusia 50-80 tahun, dan 53% pada wanita berusia 80 tahun ke atas. 

💁 Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan osteoporosis: 

Bila ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, maka risiko seseorang terkena osteoporosis juga meningkat.

💁 Orang yang memiliki tubuh kecil atau kurus: 

Orang yang memiliki tubuh kecil atau kurus cenderung memiliki massa tulang yang lebih sedikit dan risiko osteoporosis yang lebih tinggi.

💁 Orang yang memiliki riwayat penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang: 

Penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang dapat mengurangi kepadatan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis.

💁 Orang yang kurang mengonsumsi kalsium dan vitamin D: 

Kalsium dan vitamin D sangat penting untuk kesehatan tulang. Jika seseorang tidak mendapatkan cukup nutrisi ini, maka risiko terkena osteoporosis akan meningkat.

💁 Orang yang tidak aktif secara fisik:

Olahraga dan aktivitas fisik membantu memperkuat tulang. Orang yang tidak aktif secara fisik cenderung memiliki massa tulang yang lebih sedikit dan risiko osteoporosis yang lebih tinggi.

💁 Orang yang merokok atau minum alkohol secara berlebihan: 

Merokok dan minum alkohol secara berlebihan dapat mengurangi kepadatan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis.

Bila seseorang memiliki faktor risiko tersebut, penting untuk melakukan pencegahan osteoporosis melalui gaya hidup yang sehat dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan atau pengobatan yang tepat.

Gejala- gejala osteoporosis

Biasanya tidak ada gejala pada tahap awal pengeroposan tulang. Tapi begitu tulang Anda melemah karena osteoporosis, Anda mungkin memiliki tanda dan gejala yang meliputi:

  • Nyeri punggung, disebabkan oleh tulang belakang yang patah atau roboh
  • Kehilangan tinggi badan dari waktu ke waktu
  • Postur bungkuk
  • Tulang yang patah jauh lebih mudah dari yang diperkirakan

Beberapa cara mencegah osteoporosis:

💫 Konsumsi makanan yang kaya kalsium:

Kalsium adalah nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Sumber makanan yang baik untuk kalsium adalah susu dan produk olahannya, keju, ikan, sayuran hijau seperti brokoli, bayam, dan kubis.

💫 Konsumsi makanan yang kaya vitamin D: 

Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dan menjaga kesehatan tulang. Sumber makanan yang baik untuk vitamin D adalah ikan, kuning telur, dan makanan yang diperkaya dengan vitamin D seperti susu dan sereal.

💫 Lakukan aktivitas fisik secara teratur:

Berolahraga secara teratur dapat membantu memperkuat tulang dan mencegah kerapuhan tulang. Aktivitas yang baik untuk kesehatan tulang antara lain berjalan kaki, jogging, berenang, dan latihan kekuatan.

💫 Hindari merokok dan minum alkohol yang berlebihan:

Merokok dan minum alkohol yang berlebihan dapat mengurangi kepadatan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis.

💫 Dapatkan asupan nutrisi yang cukup: 

Selain kalsium dan vitamin D, nutrisi lain seperti magnesium, vitamin K, dan vitamin C juga penting untuk kesehatan tulang. Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi ini atau melalui suplemen makanan jika perlu. 

💫 Makanan Asin:

Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung garam (natrium) menyebabkan tubuh kehilangan kalsium dan dapat menyebabkan pengeroposan tulang. Cobalah untuk membatasi jumlah makanan olahan, makanan kaleng, dan garam yang ditambahkan ke makanan yang Anda makan setiap hari. Untuk mengetahui apakah suatu makanan mengandung natrium tinggi, lihat label Fakta Gizi. jika mencantumkan 20% atau lebih untuk% Nilai Harian, berarti tinggi natrium. .

💫 Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur: 

Memeriksa kesehatan tulang secara teratur, terutama bagi orang yang berisiko tinggi terkena osteoporosis, dapat membantu mendeteksi dini dan mencegah kerusakan tulang yang lebih serius. 

Penting juga untuk mencoba menghindari jatuh . Jatuh adalah penyebab patah tulang nomor satu pada orang dewasa yang lebih tua.

Jika Anda memiliki gejala osteoporosis atau kurang yakin dengan kondisi tulang Anda, segera menghubungi tenaga kesehatan yang profesional atau dokter yang bermutu untuk memeriksa kondisi kesehatan.

Dengan menjaga gaya hidup yang sehat dan memperhatikan nutrisi dan aktivitas fisik, kita dapat mencegah osteoporosis dan mempertahankan kesehatan tulang yang baik. Mencegah lebih baik daripada mengobati,



 Sumber:

https://www.osteoporosis.foundation/

https://www.bonehealthandosteoporosis.org/patients/treatment/nutrition/

https://www.niams.nih.gov/health-topics/exercise-your-bone-health

https://medlineplus.gov/osteoporosis.html#cat_93

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/osteoporosis/symptoms-causes/syc-20351968

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2113/mari-ketahui-osteoporosis