Perasaan merujuk pada reaksi seseorang terhadap sesuatu yang dianggap sebagai penghinaan, perlakuan kasar, atau komentar yang tidak diinginkan atau dikecam. Ini bisa melibatkan perasaan seperti marah, sedih, atau sakit hati .
Perasaan pahit adalah respons emosional terhadap situasi di mana seseorang merasa disakiti secara emosional atau merasa bahwa integritas atau harga dirinya telah terganggu. Perasaannya sangat subjektif dan dapat bervariasi dari individu ke individu.
Terluka secara emosional, merujuk pada pengalaman atau keadaan di mana seseorang merasa bahwa perasaan atau emosinya telah terluka atau terganggu. Istilah lain yang sering digunakan adalah “rusak secara emosional” atau “tertekan secara emosional”.
Komunitas lansia yang aktif membuka ruang komunikasi. (Sumber: foto paguyuban pengawas purna) |
Dalam konteks kesehatan mental, perasaan buruk atau terluka emosional sering kali terkait dengan berbagai istilah dan konsep, tergantung pada konteks dan gejala yang dialami seseorang.
Beberapa istilah yang berhubungan dengan perasaan buruk dalam kesehatan mental meliputi:
😭Ketahanan Emosional :
Kemampuan seseorang untuk mengatasi stres, tekanan, atau perasaan dengan cara yang adaptif dan sehat.
😭Reaksi Terhadap Trauma:
Perasaan puas dan emosi negatif yang muncul setelah mengalami peristiwa traumatis atau kejadian berat.
😭Gangguan Kecemasan:
Kadang-kadang, perasaan dan kecemasan dapat terkait, dan gangguan kecemasan seperti gangguan kecemasan sosial dapat mempengaruhi kesehatan mental.
😭Gangguan Suasana Hati :
Perasaan berkepanjangan atau mendalam dapat dikaitkan dengan gangguan mood, seperti depresi atau gangguan bipolar.
😭Ditoleransi Frustrasi :
Seseorang yang mudah beradaptasi dan tidak mampu mengatasi frustrasi mungkin dapat mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain dan merasa tertekan.
tidak membantu dalam berinteraksi dengan orang lain. (Sumber: foto canva.com) |
😭Konflik Interpersonal:
Perasaan sering kali muncul dalam konteks konflik interpersonal, di mana hubungan dengan orang lain bisa terganggu.
😭Stigma dan Diskriminasi:
Terkadang, perasaan buruk juga terkait dengan pengalaman stigma atau diskriminasi yang dapat mempengaruhi kesehatan mental.
Lansia mungkin lebih rentan untuk merasa tersinggung atau terluka karena beberapa alasan, meskipun ini bisa bervariasi dari individu ke individu.
Beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa lansia mungkin mudah terluka secara emosional :
😩Perubahan Fisik dan Kesehatan:
Proses penuaan sering kali disertai dengan perubahan fisik, seperti penurunan pendengaran, penglihatan, atau kesehatan umum. Hal ini dapat membuat lansia lebih rentan terhadap situasi yang memicu perasaan tidak berdaya.
😩Perubahan Hormon:
Perubahan hormonal yang terjadi seiring dengan penuaan dapat mempengaruhi suasana hati dan emosi seseorang.
Perubahan hormonal dapat mempengaruhi emosi. (Sumber: canva,com) |
😩Isolasi Sosial:
Lansia mungkin menangani isolasi sosial atau kehilangan orang-orang yang penting dalam hidup mereka, yang dapat meningkatkan perasaan kesepian dan kerentanan emosional.
😩Stigma dan Diskriminasi:
Lansia terkadang menghadapi stigma atau diskriminasi berdasarkan usia mereka, yang dapat mempengaruhi harga diri dan perasaan diri.
😩Stres dan Kecemasan:
Penuaan bisa membawa stres dan kekhawatiran, terutama yang berkaitan dengan kesehatan, keuangan, atau hilangnya kemerdekaan . Hal ini dapat membuat lansia lebih rentan terhadap perasaan miskin.
😩Gangguan Mental:
Gangguan kesehatan mental seperti depresi atau gangguan kecemasan mungkin lebih umum terjadi pada lansia dan dapat meningkatkan perasaan buruk.
😩Perubahan Kognitif:
Gangguan kognitif seperti demensia dapat mempengaruhi persepsi dan pemahaman, sehingga lansia mungkin lebih sulit mengelola emosinya.
Beberapa ciri lansia yang terluka secara emosional dapat bervariasi, antara lain:
😖Perubahan Mood yang Drastis:
Lansia yang terluka secara emosional mungkin mengalami fluktuasi perasaan yang tajam , seperti depresi, kecemasan, atau kemarahan yang mendalam.
😖Perasaan Kesepian:
Perasaan kesepian dan isolasi sosial dapat menjadi tanda bahwa seseorang lansia merasa terluka secara emosional. Isolasi sering terjadi pada orang lanjut usia, dan hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan emosional mereka. Lansia mengembangkan fobia sosial seiring bertambahnya usia karena keterbatasan mobilitas, gangguan kognitif, atau masalah lain yang menyebabkan mereka merasa malu.
Perasaan kesepian dapat menjadi tanda terluka secara emosional. (Sumber: canva.com) |
😖Kehilangan Minat atau Kegairahan :
Kadang-kadang, lansia yang terluka secara emosional dapat kehilangan minat dalam aktivitas yang mereka nikmati sebelumnya atau kehilangan gairah hidup.
😖Penurunan Energi:
Merasa lelah, lemah, atau kehilangan energi secara konstan adalah gejala yang dapat muncul.
😖Gangguan Tidur:
membantu tidur atau pola tidur yang terganggu bisa menjadi tanda lansia yang terluka secara emosional. Sulit untuk tertidur atau tertidur sepanjang malam dapat menyebabkan insomnia, yang lebih sering menyerang orang lanjut usia dibandingkan kebanyakan kelompok umur lainnya. Meningkatnya tingkat kecemasan dan stres sering kali menjadi penyebab insomnia pada lansia
😖Gangguan Makan:
Perubahan dalam kebiasaan makan, seperti nafsu makan yang berkurang atau kebiasaan makan berlebihan , mungkin terlihat. Kesehatan emosi yang buruk juga dapat menghalangi lansia untuk mengonsumsi makanan yang tepat. Akibatnya, kesehatan mereka secara keseluruhan menurun.
😖Menarik Diri Dari Hubungan Sosial:
Lansia yang merasa emosional terluka mungkin menarik diri dari interaksi sosial dan menghindari kontak dengan orang lain.
😖Merasa Putus Asa atau Tidak Bernilai:
Perasaan putus asa, tidak berarti, atau kehilangan harga diri bisa menjadi tanda yang muncul.
😖Menangis atau Ekspresi Emosi Negatif Lainnya:
Merasa terluka emosional sering kali dapat disertai dengan tangisan atau ekspresi emosi negatif lainnya.
😖Gangguan Kognitif:
Kadang-kadang, lansia yang terluka secara emosional mungkin mengalami gangguan kognitif, seperti kesulitan berkonsentrasi atau kebingungan. Penuaan dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif, sehingga sulit melakukan beberapa tugas sehari-hari yang sebelumnya dia tangani dengan mudah, sehingga menimbulkan rasa takut, ragu, dan khawatir.
Perasaan terluka emosional pada lansia bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan mental seperti depresi atau gangguan kecemasan.
💬 Ketakutan emosional pada lansia adalah langkah penting untuk menjaga kesejahteraan mental dan emosional mereka.
Beberapa cara untuk mencegah cedera emosional pada lansia:
😴Jaga Komunikasi yang Baik:
Membuka saluran komunikasi yang baik dengan lansia dapat membantu mereka merasa didengar dan dipahami. Jadilah pendengar yang baik dan hormati perasaan dan pandangan mereka.
😴Hindari Isolasi Sosial :
Bantu lansia untuk tetap terhubung dengan teman, keluarga, dan komunitas. Kehidupan sosial yang aktif dapat mengurangi risiko kesepian dan isolasi.
😴Fasilitasi Aktivitas Sosial:
Ajak lansia untuk berpartisipasi dalam aktivitas sosial seperti klub, pertemuan teman, atau kegiatan sukarela yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.
😴Perhatikan Kesehatan Fisik:
Upayakan agar lansia menjaga kesehatan fisik dengan olahraga teratur, pola makan seimbang, dan rutin pemeriksaan medis. Kesehatan fisik yang baik dapat mendukung kesehatan mental.
😴Dukungan Emosional :
Sediakan dukungan emosional dan mendorong lansia untuk berbicara tentang perasaan mereka. Mereka harus merasa nyaman untuk mengungkapkan kekhawatiran atau kecemasan mereka.
😴Mengelola Stres:
Ajarkan teknik pengelolaan stres seperti relaksasi, relaksasi, atau yoga. Ini dapat membantu lansia mengatasi tekanan dan stres sehari-hari.
😴Perhatikan Tanda Depresi atau Kecemasan:
Pelajari tanda-tanda depresi atau kecemasan pada lansia, dan jika tanda-tanda ini muncul, segera konsultasikan dengan profesional kesehatan.
😴Berikan Keterlibatan:
Biarkan lansia terlibat dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka. Merasa memiliki kendali atas hidup mereka dapat membantu meningkatkan kesejahteraan emosional.
😴Pendidikan:
Edukasi lansia dan keluarga mereka tentang masalah kesehatan mental, proses penuaan, dan perubahan yang mungkin terjadi dalam kesejahteraan emosional.
😴Privasi Hormati:
Privasi hormati dan batasan pribadi lanjut usia. Jangan memaksakan pembicaraan atau tindakan yang tidak diinginkan.
😴Ciptakan Lingkungan yang Aman dan Dukungan:
Pastikan lingkungan tempat tinggal lansia aman, nyaman, dan mendukung. Ini termasuk mendukung mobilitas dan aksesibilitas yang baik.
😴Manfaatkan Layanan Dukungan:
Gunakan layanan dukungan yang tersedia, seperti kelompok dukungan, perawatan kesehatan mental, dan bantuan dari tenaga kesehatan atau konselor.
💬 Ketakutan emosional pada lansia mencakup pendekatan holistik yang mencakup perawatan kesehatan fisik dan mental, dukungan sosial, dan perhatian terhadap kebutuhan individu.
Pemulihan dari cedera emosional pada lansia memerlukan perhatian dan perawatan yang sesuai.
Beberapa langkah yang dapat membantu dalam menyembuhkan luka emosional pada lansia:
👳Konsultasi dengan Profesional Kesehatan Mental:
Langkah pertama adalah mencari bantuan dari profesional kesehatan mental seperti psikolog, psikiater, atau konselor yang berpengalaman dalam merawat lansia. Mereka dapat melakukan evaluasi dan meresepkan perawatan yang sesuai.
👳Terapi Psikologis:
Terapi seperti terapi kognitif perilaku (CBT), terapi berbicara, atau terapi dukungan sosial dapat membantu lansia untuk mengatasi masalah emosional dan belajar strategi koping yang sehat.
👳Obat-obatan:
Dalam beberapa kasus, profesional kesehatan mental mungkin meresepkan obat-obatan, terutama jika lansia mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan. Obat-obatan harus diterapkan dengan ketat oleh dokter.
👳Perubahan Gaya Hidup Sehat:
Penerapan gaya hidup yang sehat, termasuk olahraga teratur, makan seimbang, dan tidur yang cukup, dapat berdampak positif pada kesehatan mental lansia.
👳Dukungan Sosial:
Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, dan kelompok dukungan sosial dapat membantu lansia merasa lebih didukung dan kurangi rasa kesepian.
👳Mengatasi Isolasi Sosial:
Mengambil langkah-langkah untuk mengatasi isolasi sosial, seperti berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau program komunitas, dapat membantu lansia merasa lebih terhubung.
👳Aktivitas yang Menyenangkan:
Mengikutsertakan diri dalam aktivitas yang dihargai dan membuat senang dapat membantu meningkatkan suasana hati dan meredakan luka emosional.
👳Pendidikan dan Kesadaran:
Lansia dan keluarganya harus diberikan informasi tentang masalah kesehatan mental dan emosional pada lansia agar dapat memahami dan mengelola dengan lebih baik.
👳Pantau Perkembangan:
Penting untuk mengkomunikasikan perkembangan lansia selama perawatan dan berbicara terbuka dengan profesional kesehatan tentang perasaan dan kemajuan yang dicapai.
Pemulihan luka emosional pada lansia mungkin memerlukan waktu, dan prosesnya bisa berbeda bagi setiap individu. Dukungan dan pemahaman keluarga juga berperan penting dalam menyembuhkan luka emosional pada lansia.
Sumber:
https://homecareassistanceofalbuquerque.com/emotional-health-issues-in-seniors
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7162725/
https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fnhum.2022.736688/full
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32488250/