Friday, 26 January 2024

Foot Problems, Langkah-langkah Terbatas Lansia.

        Seiring bertambahnya usia, tubuh berubah, tidak terkecuali kaki. Sakit kaki dan masalah kaki sering terjadi pada orang lanjut usia, sehingga sulit menjalankan fungsi sehari-hari. Dari kaki rata hingga nyeri tumit, ada banyak penyakit yang membuat aktivitas seperti menaiki tangga atau turun dari kursi menjadi menantang.

Pertambahan usia menimbulkan perubahan pada tubuh termasuk kaki.
(Sumber: foto paguyuban pengawas purna)

Sakit kaki dan kelainan kaki sering terjadi pada orang lanjut usia. Sakit kaki membuat sulit berjalan dan melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya saja seperti bangun dari kursi, menaiki tangga, menyiapkan makanan, atau menggunakan toilet.

Ada kondisi medis tertentu yang dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kaki. Misalnya, sirkulasi yang buruk akibat diabetes dapat mengakibatkan kerusakan saraf dan berkurangnya sirkulasi darah. Sirkulasi yang buruk dapat menyebabkan neuropati perifer, penyakit arteri perifer, dan masalah kaki terkait lainnya.

Masalah kaki pada lansia dapat mencakup berbagai kondisi dan gangguan yang mempengaruhi kesehatan kaki mereka. 

Beberapa masalah kaki yang umum pada lansia meliputi:

Otot dan Persendian:
  • Osteoarthritis: Merupakan bentuk artritis yang umum pada lansia, di mana tulang rawan di persendian mengalami kerusakan dan menyebabkan rasa sakit serta ketidaknyamanan.
  • Pembengkakan sendi: Lansia lebih rentan terhadap pembengkakan sendi, yang dapat membatasi pergerakan dan kenyamanan kaki.
Osteoarthritis merupakan bentuk umum arthritis pada lansia.
(Sumber: foto canva.com)
Vaskular (Pertautan Darah):
Penyakit arteri perifer (PAP): 
Penyakit ini melibatkan penyempitan atau penyumbatan arteri yang menyuplai darah ke kaki. Hal ini dapat menyebabkan nyeri, kelemahan, atau bahkan terjadi gangren.

Neuropati (Gangguan Saraf):
Neuropati perifer: 
Lansia sering mengalami kerusakan saraf perifer, yang dapat menyebabkan mati rasa, kelemahan, atau rasa panas pada kaki. Neuropati juga dapat meningkatkan risiko cedera karena kurangnya sensasi.

Kulit dan Jaringan Lunak:
Luka dan infeksi: 
Kulit pada lansia cenderung lebih kering dan kurang elastis, meningkatkan risiko terjadinya luka dan infeksi. Diabetes juga dapat menyebabkan masalah kulit dan luka sulit sembuh.

Deformitas dan Postur:
Deformitas kaki: 
Beberapa lansia mungkin mengalami deformitas kaki, seperti kelainan bentuk atau perubahan postur yang dapat memengaruhi mobilitas dan keseimbangan.

Pertautan Darah dan Sirkulasi:
Varises: 
Adalah pembengkakan dan pelebaran pembuluh darah vena, yang dapat menyebabkan nyeri dan kelelahan pada kaki.

Mobilisasi Terbatas:
Keterbatasan mobilitas: 
Lansia sering mengalami keterbatasan mobilitas, baik karena masalah muskuloskeletal, kelemahan otot, atau masalah lain yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk bergerak.
Lansia mengalami keterbatasan mobilitas karena masalah kaki.
(Sumber: foto canva.com)
Atrofi Bantalan Lemak:
Semakin bertambahnya usia dapat menyebabkan penambahan berat badan dan lemak. Namun satu-satunya tempat di mana bisa kehilangan bantalan adalah di kaki. Hal itu buruk karena lapisan empuk untuk melindungi tootsi dari hentakan setiap hari. Berdampak timbulnya rasa nyeri pada bagian telapak kaki dan tumit.

Tumit Retak :
Kulit dewasa menghasilkan lebih sedikit minyak dan elastin , sehingga membuatnya lebih kering dan kurang kenyal. Tanpa perawatan rutin, tumit bisa mengeras, retak, atau sakit.

Tendinitis Achilles: 
Achilles adalah tendon yang digunakan untuk melenturkan kaki saat menaiki tangga atau naik dengan jari kaki. Usia dan berkurangnya suplai darah dapat melemahkan tendon. Tumit atau bagian belakang pergelangan kaki Anda mungkin terasa sakit.

Infeksi jamur :
Kulit yang kurang elastis dan kekebalan tubuh yang lebih lemah dapat mengundang lebih banyak infeksi jamur pada lansia. Telapak kaki mungkin bersisik dan gatal. Jika tidak diobati, infeksinya bisa menyebar ke kuku kaki. Perawatannya meliputi krim antijamur dan terkadang pil. Jamur sulit dibunuh, jadi gunakan obat selama sesuai petunjuk. 

Ulkus Kaki Diabetik:
Jika menderita banyak faktor metabolik dan neurovaskular, maka timbul masalah yang disebut neuropati diabetik. Akibatnya, hilangnya rasa atau nyeri pada kaki, jari kaki, tungkai, dan lengan yang disebabkan oleh sirkulasi yang buruk dan kerusakan saraf. Luka atau lecet mungkin terjadi karena kulit mati menumpuk di lapisan atas kulit yang keras. Cedera ini luput dari perhatian karena hilangnya rasa dan bisa menjadi sumber infeksi atau bakteri.

       Lansia yang memiliki masalah dengan kaki memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan masalah yang sedang dirasakan dan pengalaman tidak nyaman.

Beberapa ciri umum masalah kaki pada lansia, antara lain:

Rasa Nyeri atau Tidak Nyaman:
Lansia mungkin mengalami rasa nyeri atau ketidaknyamanan di kaki, yang bisa disebabkan oleh osteoarthritis, neuropati, atau masalah vaskular.

Pembengkakan:
Pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki dapat terjadi akibat masalah vaskular, penyakit jantung, atau kondisi lainnya.

Matinya Rasa atau Kesemutan:
Lansia yang mengalami neuropati perifer mungkin mengalami mati rasa, kesemutan, atau sensasi tidak normal lainnya pada kaki.

Perubahan Warna Kulit:
Masalah sirkulasi dapat menyebabkan perubahan warna kulit, seperti kemerahan atau kebiruan pada kaki.

Luka atau Borok yang Sulit Sembuh:
Lansia, terutama mereka yang memiliki diabetes, mungkin rentan terhadap luka atau borok pada kaki yang sulit sembuh.

Deformitas atau Perubahan Bentuk:
Perubahan bentuk atau deformitas pada kaki, seperti kemerahan atau perubahan bentuk sendi, dapat menjadi tanda masalah muskuloskeletal.

Keterbatasan Gerakan atau Kekakuan:
Keterbatasan gerakan, kekakuan, atau kesulitan bergerak bisa disebabkan oleh masalah pada persendian, otot, atau tulang.
Kekakuan persendian pada lansia menyebabkan sulit bergerak.
(Sumber: foto canva.com)
Gangguan Keseimbangan:
Lansia dengan masalah kaki mungkin mengalami kesulitan mempertahankan keseimbangan, meningkatkan risiko jatuh.

Peningkatan Risiko Cedera:
Karena hilangnya sensasi atau penurunan kekuatan otot, lansia dapat memiliki risiko lebih tinggi mengalami cedera atau luka pada kaki.

Penurunan Kualitas Hidup:
Masalah kaki dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup karena keterbatasan mobilitas, rasa nyeri, atau keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

       Masalah kaki pada lansia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang bersifat fisik maupun yang terkait dengan proses penuaan. 

Beberapa faktor penyebab masalah kaki pada lansia meliputi:

Osteoarthritis:
Proses penuaan dapat menyebabkan kerusakan pada tulang rawan di persendian, yang dapat mengakibatkan osteoarthritis. Kondisi ini bisa memengaruhi sendi-sendi di kaki dan menyebabkan nyeri serta kekakuan.

Penyakit Vaskular:
Penyakit arteri perifer (PAP) atau penyakit vaskular lainnya dapat terjadi pada lansia, mengakibatkan penurunan aliran darah ke kaki. Hal ini dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan masalah sirkulasi.

Neuropati Perifer:
Gangguan saraf perifer, seperti neuropati, dapat mempengaruhi sensasi pada kaki. Lansia, terutama mereka dengan diabetes, berisiko tinggi mengalami neuropati perifer.

Penyakit Diabetes:
Diabetes dapat menyebabkan masalah kaki serius, termasuk neuropati, gangguan sirkulasi, dan luka yang sulit sembuh.

Penyakit Jantung:
Penyakit jantung dapat mempengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk ke kaki. Kurangnya suplai darah dapat menyebabkan nyeri dan pembengkakan.

Deformitas Struktural:
Deformitas atau perubahan struktural pada kaki, seperti bunion atau kelainan bentuk sendi, dapat meningkat seiring penuaan dan menyebabkan ketidaknyamanan.

Penurunan Kepadatan Tulang:
Osteoporosis, yang umum pada lansia, dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang dan meningkatkan risiko fraktur atau patah tulang di kaki.

Gaya Hidup dan Aktivitas Fisik:
Kurangnya aktivitas fisik atau gaya hidup yang tidak sehat dapat berkontribusi pada masalah kaki, termasuk kelemahan otot dan keterbatasan mobilitas.

Obesitas:
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat memberikan tekanan tambahan pada kaki dan sendi, meningkatkan risiko masalah seperti osteoarthritis.

Infeksi:
Lansia mungkin lebih rentan terhadap infeksi kaki, terutama jika sistem kekebalan tubuh mereka lemah.

Penurunan Elastisitas Kulit:
Penuaan juga dapat menyebabkan penurunan elastisitas kulit, meningkatkan risiko lecet, luka, atau infeksi pada kaki.

       Mencegah masalah kaki pada lansia melibatkan perhatian khusus terhadap kesehatan kaki dan langkah-langkah pencegahan. 

Beberapa saran untuk mencegah masalah kaki pada lansia:

Perawatan Kaki Rutin:
Rutin memeriksa dan merawat kaki, termasuk memotong kuku kaki dengan benar, menjaga kebersihan, dan mengeringkan kaki dengan baik setelah mandi.

Pemilihan Sepatu yang Tepat:
Memilih sepatu yang nyaman dan sesuai ukuran dapat membantu mencegah masalah kaki, seperti lecet, borok, atau bengkak.

Aktivitas Fisik Teratur:
Melibatkan diri dalam aktivitas fisik secara teratur dapat membantu menjaga kekuatan otot dan fleksibilitas kaki, serta meningkatkan sirkulasi darah.

Mengelola Berat Badan:
Menjaga berat badan yang sehat melalui pola makan seimbang dan aktifitas fisik dapat mengurangi tekanan pada kaki dan sendi.

Pengelolaan Diabetes:
Untuk lansia dengan diabetes, menjaga gula darah dalam batas normal sangat penting untuk mencegah masalah kaki. Pemantauan rutin dan perawatan yang baik perlu diterapkan.

Pemantauan Tekanan Darah:
Menjaga tekanan darah dalam kisaran normal dapat membantu mencegah masalah sirkulasi yang dapat memengaruhi kesehatan kaki.

Latihan Keseimbangan:
Latihan keseimbangan seperti tai chi atau yoga dapat membantu mencegah kecelakaan jatuh yang dapat menyebabkan cedera pada kaki.
Latihan keseimbangan mencegah kecelakaan jatuh.
(Sumber: foto canva,com)
Hindari Rokok:
Merokok dapat mempengaruhi sirkulasi darah, sehingga berhenti merokok dapat membantu menjaga kesehatan kaki.

Perawatan Kulit:
Menggunakan pelembap untuk menjaga kelembaban kulit dan mencegah kerak atau kulit pecah-pecah.

Pantau Perubahan pada Kaki:
Lansia sebaiknya memerhatikan perubahan pada kaki, seperti warna kulit, pembengkakan, atau luka kecil. Jika ada perubahan, segera konsultasikan dengan profesional kesehatan.

Minum Cukup Air:
Menjaga tubuh terhidrasi membantu mencegah dehidrasi, yang dapat memengaruhi kesehatan kaki.

Pertahankan Kesehatan Mental:
Kesehatan mental yang baik juga penting, karena dapat memotivasi lansia untuk tetap aktif dan peduli terhadap perawatan kaki mereka.

Berkonsultasi dengan Profesional Kesehatan:
Lansia sebaiknya secara rutin berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan untuk evaluasi kesehatan kaki dan penanganan dini jika ada masalah.

       Pengobatan masalah kaki pada lansia akan tergantung pada jenis masalah kaki yang dialami. Penanganan dapat mencakup perawatan medis, perubahan gaya hidup, serta terapi fisik. 

Beberapa pendekatan umum dalam pengobatan masalah kaki pada lansia:

Konsultasi dengan Profesional Kesehatan:
Pertama-tama, lansia yang mengalami masalah kaki sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau spesialis kesehatan, seperti ahli ortopedi, ahli bedah ortopedi, atau ahli perawatan kaki (podiatris). Profesional kesehatan akan melakukan evaluasi menyeluruh dan meresepkan perawatan yang sesuai.

Perawatan Luka dan Infeksi:
Jika ada luka atau infeksi pada kaki, perawatan yang tepat harus diberikan. Ini mungkin melibatkan pembersihan luka, perawatan antibiotik jika diperlukan, dan pemantauan yang cermat.

Manajemen Nyeri:
Untuk masalah seperti osteoarthritis atau nyeri neuropatik, dokter mungkin meresepkan obat penghilang rasa sakit atau anti inflamasi nonsteroid (NSAID) untuk mengelola rasa sakit dan peradangan.

Pengelolaan Diabetes:
Bagi lansia dengan diabetes, pengelolaan gula darah yang baik sangat penting. Ini melibatkan pemantauan gula darah secara teratur, pengaturan diet, dan penggunaan insulin atau obat diabetes jika diperlukan.

Terapi Fisik:
Terapis fisik dapat membantu lansia mengembangkan program latihan yang dirancang khusus untuk meningkatkan kekuatan otot, keseimbangan, dan fleksibilitas kaki.

Orthotics atau Penunjang Kaki:
Penggunaan penunjang kaki atau orthotics dapat membantu memperbaiki postur kaki dan mengurangi tekanan pada area tertentu, seperti pada kasus deformitas atau masalah postur.

Terapi Rehabilitasi:
Bagi lansia yang telah mengalami cedera atau operasi, terapi rehabilitasi dapat membantu dalam pemulihan dan membangun kembali kekuatan serta mobilitas kaki.

Intervensi Bedah:
Dalam beberapa kasus, seperti pada deformitas kaki yang signifikan atau masalah persendian yang parah, intervensi bedah mungkin diperlukan. Ini dapat mencakup pemasangan implan, penggantian sendi, atau prosedur bedah lainnya.

Manajemen Vaskular:
Untuk masalah sirkulasi seperti penyakit arteri perifer, dokter mungkin meresepkan obat atau merekomendasikan prosedur medis, seperti angioplasti atau bypass vaskular.

Edukasi dan Pencegahan:
Lansia dan keluarganya perlu diberikan edukasi tentang cara merawat kaki dengan baik dan langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari masalah lebih lanjut.

Setiap kondisi kesehatan memerlukan pendekatan yang spesifik, dan penanganan masalah kaki pada lansia harus disesuaikan dengan kebutuhan individu. Berkonsultasilah dengan profesional kesehatan untuk diagnosis yang akurat dan perencanaan perawatan yang tepat.



Sumber:

https://primecareprosthetics.com/blog/what-are-common-foot-problems-in-older-adults-foot-care-tips-for-seniors

https://www.webmd.com/healthy-aging/ss/slideshow-foot-problems-as-you-age

https://rcpod.org.uk/common-foot-problems/ageing-feet

https://www.healthinaging.org/a-z-topic/foot-problems

https://medicinetoday.com.au/mt/2017/july/feature-article/foot-problems-older-people

 


No comments:

Post a Comment