Orang lanjut usia lebih mungkin mengalami memar dibandingkan masyarakat umum. Hal ini karena kulit mereka menjadi lebih tipis seiring bertambahnya usia, dan jaringan pendukung pembuluh darah menjadi lebih rapuh.
Kebanyakan memar terjadi ketika pembuluh darah kecil (kapiler) di dekat permukaan kulit pecah akibat pukulan atau cedera, sering kali pada lengan atau kaki. Ketika ini terjadi, darah bocor keluar dari pembuluh darah dan awalnya muncul sebagai tanda gelap. Akhirnya tubuh menyerap kembali darah tersebut, dan bekasnya hilang.
Lansia sering mengalami memar karena kulit menjadi tipis. (Sumber: foto forum warga 09/09) |
Istilah medis untuk memar adalah "hematoma." Hematoma merujuk pada penumpukan darah di luar pembuluh darah yang terjadi akibat cedera atau trauma pada jaringan tubuh. Hematoma dapat terjadi di bawah kulit (hematoma subkutan), di dalam otot (hematoma intramuskular), atau di dalam organ tubuh. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika darah mengalir ke ruang-ruang di luar pembuluh darah dan membentuk bekuan darah, menyebabkan perubahan warna pada kulit yang umumnya dikenal sebagai memar.
Memar juga menggambarkan perubahan warna pada kulit sebagai hasil dari cedera atau trauma. Biasanya, memar terjadi ketika kapiler (pembuluh darah kecil) di bawah kulit pecah dan darah keluar ke jaringan sekitarnya. Memar dapat muncul dalam berbagai warna, mulai dari merah muda atau merah kebiruan hingga ungu, dan akhirnya berubah menjadi kuning atau coklat seiring waktu.
Proses terjadinya memar melibatkan beberapa tahap, termasuk peradangan, pengumpulan darah di bawah kulit, dan pemecahan produk darah yang terperangkap. Warna-warna yang berbeda pada memar mencerminkan berbagai tahapan dalam penyembuhan cedera tersebut.
Memar biasanya tidak berbahaya dan sembuh dengan sendirinya seiring waktu. Beberapa cara untuk meredakan memar termasuk penerapan kompres dingin pada area yang terkena segera setelah cedera, mengangkat area yang terkena untuk mengurangi pembengkakan, dan memberi waktu bagi tubuh untuk menyembuhkan.
Memar terjadi ketika kapiler darah di bawah kulit pecah dan menyebabkan darah keluar ke jaringan sekitarnya.
Beberapa penyebab umum terjadinya memar melibatkan trauma atau cedera pada tubuh, seperti:
Tumbukan atau Pukulan:
Pukulan atau tumbukan pada tubuh dapat merusak pembuluh darah kecil dan menyebabkan perdarahan di bawah kulit.
Jatuh:
Jatuh atau tergelincir dapat menyebabkan tekanan pada pembuluh darah dan menyebabkan memar.
Lansia mudah tergelincir menyebabkan memar. (Sumber: foto canva.com) |
Benturan dengan Benda Tumpul:
Benturan dengan benda tumpul, seperti meja atau pintu, juga dapat menjadi penyebab memar.
Aktivitas Olahraga:
Cedera olahraga, terutama yang melibatkan kontak fisik atau benturan, dapat menyebabkan memar.
Tekanan Berlebih:
Tekanan yang berlebihan pada kulit, misalnya saat menggenggam sesuatu dengan sangat kuat, dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan memar.
Operasi atau Prosedur Medis:
Beberapa prosedur medis atau operasi dapat menyebabkan memar sebagai efek samping sementara.
Penyakit Darah atau Gangguan Pembekuan Darah:
Beberapa kondisi kesehatan, seperti hemofilia atau trombositopenia (kurangnya trombosit), dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap memar karena gangguan pembekuan darah.
Penuaan:
Kapiler darah dapat menjadi lebih rapuh seiring penuaan, membuat seseorang lebih rentan terhadap memar.
Beberapa penyakit dan kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko atau menyebabkan kemudahan terbentuknya memar. Beberapa di antaranya melibatkan gangguan pembekuan darah atau kelemahan pembuluh darah.
Beberapa kondisi yang menyebabkan memar, meliputi:
Hemofilia:
Hemofilia adalah gangguan pembekuan darah yang diturunkan secara genetik. Penderita hemofilia cenderung mengalami perdarahan yang sulit dihentikan setelah cedera, yang dapat mengakibatkan memar yang lebih sering dan lebih parah.
Purpura Trombositopenia Immune (ITP):
ITP adalah kondisi yang menyebabkan jumlah trombosit dalam darah menjadi sangat rendah. Trombosit adalah sel darah yang penting untuk pembekuan darah. Jika jumlah trombosit rendah, seseorang dapat lebih rentan terhadap memar dan perdarahan.
Defisiensi Vitamin K:
Vitamin K diperlukan untuk pembekuan darah yang normal. Kekurangan vitamin K dapat mengganggu proses pembekuan dan meningkatkan risiko terjadinya memar.
Kekurangan vitamin K dapat mengganggu proses pembekuan. (Sumber: foto canva.com) |
Penyakit Vaskulitis:
Vaskulitis adalah peradangan pembuluh darah, yang dapat membuat pembuluh darah lebih rentan terhadap kerusakan dan pecah, menyebabkan memar.
Leukemia:
Beberapa jenis leukemia, terutama leukemia akut, dapat menyebabkan penurunan jumlah trombosit dan memicu perdarahan dan memar.
Penyakit Liver:
Gangguan pada hati, seperti sirosis atau penyakit hati lainnya, dapat mempengaruhi produksi faktor-faktor pembekuan darah dan meningkatkan risiko memar.
Penyakit Ginjal Kronis:
Pada kasus penyakit ginjal kronis, pembekuan darah yang normal dapat terganggu, meningkatkan risiko terjadinya memar.
Penyakit Autoimun:
Beberapa penyakit autoimun, seperti lupus, dapat menyebabkan peradangan dan mempengaruhi pembuluh darah, meningkatkan risiko terjadinya memar.
Sindrom Ehlers-Danlos:
Ini adalah kelompok gangguan genetik yang mempengaruhi struktur dan kekuatan jaringan ikat dalam tubuh, termasuk pembuluh darah. Orang dengan sindrom ini mungkin lebih rentan terhadap memar dan lecet.
Anemia Aplastik:
Kondisi ini ditandai dengan produksi sel darah yang sangat rendah, termasuk trombosit, yang dapat meningkatkan risiko memar dan perdarahan.
Terdapat beberapa alasan mengapa lansia (orang tua) cenderung lebih mudah memar dibandingkan dengan orang yang lebih muda.
Beberapa faktor ini dapat menyebabkan pembuluh darah dan jaringan kulit menjadi lebih rentan terhadap kerusakan:
Kerusakan Kulit dan Jaringan:
Seiring bertambahnya usia, kulit dan jaringan di bawahnya dapat mengalami kerusakan struktural. Kulit menjadi lebih tipis dan kehilangan sebagian elastisitasnya, yang membuatnya lebih rentan terhadap cedera dan memar.
Kulit lansia lebih tipis dan berkurang elastisitasnya. (Sumber: foto canva.com) |
Penurunan Produksi Kolagen:
Kolagen adalah protein struktural yang memberikan kekuatan dan keelastisan pada kulit. Pada usia yang lebih lanjut, produksi kolagen dapat menurun, membuat kulit lebih tipis dan lebih mudah tergores atau memar.
Penurunan Lembutan Lemak Bawah Kulit:
Lemak bawah kulit bertindak sebagai bantalan alami yang melindungi pembuluh darah dan jaringan di bawahnya. Pada usia yang lebih tua, lemak ini dapat berkurang, meninggalkan pembuluh darah lebih mudah terpapar dan rentan terhadap cedera.
Penurunan Kekuatan Pembuluh Darah:
Pembuluh darah juga mengalami perubahan seiring waktu. Mereka dapat menjadi lebih rapuh dan kehilangan elastisitas, yang meningkatkan risiko pecah dan perdarahan kecil yang menyebabkan memar.
Gangguan Pembekuan Darah:
Beberapa lansia mungkin memiliki gangguan pembekuan darah atau mengonsumsi obat-obatan tertentu yang mempengaruhi pembekuan darah, yang dapat meningkatkan risiko memar.
Aktivitas Fisik yang Menurun:
Lansia cenderung memiliki tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah, yang dapat menyebabkan penurunan kekuatan otot dan keseimbangan. Kelemahan otot dan keseimbangan yang buruk dapat meningkatkan risiko jatuh dan cedera, yang pada gilirannya dapat menyebabkan memar.
Gangguan Kesehatan yang Mendasari:
Beberapa kondisi kesehatan tertentu yang lebih umum pada lansia, seperti osteoporosis atau penyakit pembuluh darah, dapat membuat tulang dan pembuluh darah lebih rentan terhadap cedera dan memar.
Beberapa langkah membantu mencegah memar pada lansia :
Menghindari Jatuh:
- Pasang pegangan atau tangan penyangga di area-area berbahaya di rumah, seperti kamar mandi.
- Pastikan lantai rumah tidak licin dan bebas dari hambatan.
- Gunakan alas kaki yang nyaman dan sesuai untuk mencegah tergelincir.
Aktivitas Fisik dan Latihan Keseimbangan:
- Melibatkan lansia dalam program latihan keseimbangan dan kekuatan otot dapat membantu meningkatkan kestabilan dan mengurangi risiko jatuh.
- Konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk program latihan yang sesuai dengan kondisi fisik mereka.
Pemeliharaan Kulit:
- Gunakan krim atau losion yang dapat melembapkan kulit untuk mencegah kekeringan dan menjaga elastisitas kulit.
- Hindari garukan yang berlebihan karena dapat merusak kulit.
Konsumsi Nutrisi yang Tepat:
Pastikan asupan nutrisi yang cukup, terutama vitamin dan mineral seperti vitamin C dan K, yang penting untuk kesehatan kulit dan pembekuan darah.
Cek Penggunaan Obat-obatan:
- Beberapa obat dapat mempengaruhi pembekuan darah atau keseimbangan, sehingga perlu dipantau oleh dokter.
- Jangan menghentikan atau mengubah dosis obat tanpa berkonsultasi dengan profesional kesehatan.
Pemeriksaan Kesehatan Rutin:
Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mendeteksi kondisi medis yang mungkin meningkatkan risiko memar.
Pencegahan Osteoporosis:
- Pastikan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup untuk mendukung kesehatan tulang.
- Melibatkan diri dalam aktivitas fisik yang membangun kekuatan tulang, seperti berjalan atau berenang.
Perbaikan Lingkungan Rumah:
- Pastikan penerangan yang cukup di rumah untuk menghindari kecelakaan.
- Gunakan karpet atau alas anti-selip di area yang berpotensi licin.
Konsultasi dengan Profesional Kesehatan:
Jika ada kekhawatiran tentang risiko memar yang tinggi, konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan untuk saran lebih lanjut.
💬Langkah-langkah ini dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung kesehatan lansia, sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya memar.
Mengobati memar pada lansia umumnya melibatkan tindakan perawatan dan manajemen gejala untuk membantu mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengobati memar pada lansia:
Pemberian Kompres Dingin:
- Segera setelah terjadi cedera atau muncul memar, aplikasikan kompres dingin pada area yang terkena. Kompres dingin dapat membantu mengurangi pembengkakan dan meredakan rasa sakit.
- Gunakan kantong es atau bungkus es dengan handuk tipis dan tempelkan pada area memar selama 15-20 menit. Jangan langsung mengaplikasikan es pada kulit untuk menghindari kerusakan kulit.
Pemberian Kompres Hangat:
- Setelah 48 jam pertama, ketika pembengkakan sudah berkurang, kompres hangat dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah di area memar.
- Tempelkan kompres hangat pada area memar selama 15-20 menit.
Istirahat dan Pengangkatan Bagian yang Terkena:
- Berikan waktu istirahat pada area yang memar dan hindari aktivitas yang dapat memperburuk cedera.
- Jika memar terjadi pada kaki atau tungkai, angkat bagian yang terkena untuk mengurangi pembengkakan.
Konsumsi Obat Penghilang Nyeri:
Penggunaan obat penghilang nyeri non-preskripsi, seperti parasetamol atau ibuprofen (dengan pertimbangan dokter), dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan.
Penggunaan Krim atau Salep Arnika:
Krim atau salep arnika dapat digunakan untuk mengurangi peradangan dan mempercepat proses penyembuhan memar. Pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaan dengan hati-hati.
Perhatian pada Kesehatan Kulit:
- Jaga agar kulit di sekitar memar tetap bersih dan hindari gosokan yang berlebihan.
- Gunakan salep atau krim pelembap untuk membantu mengatasi kekeringan kulit.
Konsultasi dengan Dokter:
- Jika memar disertai dengan gejala yang lebih serius, seperti nyeri hebat, pembengkakan yang parah, atau perubahan warna yang tidak normal, segera konsultasikan dengan dokter.
- Lansia yang mengonsumsi obat-obatan tertentu atau memiliki kondisi kesehatan tertentu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat-obatan penghilang nyeri atau perawatan lainnya.
Proses penyembuhan memar pada setiap individu bisa berbeda-beda. Jika ada kekhawatiran atau kondisi memar tidak membaik, segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk penanganan yang lebih lanjut.
Sumber:
https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/healthy-aging/in-depth/easy-bruising/art-20045762
https://www.homewatchcaregivers.com/blog/prevention-safety-tips/elderly-skin-bruising-explained/
https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/bruises-article
No comments:
Post a Comment