Sunday, 21 January 2024

Permasalahan Ginjal pada Lansia.

       Seiring bertambahnya usia, kemungkinan besar lansia akan menderita masalah ginjal dan saluran kemih . Masalah ginjal juga dapat meningkatkan risiko penyakit lain seperti penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).

Ginjal adalah dua organ berbentuk kacang yang terletak di punggung bawah. Ginjal menyaring sebagian limbah tubuh dan menjaga keseimbangan kimiawi tubuh. Mereka juga mengambil cairan dan sisa makanan atau obat-obatan. Selain itu, ginjal membantu mengontrol tekanan darah dan memproduksi sel darah merah.  

Lansia kemungkinan besar menderita masalah ginjal karena penuaan.
(Sumber: paguyuban kel. besar 49)

Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh manusia yang berperan dalam menyaring darah, mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, serta mengeluarkan limbah dalam bentuk urine. Pada lansia, terdapat beberapa permasalahan kesehatan yang dapat muncul terkait dengan fungsi ginjal. 

Beberapa permasalahan tersebut antara lain:

Penurunan Fungsi Ginjal : 
Dengan bertambahnya usia, ginjal cenderung mengalami penurunan fungsi filtrasi glomerulus, yang disebut dengan Glomerular Filtration Rate (GFR). GFR yang rendah dapat menyebabkan penumpukan zat-zat limbah dalam darah.

Penurunan Jumlah Nefron: 
Nefron adalah unit fungsional dari ginjal yang terlibat dalam proses penyaringan darah. Pada usia lanjut, jumlah nefron cenderung berkurang, yang dapat mempengaruhi kemampuan ginjal untuk menyaring darah dengan efisien.

Penurunan Kemampuan Mengatur Cairan dan Elektrolit:
Ginjal berperan dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Pada lansia, kemampuan ginjal dalam melakukan regulasi ini dapat menurun, menyebabkan risiko dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit.

Peningkatan Risiko Penyakit Ginjal Kronis (PGK): 
Lansia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan Penyakit Ginjal Kronis (PGK). Faktor-faktor seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit kardiovaskular dapat meningkatkan risiko PGK pada lansia.

Lansia memiliki rasio lebih tinggi kena PGK.
(Sumber: foto canva.com)
Penyakit Ginjal Polikistik: 
Ini adalah kondisi genetik di mana kista-kista berkembang di dalam ginjal, mengganggu fungsi normalnya. Meskipun gejalanya mungkin tidak muncul hingga usia tertentu, penyakit ginjal polikistik dapat mempengaruhi lansia.

Obstruksi Saluran Kemih: 
Lansia mungkin mengalami peningkatan risiko obstruksi saluran kemih, seperti pembesaran prostat pada pria atau kelainan struktural pada saluran kemih, yang dapat menghambat aliran urine.

Efek Obat-obatan: 
Penggunaan obat-obatan tertentu pada lansia untuk mengatasi masalah kesehatan lainnya dapat memiliki efek samping atau memengaruhi fungsi ginjal.

💬Permasalahan ginjal pada lansia bisa bersifat kompleks dan memerlukan perhatian medis. 

       Lansia yang mengalami masalah ginjal mungkin menunjukkan sejumlah gejala dan tanda. Namun, perlu diingat bahwa gejala ini bisa bervariasi dan tidak semua orang dengan masalah ginjal akan mengalami semua gejala berikut. 

Beberapa ciri umum lansia yang mungkin mengalami masalah ginjal meliputi:

Perubahan Kuantitas dan Kualitas Urine:

  • Frekuensi buang air kecil yang meningkat.
  • Perubahan warna urine, seperti gelap atau berbusa.
  • Bau urine yang tidak biasa.

Retensi Cairan:
Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau wajah akibat penumpukan cairan (edema).

Penurunan Fungsi Ginjal:
  • Penurunan volume urine.
  • Peningkatan rasa haus atau kelelahan.
Penurunan fungsi ginjal dengan peningkatan rasa haus.
(Sumber: foto canva.com)
Tekanan Darah Tinggi:
Hipertensi dapat menjadi tanda masalah ginjal, dan sebaliknya, masalah ginjal dapat memicu peningkatan tekanan darah.

Kelelahan dan Kelemahan:
Lansia dengan masalah ginjal mungkin merasa lebih lelah atau lemah secara umum.

Hilangnya Nafsu Makan:
Hilangnya nafsu makan atau perubahan pola makan.

Masalah Konsentrasi dan Kecemasan:
Masalah ginjal dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit dalam tubuh, yang dapat memengaruhi fungsi otak dan menyebabkan masalah konsentrasi atau kecemasan.

Nyeri atau Ketidaknyamanan di Daerah Ginjal:
Nyeri atau ketidaknyamanan di bagian bawah punggung, di kedua sisi tulang belakang, yang dapat menandakan masalah ginjal.

Perubahan Elektrolit:
Gangguan elektrolit seperti peningkatan kadar kalium dalam darah (hiperkalemia) dapat terjadi dan menyebabkan gejala seperti lemah otot atau irreguler jantung.

Penurunan Fungsi Kognitif:
Masalah ginjal yang parah dapat berkontribusi pada penurunan fungsi kognitif atau masalah memori pada lansia.

       Mengatasi permasalahan ginjal pada lansia melibatkan serangkaian tindakan yang melibatkan perubahan gaya hidup, pengelolaan kondisi medis yang mendasari, dan perhatian medis secara berkala.

Beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi atau mencegah permasalahan ginjal pada lansia:

Pantau Kesehatan Ginjal secara Berkala:
Lansia sebaiknya menjalani pemeriksaan kesehatan rutin termasuk pemeriksaan fungsi ginjal, seperti tes darah dan urin, untuk mendeteksi dini masalah ginjal.

Kontrol Tekanan Darah:
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama untuk kerusakan ginjal. Lansia perlu menjaga tekanan darah mereka dalam batas normal dengan mengikuti anjuran dokter, mengonsumsi obat tekanan darah jika diperlukan, dan menerapkan perubahan gaya hidup sehat.
Tekanan darah faktor utama kerusakan ginjal.
(Sumber: foto canva.com)
Kontrol Gula Darah:
Jika seseorang memiliki diabetes, penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Kontrol gula darah yang baik dapat membantu melindungi ginjal dari kerusakan.

Pola Makan Sehat:
Mengadopsi pola makan sehat dengan membatasi asupan garam, lemak jenuh, dan kolesterol dapat membantu menjaga kesehatan ginjal. Mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian juga disarankan.

Pertahankan Berat Badan Sehat:
Menjaga berat badan yang sehat melalui aktivitas fisik dan diet seimbang dapat membantu mengurangi risiko masalah ginjal.

Hindari Konsumsi Alkohol Berlebihan:
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan ginjal. Lansia sebaiknya membatasi konsumsi alkohol sesuai dengan pedoman kesehatan.

Hindari Rokok:
Rokok dapat merusak pembuluh darah dan memperburuk masalah kesehatan ginjal. Berhenti merokok dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan ginjal.

Minum Air Secukupnya:
Mengonsumsi cukup air membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan dapat mencegah pembentukan batu ginjal.

Hindari Obat-obatan Berpotensi Merusak Ginjal:
Beberapa obat-obatan, terutama NSAIDs (antiinflamasi nonsteroid) dan obat-obatan tertentu, dapat merusak ginjal. Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat-obatan yang aman untuk ginjal.

Pengelolaan Stres:
Stres dapat berkontribusi pada tekanan darah tinggi. Melibatkan diri dalam kegiatan relaksasi seperti meditasi atau yoga dapat membantu mengelola stres.

Konsultasi dengan dokter untuk merencanakan pendekatan terbaik sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan individu. Pencegahan dan deteksi dini merupakan kunci untuk mengatasi permasalahan ginjal pada lansia.

       Makanan yang baik untuk kesehatan ginjal adalah yang mendukung fungsi ginjal dan membantu mencegah kerusakan pada organ tersebut. 

Beberapa jenis makanan yang dapat membantu menjaga kesehatan ginjal:

Air:
Konsumsi air yang cukup sangat penting untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan membantu mengeluarkan zat-zat sisa melalui urine.

Buah-buahan dan Sayuran:
Buah-buahan dan sayuran yang rendah akan potassium, sodium, dan fosfor dapat membantu mengurangi beban kerja pada ginjal. Contohnya termasuk apel, buah beri, ceri, brokoli, kubis, dan wortel.

Ikan dan Asam Lemak Omega-3:
Ikan berlemak seperti salmon, trout, dan mackerel mengandung asam lemak omega-3 yang dapat memiliki efek positif pada kesehatan ginjal dan membantu mengurangi peradangan.

Protein Rendah Lemak:
Pilihan protein yang rendah lemak, seperti daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, telur, dan produk susu rendah lemak, dapat membantu mengurangi beban kerja pada ginjal.

Kacang-kacangan dan Biji-bijian:
Kacang-kacangan dan biji-bijian, seperti kacang merah, kacang hitam, quinoa, dan beras merah, dapat menjadi sumber protein yang baik dengan kandungan fosfor yang lebih rendah.

Beras dan Pasta:
Pilihan nasi dan pasta yang diolah minim dapat memberikan energi yang diperlukan tanpa memberikan terlalu banyak fosfor.

Beras Merah:
Beras merah mengandung serat dan nutrisi yang baik, dan memiliki kandungan fosfor yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis beras lainnya.

Kentang:
Kentang yang dimasak dengan cara direbus atau dipanggang dapat menjadi pilihan yang baik, karena mengandung potassium lebih rendah dibandingkan dengan jenis kentang yang digoreng.

Sayuran Hijau:
Sayuran hijau seperti bayam, kale, dan selada romaine adalah sumber vitamin dan mineral yang baik dengan kandungan fosfor yang rendah.

Bawang Putih:
Bawang putih memiliki sifat anti inflamasi dan dapat membantu menurunkan tekanan darah, yang baik untuk kesehatan ginjal.

      Pengobatan masalah ginjal tergantung pada penyebab spesifiknya dan tingkat keparahan kondisinya. Jika Anda atau seseorang mengalami gejala masalah ginjal, langkah pertama yang harus diambil adalah berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan diagnosis dan rencana pengobatan yang sesuai. 

Beberapa pendekatan umum yang dapat digunakan dalam pengobatan masalah ginjal:

Pengelolaan Penyebab Dasar:
Jika masalah ginjal disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, atau penyakit ginjal kronis, pengelolaan penyebab dasar tersebut menjadi fokus utama. Hal ini dapat melibatkan pengaturan pola makan, obat-obatan, atau perawatan untuk kondisi kesehatan yang mendasari.

Kontrol Tekanan Darah:
Penting untuk mengontrol tekanan darah, karena tekanan darah tinggi dapat merusak ginjal. Dokter mungkin meresepkan obat antihipertensi atau merekomendasikan perubahan gaya hidup untuk menjaga tekanan darah pada tingkat yang aman.

Manajemen Diabetes:
Jika masalah ginjal terkait dengan diabetes, kontrol gula darah menjadi kunci. Pengelolaan diabetes melibatkan pengontrolan kadar gula darah, perubahan pola makan, dan pengaturan obat-obatan.

Pengelolaan Diet:
Diet yang sehat dan terkontrol dapat membantu mengurangi beban kerja pada ginjal. Ini mungkin melibatkan pembatasan asupan garam, protein, dan kalium, tergantung pada kondisi spesifik.

Penghindaran Zat-Zat Berbahaya:
Menghindari zat-zat berbahaya seperti alkohol, rokok, dan obat-obatan tertentu yang dapat merusak ginjal.

Pengobatan Simptomatik:
Untuk mengatasi gejala seperti edema (pembengkakan), dokter mungkin meresepkan diuretik atau obat-obatan lainnya sesuai kebutuhan.

Manajemen Cairan dan Elektrolit:
Kontrol asupan cairan dan elektrolit menjadi penting, terutama jika ada masalah keseimbangan cairan atau elektrolit.

Pengobatan Dialisis atau Transplantasi Ginjal:
Pada kasus-kasus tertentu, ketika fungsi ginjal sangat terganggu, dialisis atau transplantasi ginjal mungkin diperlukan. Dialisis membantu menyaring darah untuk menggantikan fungsi ginjal yang berkurang, sedangkan transplantasi ginjal melibatkan pemasangan ginjal dari donor yang sesuai.

Pengobatan spesifik akan disesuaikan dengan kondisi individu, dan perencanaan pengobatan harus dibahas secara langsung dengan dokter. Selalu penting untuk mengikuti petunjuk dokter, melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur, dan mengadopsi gaya hidup sehat untuk mendukung kesehatan ginjal.



Sumber:

https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/kidneys-age-related-problems 

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-kidney-disease/symptoms-causes

https://www.uofmhealth.org/conditions-treatments/kidney/older-adults-kidney-disease

https://www.kidney.org/news/monthly/wkd_aging

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4291282/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10151089/

https://www.nytimes.com/2021/11/01/well/live/chronic-kidney-disease-failure.html

No comments:

Post a Comment